Assalamualaikum, wr. Wb
 
Dusanak palanta RN nan ambo hormati.
 
Alhamdulillah melewati beberap jam setelah jam 9 tadi pagi tgl 12-12-12, telah 
berlansung acara diskusi pakar " Upaya perlindungan perempuan dan hak anak ", 
yang semula akan diisi oleh perempuan pejabat pemerintah, namun ternyata tidak 
satupun dapat mengisi acara yang sudah dirancang 3 bulan lalu . Ternyata dengan 
prinsip " the show must go on, tampillah perempuan pakar minangkabau kita, 
sebagai nara sumber dibidang kesehatan, edukasi dan rohani, yang tak kalah 
kemampuan dengan Menteri, yaitu :
A. Prof. Martini djamaris, M. Ed.
B. DR. Dr . Aragar Putri Deli, M.,
C. Dra. Nurdiati Akma, M. Ed
Moderator Prof. Dr. Ir. ZoerainiDjamal.
 
Dengan keterbasan kedatangan undangan disebar, yang hadir hanya 50 % dari 100 
und. Sebagai suatu kerja nyata, kami panitia merasa puas karena minim pertemuan 
tapi dapat memanfaatkan fasilitas internet dan BBG saja.

Jika merujuk materi yang dipaparkan, harapan pemakalah dan penanggap dapat  
kita simpulkan bahwa semua orang minang harus tetap menjadikan  ABS-SBK sebagai 
pedoman dalam membina keluarga dan membina anak. Landasan adat berdasarkan 
agama. Banyak untaian pepatah adat yang bernafaskan islam, sehingga tidak ada 
alasan kita mengelak dari aturan agama dan adat. Demikian paparan Dra. Nurdiati 
Akma dan Prof Martini.

Meskipgun kita tidak menyangkal bahwa 123 rb kasus tindak kekerasan terdapat di 
Sumatera. Bukan tidak mungkin sekian % dari Ranah minang. Temuan itu justru 
bukan di aparat penegak hukum melainkan di Puskesmas. Dr. Aragar mengungkap 
bahwa korban kekerasan tidak melaporkan, melainkan di pUskesmas lah ditemui 
kasus itu. Ada rasa takut bila melapor akan terancam perceraian. Membatasi 
pemberian nafkah juga termasuk bagian dari ancaman karena berdampak kepada anak 
yang menjadi tg jawab orangtua.   

Berbagai pertanyaan yang diajukan penanya atau penanggap kpd narasumber,  
justru tidak mengangkat  materi utama diskusi, sehingga dapat saya simpulkan 
bahwa ada saluran komunikasi yang tidak jalan selama ini diantara masyarakat 
itu sendiri untuk memahami ABS-SBK. Sehingga tugas Gebu Minanglah yang harus 
aktif melakukan sosialisasi abssbk itu.
Bagi kami di Bundokanduang, kegiatan ini ibarat " menetas atau pacah talua ", 
sehingga kami berharap tahun depan akan dapat merealisasikan acara  Seminar 
Nasional tentang Kearifan Bundokanduang.
 
Saya a.n Panitia mengucapkan terima kasih kepada dinda Yoen Aulina,  Buya 
zubir, pak Mochtar Naim, Yanto Jambak dkk, yang berkesempatan menghadiri acara.
 
Demikian dan terima kasih.
 
Wassalam,
 
Evy Nizhamul
 

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Reply via email to