[bagian dua, terakhir] Bagaimana mencapainya; metode apa yang kiranya tepat dan dapat digunakan; dan adakah kiranya nilai dan keyakinan agama tertentu yang mampu mengangkat universalisme manusia dalam menguatkan sekaligus menjadi piranti pembangunan menuju the ultimate motivation?
Jika Danah menjawab pertanyaan "Why" ("Mengapa Anda memerlukan kecerdasan spiritual?"), maka Ary Ginanjar menjawab pertanyaan berikutnya: "How" ("bagaimana caranya membangun dan mengembangkan kecerdasan spiritual?"). Penemu ESQ Model ini menyajikan konsep Spiritual Engineering The ESQ WAY 165 yang mampu mensinergikan kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual sekaligus secara komprehensif. Metode ini mengelola tiga modal dasar, yaitu modal fisik, sosial, dan spiritual. Beberapa nilai dan kaidah universalisme Islam berhasil ia buktikan mampu menjadi piranti pembangun kecerdasan spiritual. Dan betapa terkejut Danah setelah membaca buku ESQ edisi Bahasa Inggris dan mendapatkan penjelasan. 12 Prinsip yang dijabarkan Danah seperti: Self-Awareness, ternyata sudah dijabarkan oleh Ary dengan 99 prinsip Asmaul Husna. Termasuk pula teori membalikkan Piramida Maslow yang dijawab oleh Ary Ginanjar dengan ESQ Hierarchy Needs yang dijabarkan dengan urutan Haji. Self-actualization dijawab dengan Wukuf di padang Arafah, Self-Esteem justru dijawab dengan lontar jumrah, Social Needs dibangun dengan Thawaf, Safety Needs dijawab dengan Sa'i, dan Basic Needs dilambangkan dengan Zamzam_lambang kehidupan. Betapa terkejutnya Danah saat mengetahui bahwa teori membalikkan Piramida Abraham Maslow ini dijawab tuntas oleh ajaran Nabi Ibrahim AS. Danah pun tercenung dan berkaca-kaca, sambil berkata: "Saya baru mengetahuinya sekarang." Selanjutnya, kedua Maestro di bidang kecerdasan spiritual itu bersepakat untuk berkolaburasi dalam sebuah seminar pada 9 Desember 2006. Keduanya akan memberi pencerahan kepada dunia dengan menyodorkan SQ sebagai jawaban problem moral dan sosial saat ini. Keesokan harinya, dalam perjalanan menuju London, Danah menulis sebuah email kepada ESQ Leadership Center. "I really enjoyed meeting with him (Ary Ginanjar, red). I read a lot more of his book during my flight back to London, I'm really impressed by what a wonderful job he has done with it. Islam desperately needs a voice like Ary's, that can present a modern, open-minded, and inspiring vision of The Faith. I am learning a lot from his book." (Saya bahagia bertemu dengan Ary. Saya banyak membaca bukunya selama perjalanan pulang ke London. Saya sungguh terkesan dengan karyanya yang menakjubkan. Islam sungguh-sungguh memerlukan sosok seperti Ary yang dapat mempresentasikan sebuah visi tentang keyakinan yang modern, terbuka, dan mampu memberi inspirasi. Saya banyak belajar dari bukunya). n anisi r handini/rurhablisyah -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/