Tarimo kasih Al. Alah jaleh duduaknyo pakaro.
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-----Original Message-----
From: Syafruddin Ujang <syaff...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 22 Dec 2012 19:48:13 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Masterplan Monas PDRI Dikritik, Penyerahan PDRI Award 
”Diungsikan”

Yth. Pak Saaf dan sanak di Palanta.

Ikuik manyalo ambo saketek krn kebetulan jelang peletakkan batu pertama
monumen di Koto Tinggi tu, ambo diagiah kesempatan mambuek buku cuplikan
PDRI, termasuk minta pengantar dari Pak Saaf sendiri. Buku itu memang ala
kadarnyo sajo.

Monumen yang dibangun tu namonyo Monumen dan Tugu Bela Negara dengan
anggaran Rp265 miliar. Tapi itu baru berupa janji dari sejumlah
kementerian, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
--tentunya--dari kocek APBD.

Tapi, sampai tgl 19 Desember kapatang, dana yang mengalir baru Rp5 miliar
dari Kemendikbud untuk sosialisasi, sayembara disain dan pembuatan
masterplan. Kemudian sejumlah ratusan/miliaran dari Pemda 50 Kota bersama
masyarakat dalam bentuk penyediaan lahan seluas 50 hektar, dari kementerian
PU dan APBD Sumbar untuk pembukaan dan perbaikan jalan dari Bonjol ke Koto
Tinggi dan dari Koto Tinggi ke Payakumbuh.

Memang tajadi pro-kontra pembangunan monumen dan tugu Bela Negar tersebut
di Koto Tinggi. Kementerian Dalam Negeri (Pak Gamawan) lebih sreg ke
Bukittinggi sebagai ibukota negara kedua. Tapi, menurut panitia pembangunan
monumen, tak tersedia lahan yang memadai di kota ini. Jangankan untuk
pembangunan munumen, untuk membangun gedung SD saja sudah tak ada lahan di
kota Bukittinggi.

Kenapa tidak di Halaban? Pak Jamaris Yunus (Ketua DHD 45 Sumbar) lebih
setuju di situ. Namun menurut Pak Awaloedin Djamin, aktifitas PDRI memang
lebih banyak di Koto Tinggi dan di Bidar Alam. Koto Tinggi sekaligus jadi
pusat pemerintahan residen Sumatra Barat yang nota bene juga Menteri
Keamanan dan Perburuhan PDRI, Sutan Muhammad Rasjid.

Lepas dari soal lokasi, kesan dan pesan yang ambo tangkap dari keinginan
membangun Munumen dan Tugu Bela Negara itu adalah agar bangsa ini tidak
melupakan Sumatra Barat bersama para pejuangnya dalam membela perjuangan
kemerdekaan melalui PDRI. PDRI memang identik dengan Mr. Syafruddin
Prawiranegara, namun jangan lupa bahwa PDRI tak bisa berdiri tanpa bantuan
rakyat dan tokoh sipil dan militer Sumatra Barat yang juga berkorban harta
dan nyawa. Inilah yang disedihkan Pak Awaloedin, krn sampai sekarang, tak
ada yang menelusuri bagaimana nasib Dahlan Djambek, Dahlan Ibrahim, Ahmad
Husein dan banyak lagi yang ikut bergerilya dan bertempur. Malah Pak Awal
bilang, andai Pak Syafruddin ketika itu tak berada di Sumatra Barat, bisa
jadi mandat Soekarno-Hatta ke St. Muhammad Rasjid atau yang lainnya. Jadi,
intinya, jangan lupakan peran Sumatra Barat yang karena persoalan PRRI,
semua jadi dilupakan selama lebih dari puluhan tahun.

Soal disain dan mastelplan bangunan monumen dan tugu Bela Negara ini,
sepenuhnya dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Baa
bantuaknyo, ambo sendiri alun maliek, cuma lah ado tiga pemenang.

Lalu, baa mangko dipaksakan peletakkan batu pertamanya? Kato Pak Wagub
Muslim Kasim selaku Ketua Umum Panitia, kalau ndak dimulai kini, bilo lai.
Mudah2an dengan adonyo peletakkan batu pertama tu, pemerintah pusat melalui
berbagai kementerian bisa mengeroyok penyelesaiannya.

Sagitu snek dari ambo,

Salam


Syafruddin AL/Bogor, 49




Pada 20 Desember 2012 18:32, Dr Saafroedin Bahar <
saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:

> **
> Bung Akmal, secara pribadi saya berpendapat seyogyanya Monumen PDRI tsb
> dibuat di Halaban, bukan di Koto Tinggi. Alasannya jelas, sama dgn pendapat
> Bung Akmal.
> Saya setuju ada Monumen untuk PDRI,dan ingin tahu lebih banyak ttg
> filsafat, arsitektur, serta pesan yang hendak disampaikannya kepada Bangsa
> Indonesia dan masyarakat Sumatera Tengah (!).
> Satu catatan kecil, jangan ada hendaknya kesan kultus individu, karena
> posisi PDRI adalah suatu mata rantai dalam sejarah panjang perjuangan
> kemerdekaan Bangsa ini. Banyak fihak terlibat di dalamnya. Saya khawatir
> peran pihak lain - termasuk peran Rakyat - amat terabaikan dalam seluruh
> wacana ttg PDRI.
> Secara historis nomenklatur jabatan Mr. Syafruddin adalah Ketua PDRI.
> Beliau sendiri juga menyebut diri demikian.
> Keinginan kita untuk menyatakan beliau sebagai Presiden kedua atau
> Presiden PDRI adalah suatu hal tersendiri, sebagai hasil analisis yang
> masih perlu dibahas lebih lanjut.
> Soal Tuanku Imam Bonjol dan Gebu Minang sudah saya coba menjawab dalam
> posting lain sebelum ini. Gebu Minang ingin berkonsentrasi pada sosialisasi
> pedoman pengamalan ABS SBK yang dinilai lebih mendasar, sehingga bersifat
> strategis, bersama dengan para pemeduli lainnya.
> Wassalam,
> SB
> Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.
> ------------------------------
> *From: * Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Thu, 20 Dec 2012 14:28:24 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Masterplan Monas PDRI Dikritik, Penyerahan
> PDRI Award ”Diungsikan”
>
> Kalau mengikuti logika pendirian Tugu Proklamasi (Jakarta) di bekas tempat
> pembacaan proklamasi oleh Sukarno-Hatta, bukankah mestinya yang
> dipriotaskan pertama kali adalah (bekas) dangau Yaya di Halaban tempat
> "Proklamasi PDRI" dilakukan menjelang Rabu Subuh, 22 Desember 1948 itu.
>
> Tapi pertanyaan saya belum dijawab Pak Saaf, apakah memang bijak
> menghamburkan uang Rp. 268 miliar untuk mendirikan monumen padahal kiprah
> krusial Pak Sjaf selama 207 Hari menakhodai kapal Indonesia yang nyaris
> karam ini belum mendapatkan penghargaan optimal bahwa beliau diakui sebagai
> Presiden/Kepala Pemerintahan.
>
> Apa yang akan dilakukan Gebu Minang untuk mengendor soal riil ini? (Dari
> Prof Nina Lubis sewaktu kami sama-sama menjadi narasumber di "Mata Najwa"
> tahun lalu tema "Presiden-Presiden Terlupakan", Prof Nina menyebutkan
> resistensi terbesar dalam dua kali pengusulan Pak Sjaf sebagai Pahlawan
> Nasional pada 2007 dan 2009, dari pihak militer. Sehingga karena wakil
> militer selalu tak memberikan "approval" maka usulan tak pernah sampai ke
> meja SBY, sebelum tahun lalu, akhirnya, wakil militer dan Setneg mau
> memberikan persetujuan pengangkatan Pak Sjaf sebagai Pahlawan Nasional).
>
> Kira-kira, dengan wacana "Akui Pak Sjaf sebagai Presiden Kedua RI", apa
> yang membuat para (sejarawan) militer tak niscaya bisa memahami aspirasi
> massa seperti ini?
>
> Bukankah dengan mengakui Pak Sjaf seperti itu, tak berarti penghargaan
> terhadap mantan presiden yang lain menjadi berkurang?
>
> Dalam konteks ini, menurut saya lho Pak Saaf, Gebu Minang punya peluang
> strategis lebih vital dalam mengoreksi penjelasan sejarah selama ini,
> ketimbang hanya berkonsentrasi mengurusi seorang Ir. Mudy  Situmorang yang
> "kitab sucinya" Tuanku Rao (Mangaradja Onggang Parlindungan) juga sudah
> disanggah  Buya Hamka sejak tahun 1970-an lewat buku "Antara Fakta dan
> Khayal Tuanku Rao" serta buku "Sejarah Minangkabau" karya lima sejarawan
> Minang (MD Mansur, Asmaniar Idris, dkk) tahun yang sama? Kenapa  tidak
> mengambil jalan praktis menerbitkan ulang kedua buku Buya Hamka dan Sejarah
> Minangkabau itu saja ketimbang menggelar Seminar Nasional yang menghabiskan
> banyak biaya, waktu, tenaga? Sehingga Gebu Minang justru abai pada isu-isu
> yang lebih fundamental dan kontemporer seperti mengatasi kezaliman yang
> dialami Mr. Sjafruddin Prawiranegara atau kiprah dan perjuangan Rahmah
> El-Yunusiah yang belum diapresiasi secara patut seperti diskusi kita
> kemarin.
>
> Silakan Pak Saaf ...
>
> Salam,
>
> Akmal N. Basral
>
> * * *
>
> Pada Kamis, 20 Desember 2012, Dr Saafroedin Bahar menulis:
>
>> **
>> Bung Akmal, saya diberitahu oleh bung Syafruddin Al ttg acara ini serta
>> dimintai sambutan singkat, dan sudah saya berikan.
>> Dalam sambutan saya, saya menyarankan agar tidak lupa Halaban,
>> Bangkinang, Alahan Panjang, Bidar Alam, dan Abai Siat. Seiring dengan itu,
>> saya menyarankan dibuatnya tugu keci/tetenger serta museum kecil di
>> nagari-nagari yang bersejarah itu.
>> Saya kurang tahu apa sambutan saya itu jadi dimuat Panitia.
>> Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.
>> ------------------------------
>> *
>> *
>>
>>
>>
>>
>  --
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>
>
>
>
> --
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>
>
>
>

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke