Ketika seorang pemimpin dzalim berkuasa, maka yang bertanggung jawab 
bukan hanya para pelaku kekuasaan.  Umat dan rakyat pun akan bertanggung jawab 
memikul beban penguasa yang dzalim.


Ibnu Taimiyyah dalam karyanya Siyasah Syari’iyah mengutip sebuah 
hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. “Barangsiapa yang 
mengangkat seseorang (pemimpin) untuk mengurusi perkara kaum Muslimin 
sementara dia mendapati ada seseorang yang lebih layak daripada orang 
yang diangkatnya, maka dia telah berkhianat pada Allah SWT dan 
Rasul-Nya.”

Bukankah masa pemerintah Foke PKL dan rakyat yang tak berdaya telah digusur 
dengan cara2 yang dzalim?...

Zulidamel 49 Jkt


________________________________
 Dari: wannofri samry <wanno...@yahoo.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Minggu, 5 Agustus 2012 21:52
Judul: Re: [R@ntau-Net] Fw: Memilih pemimpin yg baik dan benar
 

Salam, ini cukup membalikkan dan merombak pemikiran, apa lagi ditulis dengan 
atasnama  tamatan Kairo(yang kata kawan saya tamatan kairo juga banyak alira 
islam liberal berkembang di sana akhir2 ini). tanggapan saya, terlepas dari 
maslaah Ahok, karangan Ibnu Tamiyah itu bukan hadis dan alquran (walaupun ia 
pemikir besar),sama dengan buku biasa, hanya ditulis dalam bahasa Arab. 
Karangan ini bisa menjadi pembenaran bahawa agama itu sama, dan ini bisa 
merusak keimanan. masalah negara kafir itu lebih maju, itu mungkin kajian lain, 
apakah dibalik itu? Sebenarnya negara Islam bisa lebih maju, tetapi setiap 
bangun kemajuan itu selalu diserang oleh negara kafir. Perhatikan Timur Tengah.

Mudah2an tulisan sarjana Kairo itu tidak menggoyahkan iman. Dan masalah 
pemilihan DKI terserah masing-masing karena memilih diantara dua yang buruk dan 
mempunyai kelemahan.
Wassalam
WNS



________________________________
 From: "a...@bis.or.id" <a...@bis.or.id>
To: "RantauNet@googlegroups.com" <RantauNet@googlegroups.com> 
Sent: Saturday, August 4, 2012 12:19 PM
Subject: [R@ntau-Net] Fw: Memilih pemimpin yg baik dan benar
 

 
Bapak/ibu kasadonyo, sarato anggota RN nan dirahmati Allah
Skedar meneruskan sajo, apo nan sampaikan ka ambo satantang diskusi/wacana nan 
berkembang di RN.

Semoga berkenan.
Aryandi, 39th 4hari, ciledug
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
________________________________

From:  "Maria" <ma...@bis.or.id> 
Date: Thu, 2 Aug 2012 10:21:05 +0700
To: Maria<ma...@bis.or.id>
Subject: FW: Memilih pemimpin yg baik dan benar

Sekedar berbagi
berita
 

________________________________
 
From:Hadhi Kusumo [mailto:h...@cbn.net.id] 
Sent: 26 July 2012 13:13
To: Willy Ganda; Widodo; Wati;
tedjo suwito; Ay Lan; Tan Tiong Gie; Stefanus A Wartono; Sian Kiong &
Silvy; Rustamadi; Raymond Trihadi; patricia mrs; Olen Kawi; Maria ; Julie & 
Gie; Hiangky; Heru Setiawan;
Hendra Shidarta; hendra kurniawan; Giok Bie & Swan; Freddy; fonni dharmadi;
fifie; Daisy Kristianto; Caroline Sutanto; Benny S.; Bambang Setiawan; anthony
limongan; anna.mari...@wartono.com; Anna Elfina; Alex Tanumara
Subject: Memilih pemimpin yg baik
dan benar
 
Memilih Pemimpin yang Sejati
 
(Ringkasan dari opini: Pandangan Saya sebagai Orang Islam terhadap Ahok
OPINI Anita Tahmid
Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo  20 July 2012 | 07:28)
 
Menurut saya, memilih
pemimpin harus didasarkan kepada kemampuan Calon, bukan apa agama Calon. Sebab,
soal agama adalah urusan pribadi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Apakah
Calon rajin sembahyang atau tidak, tekun puasa Ramadhan atau tidak, dan selalu
membayar zakat atau tidak, itu semua bukan urusan rakyat untuk mengetahuinya.
 
Yang perlu
dipertimbangkan saat memilih pemimpin adalah sejauhmana kemampuan pemimpin
untuk menghadirkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Karena itu, yang harus
dipilih adalah pemimpin yang adil sehingga kepemimpinannya membawa kemaslahatan
(kemanfaatan) bagi rakyat yang dipimpinnya.
 
Dalam Kitab Al-Hisbah
karangan Ibnu Taimiyah dinyatakan sebagai berikut:
 
الله ينصر الدولة العادلة
وإن كانت كافرة، ولا ينصر الدولة الظالمة وإن كانت مؤمنة
 
Artinya:
 
“Allah akan menolong
Negara yang adil meskipun Negara itu Kafir. Dan Allah tidak akan menolong
Negara yang dholim meskipun Negara itu Mukmin (Islam).”
 
Kita bisa melihat
Australia, Jepang, Korea, Negara-negara Eropa dan Amerika yang penduduknya
bukan mayoritas Muslim (baca: Kafir), tapi ternyata lebih maju dan sejahtera
dibandingkan dengan Negara-negara Islam seperti Mesir, Yaman, Aljazair, Oman,
Libya dan Tunis, tidak lain karena Negara-negara Kafir itu menjunjung tinggi
keadilan. Maka Allah menolong mereka karena keadilan yang mereka tegakkan.
 
Seorang tokoh pembaharu
asal Mesir, Mohammad Abduh mengatakan “Saya melihat Islam di Barat tapi saya
tidak temukan Kaum Muslim di sana .
Sebaliknya, saya menemukan Kaum Muslim di Timur tapi saya tidak melihat ada
Islam di sana .”
Maksudnya, Orang-orang Barat tidak mengenal agama Islam, namun perilakunya
mencerminkan ajaran Islam. Mereka menjunjung tinggi keadilan, giat bekerja,
disiplin, memudahkan urusan orang lain, menjaga kebersihan dan ketertiban umum
serta menghargai waktu.
 
Nah, inilah pentingnya
memilih pemimpin yang diyakini mampu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat. Soal apa agama pemimpin tersebut, itu bukan faktor penting Sebab,
bisajadi ada pemimpin yang di KTP tertulis agama Islam, tapi perilakunya justru
Kafir, tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Keislaman seorang pemimpin bukan
dilihat dari peci dan baju koko-nya, melainkan dari perilakunya. Pemimpin yang
mengaku Islam sebagai agamanya, tidak berani berbuat korupsi, tidak menggunakan
fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi, dan tidak berbuat dholim kepada
rakyatnya.
 
Sebaliknya, tidak
mustahil ada pemimpin yang di KTP tertulis Kristen tapi perilakunya malah
sangat Islami. Ia curahkan segala pikiran dan tenaganya untuk kesejahteraan
rakyat, sehingga rakyat bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, baik jasmani
maupun rohani. Ia kerahkan jiwa dan raganya untuk kemaslahatan (kemanfaatan)
rakyat, sehingga rakyat tidak menemui kesulitan untuk memperoleh pangan,
sandang dan papan, bahkan untuk melakukan peribadatan kepada Allah SWT.
Pemimpin seperti itu sesuai dengan Kaidah Fiqh:
 
تصرف الإمام على الرعية
منوط بالمصلحة
 
Artinya:
 
“Kebijakan pemimpin
terhadap rakyatnya harus mengacu pada kemaslahatan (kebaikan) rakyat”.
 
Kajian Dalil Larangan
Memilih Pemimpin Kafir
 
Memang dalam kitab Suci
Al-Quran ada beberapa ayat yang melarang umat Islam untuk memilih pemimpin yang
tidak beragama Islam. Di antaranya ayat-ayat yang terjemahannya berikut ini:
 
    Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan
Nasrani sebagai pemimpin-pemimpinmu (Al-Maidah : 51)
 
    Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Kafir sebagai
pemimpin-pemimpinmu dengan meninggalkan orang-orang Mukmin / Muslim (An-Nisa :
144)
 
Menurut saya, ayat-ayat
di atas benar adanya. Hanya saja, pertanyaannya adalah orang Kafir seperti apa
yang tidak boleh dijadikan sebagai pemimpin. Di sinilah perlunya melakukan apa
yang dalam Logika Hukum disebut Rechtsvervijning (Pengkonkritan atau
Penghalusan Hukum) yang merupakan salah satu metode dalam Konstruksi Hukum.
 
Kita tidak boleh memahami
ayat secara apa adanya atau tekstual, tapi harus melakukan kontekstualisasi. 
Kenapa
orang Kafir tidak boleh dijadikan pemimpin? Bagaimana kondisi dan situasi pada
saat ayat itu diturunkan? Apakah keadaan sekarang masuk dalam kriteria tidak
dibolehkannya mengangkat pemimpin Kafir seperti pada masa Rasulullah SAW. masih
hidup dulu?
 
Saya berpendapat bahwa
orang-orang Islam tidak boleh memilih pemimpin Kafir dengan catatan pemimpin
tersebut membawa dampak negatif bagi agama dan umat Islam. Selama pemimpin
Kafir tersebut diyakini mendatangkan keburukan atau kemudharatan bagi agama dan
umat Islam, maka hukum memilihnya tidak boleh. Sebaliknya, bila keyakinan itu
tidak ada maka hukumnya boleh.
 
Lagi pula, untuk ukuran
jaman sekarang di era demokrasi, pemimpin tidak bisa tampil secara
sewenang-wenang dan sesuka hatinya. Ia tidak bisa menjadi satu-satunya
pengambil kebijakan. Setiap kebijakan yang diputuskan harus melalui musyawarah
dengan banyak pihak dan dalam pelaksanaannya dikontrol oleh rakyat, baik
melalui wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat, media dan LSM. Adanya
mekanisme kontrol inilah yang membedakan pemerintahan sekarang dengan jaman
dulu.
 
Pemimpin sekarang tidak
akan berani berbuat semena-mena, kecuali ia akan menjadi bulan-bulanan media
dan didemonstrasi oleh rakyat. Karena itu, kekhawatiran dengan adanya pemimpin
Kafir tidak mempunyai dasar.
 
Sosok Ahok yang Islami
 
Ada seorang ulama di Belitung Timur, kampung halaman Ahok, yang mengatakan, 
“Pada
diri Ahok ditemukan sifat-sifat kenabian, yaitu Shidiq (jujur), Amanah (dapat
dipercaya), Tabligh (mampu berkomunikasi) dan Fathonah (cerdas).”
 
Saya sependapat dengan
ulama tersebut. Berdasarkan rekam jejak yang dipublikasikan, selama memimpin
Belitung Timur, Ahok terkenal sebagai sosok pemimpin yang profesional, jujur,
bersih, transparan dan merakyat. Sifat-sifat itu sesuai dengan ajaran Islam.
 
Ahok tak menjaga jarak
antara dirinya dengan rakyat. Ia biasa keliling kampung untuk mengetahui
persoalan rakyatnya. Perilaku Ahok itu seperti yang dilakukan Khalifah Umar bin
Khattab yang suka keliling kampung. Dengan keliling kampung, Khalifah Umar
pernah dikisahkan menemukan suara tangis pada malam hari. Ternyata ada
anak-anak kecil yang menangis tiada henti karena tidak makan berhari-hari.
Karena merasa bersalah, Khalifah Umar spontan mengambil sendiri makanan yang
ada di gudang Negara, memikulnya sendiri dan mengantarkan ke keluarga tadi.
Itulah perlunya pemimpin turun ke bawah (turba) sehingga tahu persis keadaan
rakyat yang dipimpinnya, dan tidak melulu mengandalkan laporan dari
staf-stafnya.
 
Ahok juga tidak pernah
memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan pribadi. Justru yang terjadi,
Ahok memotong uang perjalanan dinasnya untuk membantu rakyatnya yang miskin.
Perilaku Ahok ini mengingatkan saya kepada cerita Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Suatu ketika putranya datang menghadap ke Istana, lalu Khalifah Umar bertanya,
“Untuk urusan apa, Kamu datang, Nak?” Sang putra menjawab, “Untuk urusan
pribadi.”
 
Seketika Khalifah Umar
mematikan lampu ruangan. Sang putra bertanya lagi, “Kenapa dimatikan,
Ayahanda?”
 
“Karena lampu ini
dibiayai oleh Negara. Tidak boleh menggunakan fasilitas Negara untuk
kepentingan pribadi.” Subhanallah.
 
Perilaku Ahok itu jarang
ditemukan pada pemimpin-pemimpin saat ini. Tidak sedikit Gubernur dan
Bupati/Walikota yang mendekam di penjara karena terlibat kasus korupsi
penggunaan APBD. Tapi tidak termasuk Ahok. Ia sadar bahwa APBD adalah uang
rakyat yang harus dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Maka, uang itu haram
dimanfaatkan untuk urusan pribadi, seperti untuk memperkaya diri sendiri atau
untuk mendanai kampanye pemenangan dalam Pemilukada.
 
Ketika pemilukada
Belitung Timur 2005, ada kekhawatiran bahwa jika terpilih, Ahok akan melakukan
kristenisasi atau membangun gereja besar-besaran, ternyata kekhawatiran itu 
tidak
terbukti. Selama memimpin Belitung Timur, Ahok lebih menjunjung tinggi
ayat-ayat Konstitusi.
 
Lagi pula, kalau kelak
benar-benar terpilih pada Pemilukada Jakarta putaran kedua tanggal 20 September
2012, sosok Jokowi tidak akan mungkin membiarkan wakilnya, Ahok sibuk
memprioritaskan urusan agamanya ketimbang urusan rakyat keseluruhan. Ahok bukan
pasangan pertama Jokowi. Sebelumnya, Jokowi sudah pernah berpasangan dengan
Wakil yang beragama Kristen. Selama dua periode kepemimpinannya di Solo, Jokowi
didampingi Wakil yang juga beragama Kristen. Namanya FX Hadi Rudyatmo. Dan,
selama ini tidak pernah terjadi apa-apa.
 
Semoga bermanfaat untuk memilih pemimpin yg baik dan benar bagi
masyarakat dan bangsa 



__._,_.___



__,_._,___
-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
 
 
 



-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke