Pengungsi Mulai Kelaparan, Warga Silaut Makan Ubi dan Minum Air Hujan   

Sabtu, 15-September-2007, 07:20:32
Telah dibaca sebanyak 84 kali

        
        

Padang, Padek - Ribuan warga korban gempa di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) 
dan Kepulauan Mentawai mulai kekurangan makanan dan air bersih. Di Silaut I-VI, 
Kecamatan Lunang Silaut, Pessel korban gempa bahkan terpaksa memakan ubi dan 
minum air hujan. Sementara di Kepulauan Mentawai, hingga kemarin, bantuan 
sembako belum ada yang sampai atau menyentuh para korban gempa. Sulitnya 
transportasi menyebabkan lambatnya distribusi bantuan ke Mentawai.      
        
Pantauan Padang Ekspres, di sepanjang jalan utama Painan hingga ke perbatasan 
Bengkulu, rata-rata bangunan mengalami kerusakan. Mulai dari hancur total dan 
rata dengan tanah, sampai yang rusak ringan. Di Pessel, tercatat 3.000 rumah, 
sejumlah fasum, dan bangunan lainnya hancur dan rusak. Sedangkan di Kepulauan 
Mentawai tercatat lebih dari 24 ribu warga mengungsi. Saat ini sebanyak 14 
warga masih dirawat di puskesmas. Data sementara mencatat pengungsi berada pada 
empat kecamatan yakni Pagai Utara Selatan sekitar 9 ribu warga, Tuapejat 
sekitar 5 ribu warga, Siberut Selatan sebanyak 5 ribu warga dan Siberut Utara 
sebanyak 5 warga. 

Warga mengungsi karena rumah mereka mengalami rusak berat dan ringan. Lebih 
dari 5 ribu rumah warga mengalami rusak berat dan tidak dapat dihuni lagi. 
Dengan kerusakan paling parah terjadi di Pagai Utara Selatan Sikakap. Pemkab 
Mentawai mentaksir kerugian sementara akibat gempa mencapai 91 miliar. Selain 
rumah warga yang mengalami rusak berat, dermaga TPI, dermaga Sikakap, dermaga 
Maileppet mengalami rusak berat dan ada yang patah. Begitu juga tempat 
pendaratan kapal roro sebanyak 3 buah juga patah. 

Sebanyak 15 jembatan mengalami kerusakan, 40 gedung sekolah rusak berat dan 
ringan di antaranya SMA Siberut Selatan hancur, SMP Siberut Selatan tinggal dua 
lokal yang bisa digunakan, SD 09 hancur. Fasilitas umum dan gedung perkantoran 
juga tidak luput dari kerusakan. Sebanyak 25 kantor dan fasilitas mengalami 
rusak berat. Di antaranya rumah Dinas Bupati dan Wagub, kantor bupati dan DPRD 
rusak ringan, dan beberapa sarana ibadah masjid dan gereja mengalami kerusakan, 
seperti di Masjid Maileppet yang mengalami kerusakan berat. Hampir 20 kilometer 
jalan-jalan pecah-pecah dan patah. 

Saat ini, selain sembako, warga juga membutuhkan tenda dan obatan-obatan. Saat 
ini, hampir sebagian besar warga minim air bersih. Kondisi ini semakin 
diperparah tidak adanya penerangan. Hanya dikilometer 4 Tuapejat listrik hidup. 
Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi selain menegur Bupati Mentawai yang tidak berada 
di tempat saat gempa maupun pascagempa, memerintahkan segera dilakukan 
pengiriman bantuan berupa sembako melalui transportasi laut pada hari ini. 

Sementara itu, Kabag Humas Kabupaten Kepulauan Mentawai Adi Dharma 
mengungkapkan lebih dari 50 persen rumah warga di Sikakap mengalami rusak 
berat. Warga terpaksa tinggal di tenda. Bantuan hingga saat ini baru sebesar 
Rp10 juta dari Bank Nagari Sumbar. "Mentawai seperti kota mati. Ribuan warga 
mengungsi di dataran tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami. Listrik mati, 
hanya disekitar kantor PLN saja yang menyala. Masyarakat kesulitan untuk 
mendapatkan sembako. Pasar-pasar banyak tutup karena memang tidak ada sembako 
yang akan dijual," kata Adi yang membuka posko Kepulauan Mentawai di jalan 
Azizi Padang. 

Diakui Adi saat ini stok sembako yang tersedia hanya di Tuapejat sebanyak 1 ton 
beras, 12 tenda dan beberapa dus mie instan. Rusaknya, dermaga di masing-masing 
kecamatan menyebabkan bantuan tersebut tidak bisa disalurkan. Pemkab Mentawai 
sudah meminta beras ke Bulog 25 ton yang nantinya akan dibagi tiap kecamatan 
masing-masing 5 ton. "Saat ini memang sudah ada stok bantuan dari Depsos. Tapi 
karena tidak ada transportasi dengan apa kita bawa. Dermaga mengalami 
kerusakan, bandara rokot tidak boleh digunakan, kapal-kapal juga belum berani 
untuk melaut," kata Adi. 

Pemkab Mentawai meminta bantuan kepada Gubernur untuk disediakan helikopter 
untuk mengangkut bantuan sembako, tenda dan obatan-obatan. Jika bantuan tidak 
segera datang, menurut Adi dikhawatirkan akan terjadi kelaparan dan penularan 
penyakit. "Dengan adanya helikopter kita mengharapkan bantuan tersebut langsung 
didrop ke masing-masing pulau, besok (hari ini, red). Karena kalau didrop ke 
Tuapejat, bantuan sulit untuk di distribusikan ke pulau-pulau lain," tambahnya. 

Selain sembako, tenda, obat-obatan dan helikopter, Pemkab Mentawai meminta 
bantuan tenaga medis, perlengkapan tidur, relawan dan petugas pendataan. 
Menurut Adi pihaknya mendirikan posko tanggap darurat pada empat kecamatan dan 
mendirikan dapur umum dan tenda-tenda darurat. "Saat ini warga tidak terlalu 
khawatir lagi akan terjadi gempa. Karena mereka sudah tahu apa yang dilakukan 
jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Mereka akan mencari tempat 
ketinggian tanpa harus diperintah. Biasanya yang susah, kalau turun dari bukit 
tanpa diperintah mereka tidak akan turun," tambahnya. 

Seorang warga Mentawai yang mengungsi ke KM2 Ibukota Mentawai, Tuapejat bernama 
Dedi dan sempat menjalin kontak dengan Padang Ekspres dini hari kemarin juga 
mengungkapkan kondisi di daerah tersebut masih mencekam. Rumah banyak yang 
ambruk dan jalan di KM 5 longsor sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda 
empat. "Di Tuapejat gempa susulan terus terjadi, dan lampu disini juga masih 
padam. Masyarakat sekitar pesisir pantai mengungsi ke daerah ketinggian hingga 
ke KM5," ujar Dedi, yang saat dikontak tengah merasakan gempa. 

Sembako Terbatas di Pessel 

Wartawan Padang Ekspres, Teddy Arlan dan Yunisman yang menyisir langsung 
Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pessel, melaporkan ribuan warga masih 
bertahan di tenda-tenda pengungsian dengan ketersediaan sembako sangat 
terbatas. Jalan negara Sumbar-Bengkulu yang amblas sepanjang 30 meter di 
Kumbuang Silaut, dan jalan kabupaten di Sungai Sarik, Silaut yang terban 
sepanjang 30 meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, kemarin kembali bisa 
dilewati, setelah diperbaiki menggunakan alat berat. 

Pantauan Padang Ekspres, di sepanjang ruas jalan Painan-Bengkulu, terlihat 
ratusan rumah warga rusak parah. Masyarakat yang masih takut dengan adanya 
gempa susulan, memilih tinggal di tenda yang terbuat dari terpal plastik 
seadanya. Bangunan yang mengalami kerusakan cukup parah di Lunang Silaut antara 
lain, kantor Camat Lunang Silaut, gedung SD 5 Tanjung Beringin, kantor Cabdin 
Pengairan, Kantor Cabdin Peternakan, Penginapan Bunda, Puskemas, rumah dinas 
dokter, Pondok Pesantren Salafiyah Fathul Ulum, dan kantor Cabang Bank Nagari 
yang belum sempat diresmikan. Sedangkan di Silaut IV yang dijangkau Padang 
Ekspres menggunakan mobil dari Kota Padang selama sembilan jam-normalnya lima 
jam, terlihat hampir 90 persen bangunan hancur, tidak layak ditempati lagi. 
Masjid Al Jihad di Silaut IV serta SDN 19 hancur total, rata dengan tanah. Dari 
data sementara yang diperoleh di Posko Gempa Kantor Camat Lunang Silaut 
kemarin, sebanyak 339 rumah di daerah ini rusak berat, 277 rusak ringan dan 419 
bangunan lainnya rusak ringan. 

Makan Ubi 

Sebagian besar masyarakat pengungsian mengaku belum menerima bantuan sedikitpun 
dari Pemkab Pessel, sejak hari pertama gempa terjadi hingga siang kemarin. 
Masyarakat sangat mengharapkan pemerintah segera menyalurkan bantuan, berupa 
makanan, tenda, selimut dan air bersih. "Sampai hari ini kami belum mendapatkan 
bantuan sedikitpun. Sebab sekarang persediaan makanan kami telah habis, bahkan 
sejak Kamis (13/9) kemarin warga di sini terpaksa makan, pisang, ubi kayu dan 
talas," kata Warsun (40) didampingi Ngadiono (50) bersama belasan warga lain di 
Silaut I. 

Diungkapkannya, rumah warga di Silaut I mengalami kerusakan sekitar 75 persen. 
Sebagian roboh dan rusak parah, sewaktu-waktu bisa ambruk karena gempa susulan. 
Saat ini warga merasa ketar-ketir, pasalnya sembako yang dijual di warung-pun 
telah habis diborong warga. "Saat ini kami terancam kelaparan, sebab sembako 
telah habis semua. Mau berbelanja ke warung-pun makananan tidak ada lagi. 
Disamping makan kita juga butuh tenda, air bersih, selimut dan obat-obatan," 
keluh Kasilah. Jumiker Ketua RT 04, RW II, Silaut I mengaku, proses pendataan 
kerusakan gempa baru saja di mulai Jumat kemarin. Di Silaut I dulunya terdiri 
atas 570 kepala keluarga (KK) transmigrasi, sekarang jumlahnya diperkirakan 
mencapai 700 KK. "Tadi saya, telah diminta pihak kecamatan untuk melakukan 
pendataan rumah warga yang rusak. Berapa jumlah totalnya belum kita ketahui. 
Tapi informasi awal, kerusakan di Silaut IV lebih parah daripada di Silaut I," 
jelas Jumiker. 

Minum Air Hujan 

Lain lagi dengan Ngadiman (57), warga Silaut I, dia cemas dengan isu yang 
berkembang menyatakan akan ada gempa susulan berkekuatan sampai 9 Skala Richter 
di daerah Mentawai. "Kemarin ada isu ada gempa pukul sembilan malam terbukti. 
Sekarang, ada lagi isu akan ada gempa lebih besar di Mentawai, tentu saja kami 
cemas dan gelisah," jelas Ngadiman yang rumahnya berjarak 5 kilometer dari 
laut. 

Kondisi sangat memiriskan ditemui Padang Ekspres di Silaut 4. Hampir seluruh 
rumah warga ambruk. Di sini, warga hidup nestapa, bertahan dibawah tenda 
darurat dari sengatan matahari dan dinginya malam. Tidak itu saja, persediaan 
sembako serta stok air hujan yang menjadi andalan selama ini telah habis. 
Mereka sangat mendambakan bantuan serta kedatangan aparat pemerintah untuk 
mengurangi derita yang mereka alami. "Kami mengungsi sejak Rabu lalu. 
Persediaan sembako kami kini telah habis, air hujan yang selama ini kami minum, 
telah habis semua. Perabotan rumah kami juga hancur tidak ada yang bisa 
diselamatkan," ucap Neneng (47) dan suaminya Paimin (58). 

"Bupati belum mengunjungi daerah sini, tapi kalau Camat barusan aja ke sini. 
Kedatangan aparat pemerintah telah menjadi obat tersendiri bagi kami warga di 
sini," tutur Neneng yang sempat pingsan saat gempa Rabu lalu. Di daerah ini, 
sejak 15 tahun lalu warga mengkonsumsi air hujan sebagai satu-satunya air 
minum. Warga pernah mencoba membuat sumur galian, hasilnya tidak memuaskan, 
karena air tanah yang didapatkan terasa asin. Untuk mandi, warga menggunakan 
air sumur berwarna merah seperti air teh. 

Camat Lunang Silaut Darmadi di Silaut IV mengatakan, di Silaut IV ini tercatat 
sebanyak 186 rumah warga rusak berat, terdiri dari bangunan permanen dan kayu. 
Darmadi mengaku, di samping Silaut dalam (lokasi transmigrasi) daerah Silaut 
luar juga parah dihantam gempa. Menurutnya, bantuan telah mulai disalurkan 
sejak Jumat pagi ke beberapa titik, tapi untuk pendistribusian ke daerah Silaut 
dalam masih terbentur. Darmadi meminta Kepala Kampung untuk mengambil bantuan 
ke luar (posko kecamatan). "Tapi untuk Silaut dalam memang belum sampai, karena 
jaraknya relatif jauh. Bantuan yang telah disalurkan antara lain, sebanyak 500 
paket sembako, 28 buah terpal untuk tenda, aqua 15 dus dan mie instans 20 dus." 
(afi/cr6/esg/ted) 

Pessel-Mentawai Diprioritas, Ribuan Rumah Rusak Berat 

Padang, Padek-Guncangan gempa di pantai barat Sumatera sejak Rabu (12/9) lalu, 
melumpuhkan aktivitas beberapa daerah di Sumbar. Kabupaten Pesisir Selatan dan 
Kabupaten Mentawai menjadi daerah prioritas yang perlu segera ditangani. Hingga 
kemarin (14/9), pukul 14.00 WIB, Satuan Koordiansi Pelaksana Penanganan Bencana 
(Satkorlak PB) Pemprov Sumbar melaporkan perkembangan data terakhir. Korban 
tewas tercatat 1 orang di kabupaten Solok, 2 orang di kabupaten Pesisir Selatan 
dan 1 orang di kota Padang, meski tiga orang diantaranya merupakan korban 
dampak tidak langsung dari gempa. 

Selain itu, tak kurang dari 5 fasilitas umum (fasum) mengalami rusak berat dan 
ringan. Tak terkecuali 15 buah rumah ibadah mengalami hal serupa. Berdasarkan 
data sementara Satkorlak dan Pemkab Pessel tercatat 3000 rumah rusak berat, 
sedang hingga ringan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). 150 rumah 
diantaranya rusak berat di nagari Kambang, Kecamatan Lengayang. "Kita sudah 
kirimkan bantuan 25 ton beras, dan Indomie 100 dus malam ini," ujar Bupati 
Pessel Nasrul Abit tadi malam. 

Sementara jika dihitung secara nominal belum diketahui berapa total kerugian 
fisik yang dialami daerah ini. "Penaksiran kerugian belum ada hingga saat ini. 
Untuk itu setiap kepala daerah kabupaten/kota yang mengalamai kerugian dan 
perkembangan korban sebisa mungkin bisa melaporkan perkembangan terakhir 
daerahnya melalui Satkorlak PB, setidaknya setiap 2 sampai 4 jam sekali ada up 
date-nya. Hal ini terkait langsung dengan langkah penanggulangan yang akan kita 
lakukan," ujar Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi di sela-sela rapat mendadak di 
aula Kantor Gubernur kemarin. 

Ia menambahkan, jika pemerintah kabupaten/kota mampu untuk menanggulangi dampak 
bencana yang terjadi di daerahnya maka tidak perlu lagi meminta bantuan ke 
pemprov atau pusat. "Tapi jika kerusakan yang diakibatkan gempa memang sangat 
sporadis dan sangat sulit untuk ditanggulangi, maka barulah pemprov turun 
tangan untuk menanggulanginya. Bencana kali ini, dapat kita lihat kabupaten 
Pessel dan kebupaten Mentawai merupakan daerah terparah akibat gempa. Untuk itu 
dua daerah tersebut akan ditangani dengan skala provinsi. Sementara untuk 
daerah lainnya, kita akan pertimbangkan kembali sesuai dengan laporan dan 
keadaan di lapangan," tukas Gamawan. 

Di tingkat provinsi sendiri, Gubernur mengharapkan koordiansi dan semua dinas 
tanpa pandang terkait atau tidak dengan bencana ini untuk melibatkan diri. 
"Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita bersama, maka tanpa harus 
melihat apakah terlibat atau tidak dengan penanggulangan bencana, diharapkan 
partisipasinya. Tidak terkecuali untuk pemimpin dinas masing-masing ataupun 
kepala daerah kabupaten kota lainnya yang mempunyai kapasitas dan waktu untuk 
membantu," harapnya. 

Untuk kepala daerah yang hingga saat ini belum berkoordinasi baik akan ditegur 
keras oleh gubernur. "Kita tidak tahu bagaimana keadaan yang terjadi di daerah 
mereka. Lalu bagaimana kita melakukan langkah penanggulangan dan pemberian 
bantuan sementara apa yang akan kita tanggulangi dan kita bantu tidak jelas," 
tukasnya gusar. 

Kemudian, sebagai penanggung jawab penanggulangan bencana skala provinsi, 
Gubernur berencana menindaklanjuti dengan penyaluran bantuan dan penanganan 
pasca bencana. "Bantuan yang tersedia di gudang diutamakan untuk daerah yang 
paling parah kondisinya dan mendesak. Oleh karena itu pemerintah kabupaten/kota 
harus tanggap dengan keadaaan ini karena tidak memungkinkan jika semua daerah 
harus ditanggulangi lebih dulu. Untuk itu kita prioritaskan dua daerah tadi 
karena kondisinya yang sangat parah. 

Bantuan yang akan diberikan berupa bantuan makanan pokok dan medis. Untuk 
bantuan dan penanggulangan infrastruktur dan sarana lainnya perlu pendataan 
lebih lanjut dan koordinasi dengan dinas terkait mulai dari kabupaten kota, 
provinsi hingga pusat. Namun untuk tanggap bencana kita tidak perlu menunggu 
uluran pusat, ini menyangkut keselamatan dan ketenangan rakyat," pungkas 
Gamawan. 

Menyangkut kekurangan bahan makanan yang diderita korban bencana, Asisten II 
Pemprov Sumbar, Surya Dharma Sabirin menyatakan akan ditanggulangi dengan 
cepat. "Ketersedian barang-barang kebutuhan saya rasa masih cukup. Hal ini 
disebabkan masyarakat telah mempersiapkan stok pangan dalam menghadapi 
Ramadhan. Permasalahannya sekarang, setelah terjadi gempa, bahan pangan 
tersedia cuma saja tidak termanfaatkan karena kondisi tidak memungkinkan. Jadi 
untuk saat ini kita fokus pada penanggulangan bencana dan efek lainnya seperti 
kelaparan dan penyakit menular," ujarnya. (cr6) 

Rumah Korban Gempa Disubsidi 

Jakarta, Padek-Pemerintah menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk membantu renovasi 
rumah korban gempa di Bengkulu, Sumatera Barat, dan Jambi. Rumah roboh atau 
rusak total akan mendapat bantuan Rp 15 juta, sementara rumah yang rusak ringan 
akan dibantu Rp 5 juta. Kepastian tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf 
Kalla dalam keterangan pers mingguan di Kediaman Dinas Wakil Presiden, Jalan 
Diponegoro No 2, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. "Perlakuannya tentu sama. 
Kalau (korban gempa) di Jogja kita bantu perbaikan rumah, tentu demikian juga 
(korban gempa) di Bengkulu," katanya. 

Meski demikian, nilai bantuan yang diberikan pemerintah tidak akan sama dengan 
bantuan yang diberikan untuk korban gempa di Jogja. Pasalnya, tingkat kerusakan 
akibat gempa di Jogjakarta jauh lebih besar dibanding Bengkulu. "Tentu ini 
(bantuan), bukan ganti rugi. Besarnya bisa Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Yang 
penting rumahnya bisa berdiri lagi," terang ketua Bakornas ini. 

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menuturkan, dana Rp 1 triliun untuk penanganan 
dampak bencana alam termasuk pembangunan rumah penduduk yang rusak akibat gempa 
berasal dari dana bencana alam di APBN Perubahan 2007. "Dengan dana Rp15 juta, 
masyarakat sudah bisa membangun kembali rumahnya yang rusak. Ini sudah kita 
buktikan ketika terjadi gempa bumi di Jogjakarta," paparnya. Bachtiar 
menegaskan, pemerintah konsen dengan penanggulangan bencana alam baik terkait 
masalah fisik maupun pertolongan pada para korban yang luka maupun meninggal 
dunia. "Kalau persediaan tenda dan selimut habis, bisa mengajukan bantuan ke 
Departemen Sosial. Pasti kita kirim," tegasnya. 

Meski demikian, Bachtiar mengimbau pemerintah daerah tidak mengandalkan bantuan 
dari pemerintah pusat. Bila penanganan bencana alam membutuhkan dana dalam 
jumlah kecil, pemerintah daerah dihimbau menggunakan dana milik pemerintah 
daerah. 

BBM Gratis 

Selain itu, Pertamina juga akan membagikan minyak tanah gratis kepada korban 
gempa di Sumatera. Pembagian minyak tanah gratis itu akan dimulai pada hari ini 
hingga sepekan kedepan. "Kita akan membagikan minyak tanah gratis untuk korban 
gempa selama beberapa hari," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina 
Ahmad Faisal usai rakor di Departemen Keuangan, kemarin 
Menurut Ahmad, daerah yang akan mendapat minyak tanah gratis adalah yang kena 
dampak gempa cukup parah, seperti Bengkulu dan Padang. Pertamina sebelumnya 
juga menyatakan, sehubungan terjadinya gempa sejak Rabu (12/9), fasilitas dan 
sarana distribusi BBM di Depot-depot Pertamina dalam keadaan baik dan 
beroperasi normal. 

Beberapa Depot atau Terminal Transit BBM Pertamina yang berada di wilayah 
terjadinya gempa antara lain Depot Baai (Bengkulu), Depot Jambi, TT Bungus 
Teluk Kabung (Padang) berada dalam kondisi aman dan distribusi BBM berjalan 
lancar. "Stok BBM untuk daerah tersebut tersedia cukup," kata Ahmad. 

Dijelaskannya, khusus di Kota Padang, terdapat 4 SPBU yang mengalami kerusakan 
ringan berupa kaca kantor pecah dan tembok pagar runtuh namun operasional 
pelayanan SPBU bagi masyarakat tetap berjalan. "Pertamina siap untuk melakukan 
operasi pasar khusus untuk masyarakat yang mengungsi bekerjasama dengan 
instansi terkait," tandasnya. 

Pasokan BBM ke daerah tersebut masih bisa dilakukan melalui jalur alternatif. 
Namun jika biasanya menggunakan truk kapasitas 8.000 kiloliter, karena jalannya 
kecil, menggunakan truk 5000-7000 kiloliter. (jpnn) 

DPU Siapkan Rp30 Miliar 
Jakarta, Padek-Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum (DPU) menyiapkan 
dana sebesar Rp 20 hingga 30 miliar untuk memperbaiki infrastruktur jalan di 
daerah Sumatera yang rusak akibat gempa. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto 
mengatakan, pihaknya belum menghitung keseluruhan infrastruktur yang rusak 
akibat gempa. "Tapi yang jelas, di PU dana darurat itu ada. 

Itu semua kita siapkan berapa pun habisnya, kalau misalnya Rp5 miliar ya 5 
miliar kita sediakan, kalau Rp10 miliar ya Rp10 miliar, sampai sekarang kita 
siapkan Rp 20-30 miliar," jelas Djoko. Djoko mengatakan bahwa kondisi 
infrastruktur jalan di Sumatera khususnya Bengkulu dan Sumbar memang mengalami 
kerusakan pasca bencana gempa. Berdasarkan informasi dari Sumatera, memang ada 
jalan-jalan yang rusak tapi umumnya tidak parah. 

Agung: Jangan Tolak Bantuan Asing 

Jakarta, Padek -Ketua DPR Agung Laksono menegaskan pemerintah sebaiknya tidak 
menolak bantuan asing untuk korban bencana alam seperti gempa bumi yang terjadi 
di Bengkulu dan Sumatera Barat. "Mengapa mesti ditolak. Kita akui bahwa kita 
masih kekurangan dan masih membutuhkan bantuan kemanusiaan dari negara lain," 
kata Agung kepada pers di Bandara Supadio, Pontianak, kemarin. Dia mengatakan, 
apabila negara lain memang menawarkan bantuan kemanusiaan, maka sebaiknya 
bantuan tersebut tidak ditolak dan segera dibagikan kepada korban bencana. 
"Yang terpenting adalah korban segera tertolong dan bantuan dapat segera 
diterima, apakah itu bantuan dari pihak dalam negeri maupun dari luar," 
katanya. 

Agung menilai apabila pemerintah menolak bantuan asing maka hal itu 
mencerminkan sikap arogansi atau kesombongan, padahal sebenarnya bantuan 
kemanusiaan dari pihak asing itu dalam bentuk apapun sangat dibutuhkan. Ia 
menambahkan yang perlu diwaspadai dari bantuan asing adalah bila ada 
kepentingan lain dibalik bantuan itu yang merugikan RI. 

Jamsostek Renovasi Rumah Sakit M Djamil 

Padang, Padek-PT Jamsostek (Persero) Pusat berjanji akan segera memprioritaskan 
renovasi gedung IGD dan rawat jalan RSUP M DJamil yang mengalami keretakan 
akibat guncangan gempa Kamis (13/9). Di samping itu, PT Jamsostek segera 
mengeluarkan surat jaminan asuransi kecelakaan tenaga kerja terhadap seluruh 
pasien Jamsostek yang kini dirawat di RSUP. 
"Saat ini, tim kita sedang mendata jumlah pasien Jamsostek yang ada di Padang. 
Untuk diketahui, hari ini saja, kita telah mengeluarkan enam surat jaminan 
asuransi kecelakaan tenaga kerja di RSUP," ujar Direktur Operasi dan Pelayanan 
PT Jamsostek (Persero) Achmad Ansyori didampingi staf Kepala Biro Peningkatan 
Kesehatan PT Jamsostek (Persero) Desto dan Kepala Cabang PT Jamsostek.   
  <http://www.kotasolok.org/images/dot.gif>     

               

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke