Batua bana NI hanifah..pasti ado kekurangan dan kalabiahan nan harus saliang 
malangkoki...

Kalau nan tajadi dikampuang ambo, nan pai sholat jumat iko biasonyo dari sagalo 
lapisan masyarakaik. sa pareman2nyo urang dan indak sholat wajib 5 x sahari nan 
sholat jumaik ko yo paralu deknyo..karano mgk masih ado malu kalau diliek urang 
banyak. Taroklah pareman iko indak sato namun target utamo kito yo lapisan nan 
Uni sabuik tadi, niniak mamak, alim ulamo, cadiak pandai nan nota bene adolah 
tokoh masyarakaik dikampuangnyo nan masih didanga urang. tokoh ikolah nantinyo 
nan salanjuiknyo manyambuang estafet ide2 kito untuak ditaruihkan bakeh 
masyarakat tamasuak urang rumah masiang2/kaum Ibu.

Nan biasonyo salapeh sholat jumaik ko mereka2 ko tamasuak pareman akan kongkow2 
dulu dilapau sambia minum kopi. Bisa kito bisa pastikan akan tajadi diskusi nan 
cukuik paneh disiko. ikolah nan kito harokkan..dari pembicaraan dari muluik 
kamuluik akan bakambanglah ide kito untuak mambantuak budaya melayani tadi.

mengenai kaum padusi selain tantunyo akan cukuik mangatahui apo nan 
disammpaikan anggota mappas tadi di musajik, mako kitopun bisa mamanfaatkan 
walinagari nan sa ide untuak manyambuangkan ka kumpulan Ibu2 nan biasonyo ado 
ditiok nagari yaitu PKK. Nan ibu2 ko kalau dikampuang kan suko bana bakumpua 
kumpua apolai nan maundang walinagari.

jadi sabananyo kalau kito manfaatkan masyarakaik kito ko akan banyak tanago dan 
kekuatan nan kito dapek. TIngga lai baa panguryuih MAPPAS sumbar mampu dan mau 
untuak mamanfaatkan potensi iko. paliang indak kito nan dirantau apabilo pulang 
kampuang dan tanyato ado objek wisata disitu yo kito turun tangan lah salapeh 
sumbayang jumaik atau kalapau kito bukak saketek kaji ko...

penyadaran masyarakaik dan pembentukan budaya melayani ko memang ndak bisa 
sacaro instant. butuh keseriusan dan kesinambungan. kalau kito/mappas serius 
mungkin bisa kito kaja dalam jangko 3- 10 tahun iko...itu tidak berarti waktu 
yang panjang dan melelahkan karano samakin panjang wakatunyo samakin banyak 
pahalo dari karajo sosial nan kito dapekkan...Insya Alloh..

salam

Ben

hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Setuju sanak Benni
   
  Mesjid tempat berkumpul semua lapisan, ada kelompok cadiak pandai, niniak 
mamak, dan ada kelompok alim ulama.
  Namun yang ikut sholat Jumat kan cuman bapak-bapak, bagaimana dengan kaum 
perempuan ? 
  Rasanya dampak pariwisata lebih banyak dialami oleh perempuan. 
  Baik dampak positif maupun dampak negatif.
  Trus rasanya para pareman jarang pula yang ikut sholat.
  Mudah-mudahan tidak begitu di daerah lain.
   
  Pada prinsipnya tidak satu jalan ke Roma
  Semua jalan punya kelebihan dan kekurangan
  Mudah-mudahan masih ada ide lain lagi yang melengkapi ide yang ada
   
  Salam
   
  Hanifah
   
  Yang juga bangga jadi wanita Minang
   
   
  
benni inayatullah  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Sanak sadonyo..
   
  Mohon maaf subject ambo ganti manuruik salero ambo...banyak sekali ide-ide 
yang menarik dan visioner yang kita dapatkan di topik ini. pada intinya adalah 
untuk menimbulkan rasa memiliki masyarakat ataupun pelaku pariwisata terhadap 
industri pariwisata sehingga perilaku negatif yang banyak kita temui saat ini 
bisa berkurang bahkan nihil.
  Sedikit berpendapat menurut saya ide membuat iklan layanan masyarakat dan 
membuat TV pariwisata adalah sesuatu yang belum terlalu dibutuhkan kalau 
tujuannya untuk menimbulkan rasa memiliki dan pemahaman masyarakat terhadap 
hakikat pariwisata dan pentingnya budaya pelayanan. Menurut sudut pandang saya 
iklan layanan  masyarakat ini mempunyai cost yang sangat tinggi. Besar sekali 
biaya yang dibutuhkan untuk iklan yang hanya berdurasi 30 detik itu mulai dari 
biaya produksi hingga biaya penayangannya. Pertanyaan selanjutnya tentu dari 
mana biayanya ?
  Kemudia mengenai TV Pariwisata sendiri saya kira masalahnya juga tidak jauh 
dari itu yaitu biaya. Untuk membuat satu stasiun TV swasta dengan memenuhi 
standar kelayakan yang diminta Menkominfo sebagai standar pendiriannya 
membutuhkan lebih kurang 7 M. Untuk biaya operasional TV yang membutuhkan 
produksi sebulannya sekitar 300 jt, kalau tidak membutuhkan produksi tentu 
biayanya kurang dari itu. Namun dilihat dari sudut manapun ide ini serasa 
kurang menyentuh akar persoalan. TV pariwisata ini akan bermanfaat apabila 
dilakukan untuk me "maintenance" turis agar tinggal lebih lama di sumbar dan 
tidak efektif untuk sarana promosi apalgi untuk sosialisasi ke masyarakat. 
Setidaknya dibandingkan ide  saya  dibawah ini.
  Saya melihat pendekatan ke masyarakat kita tidak bisa dengan cara cara yang 
sepintas lalu. Katakanlah kita membuat iklan layanan masyarakat di TVRI, 
masyarakat kita boleh dikatakan amat sangat jarang menonton TVRi karena boleh 
dikatakan rata2 yang punya TV punya parabola dan tentu saja mereka lebih 
menyukai TV swasta dengan Entong, eneng ataupun tayangan penuh imajinasi 
lainnya. Kalau kita tayangkan ke TV swasta tersebut tentu balik lagi ke 
persoalan awal siapa yang akan membiayai ?
  Saya pikir program yang paling "feasible" yang bisa dilakukan MAPPAS adalah 
dengan turun langsung ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan ataupun 
pelatihan. MAPPAS mengundang pelaku pariwisata di satu lokasi wisata misalnya 
untuk bersama-sama membicarakan mengenai pentingnya budaya pelayanan. Hal ini 
dilakukan di setiap lokasi wisata yang ada di sumbar dengan menghadrikan ahli 
marketing cukup yang lokal saja tidak perlu  menghadirkan motivator handal yang 
bayaran nya 40 jt sekali tampil itu. 
  Kemudian untuk sosialisasi ke masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata 
itu atau nagari dimana masyarakatnya bersentuhan secara tidak langsung maka 
forum yang paling ideal adalah sehabis sholat jumat.  Kebiasaan masyarakat 
kampung kita kalau ada hal yang perlu diberitahukan ke masyarakat maka wali 
nagari sehabis sholat jumat selalu meminta peserta jumat untuk duduk sebentar 
untuk mendengarkan pengumuman. Untuk ini saya rasa setiap pengurus ataupun 
anggota mappas bisa berpartisipasi karena forum ini akan berlanjut ke 
pembicaraan dari mulut ke mulut yang sudah teruji kehandalannya. Apalagi budaya 
ota di lapau masyarakat kita bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi ini.
  Bayangkan...efektif mana sosialisasi dua arah yang dilakukan pengurus MAPPAs 
di lokasi wisata dan di mesjid dengan komunikasi searah yang dilakukan oleh 
iklan di  televisi ? mana yang lebih efektif sekaligus efisien ? silahkan 
dibahas
   
  Salam
  Ben
   
    
---------------------------------
  Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, 
news, photos & more.
       
---------------------------------
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.
  
 



       
---------------------------------
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke