Pemimpin Absen Saat Dibutuhkan

Enam Kriteria Pemimpin Harapan Muhammadiyah

Kompas, Minggu, 24 Juni 2012

http://cetak.kompas.com/read/2012/06/24/05283728/Pemimpin.Absen.Saat.Dibutuh
kan

Bandung, Kompas - Sidang Tanwir Muhammadiyah menghasilkan rekomendasi
tentang kriteria pemimpin yang dibutuhkan bangsa untuk menyelesaikan
persoalan yang sedang membelit Indonesia. Kepemimpinan bangsa saat ini
dipandang "gaib", atau sering absen justru saat dibutuhkan.

Itulah salah satu pokok rekomendasi yang dibahas peserta Tanwir
Muhammadiyah, di Bandung, Sabtu (23/6). Rekomendasi Muhammadiyah merupakan
salah satu hal yang dibahas dalam sidang komisi di samping isu organisasi
dan umum, program unggulan, ideologi dan khitah, serta strategi dakwah.

Dalam draf naskah rekomendasi, ada enam kriteria pemimpin yang diharapkan
Muhammadiyah, yakni visioner, nasionalis- humanis, mampu membangun
solidaritas, berani mengambil risiko, penyelesai masalah, dan memiliki
integritas moral. Peserta sidang mengusulkan "tidak rendah diri dan lebih
mencintai bangsa sendiri daripada bangsa asing" turut dicantumkan.

Ada pula usulan agar regenerasi pemimpin di Indonesia memiliki kualifikasi
yang diatur tegas. Dengan demikian, tidak lagi ditemui pemimpin bangsa
seperti digambarkan dalam naskah rekomendasi itu, yakni korup, lamban, dan
bimbang mengambil keputusan.

Sikap Muhammadiyah

Sidang yang dihadiri jajaran Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti
Bambang Sudibyo, Abdul Mukti, serta Dadang Khamdan, merumuskan beberapa
pokok rekomendasi kepada pemerintah mengenai sikap Muhammadiyah. Pokok
tersebut meliputi Pancasila sebagai dasar negara, kedaulatan bangsa dan
negara, partisipasi masyarakat, otonomi daerah, dan kekerasan.

Terkait kedaulatan bangsa, peserta sidang menyepakati Indonesia mengalami
masalah serius. Di bidang budaya, karakter bangsa melemah; di bidang ekonomi
perundangan lebih menguntungkan pihak asing daripada dalam negeri. Di bidang
politik, tidak terlihat lagi independensi negara dalam membuat kebijakan
yang berpihak kepada rakyat.

Selama berlangsungnya sidang Komisi V yang membawahi rekomendasi
Muhammadiyah, pembahasan paling ramai terjadi sewaktu membahas pokok otonomi
daerah dan integrasi nasional. Peserta mengeluhkan otonomi daerah telah
menciptakan korupsi serta transaksi uang. Peserta pun sepakat mengusulkan
agar pemilihan langsung dilakukan hingga tingkat provinsi, sementara bupati
atau wali kota dipilih legislatif.

Untuk isu program unggulan dibicarakan soal program unggulan daerah yang
akan ditiru daerah lain.

Gerakan ormas

Sidang yang dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Haidar Nasir dan Syafiq Mughni
mendata sebanyak 13 program dari daerah yang bisa ditiru dan dikembangkan
sebagai gerakan organisasi masyarakat, seperti pengelolaan tanah wakaf
menjadi lahan produktif seperti di Klaten, Jawa Tengah; pengadaan 1.000
tempat tidur bagi rumah sakit di Banten; hingga gerakan dakwah di lokalisasi
seperti di Surabaya.

Dihubungi sebelumnya, Syafiq menuturkan pengadaan 1.000 tempat tidur rumah
sakit bakal digalakkan dua tahun ke depan.

(ELD)

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to