Pengungsi Mulai Kelaparan, Warga Silaut Makan Ubi dan Minum Air Hujan Sabtu, 15-September-2007, 07:20:32 Telah dibaca sebanyak 84 kali
Padang, Padek - Ribuan warga korban gempa di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan Kepulauan Mentawai mulai kekurangan makanan dan air bersih. Di Silaut I-VI, Kecamatan Lunang Silaut, Pessel korban gempa bahkan terpaksa memakan ubi dan minum air hujan. Sementara di Kepulauan Mentawai, hingga kemarin, bantuan sembako belum ada yang sampai atau menyentuh para korban gempa. Sulitnya transportasi menyebabkan lambatnya distribusi bantuan ke Mentawai. Pantauan Padang Ekspres, di sepanjang jalan utama Painan hingga ke perbatasan Bengkulu, rata-rata bangunan mengalami kerusakan. Mulai dari hancur total dan rata dengan tanah, sampai yang rusak ringan. Di Pessel, tercatat 3.000 rumah, sejumlah fasum, dan bangunan lainnya hancur dan rusak. Sedangkan di Kepulauan Mentawai tercatat lebih dari 24 ribu warga mengungsi. Saat ini sebanyak 14 warga masih dirawat di puskesmas. Data sementara mencatat pengungsi berada pada empat kecamatan yakni Pagai Utara Selatan sekitar 9 ribu warga, Tuapejat sekitar 5 ribu warga, Siberut Selatan sebanyak 5 ribu warga dan Siberut Utara sebanyak 5 warga. Warga mengungsi karena rumah mereka mengalami rusak berat dan ringan. Lebih dari 5 ribu rumah warga mengalami rusak berat dan tidak dapat dihuni lagi. Dengan kerusakan paling parah terjadi di Pagai Utara Selatan Sikakap. Pemkab Mentawai mentaksir kerugian sementara akibat gempa mencapai 91 miliar. Selain rumah warga yang mengalami rusak berat, dermaga TPI, dermaga Sikakap, dermaga Maileppet mengalami rusak berat dan ada yang patah. Begitu juga tempat pendaratan kapal roro sebanyak 3 buah juga patah. Sebanyak 15 jembatan mengalami kerusakan, 40 gedung sekolah rusak berat dan ringan di antaranya SMA Siberut Selatan hancur, SMP Siberut Selatan tinggal dua lokal yang bisa digunakan, SD 09 hancur. Fasilitas umum dan gedung perkantoran juga tidak luput dari kerusakan. Sebanyak 25 kantor dan fasilitas mengalami rusak berat. Di antaranya rumah Dinas Bupati dan Wagub, kantor bupati dan DPRD rusak ringan, dan beberapa sarana ibadah masjid dan gereja mengalami kerusakan, seperti di Masjid Maileppet yang mengalami kerusakan berat. Hampir 20 kilometer jalan-jalan pecah-pecah dan patah. Saat ini, selain sembako, warga juga membutuhkan tenda dan obatan-obatan. Saat ini, hampir sebagian besar warga minim air bersih. Kondisi ini semakin diperparah tidak adanya penerangan. Hanya dikilometer 4 Tuapejat listrik hidup. Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi selain menegur Bupati Mentawai yang tidak berada di tempat saat gempa maupun pascagempa, memerintahkan segera dilakukan pengiriman bantuan berupa sembako melalui transportasi laut pada hari ini. Sementara itu, Kabag Humas Kabupaten Kepulauan Mentawai Adi Dharma mengungkapkan lebih dari 50 persen rumah warga di Sikakap mengalami rusak berat. Warga terpaksa tinggal di tenda. Bantuan hingga saat ini baru sebesar Rp10 juta dari Bank Nagari Sumbar. "Mentawai seperti kota mati. Ribuan warga mengungsi di dataran tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami. Listrik mati, hanya disekitar kantor PLN saja yang menyala. Masyarakat kesulitan untuk mendapatkan sembako. Pasar-pasar banyak tutup karena memang tidak ada sembako yang akan dijual," kata Adi yang membuka posko Kepulauan Mentawai di jalan Azizi Padang. Diakui Adi saat ini stok sembako yang tersedia hanya di Tuapejat sebanyak 1 ton beras, 12 tenda dan beberapa dus mie instan. Rusaknya, dermaga di masing-masing kecamatan menyebabkan bantuan tersebut tidak bisa disalurkan. Pemkab Mentawai sudah meminta beras ke Bulog 25 ton yang nantinya akan dibagi tiap kecamatan masing-masing 5 ton. "Saat ini memang sudah ada stok bantuan dari Depsos. Tapi karena tidak ada transportasi dengan apa kita bawa. Dermaga mengalami kerusakan, bandara rokot tidak boleh digunakan, kapal-kapal juga belum berani untuk melaut," kata Adi. Pemkab Mentawai meminta bantuan kepada Gubernur untuk disediakan helikopter untuk mengangkut bantuan sembako, tenda dan obatan-obatan. Jika bantuan tidak segera datang, menurut Adi dikhawatirkan akan terjadi kelaparan dan penularan penyakit. "Dengan adanya helikopter kita mengharapkan bantuan tersebut langsung didrop ke masing-masing pulau, besok (hari ini, red). Karena kalau didrop ke Tuapejat, bantuan sulit untuk di distribusikan ke pulau-pulau lain," tambahnya. Selain sembako, tenda, obat-obatan dan helikopter, Pemkab Mentawai meminta bantuan tenaga medis, perlengkapan tidur, relawan dan petugas pendataan. Menurut Adi pihaknya mendirikan posko tanggap darurat pada empat kecamatan dan mendirikan dapur umum dan tenda-tenda darurat. "Saat ini warga tidak terlalu khawatir lagi akan terjadi gempa. Karena mereka sudah tahu apa yang dilakukan jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Mereka akan mencari tempat ketinggian tanpa harus diperintah. Biasanya yang susah, kalau turun dari bukit tanpa diperintah mereka tidak akan turun," tambahnya. Seorang warga Mentawai yang mengungsi ke KM2 Ibukota Mentawai, Tuapejat bernama Dedi dan sempat menjalin kontak dengan Padang Ekspres dini hari kemarin juga mengungkapkan kondisi di daerah tersebut masih mencekam. Rumah banyak yang ambruk dan jalan di KM 5 longsor sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. "Di Tuapejat gempa susulan terus terjadi, dan lampu disini juga masih padam. Masyarakat sekitar pesisir pantai mengungsi ke daerah ketinggian hingga ke KM5," ujar Dedi, yang saat dikontak tengah merasakan gempa. Sembako Terbatas di Pessel Wartawan Padang Ekspres, Teddy Arlan dan Yunisman yang menyisir langsung Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pessel, melaporkan ribuan warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian dengan ketersediaan sembako sangat terbatas. Jalan negara Sumbar-Bengkulu yang amblas sepanjang 30 meter di Kumbuang Silaut, dan jalan kabupaten di Sungai Sarik, Silaut yang terban sepanjang 30 meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, kemarin kembali bisa dilewati, setelah diperbaiki menggunakan alat berat. Pantauan Padang Ekspres, di sepanjang ruas jalan Painan-Bengkulu, terlihat ratusan rumah warga rusak parah. Masyarakat yang masih takut dengan adanya gempa susulan, memilih tinggal di tenda yang terbuat dari terpal plastik seadanya. Bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah di Lunang Silaut antara lain, kantor Camat Lunang Silaut, gedung SD 5 Tanjung Beringin, kantor Cabdin Pengairan, Kantor Cabdin Peternakan, Penginapan Bunda, Puskemas, rumah dinas dokter, Pondok Pesantren Salafiyah Fathul Ulum, dan kantor Cabang Bank Nagari yang belum sempat diresmikan. Sedangkan di Silaut IV yang dijangkau Padang Ekspres menggunakan mobil dari Kota Padang selama sembilan jam-normalnya lima jam, terlihat hampir 90 persen bangunan hancur, tidak layak ditempati lagi. Masjid Al Jihad di Silaut IV serta SDN 19 hancur total, rata dengan tanah. Dari data sementara yang diperoleh di Posko Gempa Kantor Camat Lunang Silaut kemarin, sebanyak 339 rumah di daerah ini rusak berat, 277 rusak ringan dan 419 bangunan lainnya rusak ringan. Makan Ubi Sebagian besar masyarakat pengungsian mengaku belum menerima bantuan sedikitpun dari Pemkab Pessel, sejak hari pertama gempa terjadi hingga siang kemarin. Masyarakat sangat mengharapkan pemerintah segera menyalurkan bantuan, berupa makanan, tenda, selimut dan air bersih. "Sampai hari ini kami belum mendapatkan bantuan sedikitpun. Sebab sekarang persediaan makanan kami telah habis, bahkan sejak Kamis (13/9) kemarin warga di sini terpaksa makan, pisang, ubi kayu dan talas," kata Warsun (40) didampingi Ngadiono (50) bersama belasan warga lain di Silaut I. Diungkapkannya, rumah warga di Silaut I mengalami kerusakan sekitar 75 persen. Sebagian roboh dan rusak parah, sewaktu-waktu bisa ambruk karena gempa susulan. Saat ini warga merasa ketar-ketir, pasalnya sembako yang dijual di warung-pun telah habis diborong warga. "Saat ini kami terancam kelaparan, sebab sembako telah habis semua. Mau berbelanja ke warung-pun makananan tidak ada lagi. Disamping makan kita juga butuh tenda, air bersih, selimut dan obat-obatan," keluh Kasilah. Jumiker Ketua RT 04, RW II, Silaut I mengaku, proses pendataan kerusakan gempa baru saja di mulai Jumat kemarin. Di Silaut I dulunya terdiri atas 570 kepala keluarga (KK) transmigrasi, sekarang jumlahnya diperkirakan mencapai 700 KK. "Tadi saya, telah diminta pihak kecamatan untuk melakukan pendataan rumah warga yang rusak. Berapa jumlah totalnya belum kita ketahui. Tapi informasi awal, kerusakan di Silaut IV lebih parah daripada di Silaut I," jelas Jumiker. Minum Air Hujan Lain lagi dengan Ngadiman (57), warga Silaut I, dia cemas dengan isu yang berkembang menyatakan akan ada gempa susulan berkekuatan sampai 9 Skala Richter di daerah Mentawai. "Kemarin ada isu ada gempa pukul sembilan malam terbukti. Sekarang, ada lagi isu akan ada gempa lebih besar di Mentawai, tentu saja kami cemas dan gelisah," jelas Ngadiman yang rumahnya berjarak 5 kilometer dari laut. Kondisi sangat memiriskan ditemui Padang Ekspres di Silaut 4. Hampir seluruh rumah warga ambruk. Di sini, warga hidup nestapa, bertahan dibawah tenda darurat dari sengatan matahari dan dinginya malam. Tidak itu saja, persediaan sembako serta stok air hujan yang menjadi andalan selama ini telah habis. Mereka sangat mendambakan bantuan serta kedatangan aparat pemerintah untuk mengurangi derita yang mereka alami. "Kami mengungsi sejak Rabu lalu. Persediaan sembako kami kini telah habis, air hujan yang selama ini kami minum, telah habis semua. Perabotan rumah kami juga hancur tidak ada yang bisa diselamatkan," ucap Neneng (47) dan suaminya Paimin (58). "Bupati belum mengunjungi daerah sini, tapi kalau Camat barusan aja ke sini. Kedatangan aparat pemerintah telah menjadi obat tersendiri bagi kami warga di sini," tutur Neneng yang sempat pingsan saat gempa Rabu lalu. Di daerah ini, sejak 15 tahun lalu warga mengkonsumsi air hujan sebagai satu-satunya air minum. Warga pernah mencoba membuat sumur galian, hasilnya tidak memuaskan, karena air tanah yang didapatkan terasa asin. Untuk mandi, warga menggunakan air sumur berwarna merah seperti air teh. Camat Lunang Silaut Darmadi di Silaut IV mengatakan, di Silaut IV ini tercatat sebanyak 186 rumah warga rusak berat, terdiri dari bangunan permanen dan kayu. Darmadi mengaku, di samping Silaut dalam (lokasi transmigrasi) daerah Silaut luar juga parah dihantam gempa. Menurutnya, bantuan telah mulai disalurkan sejak Jumat pagi ke beberapa titik, tapi untuk pendistribusian ke daerah Silaut dalam masih terbentur. Darmadi meminta Kepala Kampung untuk mengambil bantuan ke luar (posko kecamatan). "Tapi untuk Silaut dalam memang belum sampai, karena jaraknya relatif jauh. Bantuan yang telah disalurkan antara lain, sebanyak 500 paket sembako, 28 buah terpal untuk tenda, aqua 15 dus dan mie instans 20 dus." (afi/cr6/esg/ted) Pessel-Mentawai Diprioritas, Ribuan Rumah Rusak Berat Padang, Padek-Guncangan gempa di pantai barat Sumatera sejak Rabu (12/9) lalu, melumpuhkan aktivitas beberapa daerah di Sumbar. Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Mentawai menjadi daerah prioritas yang perlu segera ditangani. Hingga kemarin (14/9), pukul 14.00 WIB, Satuan Koordiansi Pelaksana Penanganan Bencana (Satkorlak PB) Pemprov Sumbar melaporkan perkembangan data terakhir. Korban tewas tercatat 1 orang di kabupaten Solok, 2 orang di kabupaten Pesisir Selatan dan 1 orang di kota Padang, meski tiga orang diantaranya merupakan korban dampak tidak langsung dari gempa. Selain itu, tak kurang dari 5 fasilitas umum (fasum) mengalami rusak berat dan ringan. Tak terkecuali 15 buah rumah ibadah mengalami hal serupa. Berdasarkan data sementara Satkorlak dan Pemkab Pessel tercatat 3000 rumah rusak berat, sedang hingga ringan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). 150 rumah diantaranya rusak berat di nagari Kambang, Kecamatan Lengayang. "Kita sudah kirimkan bantuan 25 ton beras, dan Indomie 100 dus malam ini," ujar Bupati Pessel Nasrul Abit tadi malam. Sementara jika dihitung secara nominal belum diketahui berapa total kerugian fisik yang dialami daerah ini. "Penaksiran kerugian belum ada hingga saat ini. Untuk itu setiap kepala daerah kabupaten/kota yang mengalamai kerugian dan perkembangan korban sebisa mungkin bisa melaporkan perkembangan terakhir daerahnya melalui Satkorlak PB, setidaknya setiap 2 sampai 4 jam sekali ada up date-nya. Hal ini terkait langsung dengan langkah penanggulangan yang akan kita lakukan," ujar Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi di sela-sela rapat mendadak di aula Kantor Gubernur kemarin. Ia menambahkan, jika pemerintah kabupaten/kota mampu untuk menanggulangi dampak bencana yang terjadi di daerahnya maka tidak perlu lagi meminta bantuan ke pemprov atau pusat. "Tapi jika kerusakan yang diakibatkan gempa memang sangat sporadis dan sangat sulit untuk ditanggulangi, maka barulah pemprov turun tangan untuk menanggulanginya. Bencana kali ini, dapat kita lihat kabupaten Pessel dan kebupaten Mentawai merupakan daerah terparah akibat gempa. Untuk itu dua daerah tersebut akan ditangani dengan skala provinsi. Sementara untuk daerah lainnya, kita akan pertimbangkan kembali sesuai dengan laporan dan keadaan di lapangan," tukas Gamawan. Di tingkat provinsi sendiri, Gubernur mengharapkan koordiansi dan semua dinas tanpa pandang terkait atau tidak dengan bencana ini untuk melibatkan diri. "Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita bersama, maka tanpa harus melihat apakah terlibat atau tidak dengan penanggulangan bencana, diharapkan partisipasinya. Tidak terkecuali untuk pemimpin dinas masing-masing ataupun kepala daerah kabupaten kota lainnya yang mempunyai kapasitas dan waktu untuk membantu," harapnya. Untuk kepala daerah yang hingga saat ini belum berkoordinasi baik akan ditegur keras oleh gubernur. "Kita tidak tahu bagaimana keadaan yang terjadi di daerah mereka. Lalu bagaimana kita melakukan langkah penanggulangan dan pemberian bantuan sementara apa yang akan kita tanggulangi dan kita bantu tidak jelas," tukasnya gusar. Kemudian, sebagai penanggung jawab penanggulangan bencana skala provinsi, Gubernur berencana menindaklanjuti dengan penyaluran bantuan dan penanganan pasca bencana. "Bantuan yang tersedia di gudang diutamakan untuk daerah yang paling parah kondisinya dan mendesak. Oleh karena itu pemerintah kabupaten/kota harus tanggap dengan keadaaan ini karena tidak memungkinkan jika semua daerah harus ditanggulangi lebih dulu. Untuk itu kita prioritaskan dua daerah tadi karena kondisinya yang sangat parah. Bantuan yang akan diberikan berupa bantuan makanan pokok dan medis. Untuk bantuan dan penanggulangan infrastruktur dan sarana lainnya perlu pendataan lebih lanjut dan koordinasi dengan dinas terkait mulai dari kabupaten kota, provinsi hingga pusat. Namun untuk tanggap bencana kita tidak perlu menunggu uluran pusat, ini menyangkut keselamatan dan ketenangan rakyat," pungkas Gamawan. Menyangkut kekurangan bahan makanan yang diderita korban bencana, Asisten II Pemprov Sumbar, Surya Dharma Sabirin menyatakan akan ditanggulangi dengan cepat. "Ketersedian barang-barang kebutuhan saya rasa masih cukup. Hal ini disebabkan masyarakat telah mempersiapkan stok pangan dalam menghadapi Ramadhan. Permasalahannya sekarang, setelah terjadi gempa, bahan pangan tersedia cuma saja tidak termanfaatkan karena kondisi tidak memungkinkan. Jadi untuk saat ini kita fokus pada penanggulangan bencana dan efek lainnya seperti kelaparan dan penyakit menular," ujarnya. (cr6) Rumah Korban Gempa Disubsidi Jakarta, Padek-Pemerintah menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk membantu renovasi rumah korban gempa di Bengkulu, Sumatera Barat, dan Jambi. Rumah roboh atau rusak total akan mendapat bantuan Rp 15 juta, sementara rumah yang rusak ringan akan dibantu Rp 5 juta. Kepastian tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam keterangan pers mingguan di Kediaman Dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro No 2, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. "Perlakuannya tentu sama. Kalau (korban gempa) di Jogja kita bantu perbaikan rumah, tentu demikian juga (korban gempa) di Bengkulu," katanya. Meski demikian, nilai bantuan yang diberikan pemerintah tidak akan sama dengan bantuan yang diberikan untuk korban gempa di Jogja. Pasalnya, tingkat kerusakan akibat gempa di Jogjakarta jauh lebih besar dibanding Bengkulu. "Tentu ini (bantuan), bukan ganti rugi. Besarnya bisa Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Yang penting rumahnya bisa berdiri lagi," terang ketua Bakornas ini. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menuturkan, dana Rp 1 triliun untuk penanganan dampak bencana alam termasuk pembangunan rumah penduduk yang rusak akibat gempa berasal dari dana bencana alam di APBN Perubahan 2007. "Dengan dana Rp15 juta, masyarakat sudah bisa membangun kembali rumahnya yang rusak. Ini sudah kita buktikan ketika terjadi gempa bumi di Jogjakarta," paparnya. Bachtiar menegaskan, pemerintah konsen dengan penanggulangan bencana alam baik terkait masalah fisik maupun pertolongan pada para korban yang luka maupun meninggal dunia. "Kalau persediaan tenda dan selimut habis, bisa mengajukan bantuan ke Departemen Sosial. Pasti kita kirim," tegasnya. Meski demikian, Bachtiar mengimbau pemerintah daerah tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat. Bila penanganan bencana alam membutuhkan dana dalam jumlah kecil, pemerintah daerah dihimbau menggunakan dana milik pemerintah daerah. BBM Gratis Selain itu, Pertamina juga akan membagikan minyak tanah gratis kepada korban gempa di Sumatera. Pembagian minyak tanah gratis itu akan dimulai pada hari ini hingga sepekan kedepan. "Kita akan membagikan minyak tanah gratis untuk korban gempa selama beberapa hari," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Faisal usai rakor di Departemen Keuangan, kemarin Menurut Ahmad, daerah yang akan mendapat minyak tanah gratis adalah yang kena dampak gempa cukup parah, seperti Bengkulu dan Padang. Pertamina sebelumnya juga menyatakan, sehubungan terjadinya gempa sejak Rabu (12/9), fasilitas dan sarana distribusi BBM di Depot-depot Pertamina dalam keadaan baik dan beroperasi normal. Beberapa Depot atau Terminal Transit BBM Pertamina yang berada di wilayah terjadinya gempa antara lain Depot Baai (Bengkulu), Depot Jambi, TT Bungus Teluk Kabung (Padang) berada dalam kondisi aman dan distribusi BBM berjalan lancar. "Stok BBM untuk daerah tersebut tersedia cukup," kata Ahmad. Dijelaskannya, khusus di Kota Padang, terdapat 4 SPBU yang mengalami kerusakan ringan berupa kaca kantor pecah dan tembok pagar runtuh namun operasional pelayanan SPBU bagi masyarakat tetap berjalan. "Pertamina siap untuk melakukan operasi pasar khusus untuk masyarakat yang mengungsi bekerjasama dengan instansi terkait," tandasnya. Pasokan BBM ke daerah tersebut masih bisa dilakukan melalui jalur alternatif. Namun jika biasanya menggunakan truk kapasitas 8.000 kiloliter, karena jalannya kecil, menggunakan truk 5000-7000 kiloliter. (jpnn) DPU Siapkan Rp30 Miliar Jakarta, Padek-Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum (DPU) menyiapkan dana sebesar Rp 20 hingga 30 miliar untuk memperbaiki infrastruktur jalan di daerah Sumatera yang rusak akibat gempa. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, pihaknya belum menghitung keseluruhan infrastruktur yang rusak akibat gempa. "Tapi yang jelas, di PU dana darurat itu ada. Itu semua kita siapkan berapa pun habisnya, kalau misalnya Rp5 miliar ya 5 miliar kita sediakan, kalau Rp10 miliar ya Rp10 miliar, sampai sekarang kita siapkan Rp 20-30 miliar," jelas Djoko. Djoko mengatakan bahwa kondisi infrastruktur jalan di Sumatera khususnya Bengkulu dan Sumbar memang mengalami kerusakan pasca bencana gempa. Berdasarkan informasi dari Sumatera, memang ada jalan-jalan yang rusak tapi umumnya tidak parah. Agung: Jangan Tolak Bantuan Asing Jakarta, Padek -Ketua DPR Agung Laksono menegaskan pemerintah sebaiknya tidak menolak bantuan asing untuk korban bencana alam seperti gempa bumi yang terjadi di Bengkulu dan Sumatera Barat. "Mengapa mesti ditolak. Kita akui bahwa kita masih kekurangan dan masih membutuhkan bantuan kemanusiaan dari negara lain," kata Agung kepada pers di Bandara Supadio, Pontianak, kemarin. Dia mengatakan, apabila negara lain memang menawarkan bantuan kemanusiaan, maka sebaiknya bantuan tersebut tidak ditolak dan segera dibagikan kepada korban bencana. "Yang terpenting adalah korban segera tertolong dan bantuan dapat segera diterima, apakah itu bantuan dari pihak dalam negeri maupun dari luar," katanya. Agung menilai apabila pemerintah menolak bantuan asing maka hal itu mencerminkan sikap arogansi atau kesombongan, padahal sebenarnya bantuan kemanusiaan dari pihak asing itu dalam bentuk apapun sangat dibutuhkan. Ia menambahkan yang perlu diwaspadai dari bantuan asing adalah bila ada kepentingan lain dibalik bantuan itu yang merugikan RI. Jamsostek Renovasi Rumah Sakit M Djamil Padang, Padek-PT Jamsostek (Persero) Pusat berjanji akan segera memprioritaskan renovasi gedung IGD dan rawat jalan RSUP M DJamil yang mengalami keretakan akibat guncangan gempa Kamis (13/9). Di samping itu, PT Jamsostek segera mengeluarkan surat jaminan asuransi kecelakaan tenaga kerja terhadap seluruh pasien Jamsostek yang kini dirawat di RSUP. "Saat ini, tim kita sedang mendata jumlah pasien Jamsostek yang ada di Padang. Untuk diketahui, hari ini saja, kita telah mengeluarkan enam surat jaminan asuransi kecelakaan tenaga kerja di RSUP," ujar Direktur Operasi dan Pelayanan PT Jamsostek (Persero) Achmad Ansyori didampingi staf Kepala Biro Peningkatan Kesehatan PT Jamsostek (Persero) Desto dan Kepala Cabang PT Jamsostek. <http://www.kotasolok.org/images/dot.gif> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---