Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju nagari 
kominih tuh mah...:)

Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau kembali 
ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus seperti 
ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan Pesisir 
Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak? 

Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek Penjara 
Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa dilakukan...? 

Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek jadi 
harus transparan...:)

Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
kamanyampaikan...

Salam,
Nofrins

Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:        > Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan  Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program  siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah 
> warga di Jembatan Akar  (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir 
> Selatan (Pessel), Sumatera  Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi  untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen  pengambilan gambar 
> program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata  kamerawan Trans 7 Ferry 
> Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu  (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan  gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di  Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan  tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan  semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
>  "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang  
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat  terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan,  kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh  maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin  banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu  datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, 
> dan akhirnya  ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh  
> orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50  ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika  semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka  tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi  akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh  anak dan akhirnya ditambah dua 
> orang lagi karena ada yang menangis tidak  mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana  untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya,  saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta  uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi  dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan  untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi  dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu,  rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak  awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu,  termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut  Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah  provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si  Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan  bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek  wisata di Indonesia juga sekaligus 
> ajang promosi bagi daerah tersebut,  tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu,  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, 
> James Hellyward di Padang, Jumat  (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan 
> kejadian itu. Tindakan warga masyarakat  sekitar Jembatan Akar itu merugikan 
> promosi wisata daerah  Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan  Sumbar. Perilaku 
> seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang  kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar  akan terus melakukan upaya-upaya 
> dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya  dunai pariwisata.
>
> Di lain pihak, James menyarankan agar para  wartawan, khususnya kru TV 
> nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan  pihak terkait, bila 
> ingin melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
>  "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk mengawal 
>  selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229


  
 
 
 
 
 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
      using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
            accept no liability for any loss or damage arising
                from the use of this E-Mail or attachments.
 
 


       
---------------------------------
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke