Pak Darwin,

Kalo buliah ambo sato setek,

Apapun namonyo, masalah Muslim Rohingyako adolah merupakan salah satu
tragedi kemanusian yang menimpa umat muslim dimuka bumi
ini..Kejadiannya alah balaruik laruik puluhan tahun.. tapi indak
salasai salasai juo.. karano tau samo tau sajolah yang jadi korban
urang muslim yang secaro ekonomi juga miskin dan dampaknya  terhadap
kuasa besar di dunia hampia indak ado..

Ijan talalu baharok bana jo Komisi HAM PBB dan jo OKI...., Institusi
dunia ko indak talapeh dari kepentingan politik penguasa dunia.. Maa
yang paralu diekposnyo dan maa yang kadi padia kan nyo sajo,  indak
talapeh jo kepentingan global penguasa dunia yang mau tak mau tapaso
kito akui di kuasoi golongan Yahudi dan gerombolan anti islam (banyak
juo urang yang mangaku islam tapi anti bana terhadap yang namonyo
islam)..

Bulan yang lalu, masalah Rohinyako, mamaneh baliak...tajadi baliak
pambantaian, pemerkosaan, pembakaran  dan mengusiran umat muslim dalam
skala yang cukuik besar oleh the Mogh [ethnic Rakhine) yang baragamo
Budha di kampung urang Rohingya di Arakan Burma ...
Di nagari awak barangkali, indak ado gauangnyo, maklum sadang sibuk jo
urusan koropsi dan berita celebrity, tapi di Malaysia cukuik tadanga
baritanyo..
Ado babarapo kali demonstrasi dan protes sahabis sholat jumat ke
kadutaan Myanmar yang lataknyo indak baitu jauh dari tampek tingga
ambo di Jl Ampang Hilir, KL....Kemudian di kantua-pun sampai kini
masih berlansung penggalangan dana untuk membantu pengungsi Muslim
Rohingya... yang kebetulan juo cukuik banyak mengungsi sacaro sukarela
atau tapaso di Malaysia....

Adolah suatu kenyataan, Umat Islam kalo jadi minoritas dimaa sajo
ampia bisa dipastikan akan didiskriminisai dan indak saketek yang
ditindas bahkan dibantai ... Tapi kalo umat islam yang mayoritas
bantuak di Indonesia, kito sibuk bana menjago hati pihak minoritas,
demi yang namanyo toleransi banyak umat islam dan pemuka islam yang
rela bekorban akidah demi menjaga perasaan kaum minoritas. dan
persatuan....

Copy-paste artikel dibawah barangkali dapek memberikan saketek
gambaran tentang masalah Muslim Rohingya koo...
................................................................................................................

Burma's Rohingya refugees find little respite in Bangladesh

Sectarian violence in Burma has sent Muslim Rohingya refugees fleeing
across the border, but they find themselves unwelcome in neighbouring
Bangladesh.

Some sobbed quietly while others pleaded and raised their arms to
heaven. Their children looked on with glassy stares, utterly exhausted
after days at sea in an open boat. Soon they would be on the water
again, escorted by a Bangladeshi coast guard vessel and pushed back
into the waters of Burma where they knew violence still raged.

"The Mogh slaughtered my brothers. They will kill us all … please help
us!" screamed a woman carrying a baby only a few months old, before
she was hustled away by border guards.

The sectarian violence in Burma that has sent boatloads of refugees
fleeing to Bangladesh in recent weeks – and being firmly pushed back –
has once again turned the spotlight on the plight of Burma's Rohingya
minority.

There is no place the Rohingya people can call home. Burma passed a
law in 1982 – criticised as discriminatory by human rights groups –
that effectively rendered them stateless. Waves of ethnic violence
since 1991, some of it state-sponsored, have pushed more than 250,000
Rohingyas into Bangladesh, where they live in squalid, makeshift camps
with little or no access to healthcare or education.

Nozir Hossain, 70, knows well what it means to live in limbo. Hossain,
who used to be a farmer in the Maung Daw area of Burma's Arakan state,
has been living in an unauthorised camp in Teknaf, on Bangladesh's
southern tip, since 2001.

Sitting in the tiny shack he shares with four others, Hossain
described the day his family was forcibly uprooted. "The Mogh [ethnic
Rakhine] surrounded our village at dawn," he recalled. "The Nasaka
[Burmese border troops] were behind them. They set fire to the houses
and chopped, hacked and shot at anyone who got in their way. Two of my
sons were slaughtered in front of my eyes. When I flung up my arm to
protect my head, a machete nearly took my hand off. I fell and lay in
a pool of my sons' blood. The killers moved on, leaving me for dead."

Despite the horrors he has witnessed, Hossain hopes to go back to
Burma one day. "There is nothing for us here," he said. "We would like
to go back home … back to farming our land. I hope the government will
be fair and give us our rights."

Hossain was repatriated to Burma in 2005, but he came back after
finding his land occupied by Rakhine. He said both the Burmese and
Bangladeshi governments are falsely characterising the position of the
Rohingya.

"The Burmese government says we're Bangladeshi, but the Arakan is the
only home we know. My father was born in Arakan and so was my
grandfather. The Bangladesh government says we're illegal migrants.
But we didn't enter Bangladesh secretly to work. We came to save
ourselves and our families."

According to Bangladeshi historian Abdul Aziz, there have been Muslims
in Arakan since Arab traders came to the region in the eighth century.
"The poetry of 17th-century poets like Alaol clearly mentions Muslims
in positions of power in the court of the Arakan king," Aziz said.
"The writing of travellers like Ibn Batuta in the 14th century proves
that Bengal was one of the wealthiest nations in the world while
Arakan was infested with pirates. There was migration from Arakan to
Bengal and not the other way round."


Wass
Sfd, KL, Malaysia


On 7/10/12, Darwin Bahar <dba...@indo.net.id> wrote:
> Dinda Eri Bagindo;
>
> Yang saya tahu hanya opresi (penindasan) pada saat Burma masih di bawah
> Diktator Junta, bukan pembantaian / pembasmian etnis (genocide)  seperti
> yang terjadi di  Bosnia-Herzegovina oleh Etnis Serbia terhadap Muslim
> Bosnia
> di paruh pertama tahun 1990-an, yang akhirnya dihentikan  oleh serangan
> udara Nato ke ibukota Serbia Beograd dan kemudian menyeret aktor-aktor
> utamanya, antara lain Slobodan Milosovic, Ratko Mladic dan Rodovan Karadzic
> ke Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag (CMIIW)
>
> Kalau pembantaian, Komisi HAM PBB dan OKI pasti ribut.
>
> Wallahualam bissawab
>
> Wassalam, HDB-SBK (L, 69-)
>
> ====
>
> Bls: [R@ntau-Net] Re: OOT : Fwd: [GELORA45] Which religion is the be
> Sat Jul 7, 2012 3:34 am (PDT) . Posted by: "Eri Bagindo Rajo"
>
> Ambo hanyo ingin batanyo, karano ambo kurang informasi.
> Apokah pembantaian ko baru terjadi satalah pemimpin oposisi
> Padusi itu di bebaskan?
> Kalau memang terjadi satalah pembabasan , apo iko berarti ado kaitan nyo
> dan
> di rencanakan?
>
> tarimo kasih
> EBR, jkt,54
>
> ________________________________
>
> Dari: Darwin Bahar <dba...@indo.net.id>
> Kepada: Palanta Rantaunet <rantaunet@googlegroups.com>
> Dikirim: Jumat, 6 Juli 2012 7:27
> Judul: [R@ntau-Net] Re: OOT : Fwd: [GELORA45] Which religion is the best
>
> --
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. E-mail besar dari 200KB;
>   2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke