Saya kira tahun 1955 yang disitir sangkut pautnya dengan PRRI itu keliru, 
karnea itu belum ada PRRI.
-- MakNggah

--- In rantau...@yahoogroups.com, Darwin Chalidi <dchalidi@...> wrote:
>
> Kepada Yth: Niniak Mamak Sidang Sapangka PKDP seluruh Indonesia
> 
> 
> Dari : Anggota Piaman Laweh gadang di Pakanbaru
> 
> 
> 
> *SEJARAH PKDP** DI RANTAU PEKANBARU-RIAU*
> 
> 
> Tahun 1936 dimulailah usaha pencarian minyak di daerah Riau oleh sebuah
> perusahaan Belanda bernama NPPM, perusahaan ini juga dimiliki oleh
> perusahaan Caltex asal Amerika. Usaha pengeboran sumur minyak pertama
> dilapangan Minas sekitar 30 km utara Pekanbaru terhenti karena Perang Dunia
> II, pengeboran tersebut dilanjutkan oleh tentara Jepang pada tahun 1944,
> sehingga menemukan minyak bumi di sumur Minas 1 yang terkenal itu. Selesai
> perang dunia II, NPPM kembali kekonsesi mereka dan dimulailah pembangunan
> perminyakan secara besar2an oleh perusahaan baru bernama Caltex. Kegiatan
> pembangunan perminyakan ini menjadi titik sentral perhatian bagi pemuda2
> disekitar Riau terutama pemuda2 Sumatera Barat yang telah biasa berkunjung
> ke Pekanbaru karena adanya infrastruktur hubungan jalan darat dalam
> perjalanan mereka ke Singapura.
> 
> 
> Sejak 1946, akibat para pemuda pedagang yang melakukan perjalanan pulang
> pergi ke Singapura melalui Pekanbaru dengan menumpang kapal kayu, maka
> bermunculanlah komunitas pemuda2 dari perkampungan Minangkabau untuk
> mencari rizki di rantau Pekanbaru. Salah satu komunitas pemuda yaitu yang
> berasal dari daerah Pariaman yang banyak bermukim disekitar didaerah pasar
> pusat . Orang tua kami sendiri berpindah rantau dari Gunung Tua dekat
> Padang Sidempuan sebagai tukang emas ke rantau Pekanbaru ini di tahun 1949,
> beliau memulai usaha babelok ka Singapura sehingga mempunyai anak kemenakan
> yang juga menetap si Singapura sampai saat ini. Ditahun 1953an kegiatan
> Caltex berlanjut dan dibuka hubungan Ferry antara Pekanbaru dengan terminal
> Caltex di Sungai Rumbai secara regular. Dimulailah era baru perkenbangan
> pemuda2 Pariaman yang telah menetap di Pekanbaru, dan orang tua kami
> menjadi salah satu kontraktor untuk perawatan dan pengadaan kebutuhan
> Perumahan dan Transportasi Caltex.
> 
> 
> Karena meningkatnya kegiatan pembangunan Caltex maka komunitas yang berasal
> dari Piaman Laweh ini berkembang menjadi lebih banyak, dan lebih2 sewaktu
> "Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia" yang disingkat dengan
> sebutan PRRI yang menjadikan prahara didaerah Sumatera Barat. Akibat
> prahara ini membuat exodus sebagaian besar pemuda2 Minang, karena tidak ada
> persiapan atau ketiadaan skill dan kepandaian maka banyak warga Piaman
> Laweh menjadi masyalah bagi perantauan yang telah dahuluan menetap di
> Pekanbaru.
> 
> 
> Oleh sebab itu pada tahun 1955 sewaktu terjadinya exodus besar2an warga
> Piaman ke Pekanbaru ada empat orang perantau yang dianggap cukup kuat waktu
> itu di Pekanbaru dan menjadi tumpuan para pendatang, mereka juga sangat
> prihatin dengan keberadaan urang kampuang ini. Para tetua yang ada dikota
> kecil Pekanbaru adalah Datuak Denai pengusaha Transportasi, Bapak
> Tenok karyawan
> Medical Caltex merangkap pengusaha dan kusir Bendi, Bagindo Balai pengusaha
> Jahitan (Taylor), dan orang tua kami Bagindo Chalidi kontraktor Caltex. Di
> akhir tahun 1955 mereka menghimpun potensi2 orang Piaman di Pekanbaru dan
> membentuk organisasi bernama *Persatuan Keluarga Daerah Pariaman
> (PKDP)*untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi urang Piaman
> yang
> merantau di Pekanbaru.
> 
> Awal berdirinya PKDP sekitar tahun 1956 maka hampir setiap pemuda2 Pariaman
> yang datang ke Pekanbaru mendatangi para pendiri PKDP tersebut.
> 
> 
> Setelah didata maka mereka disalurkan kebidang2 yang sesuai antara lain
> sebagai;
> 
> 
>    1.        Pekerja dikontraktor Caltex,
>    2.        Supir atau kernet mobil di kontraktor2 perusahaan yang
>    menyediakan servis di Caltex,
>    3.        Pedagang pasar ikan atau pasar sayur bagi mereka nan bisa
>    manggaleh
>    4.        Penjahit bagi yang pandai menjahit  dengan membuka toko jahit
>    menjahit,
>    5.        Buruh angkek barang baik di terminal bus maupun kapal bagi yang
>    tidak punya keahlian.
>    6.        Yang gagal dipulangkan kekampung  jika tidak ada lagi usaha yang
>    bisa menghidupkan mereka di rantau Pekanbaru.
> 
> Pekanbaru di penghujung tahun 1950an itu dihuni sekitar 70%
> penduduknyaurang asal
> Pariaman dan terkonsentrasi disekitar daerah Jalan Pangeran Hidayat sekarang
> .
> 
> 
> Organisasi PKDP menaungi para perantau Piaman dengan tenang berkarya sampai
> terjadi huru hara dengan saudara2 kita dari utara Sumatra sekitar tahun
> 1959 yang ikut mengeroyok peluang yang ada di Pekanbaru akibat kegiatan
> Caltex yang barusan membuka jalur lintas Padang - Dumai. Benturan yang
> hebat terjadi dilapangan buruh angkek, sehingga terjadi "pertempuran" fisik
> antara dua kelompok tentu dengan pendukung2 yang juga kuat. Orang tua kami
> yang diangkat sebagai ketua PKDP pada waktu prahara tersebut dijaga
> rumahnyaoleh anak2 mudo
> Piaman.
> 
> 
> Prahara ini untuk kota sekecil Pekanbaru, serta lokasi kejadian pertempuran
> berdekatan dengan rumah tinggal Gubernur Riau sekarang, sehingga langsung
> menjadi perhatian Muspida Riau. Alhamdulillah Bapak Bagindo Chalidi
> mempunyai kemenakan seorang  letnan tentara yang menikah dengan Urang 
> Tapanuli,
> istri keponakan tersebut ada hubungan famili dan diakui sebagai kakak oleh
> Gubernur Kaharudin Nasution, oleh karena hubungan itu Gubernur Riau merasa
> kemenakan Bapak Chalidi, maka Gubernur bersama Muspida langsung memprakasai
> untuk mempertemukan pemuka2 PKDP dengan pemuka2 Batak, sehingga prahara ini
> dapat diselesaikan dengan baik sampai saat ini. Salah satu hasil pertemuan
> Muspida Riau dengan Petinggi PKDP Pekanbaru, para niniak mamak PKDP
> mendapat tugas tambahan dari kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan
> anak kemenakan asal Piaman yang masuk ke Polisi dan dianggap Polisi masalah
> non kriminal, sehingga dengan kejadian prahara ini PKDP Pekanbaru menjadi
> tumpuan anak kemenakan di rantau Pekanbaru mencari solusi permasalah yang
> mereka hadapi.
> 
> 
> Bapak Dasril Chalidi sebagai anak tertua dari bapak Chalidi dan juga
> menjadi salah satu pengurus yang ditunjuk di Sie Ekonomi, telah memberikan
> info Kepada ketua DPP PKDP bapak Suhatmansyah mengenai keberadaan PKDP yang
> di bentuk di Pekanbaru tahun 1955. Data-data pengurus pada tahun 1955
> tersebut telah diserahkan oleh Bapak Dasril Chalidi berupa fotocopy
> kepadasekretaris DPP
> PKDP (bapak Fuad). Tetapi sayang sebuah organisasi yang telah berdiri sejak
> tahun 1955 tersebut telah dan masih diredusir pendiriannya menjadi tahun
> 1984.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke