Assalamualikum WW.

Bersama ini saya  sampaikan renungan Akhir pekan untuk kita semua semoga 
bermanfaat.

Subject: [ PERMAINAN ..... SERIUS!]


 ..., sebuah syair ringan dari WS. Rendra....,luangkan waktu sejenak buat
 baca nih rubrik.., setelah itu boleh didelete ya.....

 ' Selamat berakhir pekan ....!!~

PERMAINAN ..... SERIUS!

Seorang guru wanita dengan bersemangat mengajarkan sesuatu kepada
 murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya
 ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Guru itu berkata, "Saya

 punya satu permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur,di 
tangan
kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah
 "Kapur!",
jika saya angkat penghapus ini, maka katalah "Penghapus!"
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian
 mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin
 cepat.

Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.

Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Penghapus!", jika saya angkat
 penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi.
 Tentu
saja murid-murid tadi banyak yang keliru dan kikuk, dan sangat sukar
 untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan 
tidaklagikikuk.
Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Anak-anak, begitulah
 kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang batil itu batil.
 Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita 
memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari 
yang haq menjadi batil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi 
kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan 
cara-caramenarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kita akan terbiasa dengan 
halitu. Dan kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah
berhenti membalik dan menukar nilai dan etika. "Keluar berduaan,
 berkasih-kasihan atau berpacaran tidak lagi menjadi suatu masalah, Zina 
tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi  menjadi hal yang lumrah, tanpa 
rasa malu, sex
sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan 
panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik
 kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain."
"Semuanya sudah terbalik." lanjutnya, "Dan tanpa disadari, kita
 sedikitdemi sedikit menerimanya tanpa merasa bahwa itu merupakan satu
kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya.
"Paham Bu..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Ibu ada Qur'an,
 Ibu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang kamu berdiri di luar 
karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di
tengah tanpa memijak karpet?"
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,
 dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia
 ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya... Musuh-musuh
 Islam tidak akan memijak-mijak kita dengan terang-terang. Karena tentu 
kita
akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam
dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kita perlahan-lahan
dari pinggir, sehingga kita tidak sadar."
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka buatlah pondasi
 yang kuat.
Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai
 dengan pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan 
dikeluarkandulu,terus dipindahkan dulu, lemari dibuang dulu satu persatu, 
baru rumah dihancurkan..."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Mereka tidak akan
 menghantam terang-terangan, tapi mereka akan perlahan-lahan
 meletihkan kita. Mulai dari perangai kita, cara hidup, pakaian dan
lain-lain, sehingga meskipun kita muslim, tapi kita telah
 meninggalkan ajaran Isla dan mengikuti cara-cara mereka... Dan itulah yang 
mereka inginkan. Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). 
Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita.. "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak Ibu?" tanya
 salah seorang muri"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, 
misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak 
lagi."
 "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar,
akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka
 akanbangkit serentak, baru mereka akan sadar"."Kalau begitu, kita 
selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari
 berdoa dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan
 tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...Begitu 
pula bagi  para netter, ada apa pula gerangan yang sedang Anda pikirkan.?
Silahkan dinikmati karya WS.Rendra ini karena sangatterasa indah dan 
menyentuh :
Seringkali kau berkata,
ketika orang memuji milikku,bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,bahwa 
mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,bahwa hartaku 
hanya titipan Nya,bahwa putraku hanya titipan Nya. Tetapi,mengapa aku tak 
pernah bertanya, mengapa dia menitipkan padaku ? Untuk apa Dia menitipkan ini 
padaku ? Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini 
? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali 
oleh-Nya ?
Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja,
untuk melukiskan bahwa itu derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskin
Seolah........
semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah.....
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika.
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih...
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai
keinginanku.
Gusti......,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah.....
Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan tidak ada bedanya.
(WS Rendra)

Wssalamualikum WW.
Darius Nurdin
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke