5.   15 AGUSTUS 2007
 
Aku terbangun ketika alarm HP berbunyi dan segera pergi ke kamar mandi. Aku 
bangunkan istriku untuk juga bersiap-siap. Masih sempat shalat dulu menjelang 
masuk waktu subuh. Jam lima terdengar suara azan. Jernih, lantang dan dekat 
sekali. Ternyata negeri ini masih negeri orang-orang beriman.
 
Kami berangkat menuju mesjid. Petugas depan hotel (front office) kembali 
melongo melihat kami berlalu di hadapannya. Udara subuh itu sangat cerah dan 
tidak terasa dingin sama sekali. Di jalan sudah ada orang lalu lalang, tapi 
tidak ada yang mengarah ke mesjid. Kami sampai di mesjid dan mendapati hanya 
empat orang laki-laki sedang duduk dalam zikir. Aku shalat sunat  dua rakaat. 
Sesudah shalat sunat fajar, aku duduk memperhatikan arsitektur mesjid yang 
megah ini. Ada empat buah tiang dari batu pualam berbentuk persegi panjang 
dengan ukuran empat kali dua meter yang tingginya sekitar enam meter ke 
langit-langit dan ada pilar bulat berdiameter hampir satu meter. Langit-langit 
mesjid dibuat berkubah-kubah yang terdiri dari beberapa buah kubah. Kubah-kubah 
ini merupakan sistim penyampai suara. Suara tanpa menggunakan mikrofon 
bersipongang dan dapat terdengar ke setiap sudut mesjid.
 
Karena asyik mengamati bangunan mesjid aku tersadar sesudah hampir seperempat 
jam kami duduk. Sudah ada tambahan jamaah menjadi dua belas orang ditambah 
istriku satu orang jauh di belakang. Tapi belum juga kunjung iqamat dan tidak 
ada tanda shalat akan dimulai. Aku bertanya kepada seorang jamaah di sebelahku, 
kenapa belum juga shalat. Dia memberi isyarat agar aku sabar sebentar lagi. Aku 
kembali terdiam. Kali ini agak resah dan sering-sering menoleh ke belakang. 
Apakah mereka ini sedang menanti imam mesjid?
 
Sepuluh menit kemudian, muazin iqamat dari bagian belakang mesjid. Aku menoleh 
dan melihat seorang laki-laki muda berpakaian agak berbeda, memakai jubah 
penutup kemeja dan celana panjangnya (jemaah lain semuanya memakai kemeja dan 
celana panjang) serta menggunakan kopiah yang juga berbeda. Beliau inilah imam 
mesjid. Dia langsung menuju ke tempat imam. Kamipun shalatlah. Bacaannya bagus 
dan fasih dan kebetulan aku hafal ayat yang dibacanya dan menyimak dengan 
syahdu.
 
Sesudah shalat kembali seperti tadi malam, muazin meneriakkan 'Allahumma 
antassalam.....', zikir bersama menggunakan tasbih dan ditutup dengan imam 
membaca dua tiga ayat al Quran. Kemudian kami semua berdiri dan 
bersalam-salaman. 
 
Ketika kami melangkah keluar, di luar sudah terang. Kami kembali menuju hotel. 
Di depan hotel kami berjumpa dengan petugas hotel sedang memberi makan burung 
merpati yang puluhan banyaknya. Katanya pekerjaan itu dilakukannya setiap pagi. 
Pantasan burung merpati itu gemuk-gemuk. 
 
Jam tujuh pagi kami sarapan di restoran hotel. Jam sembilan nanti kami akan 
melakukan kunjungan  ke objek wisata. Sebelum jam sembilan Lale sudah datang 
dan aku mengajaknya berbincang-bincang. Aku mula-mula bertanya sesopan mungkin 
apakah dia juga seorang Muslim, dan dijawabnya ya, benar. Lalu aku bertanya 
apakah dia melakukan shalat, jawabnya kalau dia ada waktu, mungkin sekali dalam 
seminggu, dia melakukan shalat. Dia bercerita penuh semangat tentang keelokan 
mesjid-mesjid di Istambul, bagaimana mesjid-mesjid itu dibangun, bagaimana 
perawatan terhadap mesjid-mesjid itu dilakukan. Waktu aku ceritakan bahwa tadi 
subuh aku shalat di mesjid Beyazid dia memandangku setengah tidak percaya.
 
Tujuan wisata pertama kami pagi itu adalah ke pasar rempah yang terletak dekat 
lapangan Taksim. Ada sebuah mesjid besar pula di dekat itu yang aku lupa 
menanyakan namanya. Banyak pula merpati berkeliaran di pekarangan mesjid besar 
ini.  Rombongan kami memasuki lorong pasar rempah. Pasar ini dibangun di awal 
abad ke tujuh belas dan dulu dikenal juga sebagai pasar Mesir karena menjual 
banyak rempah-rempah yang berasal dari Mesir. Toko-toko berjejer di kiri dan 
kanan lorong yang beratap itu. Dagangan mereka umumnya bermacam-macam rempah, 
buah-buahan timur tengah seperti kurma, tin, zaitun dan penganan khas Turki. 
Barang dagangan itu ada yang diletakkan dalam bakul-bakul besar dan ada juga 
yang sudah dipak dan dimasukkan ke dalam kotak-kotak. Pedagang-pedagang itu 
umumnya sangat ramah-ramah dan mereka berlomba menyuguhkan penganan dagangan 
mereka untuk dicoba. Sebangsa dodol yang dibuat berupa potongan-potongan dadu 
dan namanya dibuat keren, 'Sultan
 Turkish delight'  langsung jadi favorit. Aku sangat yakin bahwa dodol itu 
dibuat dari tepung ketan. Rasanya memang manis dan legit. Rata-rata anggota 
rombongan membelinya untuk oleh-oleh. 
 
Pengunjung pasar cukup ramai. Dan disini aku melihat banyak wanita Turki 
berjilbab, baik yang pedagang maupun yang berbelanja. Turis asing pun banyak. 
Aku mendengar orang berbahasa Perancis di antara mereka.
 
Kami berada di pasar rempah ini sekitar dua jam.
 
Setelah itu kami dibawa ke dermaga. Kali ini kami akan menyusuri selat Bosporus 
dengan kapal melintasi istana Dolmabahce. Di kapal ini kembali kami serombongan 
dengan wisatawan karyawan Daihatsu dari negeri kita.  Pemandangan dari selat 
Bosporus ke arah perbukitan kota Istambul mengukuhkan julukan kota seribu 
minaret. Mesjid-mesjid besar terlihat disana-sini dan setiap mesjid pasti 
mempunyai sekurang-kurangnya empat buah menara tinggi. Banyak kapal-kapal besar 
sedang berada di dermaga kota Istambul. Lale, si pemandu tidak lupa 
menceritakan arti penting selat Bosporus ini sepanjang sejarah, selat yang 
menghubungkan laut Hitam dengan laut Tengah.
 
Pelayaran di selat Bosporus sangat mengesankan. Di sebelah kiri kami lintasan 
istana Dolmabace dan bangunan-bangunan kuno lainnya. Kami lihat tembok benteng 
kuno di sebuah bangunan yang menurut Lale kalau diamati dengan seksama 
merupakan tulisan Muhammad dengan huruf Arab. Mungkin untuk menghormati Sultan 
Muhammad atau bahkan mungkin untuk mengabadikan nama Rasulullah.
 
Pelayaran ini kami lalui hanya satu arah. Setelah berlayar lebih kurang satu 
jam kami berhenti di sebuah dermaga lain yang terletak dekat restoran tempat 
kami makan siang. Restoran yang terletak sedikit agak di ketinggian dari jalan 
raya di pinggir pantai. Makanan Turki yang kembali biasa-biasa saja. Tetap ada 
salad tomat dan mentimun mentah.
 
Kami makan siang sambil berbincang-bincang santai. Aku mengagumi keelokan 
bangunan-bangunan yang baru saja kami lihat di sepanjang tepi pantai. Sudah 
hampir jam setengah dua waktu kami meninggalkan restoran itu. Tujuan berikutnya 
adalah Hagia Sophia. Sebelum kami menuju kesana aku ingatkan Lale agar mencari 
mesjid tempat berhenti shalat. Kembali dia menatapku dengan pandangan setengah 
tidak percaya. Apakah kalian benar-benar akan berhenti dulu untuk shalat 
tanyanya hati-hati. Aku memastikan bahwa kami benar-benar akan berhenti dulu 
untuk shalat. Mungkin masih dengan keheranan akhirnya dia menjanjikan akan 
berhenti nanti di sebuah mesjid.
 
Kami kembali menaiki bus untuk melanjutkan kunjungan. Di tengah jalan bus ini 
berhenti. Lale memberi tahu bahwa kami akan diantarkannya ke mesjid yang 
terletak agak masuk dari pinggir jalan. Sekali lagi agaknya dia terheran-heran 
bahwa mayoritas ibu-ibu itu ikut turun untuk pergi shalat. (Ada ibu-ibu yang 
beragama Kristen di antara kami). Setelah berjalan kira-kira dua ratus meter 
kami sampai ke sebuah mesjid. Dan mesjid itu sedang terkunci. Ada sedikit 
tempat terbuka di beranda mesjid dan ibu-ibu itu shalat disana. Tadinya aku 
mengajak ibu-ibu itu untuk shalat berjamaah, tapi karena tempat yang terbuka 
itu sempit mereka shalat duluan saja. Dan ternyata Lale pergi mencari petugas 
mesjid dan kembali dengannya yang segera membukakan pintu mesjid. Kami, 
bapak-bapak  shalat di dalam mesjid. 
 
Sesudah shalat kami melanjutkan perjalanan menuju Hagia Sophia.
 
 
                                                                        *****

 
St. Lembang Alam
http://lembangalam.multiply.com
http://360.yahoo.com/stlembang_alam


       
____________________________________________________________________________________
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545469
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke