Sapar dan Keling seperti tersadar dari mimpi, buru-buru mereka melihat sekeliling mereka untuk mencari kayu yang bisa bantu mereka berjalan. Tapi setelah lihat sana sini tidak kelihatan kayu apapun ada di sekitar tempat mereka berjalan. Kembali mereka merasa putus asa akibat terlalu lelah, letih dan sakit, tapi berhubung malu dengan teman-teman, mereka terpaksa harus berjalan lagi dengan susah payah.
Kembali bocah bandel tersebut tertawa-tawa katanya,”Kasihan juga melihat uda berdua, baiklah aku akan bantu kalian.” Baru selesai dia bicara, ternyata orangnya sudah berdiri di tengah-tengah kedua pemuda tersebut dan tangannya langsung mengangsurkan masing-masing sebuah tongkat, supaya bisa dipakai. Kedua pemuda itu sebelum menerima tongkat tersebut memandang ke depan ke arah wali nagari Bumi untuk melihat apakah beliau melarang tapi wali nagari Bumi tetap berjalan santai di depan sambil berbicara dengan ninik mamak (para tetua) daerah, Tetua Nurdin, Tetua Kanir dan Tetua Jasman. Melihat keadaan ini Aswin berkata,’ Ayo uda, ambil saja tongkat ini ayah tidak akan marah, ayahkan manusia juga tahu bagaimana parahnya keadaan uda, jangan sungkan pakai saja kalau ayah marah nanti aku yang tanggung jawab.” Sambil saling melirik kedua pemuda ini malu-malu dan menggumamkan ucapan terima kasih, mereka menerima tongkat dari Aswin, dan pelan-pelan menyesuaikan diri supaya bisa berjalan menggunakan tongkat, dengan menghembus nafas lega mereka mulai berjalan dengan menggunakan tongkat yang terasa sangat membantu sekali untuk melanjuti perjalanan mereka. Dalam hati mereka sangat berterima kasih kepada Aswin, dan malu hati karena dibantu oleh anak kecil, sedangkan orang-orang yang ada di dalam rombongan tersenyum senang memandang Aswin. Memang anak ini sangat nakal dan usil tapi juga anak yang baik suka membantu orang lain dalam kesusahan, pintar menghibur dengan saluangnya (sejenis alat musik tiup). Setiap orang yang mendengar suara tawanya, hati yang sedang susahpun terasa lebih ringan karena tawanya sungguh keluar dari hati yang bersih dan tulus. Selain itu Aswin juga merupakan seorang anak yang rupawan dengan satu dekik di pipi dan dagu serta sinar mata yang jenaka dan cemerlang membuat semua orang jatuh sayang padanya. Sekarang Aswin mengikuti rombongan ini sambil bersiul-siul dan tersenyum ceria, penduduk yang ada dalam rombongan ini memandang dengan tersenyum melihat tingkah bocah ini. Tidak lama sampailah mereka di halaman rumah wali nagari Bumi, di halaman depan rumah ada 2 bangunan kecil seperti rumah utama tapi masing-masing hanya mempunyai 1 ruangan. Yang sebelah kiri merupakan lumbung penyimpanan padi desa, sebelah kanan merupakan penyimpanan peralatan mata pencaharian penduduk seperti layar, jala, alat pancing, dll yang sengaja disimpan wali nagari untuk kepentingan penduduk. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke rumah bagonjong (rumah Panggung) dengan atap yang berbentuk tanduk kerbau dan berdinding ukiran khas Minang menjadikan rumah ini terlihat indah dan bersih. Rumah ini lumayan besar bagi ukuran penduduk di sini, mempunyai banyak ruangan dan kamar yang mempunyai fungsi masing-masing. Rombongan mengikuti wali nagari menaiki tangga kayu menuju ke dalam rumah, sampai di dalam wali nagari berbelok ke kanan menuju sebuah ruangan besar dan luas yang biasanya memang digunakan untuk kepentingan pertemuan bulanan tidak resmi wali nagari dengan tigo tungku sajarangan dan masyarakat. Memang ada tempat pertemuan resmi nagari yang dinamakan Balairung Sari Nagari atau Balai Adat, tetapi tempat itu jarang sekali dipakai dikarenakan terkesan resmi dan terasa kaku menjadikan orang merasa tidak leluasa untuk mengeluarkan pendapat secara santai. Sehingga Balai Adat ini digunakan untuk acara-acara resmi seperti menerima tamu-tamu dari pemerintahan pusat, pertemuan resmi dengan kepala-kepala jorong (ketua RT jaman sekarang) beserta tigo tungku sajarangan. Tetapi wali nagari Bumi dan penduduknya lebih menyukai menggunakan ruangan besar yang ada di rumahnya, lebih terasa akrab dan leluasa untuk menyampaikan sesuatu diantara mereka. Semua orang yang datang mulai mengambil tempat untuk duduk di atas permadani yang sudah digelar tuan rumah, dan terlihat kesibukan orang rumah ini untuk melayani yang hadir, wali nagari Bumi juga meminta kepada pelayan rumah untuk mengambilkan obat-obatan untuk kedua pemuda tersebut. Setelah kedua pemuda diobati dan para tamu sudah mendapatkan minuman pelepas dahaga, suasana menjadi tenang, dan pelayan rumah segera keluar ruangan dan menutup pintu agar tidak mengganggu pertemuan yang diadakan di dalam. Pertemuan ini dihadiri sekitar 20 orang termasuk tigo tungku sajarangan, orang yang bertugas menjaga keamanan desa, pengurus kewali nagarian, sedangkan penduduk yang lain sebagian pulang ke rumah, sebagian lagi berada di luar rumah duduk di bale-bale yang berada di halaman samping rumah sambil berbincang-bincang, menunggu hasil pertemuan di dalam. Setelah suasana hening sejenak, terdengar wali nagari Bumi berbicara dengan lantang,”Marilah kita mulai pertemuan ini, seperti yang saudara-saudara ketahui kedua pemuda nagari kita ini berkelahi di tempat umum sehingga mengganggu ketertiban umum. Perkelahian ini sudah terjadi 5 kali dalam minggu ini, dan sudah berkali-kali saya memperingati mereka untuk menyelesaikan masalah mereka dengan baik-baik. Tapi sepertinya perkataan saya tidak ada artinya bagi mereka, oleh karena itu melalui pertemuan ini saya minta bantuan dari para sesepuh sekalian dengan cara bagaimana kita menyelesaikan kasus ini?” ”Sebenarnya apa yang terjadi?” kata tetua Nurdin kepada kedua pemuda itu. Bersambung…. No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.4/1277 - Release Date: 13/02/2008 20:00 --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca dan dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur dan Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG!!! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. - Anggota yg posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen akan mengikuti peratiran yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahul -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---