Sanak sadonyo  sadar atau tidak perubahan itu terus berjalan, masalahnya 
apakah perubahan itu cocok atau tidak dengan selera kita sesuai atau tidak 
dengan mindset kita. Apabila kita atau sekelompok orang yang berpikiran sama 
dengan kita menghendaki perubahan yang lain dari yang berkembang dimasyarakat 
maka itu memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tidak ada perubahan damai 
yang instant. James Prochaska dan Carlo Diclemente mempunyai konsep Stages to 
Change Model pada tahun 80an. Konsep ini berguna untuk memahami perubahan 
perilaku dimana kedua pakar ini melihat perubahan prilaku adalah proses yang 
meliputi 5 tahap yaitu prakontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan dan 
pemeliharaan.


  Pada tahap prakontemplasi ini orang merasa tida perlu berubah. Mereka sudah 
merasa nyaman dan stabil dengan keadaan saat ini. sementara pada tahap 
kontemplasi mulai ada keinginan atau niat untuk menilai atau melihat sisi buruk 
atau negatif dari kebiasaan dan prilaku yang dipertahankan selama ini. Meskipun 
ada kesadaran namun masih terdapat keraguan untuk mengubah tatanan yang ada. 
Berlanjut kepada tahap persiapan sudah muncul keinginan untuk merubah diri 
karena tak ada lagi keraguan bahwa memang ada sisi negatif yang melekat selama 
ini yang harus dibuang dan diganti dengan yang baru yang lebih baik.


  Ketika ketiga tahap ini sudah dilalui maka perubahan perilaku akan mudah 
dicapai. Dari proses yang tidak singkat tersebut jelaslah bahwa tidak 
relevannya pendekatan instat dan pragmatis dalam merubah pola pikir individu 
ataupun jika ditarik ke komunitas sosial lainnya. Perubahan yang berhasil dan 
bertahan lama adalah berawal dari meningkatnya kesadaran (consciousness rising) 
dan bukannya dari desakan eksternal.


  Jikia kita urut mata rantai sejarah maka sedikit banyaknya konsep kedua pakar 
ini sejalan dengan dinamika perubahan di sumatra barat. Tengoklah perubahan 
yang dibawa oleh perantau minang yaitu haji miskin, haji piobang dan haji 
sumanik kemudian 50 tahun kemudian perubahan juga disemai oleh haji ismail yang 
kemudian di teruskan lagi oleh inyiak jambek dan inyiak Rasul. Apa yang bisa 
kita simpulkan dari mata rantai sejarah tersebut ? Kesemua perubahan itu memang 
faktor pembawanya dari luar namun proses perubahan itu sendiri dilakukan dari 
dalam. Sehingga masyarakat Minang tidak menganggap perubahan itu adalah faktor 
eksternal yang memaksakan perubahan sesuai kemauan mereka melainkan perubahan 
yang berawal dari dalam yang membangkitkan kesadaran untuk berkontemplasi. 
Perlawanan memang ada namun self defense itu tidaklah sebesar perubahan yang 
sekiranya berasal dari faktor eksternal.


  Patutlah kiranya jika mata rantai sejarah itu menjadi pelajaran bagi kita 
semua. Dalam komunitas milis ini mayoritas kita menginginkan perubahan di ranah 
minang. Kemunduran minang secara sosial politik dan ekonomi musti dirubah dari 
dalam. Tidak bisa dari luar meksipun atas nama perantau. Karena bagaimanapun 
akan muncul self defense yang begitu kuat dari masyarakat sehingga sangat sulit 
untuk menggiring mereka ke tahap kontemplasi.

 
  Mengenai ada atau tidaknya Grand Design yang menciptakan orang minang itu 
dikondisikan untuk berpecah-pecah tidak untuk bersatu seperti yang Pak 
Saafroedin Bahar ungkapkan saya tetap meyakini sumber ketertinggalan kita 
adalah pendidikan. Ketika awal abad 21 Minang adalah sumber SDM Indonesia dan 
ketika itu kita ketahui adat minang masih dijalankan oleh mayoritas masyarakaik 
dan sejarah mencatat ketika itu pendidikan Minang kalau tidak nomor satu adalah 
nomor dua setelah jawa.  Kondisi kekinian, masyarakat minang yang berpendidikan 
baik (well educated) lebih suka berdiam diri diluar minang sementara yang 
berdiam di ranah minang sendiri adalah mereka2 generasi tua dan generasi yang 
kurang mendapat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang mumpuni terutama 
yang berdiam di nagari-nagari. Jika memang sekiranya ada grand design untuk 
menciptakan minang untuk tidak bersatu seyogyanya sudah dari dulu ranah minang 
terpecah belah. Nyatanya sistem sosial pemerintahan yang
 bertumpu pada nagari tidaklah ketinggalan dengan sistem pemerintahan sekarang. 
Desentralisasi ke daerah tingkat II sebagai daerah otonom terkecil adalah 
buktinya bahwa pemikiran datuak2 jaman dulu sudah jauh lebih maju dari 
legislatif dan ekseutif jaman sekarang.


  Bagaimanapun juga perubahan sudah merupakan tuntutan kekinian. Perubahan yang 
dimotori oleh Pak Saafroedin Bahar untuk melakukan kompilasi hukum adat adalah 
keniscayaan. Namun jika proses perubahan itu telah mengerucut ke kelompok yang 
sebaun saja dan terpolarisasi kepada ABS SBK versi rantau maka itu adalah 
sinyal keputusasaan atau deklarasi kekalahan.  Sangat disayangkan sekali.
   
  E yayay
   
  

"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamualaikum w,w, Pak 
Chadiri dan para sanak sapalanta,
   
  Walaupun indak bakuku lai sajak tanggal 1 September nan lampau, sapanjang nan 
dapek ambo karajokan, insya Allah ambo sangat basadio sato sakaki manyusun 
'grand design' tu, khusus untuak paradigma ABS SBK Mazhab Rantau. Forum nan 
bisa dipakai antaro lain Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat nan 
diresmikan Presiden SBY tanggal 12 Agustus nan lalu.
   
  Supayo ado hasilnyo dan indak batele-tele, kito adokan pembahasan sacaro 
terbatas di antaro para sanak nan sabaun sajo, sasuai jo saran sanak kito dari 
Bogor,
   
  Kito adokan 'brainstorming' dulu sabalun marmuskannyo labiah lanjuik.
   
  Wassalam,
  Saafroedin Bahar
  

chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          pak Saf yang baik dan para dunsanak
   
  Kok baitu baa pak Saf Salagi lai bakuku ko pak Saf pasitonggikkan bana Grand 
Design itu Bara sajo nan mungkin Indak ado awak lai nanti dilanjutkan Mudah2han 
  Hanyo sajo soal Kajian dan Penelitian ko io paralu PITIH Kok  diharokkan ka 
pemerintah Kan bukan rahasia lagi hampia saparonya kembali ka sipemberi karajo 
Lah kanyang ambo tu pak Saf
  Ambo maarokkan Uniiversitas Muk Yamin nan ambo ketuanto Kini bamasaalah pulo 
dengan Bupati Solok Lagi lagi KONFLIK Kok indak BATANGKA ruponya bukan urang 
Minang 
  Chaidir N Latief 


  ----- Original Message ----
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Saturday, September 1, 2007 7:10:36 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: DAMI dan Raisah Ali: Kita Memang Baru Bisa 
Berkumpul (Malu aku jadi orang Minang)

  Assalamualaikum ww Sanak Boby Lukman dan Is St Marajo, pak Chaidir, sarato 
sanak sa palanta,
   
  Pasti mustahil mangubah mindset suatu generasi sacaro langsuang, tapi juo 
pasti kalau mindset ko indak diubah atau indah barubah, kito hanyo akan  
maulang-ulang sajo apo nan ado salamo ko, dan makin lamo kito makin mundur dan 
indak maju-maju. Tantang hal iko alah bana kaluahan kito sampaikan atau kito 
baco di RN ki.
   
  Baa juo, memang paralu dirumuskan 'grand design' Minangkabau maso datang nan 
kito inginkan tu. Ambo yakin bahaso sulik bana manyusun suatu 'grand design' 
tunggal untuak saluruah Minangkabau, tapi  bisa disusun duo 'grand design', 
ciek untuak daerah pedesaan [nagari] nan iduik dari sektor pertanian, dan ciek 
lai untuak kota-kota nan alah iduik di sektor modern. Urang Rantau saluruahnyo 
alah iduik di sektor modern ko.
   
  Kalau 'grand desin' ko alah jaleh dan alah kito sapakati basamo, 
palaksanaanyo akan mamakan wakatu kurang labiah kiro-kiro satu generasi lai, 25 
tahun nan kadatang, jo izin Allah swt.
   
  Wassalam,
  Saafroedin Bahar





       
---------------------------------
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke