Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Ka colok-colok ganti asah sajo.... itupun alah talambek sato.....

Tukang Pangua

Untuk 
menerangkan kata-kata bahasa Minang yang satu ini kita harus mulai 
dengan buah kelapa. Ya, kelapa. Kelapa bumbu dapur untuk berbagai jenis 
makanan, untuk membuat gulai, untuk membuat urap, untuk dicampur dengan 
ketan, untuk membuat kalamai alias dodol, membuat ajik atau wajik dan masih 
banyak lagi. Kelapa itu harus diparut untuk diambil santannya atau digunakan 
parutannya. Untuk memarut kelapa, sebelum ada 
mesin pemarut kelapa seperti sekarang, orang Minangkabau menggunakan 
alat yang namanya pangua. 

Bagian untuk memarut pangua tersebut terbuat dari besi dengan ujung seperti 
kipas (melengkung) dengan ukuran sekitar tiga jari tengah tangan. Bagian luar 
besi berbentuk kipas ini 
bergerigi seperti mata gergaji dan di belakangnya ada tangkai dari besi 
yang bengkok bagaikan leher unta. Tangkai ini dipakukan ke sebuah 
bangku-bangku kayu tempat duduk. Orang memangur (mamangua karambia) duduk di 
bangku kayu kecil itu sambil mengais-ngaiskan kelapa yang 
masih ada tempurungnya ke mata pangur. Dengan gerakan mendorong bagian 
daging kelapa turun naik, daging kelapa akan berjatuhan dalam bentuk 
serpihan. Panjang juga cerita untuk menjelaskan bentuk dan cara bekerja 
pangua ini.

Namun 
entah kenapa, istilah tukang pangua dilekatkan kepada orang yang suka 
mengambil untung secara tidak wajar dari orang lain. Baik dari yang 
memangua kecil-kecilan atau yang memangua agak besar-besaran. Yang 
kecil-kecilan seumpama tukang parkir di Pasa Ateh Bukit Tinggi yang 
dengan seenaknya meminta ongkos parkir lima ribu rupiah. Kalau ditanya 
karcis parkir mendelik-delik matanya.

Atau 
ketika kita makan di sebuah lepau di bagian lain Bukit Tinggi juga. 
Lepau dengan samba buruak-buruak istilahnya. Ada ikan bilih, ikan nila 
digoreng, telor dadar yang merupakan kekhususannya. Enak memang makan di sana. 
Datang giliran membayar, kita makan berempat dengansamba 
buruak-buruak itu, tidak ada perincian tapi dikatakannya seratus sekian 
ribu rupiah. Yang membayar segan pula mau menyelidik benar rincian harga 
makanan. Baru setelah berjalan dari lepau dicoba-coba mereka-reka, 
memperkirakan. Sepertinya seporsi telor dadar dihargai lebih dari lima 
belas ribu rupiah. Jelas kurang wajar rasanya. Artinya....... kita sudah kena 
pangua.

Bukan 
pedagang-pedagang saja yang pandai memangur. Badan-badan resmi di 
pemerintahpun seringkali bisa dibuktikan telah melakukan pangua. 
Perhatikanlah ketika kita akan berangkat di bandara. Dikenai pajak 
bandara. Yang bepergian di dalam negeri dipajaki 40.000 rupiah. Yang 
keluar negeri 100.000 rupiah. Pakai rumus apa ini kalau bukan rumus pangua? 
Orang sama-sama menompang lewat di bandara dikenai pajak yang berbeda.

Contoh 
lain lagi, penggunaan jalan tol. Jalannya masih yang itu juga. Bahkan 
mungkin kondisinya sudah lebih buruk karena jalan yang tidak diperbaiki. Bukan 
hanya itu, jalan itu tidak lagi bebas hambatan tapi berlimpah 
ruah hambatannya. Jarak 20 kilometer perlu waktu satu jam untuk 
menyeberanginya. Namun biaya tol selalu saja dinaikkan. Istilahnya 
disesuaikan. Inilah contoh lain dari ilmu pangua. Pokoknya asalkan  mata pangua 
dapat makan. Toh orang tidak akan protes. Kalau maupun protespun sudah 
terlambat, biasanya. 

*****                   

Wassalamu'alaikum

 
Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi
Lahir : Zulqaidah 1370H, 
Jatibening - Bekasi


________________________________
 From: Andiko <andi.ko...@gmail.com>
To: rantaunet@googlegroups.com 
Cc: roland.yulia...@rantaunet.org 
Sent: Wednesday, March 6, 2013 7:25 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Kanai Pakuak Juo
 

Perantau ko lagi dianggap banyak pitih, bilo lo lai ka mamakan pitih perantau, 
apo lai perantau di arab, diateh minyak baliau lalok....he..he..

Salam

andiko

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke