Assalamualaikum...
   
  Soal pariwisata di Sumbar, sebenarnya ini sudah kai lama, maksud saya, kita 
hanya bisa memberi masukan kepada pemerintah Sumbar, namun mana realisasi dari 
masukan kita itu, jangankan menindaklanjuti masukan yang kita berikan, 
membacapun (maaf) mungkin hanya sekilas mereka lakukan. 
   
  Sejak zaman dahulu (Pak HBD sampai saat ini GF) yang duduk di dinas 
pariwisata bukanlah orang yang tepat. Seharusnya yang dijadikan kepala dinas 
adalah mereka yang punya visi bagus untuk memajukan pariwisata. 
   
  Bahkan seperti yang sudah disebutkan, di beberapa kabupaten, yang jadi kepala 
dinas adalah mereka mereka yang tidak memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk 
itu. 
   
  Satu lagi, apakah SUMBAR (dengan huruf besar) punya peta dan kalender 
pariwisata..?? ini pertanyaan besar untuk kita semua...saya pernah berbicara 
dengan Bupati Agam soal kalender dan peta pariwisata di Agam...dia bilang 
banyak, namun belum dipetakan dan belum dijadikan sebagai even rutin. seperti 
Ngaau Kamang, Pantai Mutiara Agam, Ikan Jinak SUngai Janiah, Obyek wisata 
pertanian dan rafting di batang ANtokan serta yang paling gress Danau Maninjau 
(dengan festival maninjaunya dan terbang Layang di Lawang)...
   
  Lalu bagaimana dengan daerah lain..antahlah yo...mungkin satali tiga uang 
dengan Agam..(maaf Pak Bupati)..Dinas pariwisata di daerah, termasuk di 
propinsi sibuk dengan urusan yang tidak ada urusannya dengan kedinasan. Contoh, 
dari dulu saya mengkritik acara bazar bazar dan pemilihan uda/uni Sumatera 
Barat. 
   
  seperti halnya putri indonesia, apa hasilnya, mereka menyandang gelar (pers 
dipaksa untuk memberi gelar) kepada mereka (para bujang/gadih nan mangamek je 
karajo e itu) dengan sebutan DUTA WISATA SUMATERA BARAT...Namun apa 
kerjanya...NOL KOMA NOL saja...
   
  Siapa yang membuat ini, ya para birokrat yang kehilangan ide tadi, yang latah 
dan tidak punya visi. 
   
  Saya mengusulkan, sebaiknya kita buat FGD (dengan izin pak Syaf sebagai Ketua 
MAPPAS dan Ibu Nur yang jadi Sekjend-nya) yang melibatkan praktisi, pemikir dan 
kita kita yang pedulki dnegan wisata. Beberapa waktu lalu saya berbicara dengan 
salah seorang perantau, saya sampaikan usulan ini, bagaimana Pak Syaf...apa 
Mappas mau ambil peran disini. kalau mau mari kita buat...Banyak program yang 
bisa kita adopsi..Kita khan pernah ke Malaysia, berdiskusi dengan mereka, 
bahkan ke Eropa sekalipun...
   
  FGD bisa saja kita lakukan di Jakarta, saya melihat moment buka puasa dapat 
kita jadikan sebagai langkah awal...kalau perlu kita undang pak James tu 
ha...apa visinya, kita ajak pula ketua ASITA, PHRI dan banyak orang lain..
   
  bagaimana dengan usulan saya...??
   
  Sekian dulu...
   
  Wassalam.
   
  BLP

       
---------------------------------
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke