Nakan Armen

Benar Men, pariwisata Sumatra Barat tidak perlu dikembangkan seperti Bali,
karena selain perbedaan budaya dan karakter masyarakat—yang paling
penting—filosofi  pengelolaan yang liberalistik dan kapitalistik,  yang
hanya menguntungkan para pemodal besar yang umumnya berasal dari luar Bali
dan orang-orang yang bekerja di sektor itu saja, sementara rakyaik badarai
semakin miskin dan terpinggirkan..

Seperti saya singgung sedikit dalam salah satu posting saya, Program Perform
tempat  saya bekerja dulu utamanya melakukan advokasi dan pendampingan
penyusunan  perencanaan partisipatoris kepada ± 70 pemerintah kabupaten/kota
dan  20 korporasi daerah (PDAM/PD-BPR/RSUD) milik pemda terkait yang
tersebar di 7 provinsi. Dan saya banyak memperoleh pelajaran berharga di
sini, bagaimana besarnya efek positif dari pelibatan semua pemangku
kepentingan di sini terutama pegawai dan masyarakat dalam perencanaan daerah
dan korporasi. Malah dulu saya pernah menceritakan kesuksesan  mitra
subprogram saya PDAM Kabupaten Tanah Datar dalam menyusun dan menerapkan
perencanaan partisipatorif,  yang berujung dengan diperolehnya Penghargaan
Presiden Megawati sebagai PDAM dengan pelayanan terbaik se Sumatra Barat di
tahun 2003.

Dan sukses tersebut tidak hanya pengalaman  di Sumatra Barat tetapi juga di
provinsi lain seperti Papua yang kualitas SDM-nya masih belum terkembangkan
optimal,  dan bukan pengalaman Perform saja. 

Hanya bagi kita orang Minang, partisipasi masyarakat ini sangat penting
karena karakter orang Minang,  yang karena kesejarahannya merupakan
masyarakat sipil dan masyarakat pesisir—malah menurut Cak Nur alm,
masyarakat pesisir par exellence—yang egaliter sehingga tidak mudah, tetapi
tetapi tetap bisa diatur. 

Dulu ketika Bandung jadi “lautan sampah” di tahun 2005 yang disebabkan oleh
longsor di tempat  pembuangan akhir sampah (TPA) di Leuwigajah, Cimahi,
yang menewaskan 143 warga dan mengubur 139 rumah, Koran TEMPO menyandingkan
cara pengelolaan sampah di Bandung yang mahal tapi gagal dengan Padang yang
murah meriah tapi genah. Keberhasilan Padang yang ketika itu dipimpin oleh
Pak Sjahrul Udjud tidak terlepas dari disiplin warga Kota Padang yang setiap
pagi meletakkan sampah dalam kantong-kantong plastik yang digantungkan di
sangkutan bagonjong yang disediakan Pemkot di depan setiap rumah. Sampah
yang terkumpul kemudian dibawa ke TPA dengan becak bermotor. Sekarang saya
pikir tidak seperti itu lagi  (CMIIW)

Dengan kata lain, orang awak ini bisa diatur, asal kena “gili”-nya. 

Keberhasilan Walikota Suir Syam di Padangpanjang waktu ini juga tidak
terlepas dari disiplin dukungan luas  warga kota. Hal ini pulalah yang
memungkan Padangpanjang memperoleh penghargaan Lomba Tertib Lalu-lintas
berupa Piala Wahana Tata dari Kementerian Perhubungan RI tujuh tahun
berturut-turut. 

Menurut saya yang daif ini, karakter khas orang Minang ini perlu
diperhatikan benar oleh  para pengurus organisasi-organisasi masyarakat
(OMS) sipil yang bertujuan memajukan masyarakat Sumatra Barat yang didirikan
oleh para perantau yang sukses atau OMS yang lebih banyak beraktivitas di
luar Sumatra Barat, dalam menyusun dan monsosialisasi misi, visi dan
program. Hindarkan kesan yang merendahkan atau menggurui orang-orang di
kampung. Jangan sampai timbul kesan bahwa mereka seakan-akan ‘indak tau di
labu nan kamek’. 

Dari sini lah saya mencoba mengingatkan tentang manusia Minang yang
merupakan ‘homo economicus’ yang merupakan salah satu karakter  yang saya
anggap paling menonjol, bukan satu-satunya. Manusia Minang tentu saja juga
‘homo socious’, malah yang tidak kalah pentingnya: homo sapiens (alam
takambang manjadi guru) dan homo deis. Malah saya pikir dari dua karakter
yang terakhir inilah lahirnya filosofi unggul: ABS-SBK.  

Selebihnya saya setuju dengan yang Armen katakan. 

Satantang kebiasaan nan hanyo bakomentar jo mambuek opini di siko, bagi saya
hanya itu yang mampu saat ini. 

Namun saya selalu yakin, bahwa sesuatu yang diniatkan dengan tujuan baik,
sebesar zarahpun, dalam hal  ini berbagi pengalaman hidup yang tidak banyak
dan tidak berarti ini, tidak ada yang sia-sia.

Seperti bunyi sebuah hadis, kalau tangan sedang memegang benih, tetaplah
tanam walaupun tahu besok dunia akan kiamat.

Wallahualam bissawab

Mamak,

St Bandaro Kayo

====

Bls: [R@ntau-Net] Berhaji Dengan Bertanam Jagung 
Tue Aug 14, 2012 6:09 pm (PDT) . Posted by: 
"Armen Zulkarnain" 

Mak Darwin Bahar,

Pariwisata nan bisa dikembangkan di Sumbar khususnyo nan di pulau Sumatra
babeda jo apo nan ado di Bali. Pariwisata di Sumbar bisa berkembang pabilo
masyarakat terlibat panuah dalam bisnis pariwisata nan ko, baiak sebagai
pekerja di sektor pariwisata maupun sebagai pemilik usaha. Hal iko nan
paralu diluruihkan dahulu, sahinggo bisa ditinjau apo nan lamah di kito
untuak pengembangan pariwisata ko. Pemerintah daerah sebagai pengambil
kebijakan paralu membangun infrastruktur, kudian mambukak kesempatan
salaweh-lawehnyo kapado masyarakat nagari untuak mengembangkan
pariwisatanyo. Paralu dilakukan pendampingan nan memang bapihak untuak
mambangun masyarakat nagari nan mandiri & dalam tatanan adat sarato budaya
nan usali & dalam tataran ABS SBK pulo.

Pertanyaan dari ambo, apokah kalau kito mancaliak pemda maupun pemprov
kurang memperhatikan masyarakat nagari ko kito hanyo bakomentar & mambuek
opini sajo?

wasalam

AZ/lk/34th/caniago 
Kubang, sadang di kampuang
babako ka Canduang Koto Laweh, Agam

 

 

________________________________

Dari: Darwin Bahar <dba...@indo.net.id>

Kepada: Palanta Rantaunet <rantaunet@googlegroups.com>;
padang-panj...@yahoogroups.com; minang...@yahoogroups.com 

Cc: Andiko <andi.ko...@gmail.com> 

Dikirim: Selasa, 14 Agustus 2012 23:57

Judul: [R@ntau-Net] Berhaji Dengan Bertanam Jagung

[Bagian dua dari empat tulisan].

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke