Kepada Yth: Niniak Mamak Sidang Sapangka PKDP seluruh Indonesia
Dari : Anggota Piaman Laweh gadang di Pakanbaru *SEJARAH PKDP** DI RANTAU PEKANBARU-RIAU* Tahun 1936 dimulailah usaha pencarian minyak di daerah Riau oleh sebuah perusahaan Belanda bernama NPPM, perusahaan ini juga dimiliki oleh perusahaan Caltex asal Amerika. Usaha pengeboran sumur minyak pertama dilapangan Minas sekitar 30 km utara Pekanbaru terhenti karena Perang Dunia II, pengeboran tersebut dilanjutkan oleh tentara Jepang pada tahun 1944, sehingga menemukan minyak bumi di sumur Minas 1 yang terkenal itu. Selesai perang dunia II, NPPM kembali kekonsesi mereka dan dimulailah pembangunan perminyakan secara besar2an oleh perusahaan baru bernama Caltex. Kegiatan pembangunan perminyakan ini menjadi titik sentral perhatian bagi pemuda2 disekitar Riau terutama pemuda2 Sumatera Barat yang telah biasa berkunjung ke Pekanbaru karena adanya infrastruktur hubungan jalan darat dalam perjalanan mereka ke Singapura. Sejak 1946, akibat para pemuda pedagang yang melakukan perjalanan pulang pergi ke Singapura melalui Pekanbaru dengan menumpang kapal kayu, maka bermunculanlah komunitas pemuda2 dari perkampungan Minangkabau untuk mencari rizki di rantau Pekanbaru. Salah satu komunitas pemuda yaitu yang berasal dari daerah Pariaman yang banyak bermukim disekitar didaerah pasar pusat . Orang tua kami sendiri berpindah rantau dari Gunung Tua dekat Padang Sidempuan sebagai tukang emas ke rantau Pekanbaru ini di tahun 1949, beliau memulai usaha babelok ka Singapura sehingga mempunyai anak kemenakan yang juga menetap si Singapura sampai saat ini. Ditahun 1953an kegiatan Caltex berlanjut dan dibuka hubungan Ferry antara Pekanbaru dengan terminal Caltex di Sungai Rumbai secara regular. Dimulailah era baru perkenbangan pemuda2 Pariaman yang telah menetap di Pekanbaru, dan orang tua kami menjadi salah satu kontraktor untuk perawatan dan pengadaan kebutuhan Perumahan dan Transportasi Caltex. Karena meningkatnya kegiatan pembangunan Caltex maka komunitas yang berasal dari Piaman Laweh ini berkembang menjadi lebih banyak, dan lebih2 sewaktu "Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia" yang disingkat dengan sebutan PRRI yang menjadikan prahara didaerah Sumatera Barat. Akibat prahara ini membuat exodus sebagaian besar pemuda2 Minang, karena tidak ada persiapan atau ketiadaan skill dan kepandaian maka banyak warga Piaman Laweh menjadi masyalah bagi perantauan yang telah dahuluan menetap di Pekanbaru. Oleh sebab itu pada tahun 1955 sewaktu terjadinya exodus besar2an warga Piaman ke Pekanbaru ada empat orang perantau yang dianggap cukup kuat waktu itu di Pekanbaru dan menjadi tumpuan para pendatang, mereka juga sangat prihatin dengan keberadaan urang kampuang ini. Para tetua yang ada dikota kecil Pekanbaru adalah Datuak Denai pengusaha Transportasi, Bapak Tenok karyawan Medical Caltex merangkap pengusaha dan kusir Bendi, Bagindo Balai pengusaha Jahitan (Taylor), dan orang tua kami Bagindo Chalidi kontraktor Caltex. Di akhir tahun 1955 mereka menghimpun potensi2 orang Piaman di Pekanbaru dan membentuk organisasi bernama *Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP)*untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi urang Piaman yang merantau di Pekanbaru. Awal berdirinya PKDP sekitar tahun 1956 maka hampir setiap pemuda2 Pariaman yang datang ke Pekanbaru mendatangi para pendiri PKDP tersebut. Setelah didata maka mereka disalurkan kebidang2 yang sesuai antara lain sebagai; 1. Pekerja dikontraktor Caltex, 2. Supir atau kernet mobil di kontraktor2 perusahaan yang menyediakan servis di Caltex, 3. Pedagang pasar ikan atau pasar sayur bagi mereka nan bisa manggaleh 4. Penjahit bagi yang pandai menjahit dengan membuka toko jahit menjahit, 5. Buruh angkek barang baik di terminal bus maupun kapal bagi yang tidak punya keahlian. 6. Yang gagal dipulangkan kekampung jika tidak ada lagi usaha yang bisa menghidupkan mereka di rantau Pekanbaru. Pekanbaru di penghujung tahun 1950an itu dihuni sekitar 70% penduduknyaurang asal Pariaman dan terkonsentrasi disekitar daerah Jalan Pangeran Hidayat sekarang . Organisasi PKDP menaungi para perantau Piaman dengan tenang berkarya sampai terjadi huru hara dengan saudara2 kita dari utara Sumatra sekitar tahun 1959 yang ikut mengeroyok peluang yang ada di Pekanbaru akibat kegiatan Caltex yang barusan membuka jalur lintas Padang - Dumai. Benturan yang hebat terjadi dilapangan buruh angkek, sehingga terjadi “pertempuran” fisik antara dua kelompok tentu dengan pendukung2 yang juga kuat. Orang tua kami yang diangkat sebagai ketua PKDP pada waktu prahara tersebut dijaga rumahnyaoleh anak2 mudo Piaman. Prahara ini untuk kota sekecil Pekanbaru, serta lokasi kejadian pertempuran berdekatan dengan rumah tinggal Gubernur Riau sekarang, sehingga langsung menjadi perhatian Muspida Riau. Alhamdulillah Bapak Bagindo Chalidi mempunyai kemenakan seorang letnan tentara yang menikah dengan Urang Tapanuli, istri keponakan tersebut ada hubungan famili dan diakui sebagai kakak oleh Gubernur Kaharudin Nasution, oleh karena hubungan itu Gubernur Riau merasa kemenakan Bapak Chalidi, maka Gubernur bersama Muspida langsung memprakasai untuk mempertemukan pemuka2 PKDP dengan pemuka2 Batak, sehingga prahara ini dapat diselesaikan dengan baik sampai saat ini. Salah satu hasil pertemuan Muspida Riau dengan Petinggi PKDP Pekanbaru, para niniak mamak PKDP mendapat tugas tambahan dari kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan anak kemenakan asal Piaman yang masuk ke Polisi dan dianggap Polisi masalah non kriminal, sehingga dengan kejadian prahara ini PKDP Pekanbaru menjadi tumpuan anak kemenakan di rantau Pekanbaru mencari solusi permasalah yang mereka hadapi. Bapak Dasril Chalidi sebagai anak tertua dari bapak Chalidi dan juga menjadi salah satu pengurus yang ditunjuk di Sie Ekonomi, telah memberikan info Kepada ketua DPP PKDP bapak Suhatmansyah mengenai keberadaan PKDP yang di bentuk di Pekanbaru tahun 1955. Data-data pengurus pada tahun 1955 tersebut telah diserahkan oleh Bapak Dasril Chalidi berupa fotocopy kepadasekretaris DPP PKDP (bapak Fuad). Tetapi sayang sebuah organisasi yang telah berdiri sejak tahun 1955 tersebut telah dan masih diredusir pendiriannya menjadi tahun 1984. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/