Kalau kito pakai istilah Prof Azyumardi Azra, ada duo caro manjawab 'galitikan' 
Nanda Suryadi ko: 1) Jawaban romantisme akan manjawab:" masih, masih, masih 
masin, kan Minangkabau [dulu] gudang urang gadang Indonesia"; tapi 2)  jawaban 
realisme  akan banunyi " rasonyo indak masin doh lai, jan bamimpi juo, kito 
urang Minang kini alah duduak di bangku penonton.". Agenda utamo kito urang 
Minang kini justru harusnyo konsolidasi ka dalam dulu, sabalun baniaik maagiah 
sumbangan ka bangso kito nan juo bukan main ruwet masalahnyo. Sigi banalah dulu 
baa kondisi manusia Minangkabau di Ranah. 
   
  Wassalam,
  Saafroedin Bahar

Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
                    Humaniora                                        Kompas, 
Senin, 31 Desember 2007                     Pidato Kebudayaan
Warga Minang Ditantang Tunjukkan Kearifan Budaya     Padang, Kompas - 
Masyarakat Minangkabau yang dikenal memiliki kearifan budaya yang luhur 
ditantang untuk menampilkan kebudayaan itu demi memecahkan persoalan bangsa 
yang kompleks. Persoalan korupsi, perbedaan antara kata dan tingkah laku, serta 
perkembangan mentalitas menerabas ingin cepat kaya juga ditantang untuk 
dipecahkan dengan kearifan lokal.   Demikian salah satu isi pidato kebudayaan 
Prof Dr Ahmad Syafi’i Maarif, Sabtu (29/12) di Taman Budaya Padang, yang 
diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Sumatera Barat.   Menurut dia, masyarakat 
Minangkabau mempunyai sejumlah ungkapan yang sarat makna, mulai dari berbagai 
petatah-petitih hingga gurindam. Namun, berbagai produk kearifan budaya ini 
belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengatasi persoalan bangsa, seperti 
sulitnya mencari orang jujur, amanah, dan dipercaya.   Persoalan ini, lanjut 
Syafi’i, juga pernah diulas antropolog Koentjaraningrat dalam penelitiannya 
tahun
 1970. Hasil penelitian itu antara lain mengungkapkan bahwa masyarakat 
Indonesia, terutama usahawan, ingin meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa 
memerhatikan proses. "Persoalan ini terus berlangsung hingga sekarang," kata 
Syafi’i, kelahiran Sumpur Kudus, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, itu.   Syafi’i 
melihat belum ada keberanian untuk bersikap melawan sifat yang sudah 
mengurat-akar di masyarakat secara umum. "Minangkabau, negeri elok, sudah lama 
menantikan anak-anaknya agar berani menyimpang dari pola umum yang korup, yang 
sedang melilit batang tubuh Indonesia sekarang, tetapi alangkah sukarnya," kata 
mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.   Kendati sulit, Syafi’i 
mengatakan, perlawanan harus tetap dilakukan. Salah satu yang dibutuhkan adalah 
ada stamina spiritual yang tidak boleh kendur.   Kultur berdebat   Di sisi 
lain, Syafi’i juga melihat historis kekuatan masyarakat Minangkabau, yang 
terletak pada kemampuan berdebat, bahkan di forum dunia dalam upaya
 membela martabat bangsa dari segala pelecehan dan pencibiran. Sayangnya, 
kemampuan diplomasi itu semakin luntur.   "Kita tidak lagi memiliki kemampuan 
diplomasi yang tangguh, seperti dulu diperlihatkan Agus Salim, Hatta, Sjahrir, 
Soedjatmoko, Adam Malik, Roem, LN Palar, Mochtar Kusumaatmadja, dan nama-nama 
lain. Orang Minang yang dikenal jago bersilat lidah dan terkenal dengan bidal 
’takilek ikan dalam aie, alah tantu jantan batinonyo’ atau ’alun takilek alah 
tabayang’ (terlintas ikan dalam air, sudah tentu jantan betinanya, atau belum 
terlihat sudah terbayang) merupakan modal utama untuk berdebat dengan penuh 
percaya diri," katanya.   Menurut Syafi’i, kearifan lokal yang dikawinkan 
dengan unsur budaya rantau inilah yang melahirkan diplomat-diplomat andal untuk 
bersilat lidah di forum internasional. (ART/NAL) 



  
---------------------------------
  Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers




       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount

-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke