Berkelana dari Sukabumi ke Ranah Minang, 27 Tahun Rindukan Kasih 
Sayang Ayah            Senin, 03-September-2007, 10:16:26
Telah dibaca sebanyak 140 kali

                Terdorong keinginan kuat mencari tahu keberadaan ayah 
kandungnya, Awal (27) seorang pemuda asal Sukabumi nekat berkelana ke Ranah 
Minang. Sebab, berdasarkan informasi ibunya, ayahnya berasal dari Kota 
Bukittinggi. Bermodalkan selembar foto usang ayahnya, Awal memulai pencarian 
dengan mengitari seluruh sudut Kota Bukittinggi.         Siang itu, Selasa 
(29/8), di tengah terik matahari, Padang Ekspres mendatangi studio foto yang 
terletak di tengah Kota Pariaman. Di sana telah menunggu seorang pemuda ramah 
yang berprofesi sebagai fotografer. Kedatangan Padang Ekspres bukan hendak 
berfoto, tetapi bermaksud mewawancarai seorang pemuda yang berdasarkan 
informasi seorang rekan, si pemuda datang ke Ranah Minang ingin mencari tahu 
keberadaan ayahnya, yang telah meninggalkannya selama 27 tahun. Awal Aditya, 
begitu namanya. Tanpa basa-basi, Awal yang telah mengetahui maksud kedatangan 
Padang Ekspres, 
langsung memperlihatkan selembar foto usang. "Ini foto ayah dan ibu saya, 
pernah lihat ngga mbak, laki-laki ini?," ujarnya sambil terus menatap foto. 
"Ini ayah yang saya cari," tambahnya lagi. Perbincangan mulai mengalir, Awal, 
pemuda asal Sukabumi ini menceritakan bahwa sejak umur dua bulan, dia telah 
ditinggal pergi oleh ayahnya. "Ayah pergi meninggalkanku, karena bercerai 
dengan ibu," ujarnya. Ayah dan ibu awal menikah di tahun 1979 di Sukabumi. 

Waktu itu pernikahan mereka hanya dilaksanakan secara agama serta hanya 
disaksikan keluarga pihak ibu saja dan tidak terdaftar di KUA Sukabumi. Menurut 
cerita ibu, lanjutnya, si ayah berjanji akan melegalkan pernikahan mereka jika 
telah memiliki penghasilan tetap. Karena pada saat itu ayahnya hanya seorang 
pedagang kain kaki lima di Pasar Minggu, Jakarta. Setelah dirinya lahir, Ibu 
mulai mendesak agar segera mendaftarkan perkawinan mereka, dan membawa ke 
Bukittinggi untuk diperkenalkan kepada keluarga ayahnya. Namun si ayah belum 
berkenan dengan alasan belum memiliki cukup uang. Tidak lama berselang setelah 
desakan ibunya, tiba-tiba ayahnya pergi begitu saja, tanpa meninggalkan pesan. 

Serta tidak lama kemudian, sang ayah tiba-tiba mengirimkan surat dan menyatakan 
akan bercerai. Praktis sejak saat itu ia tidak lagi merasakan sentuhan kasih 
sayang seorang ayah. " Waktu TK, aku tidak merasa kehilangan ayah karena aku 
tinggal dengan kakek dan nenek. Dan aku selalu berpikir bahwa mereka adalah 
ayah dan ibuku," ujarnya. Sedangkan sejak ditinggal ayah, ibunya terus berusaha 
mencari ayahnya, sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan dan menetap di Jakarta. 
Namun ketika dirinya beranjak remaja, tepatnya saat berusia 13 tahun, neneknya 
memberitahukan kenyataan, bahwa mereka bukanlah ayah dan ibunya, dan 
menjelaskan semua permasalahan yang membelit keluarganya. "Waktu itu perasaanku 
berkecamuk, aku merasa sedih dengan kenyataan ini, apalagi selama ini wanita 
yang aku panggil teteh (kakak) ternyata ibuku," ujarnya menerawang jauh. 

Sejak saat itu, Awal berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari tahu 
keberadaan ayahnya. Hanya saja karena masih remaja, waktu itu Awal tidak tahu 
harus mencari kemana, otomatis keinginan itu dipendamnya saja. Apalagi ketika 
Awal menyatakan keinginannya, ibunya melarang dan mengatakan jangan pernah 
memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayahnya, karena dia bukanlah orang yang 
bertanggung jawab. "Saat itu aku mulai sependapat dengan ibu, buat apa aku 
mencari orang yang telah menyia-nyiakanku," jelasnya. Hari berganti bulan, 
bulan berganti tahun. Ketika duduk dibangku akhir sekolah menegah, keinginan 
untuk bertemu ayah kembali mengusik hatinya. 

 selembar foto usang Ayah-ibu Awal ketika masih bersama 

Perlahan keinginan itu disampaikan lagi kepada ibunya. Dia terus membujuk agar 
ibu memberi tahu asal-usul dan tempat ayahnya bekerja. Melihat keinginan 
anaknya yang begitu besar untuk bertemu dengan ayahnya, ibunya mengabulkan 
permintaan Awal. "Waktu diajak ibu mencari ayah, hatiku bahagia sekali, aku 
berjanji akan memeluknya erat-erat, agar dia tak meninggalkanku lagi," ujarnya 
sedih. Namun ternyata tak seindah di angan, ternyata di Pasar Minggu Jakarta, 
tempat ayahnya berjualan, tidak ditemukan keberadaan ayahnya. Orang-orang 
sekitar mengaku tidak mengenal nama Mukhtar, namun anak dan ibu itu tak putus 
asa. Dia terus mengitari pasar dan memperlihatkan foto ayahnya. 

Dari sekian banyak orang, hanya satu orang yang mengenal ayahnya. Malangnya, 
orang itu tidak mengetahui di mana keberadaan ayahnya dan mereka menyarankan 
agar dicari ke Bukittinggi daerah asal ayahnya. Karena ketiadaan biaya, selepas 
sekolah menengah, Awal berusaha mencari pekerjaan, dengan niat mengumpulkan 
uang untuk mencari ayah. Selama tiga tahun, bekerja sebagai distributor spare 
part di Makassar, Awal telah berhasil mengumpulkan uang. Pada di awal Januari 
2005, Awal diiringi restu keluarga dan selembar foto usang ayah dan ibunya, dia 
berangkat ke Sumatera Barat. "Dalam pikiranku, Kota Bukittinggi itu kecil, 
makanya aku optimis akan segera bertemu ayah. Tapi ketika sampai saya mulai 
sadar harus mencari ke mana, karena ternyata Kota Bukittinggi itu luas.Berbekal 
foto usang berhari-hari, aku mencoba mencari ayah dan menanyakan kepada orang, 
apakah mengetahui ayahku," tuturnya sambil menahan tangis. 

Dua minggu mencari keberadaan ayah, ke setiap pelosok Bukittinggi. Persediaan 
keuangan Awal mulai menipis. Awal mulai sadar bahwa hidupnya terancam. "Aku 
bingung tidak tahu harus berbuat apa, karena uang disakuku hanya tinggal Rp50 
ribu, yang untuk ongkos kembali ke Sukabumi tidak cukup," katanya. Seketika 
terlintas diingatannya bahwa dulu dia pernah kenal dekat dengan seorang pejabat 
di Kota Pariaman. Ternyata Awal juga masih menyimpan kartu nama Nasrul Syam, 
nama bapak itu. Setelah dicoba menghubunginya, akhirnya Awal disarankan bapak 
untuk datang ke Pariaman. Karena bapak itu berjanji akan membantunya. "Begitu 
sampai di Pariaman, aku dijemput bapak Nasrul Syam ke terminal. Beliau 
mencarikanku pekerjaan, sebagai fotografer dengan tujuan agar aku dapat 
mengumpulkan uang kembali ke Sukabumi," jelasnya. 

Profesi fotografer juga dimanfaatkan Awal sebagai ajang untuk mencari ayahnya. 
Karena dia sering mendapat job sebagai juru fotografer acara pernikahan. Di 
setiap kesempatan dia selalu memperlihatkan foto kepada orang-orang yang 
ditemuinya. Sambil menanyakan apakah mereka tahu dengan sosok ayahnya. "Hampir 
tiga tahun aku di Pariaman, aku memutuskan untuk menetap di kota ini. Dan terus 
berusaha mendatangi Kota Bukittinggi," ujarnya sendu. Dan selama tiga tahun itu 
pula hampir setiap minggu atau bila ada kesempatan, Awal selalu datang ke 
Bukittinggi melakukan pencarian ayahnya. 

"Satu harapanku, ingin bertemu ayah. Jika beliau masih hidup, aku sangat 
bahagia sekali. Namun jika beliau telah tiada, aku mohon ditunjukkan kuburannya 
dan berkenalan dengan keluarganya,'' ujarnya sambil terus menghapus air 
matanya. Awal berjanji tidak akan mengganggu kehidupan ayahnya jika memang 
ayahnya telah memiliki keluarga baru. Dan akan sangat bahagia sekali jika dapat 
hidup bersama dengan ayahnya. "Namun jika ayah, tidak ingin. Aku cukup bahagia 
bila dapat bertemu dengannya, dan aku mohon pertolongan pembaca jika mengetahui 
keberadaan ayahku tolong hubungi aku," harapnya. (***) 

       
---------------------------------
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke