Oiyo, apak buyung sidi ko mah nan histeris di video amatir kecelakaan tu pas 
api manggadang. Tadi awak nonton video amatirnyo. Apak ko histeris istrinyo 
tabaka. Adoh kato2 ' bini den tabakaaa, bini den tabakaa, ya allahhh, ondeh 
yuang amak ang dak adoh lai doh'. Awak nan nonton manangih dek e. Tabayang pas 
ibu awak maningga, ayah awak malah tadiam tanpa kata-kata. Setelah ibu wafat, 
ayah awak nan aslinyo ceria dan pangecek jadi pandiam sampai kini. 


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: taufiqras...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 2 May 2012 10:06:44 
To: <rantaunet@googlegroups.com>; <rantau...@googlegroups.org>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Kisah Pilu Penumpang Bus Yanti



Semoga tidak ada lagi kejadian tragis ini

-------------------------------------------

  2 Mai 2012 - 16.58 WIB 



Kisah Haru Buyung Sidi Marajo

Istriku Meletus saat Aku Lompati Jendela

2 Mai 2012 - 11.32 WIB > Dibaca 452 kali 

 




Buyung Sidi Marajo (kiri) salah satu korban Bus Yanti menjalani perawatan di 
RSUD Dr Adnan WD Payakumbuh dengan kondisi luka bakar. (Foto: Teguh 
Prihatna/Riau Pos)

 


Tubuhnya kecil dan ringkih. Wajahnya sudah penuh kerut dan semakin hitam karena 
masih banyak bekas debu kebakaran di sana. Hanya menggunakan celana pendek 
warna biru tua, terduduk lesu di ranjang RSUD Dr Adnan WD Payakumbuh. 

Laporan MUNAZLEN NAZIR, Payakumbuh

TANGAN kirinya masih kuat memegang tiang infus yang jarumnya menusuk telapak 
atas tangan kirinya. Membayang jelas wajah tua yang lelah dan sedih, meski air 
mata tak menetes dari kelopak mata tuanya.

Namanya Buyung Sidi Marajo. Umurnya sudah 63 tahun. 

Mimpinya menghabiskan hari tua dengan sang istri Rosida (60) Selasa pagi sirna 
sudah. Sang istri sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya dengan kematian 
yang sangat tragis. Korban terbakarnya bus PO Yanti BA 3635 L dari Duri menuju 
Bukittinggi, bersama 12 korban meninggal lainnya.

Buyung dengan dialek Minangnya yang kental, kepada Riau Pos berkisah. 
Perjalannya dengan sang istri ke Duri untuk melihat anak cucu mereka di rantau. 
Puas melepas rindu, mereka berniat pulang ke kampung halaman di Palembayan, 
Matur, Kabupaten Agam, Sumbar. Mereka naik bus Yanti, karena sudah biasa begitu.

Subuh itu, lepas istirahat di rumah makan si Bur, bus kembali jalan menuju 
Kelok Sembilan. Baru setengah jam perjalanan, mereka yang nasih terbangun 
dikagetkan oleh bau menyengat seperti kabel terbakar. Sementara asap sudah 
memenuhi seluruh isi bus.

Adalah Ahmad Fikri (27), salah seorang penumpang bertanya pada supir ada apa 
sambil berteriak. Tapi bukan jawaban yang mereka terima, malah bus berhenti dan 
penumpang di bagian depan sudah berhamburan keluar bus. Kebetulan mereka, 
Buyung dan istri duduk di bangku 34 dan 35, sedangkan Fikri di bangku 19. 
Mereka langsung lari ke belakang untuk membuka pintu belakang, tapi pintu tak 
bisa terbuka karena banyak barang-barang penumpang dekat pintu.

Fikri langsung menendang kaca jendela dekat pintu belakang dan mencoba menolong 
penumpang lainnya. Salah satunya adalah Buyung. ‘’Tapi saat terakhir saya 
putuskan melompat keluar, karena asap sudah tidak mungkin lagi dihadang. Kalau 
saya terlambat sedikit saja saya pasti juga tewas,’’ ungkap Fikri anak muda 
yang tujuannya berlibur ke Bukittinggi.

‘’Saya melompat ke jendela yang sudah pecah itu. Saat itulah saya mendengar 
tubuh istri saya meletus, mungkin sudah habis dimakan api,’’ ungkap Buyung 
mengenang saat-saat terakhir tentang isterinya.

‘’Saya sedih. Tapi mau bagaimana lagi, semua kehendak Allah,’’ tambahnya sambil 
melihatkan punggungnya yang melepuh. ‘’Baju terbakar, tapi mungkin sudah hangus 
karena panas,’’ tambahnya.

Lain Buyung dan Fikri, lain lagi cerita Yurnani (54), warga asal Sibolga, salah 
seorang yang selamat tapi menderita luka bakar parah. ‘’Saya sudah ragu-ragu 
untuk ke Padang. Dari Duri saya sudah mau balik ke Sibolga. Tapi dua orang 
adiknya mengajak ke Padang dulu. Jadi saya ikut,’’ ungkapnya sambil berlinang 
air mata.

Yurnani mengaku dirinya sempat menolong kedua adiknya untuk meloncati jendela 
yang sudah dibobol di dekat pintu belakang. Saat dia mau meloncat juga, kakinya 
tersangkut hingga terbakar cukup parah. Kedua adiknya selamat, sedangkan 
dirinya menderita luka bakar serius di kaki kirinya.

Suami dan Anak Meninggal
Cerita lain dikisahkan Nilawati (36) isteri dari korban meninggal Ali Sardani 
(38) dan ibu dari Suryandi Darmawan (8) alias Randi. Nila yang tinggal di Jalan 
Kejaksaan Kelurahan Babussalam Kecamatan Mandau ini, Senin (30/4) malam melepas 
suami dan anak keduanya dengan suka cita menuju Bukittinggi.

Suami biasa bolak balik Duri-Bukittinggi untuk membeli barang dagangan. Mereka 
memang berjualan barang jadi di Mandau. Malam itu suaminya, Ali membawa anaknya 
Randi karena berniat menjemput ibunya atau nenek Randi ke Batusangkar untuk 
diajak ke Mandau. Ali juga membawa uang Rp20 jutaan untuk belanja yang 
diletakkan di dalam tas.

Tidak pernah dibayangkan Nila akan kehilangan dua orang tercintanya sekaligus 
dengan cara tragis begini. Pagi Selasa (1/5), dia dikabari musibah ini terjadi. 
Dengan mengajak kedua anaknya yang pertama dan yang bungsu, Nila menjemput 
jenazah suami dan anaknya ke Payakumbuh.

Bagaimanapun ketegarannya, ternyata Nila tetap jatuh pingsan sampai di RSUD Dr 
Adnan WD. Untunglah keluarganya dan keluarga suaminya sudah ada di rumah sakit 
yang sama. ‘’Nila tak sanggup mengidentifikasi jenazah suami dan anaknya. Jadi 
anaknya yang sulung yang mengidentifikasinya,’’ ujar salah seorang kerabat Nila.

Perempuan muda itu hanya terbaring lemas di pelataran kamar mayat menunggu 
proses identifikasi selesai. Rencananya kedua jenazah akan dibawa ke Mandau 
untuk dikebumikan.

Ibu Pergi Tanpa Pesan
Cerita sedih lainnya dituturkan Indra Suryani (46) yang kehilangan ibunya 
Yusnina (70) dan adik iparnya Sunita (30) alias Rita. Kedua orang anggota 
keluarganya ini juga menjadi korban tewas bus PO Yanti yang terbakar.

‘’Sepekan lalu, ibu pergi mengunjungi anaknya yang di Duri, adik saya, suami 
Rita. Semalam, Rita naik bus Yanti mengantarkan ibu pulang. Saya tak ada 
firasat apa-apa sampai saya terima kabar ini tadi pagi,’’ ungkap Indra Suryani 
yang merupakan warga Sarik Laweh Simpang Tiga Payakumbuh.

Tak memiliki firasat buruk, dan tanpa pesan apapun, ibu dan iparnya sekaligus 
pergi meninggalkan mereka. Bagi Indra Suryani ini musibah dari Allah dan dia 
tidak akan menyalahkan siapapun. ‘’Saya ikhlas!’’ tambahnya. 

Sementara sebelumnya, cerita pencarian salah satu keluarga penumpang bus PO 
Yanti datang dari Duri. Adalah Sulam (32), yang tergopoh-gopoh datang ke loket 
PO Yanti di Simpang Sebanga Duri. Ia ingin mengetahui kabar tentang istrinya 
Sasri Hartini (35), dan anaknya Safero Insani (5). Karena tak memperoleh 
informasi pasti, Sulam pun tertunduk lemas. Wajahnya kalut. Kemudian ia pun 
pergi. Sorenya, Sulam memutuskan berangkat ke Payakumbuh dengan mobil.

Kepada Riau Pos, saat dihubungi melalui ponselnya, Sulam yang bekerja di RCC 
Burger Jalan Mawar, Duri menceritakan, ia mengantar istri dan anaknya ke loket 
PO Yanti di Sebanga, Senin (30/4) lalu, sekitar pukul 19.30 WIB.

‘’Bus berangkat sekitar pukul 09.00 malam. Saya tak punya firasat apa-apa. Tadi 
(kemarin, red) saya melihat di televisi, bus yang ditumpangi isteri dan anak 
saya terbakar. Makanya, saya langsung ke loket bertanya kabar,’’ ungkap Sulam, 
yang mengaku berada di atas kendaraan menuju Payakumbuh saat ditelepon.

Kehilangan kontak dengan isteri tercinta tentu membuat Sulam panik. Bapak satu 
anak yang tinggal di Jalan Obor II Duri ini mengaku, terakhir menghubungi 
isteri, Senin (30/4) sekitar pukul 23.00 WIB. 

‘’Istri menelepon sekitar pukul 11.00 malam. Ia mengaku di perjalanan menuju 
Sumbar,’’ ujar Sulam. Sejauh itu, tidak ada yang mencemaskan. Namun saat 
mengontak isterinya selepas melihat berita di televisi siang kemarin, tak ada 
lagi menerima kabar. ‘’Suami mana yang tidak akan cemas,’’ imbuhnya lirih.

Menurut Sulam, Sasri Hartini dan anaknya Safero Insani sengaja pulang ke 
kampungnya di Palembayan, Kabupaten Agam untuk mengurus akte kelahiran Safero. 
‘’Anak kami mau sekolah di Duri. Pulang ke kampung rencananya untuk mengurus 
akte. Mudah-mudahan dia tak apa-apa,’’ imbuhnya penuh pengharapan.

Sementara itu informasi dari Yet (38), seorang penumpang selamat yang dihubungi 
Riau Pos dari Duri, Selasa (1/5) siang kemarin mengaku, masih ingat ada seorang 
ibu dan anak laki-lakinya yang akrab di perjalanan tak sempat keluar dari 
kepungan asap dan kobaran api yang melahap bus naas itu. Apakah itu Sasri 
Hartini dan anaknya Safero Insani yang dicari-cari Sulam kabar beritanya, belum 
diketahui pasti.

Menurut Yet yang duduk di kursi sebelah supir, Subuh naas itu, para penumpang 
tengah tertidur pulas. Sekitar pukul 04.00 WIB, Yet terbangun dan melihat asap 
di dalam bus. Pedagang sayur di pasar pagi Sebanga yang sering bolak-balik 
Duri-Bukittinggi ini mengaku langsung menyebut itu ke supir. ‘’Saya bilang ke 
Baraen (supir, red), kok ada asap?’’ katanya. Supir pun langsung menghentikan 
mobil. Tak lama setelahnya api langsung memercik di belakang jok supir.

Tak ayal, suasana panik melanda. Yet dan supir serta beberapa penumpang 
berhasil menyelamatkan diri lewat pintu depan. Sementara para penumpang lain 
berupaya menyelamatkan diri ke pintu belakang. Namun sialnya, pintu belakang 
pun tak bisa dibuka. Mungkin karena tumpukan barang atau karena penyebab lain. 
Akibatnya banyak penumpang yang tak bisa menyelamatkan diri dan terpanggang 
dalam bus itu.(sda/rpg/ila)

    

  


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke