assalamualaikum wr.wb.
wakatu awak di bima (NTB), terkenal pulo di urang sinan baso nan mambao
islam ka bima urang awak. melalui jalur sulawesi selatan.sampai kini masih
adoh situs sejarak kubua "Datuak Dibanta" ulama nan maajaan islam di bima.
salai itu masih adoh kampuang melayu nan masih malestarikan budaya awak di
sinan. urang bima mengenal urang awak maso dulu adalah urang pedagang.
sampai2 sultan bima maagiahan sawak ka urang awak maso dulu tu, nyo baliak
an liak ka sultan. uarang awak tu cuma mamintah tanag untuak tampek tingga
se nyo.
dalam literatur sejarah islam di bima, adoh pulo tatulih sejarah itu.
sampai kini, bagi urang bima, urang awak nan marantau di bima, nyo anggap
dusanak.
Wasalam,
Yos
L,33, Tanjuang, asa solok, kini di kalbar

> Pada 19 Juni 2012 14:33, Evy Djamaludin <hyvn...@yahoo.com> menulis:
>
> Assalamualaikum, wr. wb
>>
>> Menambahkan informasi yang kita dapatkan dari Buya Hamka. Saya sudah
>> pernah menyelediki kisah Datuk di Sulawesi Selatan - Tenggara. Saya mencoba
>> menuangkan dalam tulisan sebagai berikut :
>>
>> *Tiga orang datuk asal minangkabau penyebar islam di tanah bugis (?)*
>> Walaupun banyak yang sudah tahu, bahwasanya ada tiga orang datuk yang
>> berasal dari Minangkabau itu – paling tidak berasal dari tanah Sumatera,
>> yang mengislamkan wilayah-wilayah kerajaan di Sulawesi Selatan pada abad
>> 16, yaitu :
>> 1. Khatib Tunggal Datuk Makmur, atau populer di kalangan masyarakat
>> Sulsel dengan nama Datuk Ribandang.
>> 2. Khatib Sulung Datuk Sulaiman dikenal Datuk Patimang.
>> 3. Syekh Nurdin Ariyani dikenal dengan nama Datuk RiTiro. Akan tetapi
>> penulis yakin masih banyak generasi muda minang yang belum mendapat
>> informasi seputar jasa tiga orang datuk dari Minangkabau, yang menyebarkan
>> agama islam di Sulawesi Selatan.
>> Dari berbagai sumber, penulis berhasrat menyampaikan perihal tiga orang
>> datuk yang disebut-sebut dari Minangkabau serta sebelumnya penulis tertegun
>> didalam hati – adakah tiga orang datuk ini – masuk dalam bagian sejarah di
>> Minangkabau ? Apa dan bagaimana perjuangan dan kiprah mereka dalam
>> penyebaran agama islam di Sulawesi Selatan ini ? Berikut ini saya mencoba
>> menyimpulkan sebagai berikut :
>>
>> lebih lanjut dapat dibaca pada alamat :
>> http://bundokanduang.wordpress.com/2008/10/10/kunang-kunang/
>>
>> Artikel ini sudah lama dibuat, yang tujuannya agar kita bisa melakukan
>> penelitian lebih dalam - karena masyarakat di Makassarpun meyakini akan
>> kebenaran info ini, sehingga mereka menuangkan dalam situs mereka.
>>
>> Di buku sejarah Kota Kolaka - Sulawesi Tenggara, saya mendapati
>> keterangan islamisasi oleh Tiga Orang Datuk ini- yang mereka katakan pula
>> sebagai Datuk datuk dari Minangkabau.
>>
>> Analisa saya seputar Tiga Orang Datuk ini adalah :
>> 1. Mereka adalah 3 orang Ulama dari pesisir pantai barat Minangkabau,-
>> yang saat itu sedang berada dibawah pengaruh ke Sultanan Aceh. Ingat tiga
>> abad lamanya pesisir barat dikuasai pihak Aceh.
>> 2. Mereka sebenarnya adalah pedagang - dan orang kaya (Istilah Ipho
>> Santosa) - yang sangat religius dan sangat aktif menyebarkan agama
>> Islam. Mereka pergi merantau karena berdagang. Seperti halnya pedagang Arab
>> yang menyebarkan agama Islam ke Indonesia. Selain berdagang, mereka ingin
>> mengikuti jejak Maulana Malik Ibrahim ini yang sebelumnya bernama Maulana
>> Al Magribi dan telah mendirikan Perguruan Islam Mazhab Maliki di Gresik.
>> 3. Seperti kita ketahui Pusat cendekiawan Islam pada abad itu - yang
>> berada di wilayah timur ada di Kota Gresik. Di kota Gresik domisili
>> terakhir  Maulana Malik Ibrahim, yang sebelumnya pernah singgah cukup lama
>> di Tiku - Pariaman.
>> 4. Ketika datangnya pengaruh kristenisasi dari utara - dari Filipina ke
>> Minahasa, akibat kekuasaan Portugis, maka dilakukan upaya membendung dan
>> pencegahan oleh cendekiawan muslim yang berdomisili di Kota Gresik itu.
>> Dari Gresiklah tiga orang Datuk ini  berlayar ke Sulawesi guna berdagang -
>> dan sekaligus melakukan Islamisasi itu. Disaat itu peluang pedagang
>> Islam sesungguhnya tengah dihambat oleh Portugis, lebih lebih jatuhnya Ke
>> Sultanan Malacca ketangan Portugis. Sehingga banyak Monopoli dagang
>> terlepas dari tangan pedagang Islam.
>> Coba kita renungkan, Jika sekiranya Tiga Orang Datuk ini tidak berlayar
>> ke Sulsel untuk melakukan Islamisasi, dapatlah kita bayangkan dampaknya
>> bahwa wilayah ini seluruhnya akan dikuasai oleh pihak lain.
>> 5. Setelah proses Islamisasi ini - barulah kerajaan kerajaan di Sulawesi
>> Selatan melakukan kontak dengan kerajaan kerajaan dipesisir SUmatera. Baik
>> dalam hubungan diplomatik zaman dahulu. Setahu saya di Kerajaan Bone
>> terdapat Payung Kuning (terbuat dari emas) - pemberian dari salah satu
>> kerajaan di Minangkabau.
>>
>> Sekedar info pada abad 15, seorang raja kecil dari Kerajaan Mekongga
>> menerima bendera dari raja Luwu yang warnanya sama dengan Merawa kita,
>> yaitu Merah, Kuning, hitam. Raja kecil itu kemudian bernama " SANGIA
>> NIBANDERA ".
>>
>> Demikian mudah-mudahan berkenan,
>>
>> Wassalam,
>>
>> 3vy Djamaludin
>> (Kawasan Puspiptek, Kota Tangerang Selatan)
>>
>>
>>
>>   ------------------------------
>> *Dari:* Ramadhanil pitopang <pitopang...@yahoo.com>
>> *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com
>> *Dikirim:* Senin, 18 Juni 2012 22:04
>> *Judul:* Bls: Fw: [R@ntau-Net] Peranan raja-raja Pagaruyung dalam
>> Islamisasi kawasan Timur Indonesia.
>>
>> Assalamualaikum WW.
>> Dari buku Prof. Hamka ttg Sejarah Islam.
>>
>> Menurut catatan Kerajaan Goa dan Bone, agama islam masuk dengan resmi ke
>> negeri itu adalah sekitar tahun 1602 atau 1603, karena Raja Goa Kraeng
>> Tanigallo telah menerimanya dari tiga orang guru agama Islam yang dating
>> dari Minangkabau yaitu Dato’ Ri Bandang, Dato, Ri Patimang dan dato, Ri
>> Tiro. Tetapi sebelum raja memeluk agama Islam, namun orang sebagai pedagang
>> telah ada di Goa jauh sebelum itu. Ketika suatu perutusan Portugis dating
>> ke Goa pada tahun 1540, mereka telah mendapati beberapa orang berdiam di
>> Goa, tetapi mereka datang dari daerah lain. Dapatlah laporan orang Portugis
>> itu diterima, jika diingat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada
>> tahun 1511 banyak pedagang Islam melarikan nasibnya ke daerah lain,
>> diantaranya ke Makassar.
>>             Sultan Babullah dari Ternate  giat mempropagandakan Agama
>> islam  ke daerah Makassar itu tahun 1570 dan tahun 1583. Pulau Buton
>> telah menerima islam dari Ternate. Tetapi Raja Makassar yang belum memeluk
>> agama Islam itu, masih berfikir-fikir dan menimbang-nimbang, agama yang
>> manakah yang akan baginda terima. Kattholikkah, yang telah dipropagandakan
>> oleh Portugis, atau Islam yang dipropagandakan oleh Ternater, keduanya sama
>> mendesak. Memeluk suatu agama resmi, bagi seorang raja yang besar dengan
>> sendirinya akan sangat besar pengaruhnya atas politik.
>>             Dalam hati kecilnya sang baginda raja Goa telah sudi
>> menerima islam tetapi jangan hendaknya di bawah pengaruh Kerajaan Ternate
>> yang dekat tempatnya. Dan dalam hati pula baginda belum bias menerima
>> ajaran Khatolik, tetapi bujukan pendeta bertubi-tubi. Akhirnya baginda
>> mengambil keputusan yang cerdik sekali, beliau akan masuk ke dalam salah
>> satu agama, Katholik atau Islam. Tetapi baginda hendak meminta
>> penjelasan/penerangan yang lebih luas dan dalam yaitu dari sumber yg asli.
>> Dimintalah kepada Portugis untuk mendatangkan Pendeta dari Malaka dan
>> dimintnya pula kepada pihak Islam, supaya mengirimkan ulama yang lebih alim
>> dari Kerajaan Aceh, sebab Aceh lebih tua Islamnya.
>>             Baru saja permintaan itu kepada Sultan Aceh (Sultan saidi
>> Al-Mukammil) permintaan itu segera dilaksanakan. Sehingga dikirimlah sebuah
>> perutusan Ulama. Dalam catatan orang Bugis Makassar ulama itu dating dari
>> Minangkabau diantaranya Khatib Tunggal  (disebut Dato Ri Bandang
>> gelarnya di Makassar atau Dato di Bandar disebut gelarnya di Bhima)
>> terdapat kuburnya sekarang ini di Tallo sebelah utara Goa. Tidaklah ada
>> perbedaan pendapat bahwa  mereka dari Minangkabau, diutus oleh Sultan
>> Aceh. Sebab Tiku, Pariaman, Air Bangis, Painan dan Indrapura adalah pantai
>> pesisir Minangkabau yang pada ketika itu di bawah kekuasaan Aceh.  Dikatakan
>> para mubaligh Islam dari Minangkabau tersebut berasal dari kerajaan Islam
>> Indrapura.
>> Agama Islam diterima oleh Kraeng tanigallo thn 1603, lalu beliau memakai
>> gelar Islam “Sultan Ala’udin Awwalul Islam” yang menerima ajaran tauhid
>> dari Khatib Tunggal (Dato Ri Bandang) yang telah menimbulkan semangat baru
>> bagi orang Makassar. Sultan Alauddin mangkat (setelah mangkat disebut
>> gelarnya “Matinro Ri Agamanna/ mangkat karena memajukan agamanya), naiklah
>> putranya Sultan Hasanuddin
>>
>> (Sumber Sejarah Islam :  Prof. Dr. Hamka, Cetakan Pertama 1994. Pustaka
>> nasional PTE LTD, Singapura).
>> Ada juga kisah penyebaran Islam di Tanah Kaili (Sulawesi Tengah) menyusul…
>>
>> Wassalam,
>> Ramadhanil Pitopang
>> Palu- Sulawesi Tengah, 48 tahun- Laki-laki
>>
>>
>>   --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>> - DILARANG:
>> 1. E-mail besar dari 200KB;
>> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. One Liner.
>> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
>> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
>> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke