Khofifah Kritik Rencana Kemenkes Bagi-bagi Kondom

Bagi-bagi kondom tidak akan menyelesaikan masalah moral di Indonesia.

Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengkritik tajam
rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membagi-bagikan kondom kepada
kelompok seks berisiko menularkan penyakit atau berisiko memicu
kehamilan yang tidak direncanakan.

Saat memberikan sambutan pada peringatan Harlah Ke-66 Muslimat NU di
Istora Senayan, Jakarta, Selasa (19/6), ia mengatakan bahwa persoalan
yang melanda bangsa ini adalah kemerosotan moral, dan bagi-bagi kondom
bukan satu penyelesaian masalah.

"Yang jelas bagi-bagi kondom tidak akan selesaikan masalah moral di
Indonesia," kata Khofifah.

Selain itu, program tersebut juga dinilainya tidak sinkron dengan
program kementerian lain yang mengarah pada pembangunan moral dan
karakter.

Khofifah mengungkapkan, Kementerian Agama telah memrogram gerakan
Magrib mengaji, sementara Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kebudayaan telah menyiapkan pedoman pendidikan karakter.

"Ini jelas merusak orkestra pembangunan kita karena program yang satu
bertentangan dengan program yang lain," kata Menteri Pemberdayaan
Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Dalam acara yang dihadiri Menteri Agama Suryadharma Ali, Menpera Djan
Faridz dan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj tersebut, Khofifah
menegaskan bahwa masalah kemerosotan moral sudah sangat
memprihatinkan.

Khofifah mengatakan, berdasar data yang up date Muslimat NU pada tahun
2011, ada lima juta perempuan menggugurkan kandungan, sebagian besar
berusia 16 tahun ke bawah, yakni mencapai 62 persen.

"Persoalan umat yang sudah seperti ini jangan dijawab bagi-bagi kondom
bagi remaja kita. Akan tetapi, bagaimana kita ikhtiar luar biasa agar
ada iman dan takwa yang tertanam pada anak-anak kita," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi mengungkapkan, bahwa
pihaknya akan kembali mengampanyekan penggunaan kondom pada kelompok
seks berisiko untuk menurunkan angka HIV-AIDS di Indonesia yang
kasusnya masih relatif sangat tinggi.

Nafsiah menjelaskan yang dimaksud dengan seks berisiko adalah setiap
hubungan seks yang berisiko menularkan penyakit dan atau berisiko
memicu kehamilan yang tidak direncanakan.

Kampanye ini menjadi penting mengingat masih banyak kasus kehamilan
yang tidak direncanakan terjadi pada anak-anak remaja.

Penulis: Antara/Ririn Indriani

-- 
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau Deli, Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke