Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dunsanak kasadonyo nan hadia di tangah2 Palanta Rantau net nangko. Ambo mandapek info terlampir dari surang kawan di salah satu milis. Ambo bukan ahli sejarah dan ambo pun indak banyak mangarati tantang sejarah Minagkabau dalam kaitannyo jo urang2 Mandailiang zaman dahulu. Manuruik ambo, iko paralu sagiro diluruihkan, baalah beko anak cucu awak mambaco sagalo posting jo blog nan ado soal versi2 Parang Paderi sarato status Tuanku Imam Bonjol sebagai Pahlawan Nasional.
Walaupun kaba tantang seminar2 nan ambo dapek agak talambek, barangkali dunsanak2 di rantaunet tarutamo nan ahli2 bisa sato di rapek nan direncanakan Arsip Nasional bulan muko (Januari), apo koh itu pak Saaf, pak Suheimi, pak Amir MS atau sia se nan ka bisa sato maluruihkan tuntutan urang2 tu soal Tuanku Imam Bonjol, ba'a tu garangan. Wassalam, Adrial Sj. Dt. Perpatih ----- Original Message ----- Batara Hutagalung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Rangkaian diskusi buku Tuanku Rao di Sumatera Utara dan di Jakarta Buku yang ditulis oleh Mangaradja Onggang Parlindungan Siregar berjudul Pongkinangolngolan Sinambela gelar Tuanku Rao, Terror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak, diterbitkan oleh Penerbit Tanjung Pengharapan, Jakarta tahun 1964, telah memicu reaksi keras dari beberapa kalangan, termasuk dari HAMKA. Buku Tuanku Rao mengisahkan a.l. agresi tentara Padri ke Tanah Batak, terutama ke Tapanuli Selatan dan mengislamkan seluruh Tapanuli Selatan dengan kekerasan. Buku yang ditulis Prof. Slamet Mulyana mengenai runtuhnya Kerajaan Hindu dan Munculnya Kerajaan Islam, yang banyak mengutip buku Tuanku Rao, oleh pemerintah Orde Baru dilarang untuk diedarkan. Setelah 43 tahun, para ahli waris MO Parlindungan memberikan izin kepada Penerbit LkiS untuk menerbitkan kembali buku tersebut sesuai dengan aslinya- tanpa merubah apapun, temasuk penulisan yang masih menggunakan ejaan lama. Sama seperti pada penerbitan pertama, cetakan ulang yang diluncurkan bulan Juli 2007 juga memicu berbagai reaksi. Dari pihak Batak, ada yang mengusulkan agar gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Tuanku Imam Bonjol dicabut kembali, karena ternyata dia tidak hanya berperang melawan Belanda, melainkan juga melakukan agresi ke Tanah Batak. Di lain pihak, berbagai sanggahan terhadap buku Tuanku Rao pun muncul. Di alam yang demokratis seperti sekarang, orang bebas mengemukakan pandangan, pendapat atau sanggahan. Misalnya mengenai Perang Bubat yang terjadi tahun 1357, yang menjadi akar permasalahan antara etnis Sunda dengan etnis Jawa. Dalam perang Bubat, Raja Pasundan tewas di tangan Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit. Kemudian putri Raja Pasundan, Diah Pitaloka Citrasemi bunuh diri. Banyak kalangan Jawa menyatakan bahwa Perang Bubat itu tidak pernah ada. Namun kenyataannya, di kota-kota di Jawa Barat seperti Bandung, Bogor atau Sukabumi, tidak ada nama jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk atau Majapahit. Demikian juga dengan beberapa peristiwa lain, seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Tragedi Nasional 1965, terdapat beberapa versi yang sangat berbeda. Baik buku Tuanku Rao, demikian juga buku-buku yang ditulis untuk membantah buku Tuanku Rao, semuanya tidak memiliki dokumen autentik yang dapat digunakan sebagai referensi akademis, dan hanya berdasarkan kisah yang disampaikan secara lisan, sebagai oral history. Dengan demikian, tidak ada pihak yang berhak mengklaim, bahwa versinyalah yang paling benar. Semua itu hanya dapat menjadi masukan, sebagai bahan pertimbangan, dan kesimpulannya diserahkan kepada pembaca atau publikum, untuk menilai sendiri berdasarkan nalarnya, versi masa yang paling mendekati kebenaran. Sehubungan dengan ini, sebagai kelanjutan dari beberapa diskusi pada bulan Juli di Aula Depdiknas, Senayan, Jakarta dan Agustus di Media Center, Jl. Kebon Sirih, Jakarta, di Sumatera akan diselenggarakan rangkaian diskusi mengenai Hikayat Tuanku Rao dan Kilas Balik Perang Padri. NARA SUMBER: Dr Robert S Sibarani - Universitas Dharma Agung - Medan Dr Ichwan Azhari, PUSSIS (Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial), Universitas Negeri Medan Indera Nababan Centre Information for Migran Workers - Jakarta Batara Hutagalung Jakarta Ahmad Fikri - LKiS - Jogjakarta Amir Husin Daulay SA ROHA Foundation Jakarta Muh Saleh Isre LkiS Jakarta MEDAN Sabtu 24 Nopember 2007 mulai 09.00 wib di Aula Kampus Universitas Darmaga Agung Jalan TD Pardede no 21 Contact Person: Indera Nababan 08111486753 SIANTAR Senin 26 Nopember 2007 mulai 14.00wib di PLOt (Pusat Latihan Opera) Jalan Lingga no 1 Pematang Siantar Contact Person: Dame Ambarita 0811603570 SIDIMPUAN Rabu 28 Nopember 2007 Mulai 14.00wib di Kafe REHAN Padang Sidimpuan Contact Person: Ludfan Nasution 081361061419 PANYABUNGAN Kamis 29 Nopember 2007 Mulai 14.00wib Di Kafe FIRDAUS Panyabungan Contact Person: Ludfan Nasution 081361061419 Pada bulan Januari juga akan diselenggarakan diskusi mengenai Sejarah Perang Paderi, 1803 1837: Perspektif Sosial Budaya, Sosial Psikologis dan Agama, yang akan dilaksanakan di Arsip Nasional RI, Jl. Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan. (Tanggal akan ditentukan kemudian). Tujuan diskusi ini a.l. untuk merespons tuntutan kalangan yang menghendaki pencabutan gelar Pahlawan nasional yang diberikan kepada Imam Bonjol. Selain itu juga untuk memenuhi keinginan dalam masyarakat dewasa ini untuk mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya mengenai cara-cara kekerasan yang dilakukan oleh sebagian umat Islam. Batara R. Hutagalung ============================================= Ringkasan: Tuanku Rao. Terror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak Perang Paderi (Ada yang berpendapat kata itu berasal dari Pidari, dan ada yang berpendapat kata Paderi berasal dari kata Padre, bahasa Portugis, yang artinya pendeta, dalam hal ini adalah ulama) di Sumatera Barat berawal dari pertentangan antara kaum adat dengan kaum ulama. Sebagaimana seluruh wilayah di Asia Tenggara lainnya, sebelum masuknya agama Islam, agama yang dianut masyarakat di Sumatera Barat juga agama Buddha dan Hindu. Sisa-sisa budaya Hindu yang masih ada misalnya sistem matrilineal (garis ibu), yang mirip dengan yang terdapat di India hingga sekarang. Masuknya agama Islam ke Sumatera Utara dan Timur, juga awalnya dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat dan Cina. Setelah kembalinya beberapa tokoh Islam dari Mazhab Hambali yang ingin menerapkan alirannya di Sumatera Barat, timbul pertentangan antara kaum adat dan kaum ulama, yang bereskalasi kepada konflik bersenjata. Karena tidak kuat melawan kaum ulama (Paderi), kaum adat meminta bantuan Belanda, yang tentu disambut dengan gembira. Maka pecahlah Perang Paderi yang berlangsung dari tahun 1816 sampai 1833. Selama berlangsungnya Perang Paderi, pasukan kaum Paderi bukan hanya berperang melawan kaum adat dan Belanda, melainkan juga menyerang Tanah Batak Selatan, Mandailing, tahun 1816 - 1820 dan kemudian mengIslamkan Tanah Batak selatan dengan kekerasan senjata, bahkan di beberapa tempat dengan tindakan yang sangat kejam Selanjutnya baca di: http://batarahutagalung.blogspot.com Judul Buku: Pongkinangolngolan Sinambela gelar Tuanku Rao. Teror Agama Islam Mazhab Hambali Di Tanah Batak. Penulis: Mangaradja Onggang Parlindungan Editor: Ahmad Fikri A.F. Penerbit: LKiS, Jogjakarta Cetakan I, Juni 2007 Isi buku: iv + 691 halaman-Hardcover Harga: Rp 135.000 --------------------------------- Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---