Spekulasinya bhw perjalanan perkembangan koloni manusia hampir mirip dengan gurindam. bersajak AB-AB. demikian juga dengan jalan sejarah manusia. selalau saja jika digeneralisir memperlihatkan perulangan dari masa satu masa ke masa berikutnya. Jika dahulu sebelumnya daripada masa sebelum ini, penekanan pada individu lebih dominan dibadning kelompok atau system. masa itu individu membangun kelompok. Lalu persis semasa sebelum skrg penekanan lebih banyak pada kelompok yg tersistimasi. System kelompok lantas membangun individu. Lalu persis semasa setelah itu (mungkin saja baru mulai saat ini atau mungkin telah mulai bbrp waktu yg lalu bagi sebagian org atau tak akan pernah mulai bagi yg lainnya), system kelompok mulai kehilangan akal. individu yg terbangun didalam nya mengobrak abrik system itu sendiri. namun gejala selalu saja benar. yg suka salah hanyalah yg mengamati. maka terlihat bahwa pengembangan kembali tertumpu pada individu. gejala jaman pencerahana baru mulai terlihat dalam bbrp lapisan individu. itulah jaman gelombang kearifan dan spirituil. kesadaran bhw nilai kebaikan perlu dikembang biakan di lingkungan sendiri yg dimulai dari diri sendiri. memang tak ada pilihan krn tak akan pernah ada org lain yg akan menyemaikannya utk kita. bahkan menabrak batas negara. Romantisme nasionalisme terkelahkan oleh romantisme harmonisasi. ini masuk akal saja. krn setiap kita membangun atribut eksklusif apapun atas diri atau kelompok maka segera kita membangun batas dengan yg lain. sementara harmonisasi tak mungkin terjadi jika tak berada dalam kesetimbangan keseluruhan. lantas jika hal diatas benar maka system/idiologi negara sudah tdk lagi merupakan isu yg perlu dipusingkan. mulai saja dari tempurung kepala sendiri2. bahwa kita perlu bekerja juh lbh keras dari saat ini dg benar dan memperhatikan lingkungan sekitar kita serta dukung mendukung satu sama lain.
sayang sekali bhw tan malaka, bung hatta, bahkan socrates tak ada di masa ini. jika ada mungkin kita akan mendengar pendapat mereka yg berbeda dari apa2 yg pernah mereka sampaikan. maka dari itu. segala nya ada dipundak dan persepsi kitas sahaja. tapi kalao indonesia rasanya tak perlu begitu memusingkan hal ini. kalo dilihat riwayat, memang kita hanyalah humus dari peradaban. menyuburkan mereka dari pinggiran wilayah peradaban utama. yg jelas kita ini adalah tak berakar. mulai dari candi barobudur sampai gedung davinci, semuanya dalah karya org2 pendatang. dulu para leluhur kita berhasil menepikan para penetap sebelumnya dg membawa peradaban2 yg telah tak terpakai di daratana utama. dan skrg kita pun mulai tertepikan oleh pendatang2 baru yg akan jadi leluhur baru buat generasi berikutnya. lalu dimanakan pijakan kita melihat realita yg ada ini? --- In [EMAIL PROTECTED], jabok <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > sebenarnya jika bisa dilihat keabsolutan penuh sampai tingkat mikro itu yang diperlukan... > otonomi penuh... sampai kapan pun selama otonomi penuh, yang menjamin kedaulatan setiap suku bangsa terpenuhi tidak ada yang bermasalah dengan ini... > > ironisnya, di indonesia ini yang tidak terwujud... > > pilihan indonesia sebenarnya banyak... > > sperti otonomi penuh, federasi, dsb bahkan yang terparah adalah nation state... indonesia harus bubar dan setelah 1 abad menyatu kembali dengan nama uni indonesia... > > yang diminta oleh masyarakat adalah kedaulatan atas dirinya, keluarganya, hak2nya, termasuk hak tanah dsb... sejauh ini hak2 privilage itu yang terabaikan... kalau otonomi penuh terjadi, dan pengkajian ulang terhadap pajak, dimana harus dicari solusi pemasukan lain dari negara... baru kedaulatan itu tercapai... sampai lingkaran setan itu tidak terpecahkan... ya kita 17 agustusan terus aja... > > pemasukan negara itu akan merosot drastis karena otonomi penuh, sedangkan SBI di BI menumpuk dan pemerintah harus menanggung bunga setiap tahun... tapi yg terjadi lebih kompleks dari itu... TNI, departemen, dll, parpol... apakah berani berubah dan menanggung perubahan... > > wassalam, > jabok > > > Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sekedar membandingkan, > > Seorang warga negara Korea yang notabene perekonomian > negaranya sudah maju mengatakan penyesalannya kenapa Korea > Selatan dan Korea Utara tidak bersatu sehingga menjadi sebuah > negara besar. > > Uni Soviet, yang sekarang terpisah menjadi negara-negara kecil > mengalamai penurunan kewibawaannya dalam percaturan > internasional. > > Bagaimanapun hebatnya perekonomian Singapura tapi tidak bisa > menjadi negara 'besar' karena penduduk yang sedikit dan > wilayah yang kecil. > > Bersatunya negara-negara eropa dalam uni eropa, bidang > ekonomi, parlemen, dan akan mengarah dalam kesatuan pandangan > dan pencapaian politik, membuktikan bawa berhimpun > mendatangkan kekuatan yang lebih besar. > > Tetap aktif (dirasakan perlunya) kerjasama regional bidang > ekonomi dan pertahanan. > > Timor timur yang lepas dari NKRI ternyata tidak menjadi lebih > baik nasibnya sampai sekarang. > > Wassalam > > Arnoldison > > > Wednesday, May 30, 2007, 8:07:37 AM, you wrote: > > MS> Jangan ragukan rasa kebangsaan Indonesia saya sampai umur 22 > MS> tahun. Ketika mendengar ada propinsi yang hendak merdeka, hati > MS> saya sangatlah dongkol bukan kepalang. Bahkan ketika orang tua > MS> saya dicabut hak-haknya berkarir sebagai pegawai negeri sipil > MS> gara-gara isu tidak bersih lingkungan, rasa kebangsaan saya pun > MS> masih tinggi. Paman jauh saya, sejak tahun 70 sudah mengganti > MS> kewarganegaraan mereka sekeluarga. Ketika mereka pulang mudik di > MS> tahun 1993, hati saya masih marah betapa mereka dengan mudah > MS> mengganti kewarganegaraan. > > --- delete -- > > > > > > > > > --------------------------------- > Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---