Agaknya apa yang disampaikan oleh imam besar mesjid lstiqlal yg dikutip sanak 
Akmal msh perlu dipertanyakan,apakah itu kesimpulan beliau secara pribaDi atau 
bukan.Kalau dasarnya Rasulullah hanya sekali berhaji (haji wadak),bukankah 
sesudah itu Rasulullah salallu'alaihi wasallam sesudah itu wafat,jadi tak 
sempat lagi.Saya khawatir kl pendapat yg blm tentu benar,kita orang kecil ini 
merasa hal tsb benar.Dalam menyiarkan ibadah hendaklah dg dalil /hadis yang 
shahih. Wassalam.
Hilman Mahyuddin, MD

-----Original Message-----
From: "akmal n. basral" <an...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 20 Oct 2012 03:22:27 
To: Milis M- Rantau Net G<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] (OOT) Haji Pengabdi Setan:  Kolom  Ali Mustafa Yaqub



Ternyata haji "pengabdi setan" itu menurut Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub, Imam 
Besar Masjid Istiqlal yang juga pakar ilmu hadis, bukanlah yang mencopet atau 
melakukan tindak kriminal lain di tanah suci, melainkan yang melakukan apa yang 
dipandang baik oleh orang kebanyakan tapi tak pernah dilakukan Nabi SAW.

Salam,

Akmal N. Basral
Cibubur.

* * *


HAJI PENGABDI SETAN

IBADAH haji 1426 H, pekan lalu, usai sudah. Jamaah haji Indonesia mulai pulang 
ke Tanah Air. Bila mereka ditanya apakah Anda ingin kembali lagi ke 
Mekkah, hampir seluruhnya menjawab, ''Ingin.'' Hanya segelintir yang 
menjawab, "Saya ingin beribadah haji sekali saja, seperti Nabi SAW."

Jawaban itu menunjukkan antusiasme umat Islam Indonesia beribadah haji. 
Sekilas, itu juga menunjukkan nilai positif. Karena beribadah haji 
berkali-kali dianggap sebagai barometer ketakwaan dan ketebalan kantong.
 Tapi, dari kacamata agama, itu tidak selamanya positif.

Kendati ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, bagi umat Islam, 
ia baru diwajibkan pada tahun 6 H. Walau begitu, Nabi SAW dan para 
sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih
 dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 
Ramadan 8 H, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji.

Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. 
Pada 10 H, Nabi SAW baru menjalankan ibadah haji. Tiga bulan kemudian, 
Nabi SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wida' (haji 
perpisahan). Itu artinya, Nabi SAW berkesempatan beribadah haji 
tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi SAW juga 
berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah 
sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa?

Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW 
lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah 
memberi uswah (teladan) bagi umatnya. Selama tiga kali Ramadan, 
Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah dari 
Madinah ke Mekkah.

Dalam Islam, ada dua kategori ibadah: ibadahqashirah (ibadah individual) yang 
manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadahmuta'addiyah (ibadah sosial) 
yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. Ibadah haji dan umrah 
termasuk ibadahqashirah. Karenanya, ketika pada saat bersamaan terdapat 
ibadahqashirah dan muta'addiyah, Nabi SAW tidak mengerjakan ibadahqashirah, 
melainkan memilih ibadahmuta'addiyah.

Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadahmuta'addiyah, misalnya, oleh Nabi 
SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak 
hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW 
hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini 
bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual.

Di Madinah, banyak ''mahasiswa'' belajar pada Nabi SAW. Mereka tinggal di 
shuffah Masjid Nabawi. Jumlahnya ratusan. Mereka yang disebut ahl al-shuffah 
itu adalah mahasiswa Nabi SAW yang tidak memiliki apa-apa kecuali dirinya 
sendiri, seperti Abu Hurairah. Bersama para sahabat, Nabi SAW menanggung makan 
mereka. Ibadahmuta'addiyah seperti ini yang diteladankan 
beliau, bukan pergi haji berkali-kali atau menggiring jamaah umrah tiap 
bulan. Karenanya, para ulama dari kalangan Tabiin seperti Muhammad bin 
Sirin, Ibrahim al-Nakha'i, dan Malik bin Anas berpendapat, beribadah 
umrah setahun dua kali hukumnya makruh (tidak disukai), karena Nabi SAW 
dan ulama salaf tidak pernah melakukannya.

Dalam hadis qudsi riwayat Imam Muslim ditegaskan, Allah dapat ditemui di
 sisi orang sakit, orang kelaparan, orang kehausan, dan orang menderita.
 Nabi SAW tidak menyatakan bahwa Allah dapat ditemui di sisi Ka'bah. 
Jadi, Allah berada di sisi orang lemah dan menderita. Allah dapat 
ditemui melalui ibadah sosial, bukan hanya ibadah individual. Kaidah 
fikih menyebutkan, al-muta'addiyah afdhol min al-qashirah (ibadah sosial lebih 
utama daripada ibadah individual).

Jumlah jamaah haji Indonesia yang tiap tahun di atas 200.000 sekilas 
menggembirakan. Namun, bila ditelaah lebih jauh, kenyataan itu justru 
memprihatinkan, karena sebagian dari jumlah itu sudah beribadah haji 
berkali-kali. Boleh jadi, kepergian mereka yang berkali-kali itu bukan 
lagi sunah, melainkan makruh, bahkan haram.

Ketika banyak anak yatim telantar, puluhan ribu orang menjadi tunawisma 
akibat bencana alam, banyak balita busung lapar, banyak rumah Allah 
roboh, banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja, banyak orang makan
 nasi aking, dan banyak rumah yatim dan bangunan pesantren terbengkalai,
 lalu kita pergi haji kedua atau ketiga kalinya, maka kita patut 
bertanya pada diri sendiri, apakah haji kita itu karena melaksanakan 
perintah Allah?

Ayat mana yang menyuruh kita melaksanakan haji berkali-kali, sementara 
kewajiban agama masih segudang di depan kita? Apakah haji kita itu 
mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti
 itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, 
agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini 
yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena 
Allah, melainkan karena setan.

Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh 
kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. 
Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk 
membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan 
bukan lagi ibadah, melainkan maksiat.

Jam terbang iblis dalam menggoda manusia sudah sangat lama. Ia tahu 
betul apa kesukaan manusia. Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka 
beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah 
haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena 
mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu 
tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. Wa Allah a'lam.

Ali Mustafa Yaqub
Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta
[Kolom, Gatra Nomor 10 Beredar Senin, 16 Januari 2006] 
 
minds are like parachutes. they work best when open.

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke