Mak DB dan Mak MM nan ambo hormati, karena pembicaraan mamak berdua sudah menyebut pula tentang AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), izinkan saya memasuki diskusi ini karena saya ikut sebagai salah seorang penandatangan, baik yang ditampilkan dalam iklan koran maupun versi online.
Adalah betul Taufik Abdullah (pakai "k", nan pakai "q" adalah Taufiq Ismail, namun TI tak ikut menandatangani petisi) dan sanak IJP juga sebagai penandatangan. Bahkan tokoh-tokoh dua ormas terbesar, NU Dan Muhammadiyah, juga ikut menandatangani dalam kapasitas pribadi masing-masing. Mereka a.l. Buya Syafii Ma'arif, Amien Rais, Gus Dur, dan Gus Mus. Daftar lengkap nama 289 penandatangan AKKBB bisa dicari dengan mudah di internet. Mungkin inilah yang menyebabkan mengapa AKKBB menjadi kontroversial, dan tak sedikit yang menyebut sebagai antek Zionis. Na'udzubillahi min dzalik. Baik diingat kembali pemantik munculnya AKKBB (Mei 2008) waktu itu adalah terjadinya penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah di Parung. Para penandatangan merasa bahwa terlepas dari hak untuk menganggap sebuah kelompok itu sesat, namun tak ada hak bagi kelompok lain untuk mengambil tindakan fisik (melakukan penyerangan, dsb) karena itu adalah tugas aparat negara (polisi) berdasarkan konstitusi. Lain halnya jika kelompok yang dianggap sesat itu melakukan aksi makar terhadap negara (coup d'état), seperti pada kejadian tahun '65 yang dilakukan PKI dan mendapat kontra tindakan dari berbagai elemen Islam pada waktu itu, khususnya NU yang sangat aktif memberantas orang-orang yang terindikasi di Pulau Jawa. Pengalaman saya sendiri, sekitar 2-3 bulan sebelum AKKBB muncul, saya baru kembali dari Pakistan setelah melakukan liputan panjang pasca-pembunuhan Benazir Bhutto (Des 2007) sampai pemilu Februari 2008, sebagai wartawan internasional pemantau pemilu yang diakreditasi Pemerintah Pakistan. Sebelum berangkat, di kedubes Pakistan di Jakarta saya mendapat arahan (bersama 2 jurnalis lain dari RCTI dan Jawa Pos) agar tidak melakukan liputan dan perjalanan ke Northwest Frontier (perbatasan dengan Afghanistan yang ditengarai sebagai markas Taliban) dan "larangan halus" untuk tak masuk juga ke markas Ahmadiyah. Di Pakistan, saya keliling Karachi, Islamabad, Rawalpindi, dan Lahore. Saya mendapat banyak kisah tentang betapa ketatnya Pemerintah Pakistan mengawasi Ahmadiyah, a.l. orang Ahmadiyah yang mengucapkan salam Islam secara lengkap kepada non-Ahmadi, jika ketahuan aparat, maka orang Ahmadiyah itu bisa ditangkap. Saat di Lahore, naluri kewartawanan saya meronta ingin melihat bagaimana Ahmadiyah Lahore sebenarnya. Tapi komunitas mereka jauh dari pusat kota. Salah satu yang ingin saya lihat adalah makam Dr. Abdus Salam, pakar fisika yang mendapat hadiah Nobel Fisika tahun 1979. Tahun 1979 itu saya kelas 5 SD Muhammadiyah Tebet Timur, Jakarta Selatan. Saya dan para murid bersorak kegirangan ketika mendengar, sesuai dengan kabar TVRI waktu itu, bahwa seorang ILMUWAN MUSLIM mendapatkan hadiah Nobel yang bergengsi. Saat itu saya kira cukup banyak muslim lain di seluruh dunia yang mendadak besar lubang hidungnya karena pemberitaan seorang "Ilmuwan Muslim Mandapatkan Nobel Fisika" itu. Guru kami, selama berhari-hari, menjadikan kabar kemenangan Dr. Abdus Salam sebagai suntikan motif agar lebih ulet belajar. Tentu tanpa guru kami, Pak Engkos Kosasih namanya, saat itu tahu bahwa Sang Nobelis adalah seorang Ahmadi. Menjelang akhir SMP, ada satu ungkapan Dr. Abdus Salam yang saya sukai. "Jika orang India dan Pakistan bertemu, mereka akan saling bacok kepala. Tetapi jika dua-duanya ahli fisika, mereka akan langsung bicara dengan akrab." Belakangan, saat saya di SMA dan mulai ikut pengajian-pengajian tadabbur "mode baru" yang disebut 'usroh, lalu setelah terjadi Peristiwa Priok 1984 pengajian kami disebut 'aaly karena sebutan 'usroh "sudah dipantau aparat," menurut para kakak pengajar. (Saya di SMA 8 Jakarta, Taman Bukit Duri, yang merupakan salah satu kawasan pengajian teraktif saat itu, dengan para dai muda seperti Ust. Tony Ardhie, dan lain-lain nama yang kelak menjadi inisiator dan think tank PK/PKS). Saat itu belum ada istilah halaqah, liqo', murabbi, dll yang muncul belakangan di dunia aktivis pengajian. Baru pada saat itulah saya mendengar kabar bahwa Islamnya Dr. Salam itu berbeda. Berbeda dari apa yang dianut Sayyid Quthb, Sayyid Hawa', Imam Hasan Al-Banna dan lain-lain intelektual Islam yang buku-buku mereka merupakan bahan utama pengajian di era awal 80-an itu Begitu berbedanya Islam Dr. Salam, sehingga pada nisannya di Jhang, dusun kelahirannya di wilayah Lahore, tercantum tulisan tak lazim: FIRST ____ NOBEL LAUREATE. Tak ada kata MUSLIM, yang harus dihilangkan tersebab perintah Pengadilan Pakistan. Itu sebabnya saya ingin melihat langsung dengan mata kepala sendiri. Meski terlihat dan terdengar ganjil adanya nisan seperti itu, namun esensinya dari tak adanya kata MUSLIM pada nisan itu adalah adanya intervensi negara (melalui pengadilan), bukan akibat perbuatan langsung kelompok non-Ahmadi yang tak suka dengan keberadaan Dr. Abdus Salam (Kendati dalam perspektif politik, kelompok-kelompok non-Ahmadi bisa menjadi "pressure group" bagi Pemerintah Pakistan, yang melalui keputusan pengadilan, akhirnya mengambil keputusan penghapusan kata MUSLIM dari nisan tersebut). Menurut saya, dalam konteks kehidupan bernegara, apa yang dilakukan Pemerintah Pakistan masih bisa diterima. Jika itu sebuah keputusan yang benar, maka benar dan adil lah Pemerintah Pakistan sebagai umaro. Jika keputusan penghapusan kata Muslim itu keliru, maka tanggung jawab akan berada di pundak Pemerintah Pakistan sendiri. Dengan logika seperti itulah maka ketika saya ditawari untuk menandatangani petisi AKKBB, saya bersedia. Saya tak tahu siapa penandatangan lainnya secara lengkap, kecuali setelah petisi itu muncul sebagai iklan di harian Kompas dengan begitu beragamnya latar belakang penandatangan petisi. Wassalam, Akmal Nasery Basral Cibubur On Aug 30, 2012, at 10:02 PM, "Darwin Bahar" <dba...@indo.net.id> wrote: > Dinda MM bintang tiga > > Saya sudah membaca dengan teliti seluruh tulisan dinda > > Jawaban saya, saya tidak hidup dengan prasangka, dendam dan kebencian kepada > siapapun, dengan kata lain, saya selalu mendahulukan baik sangka, kepada > manusia, apa lagi kepada Allah Azza Wa Jalla. Ia yang menurunkan Islam Ia > pula yang menjaganya. Faktanya jumlah pemeluk Islam terus bertambah, termasuk > di Barat. > > Saya mengenal pikiran dan sikap GM dalam memperjuangkan demokrasi dan > kebebasan berpikir sambungan segala konsekwensinya, sejak saya berusia 17 > tahun sampai hari ini. Banyak yang saya kagumi pada dirinya dan memperkaya > pengetahuan, bahkan iman saya. Hanya bagi saya iman bukan untuk > digembar-gemborkan. Apalagi untuk menista orang lain yang punya pemikiran > berbeda. Iman sejatinya merupakan urusan seseorang dengan Allah SWT, dan > bagaimana dia mengkonversikan imannya dalam berhubungan dengan sesama. Kedua > hal tersebut hanya Allah SWT yang dapat menilai. > > Sikap GM untuk membela orang yang berkeyakinan berbeda, atau hidup sesuai > dengan kodrat yang Allah SWT tetapkan bagi mereka bagi saya bukan penistaan > kepada Islam, apalagi kepada Tuhan. > > Sekedar catatan, salah seorang penanda tangan AKKBB adalah Dr Taufiq > Abdullah. Kalau Indra Piliang—yang juga merupakan seorang penanda tangan—ada > di sini, dia pasti akan memberikan konfirmasi > > Lebih lanjut, setiap pendapat yang saya lewakan ke Palanta, baik pendapat > sendiri, atau tulisan orang lain, sudah saya pertimbangkan matang-matang. > > Bahwa ada yang tidak suka sah-sah saja. Namun alangkah elegannya kalau yang > ditanggapi hanya materi, bukan dengan menebar kebencian dan prasangka kepada > penulisnya. > > Palanta adalah bagian dari tradisi intelektual Minangkabau. Di Palanta kita > mahota ke kiri dan ke kanan, bercengkrama, berdebat berbagai hal > kadang-kadang dengan keras, namun dari sana timbul berbagai wawasan baru yang > tercemin dalam adagium: Basilang kayu di tungku, di sinan timbuanyo api. Iman > yang kuat hanyalah iman yang teruji oleh berbagai pikiran dan pendapat. > seperti bunyi ungkapan, bukan ombak besar, tetapi riak yang tenang membawa > karam. > > Dan saya percaya mayoritas penghuni Palanta ini mempunyai kecerdasan yang > lebih dari cukup untuk memilah, mana yang baik dan mana yang tidak baik. > > Soal sepilis dan Jaringan Iblis Laknatullah, bagi yang gemar memberikan > stigma-stigma kotor kepada pihak-pihak yang berseberangan silakan saja. Saya > tidak saya suka yang bersih-bersih saja. Islam mengajarkan kebajikan, > menegakkan dan memperjuangkannya > > Kebencian, dendam dan prasangka itu seperti bara api, dia mungkin bisa > membakar orang lain, tetapi juga diri sendiri. > > Akhirul kalam, terima kasih atas saran, tetapi itu tidak akan menghalangi > saya untuk memforwardkan tulisan-tulisan siapapun—termasuk GM—yang saya > anggap baik ke sini, dulu, sekarang dan nanti Lagi pula tidak ada pula > aturan salingka Palanta RN yang membatasinya. > > Dan pendapat saya ini sudah final. > > Sekian penjelasan saya, mungkin tidak memuaskan Dinda MM bintang tiga. Tapi > saya percaya, bahwa hal itu tidak akan mengganggu, apalagi memutuskan > silaturakhmi kita > > Kanda, > > St Bandaro Kayo > Depok > > > > --- In rantau...@yahoogroups.com, "muchwardi.muchtar" <muchwardi.muchtar@...> > wrote: > > > > Kakanda Darwin Bahar di Depok. > > > > Tarimokasi ambo sampaikan karano Kakanda alah sato pulo sakaki mampalaweh > > jangkauan solilokuis Si GM. > > > > Bagi ambo pribadi, sabagai junior (jauah 13 tahun 28 hari) di bawah baliau > > minum ASI di ateh dunia, tantu a nan ditulihnyi via Ca-Ping tiok Jumuaik > > sore di TEMPO, hanyolah sabagai pangulangan sejarah sajo. Sacaro pribadi > > ambo mahoromaiki GM, karano ranuangannyo sakali sapakan via majalah wanyo tu > > bisa untuak manyingguang sabagian hati nurani anak manusia dari sagalo macam > > golongan. Tapi….., sabagai umaik baugamo Islam sarupo nan tatulih di KTP > > kami masing-2, tampaknyo “pandangan hiduik” Si GM agak babedo jo Si m.m. > > Dan, sampai hari kiamaik soal nan paliang sakral ko indak ka bisa doh > > dipadebaikan apo lai dipatamukan. > > > > Latar belakang kami agak babeda. Baliau lahia di Batang, Pekalongan nan > > panuah jo kultur islam kejawen, sadangkan ambo sandiri dilahiakan & dididik > > (kutiko rinuak s/d remaja) dek islam surau, dan (kutiko remaja s/d dewasa) > > dididik dan digembeleng jo nuansa Muhammadiyah. Apo lai samanjak > > tahun-tahun tarakhia ko Si GM alah aktif pulo mambela HAM nan > > dipadewa-dewakan kaum Sepilis (sekular, pluralis & liberaralis) nan induak > > angkangnyo di nagari awak (tamasuak alam Minangkabau ka wae ajak sato sacaro > > sistemik) adolah JIL (bukan : Jaringan Iblis Laknatullah). > > > > Alun bisa rasonyo lupo dari memori kapalo ambo, kurenah Si GM ko (nan > > didukuang & diekspos dek korannyo nan banamo Koran Tempo) dek sari, baitu > > basitungkinnyo GM jo kawan-kawannyo untuak maansik pamarintah mambubarkan > > Front Pembela Islam malalui demontrasi (nan direkayasa sadamikian rupo…!!!!) > > nan dikarajoi dek Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan > > Berkeyakinan (AKKBB) . Tantu Kakanda masih alun lupo jo peristiwa > > “penggebugan” FPI bake urang-2 AKKBB di Lapangan Monas (1/6/2008) nan lalu, > > bukan? Cubo, kalau pamarintah SBY bisa dipadayoi dek JIL & AKKBB nan > > mangekspos foto dan video “kurenah” FPI di Lapangan Monas nantun, sahinggo > > mambubarkan FPI dari ateh bumi republik pancasilais? Ka jadi apo lai > > Ustdz-ustadzah “buiah di ateh lautan” ko dalam mahadoki sipaktarajang JIL > > nan diongkosi satiok tahun dek Asian Foundation sakitar Rp1,5 M? Hanyo jo > > caro (strategi) manyewo dan maatur sademikian rupo kaum gay, waria (Si > > Bujang-gadih) basarato gelandangan Monas untuak dibari baju muslim basarato > > jilbab, kamudian disuruah bademo di Monas untuak manyuarokan kebebasan > > mamiliah ugamo dan mamiliah jalan hiduik (mau homoseks kek, mau “baanak > > jawi” kek, mau lesbianis kek mau Ahmadiyah kek, koq loe ganggu gue?) lantas > > awak urang Islam nan awam ko baitu gampangnyo jatuah hati dan tapadayo bake > > kurenah kelompok Si Ulil JIL? > > > > Maaf Kanda, ambo bukan anggota FPI apo lai murik Si Habib Rizieq. Tapi, > > taruih tarang sajo nan dipabuek FPI salamo ko sabana paralu adonyo di nagari > > bumi pancasila. Kalau sajo sagalo produks UU nan balaku di ateh negara > > hamparan zamrud di khatulistiwa ko bajalan sasuiai jo nan tatulih di > > pasal-pasalnyo, mungkin indak paralu lai ado FPI. Tapi….., karano dalam era > > reformasi nan samakin rusak dan luluah lantak ko kepeang adolah di ateh > > sagalo-galonyo, mako jadilah kondisi nagari awak saroman hari ko. > > > > Astaghfirullah al azim. Allahu Akbar. > > > > Kanda, sakali lai ambu kana-an. Ambo dalam hiduik INDAH PANAH MAMBANCI URANG > > LAIN, nan ambo indak sanangi adolah kurenahnyo, atau dalam bahaso kampuang > > awak di Darek sinan, “nan ambo bangihan adolah sipak tarajang kaum JIL ko > > dalam mampadangka akidah umaik Islam di nagari awak (nan manjadi target dari > > ‘master plan’ Si Yahudi global)”. > > > > Jadi, kasimpulan kecek pagi ko, kalau buliah ambo mamintak bake Kakanda > > Darwin Bahar di Depok sinan, indak usahlah mampalewakan tulisan-2 monoton SI > > GM ko ka urang awak di ateh dunia. Kalau Dunsanak awak nantun mandapek > > lansuanga atau mancari sandiri di alam maya atau alam dunia, silakan. Nan > > pantiang, Kanda indak sato sakaki manjadi antek-antek kalompok nan kamairik > > anak kamunakan awak samakin jauah ka Al Qur’an dan samakin cinto ka Koran > > (dalam pangaratian luweh). Ambo masih ingek pasan Inyiak ambo (Abdul Latief > > Tuanku Nan Basa, murik dari Tuanku Nan Renceh) di Tilkam (tahun 60-an, > > kutiko ambo sabana rinuak bana), “urang nan masuak sufi (kaum > > solilokuis…=èmm) tu , baitu wanyo tajun mako ka sinan jadilah inyo urang > > pesong dalam mamahami Allah SWT ”. > > > > Maaf, sabaleh jo kapalo ambo mintak. > > > > Sakironyo ruok Si mm di pagi hari ko banyak batuanyo, itu adolah > > samato-mato dari Allah. Tapi jikok banyak rene jo terenyo, itu adolah barasa > > dari diri ambo pribadi sabagai makhluk nan indak panah lapeh dari kahilafan. > > > > Salam……………………………………, > > > > > mm*** > > > > > > From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On > > > Behalf Of Darwin Bahar > > > Sent: Wednesday, August 29, 2012 3:45 AM > > > To: Palanta Rantaunet; padang-panj...@yahoogroups.com; > > > minang...@yahoogroups.com > > > -- > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti > subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > > > -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/