Sanak Palanta RN NAH terutama dinda ANB yang telah berbagi TCBP. Berikut hasil penelitian kami yang coba kami bagi kepada palanta.
Sesuai dengan imajinasi dan bayangan saya sebelum membaca buku TCBP ini, kehidupan Buya Hamka sangat berwarna. Kehidupan yang sangat kaya warna buya Hamka dimulai dari umur beliau masih balita, buya adalah seorang makhluk yang diberikan keunggulan intelegensia diatas rata-rata. Otak bagian kanan buya yang mendominasi visual dan imaginasi karena kecerdikan buya kecil secara tidak sengaja terbuka oleh tindakan Pijah dengan mendudukkan buya menghadap Danau Maninjau (hal 30) dari tangisan anak kecil yang nakal sewaktu melihat keindahan danau Maninjau langsung terdiam dan menikmatinya. Pendidikan untuk mengasah otak kanan buya ini menjadi mekar luar biasa dengan bantuan mamak dan andung dari pihak ibu dengan mengail, mengadu ayam, mendengar cerita rakyat, serta belajar silat, dan tidak lupa mencuri buah2an orang sekampung untuk dimakan sendiri. Keunggulan otak kanan yang sudah terbuka lebar bertentangan dengan pendidikan rumah tangga yang coba diterapkan oleh Haji Rasul yang bertemu hanya sekali-kali. Aturan rumah tersebut adalah memakai logika otak kiri buya, yang sudah jauh tertinggal akibat dominasi otak kanan buya. Akibatnya selalu terjadi benturan-benturan budaya didalam diri buya kecil, puncaknya terjadi seaktu Haji Rasul bercerai dengan Ibu kesayangan buya. Benturan visualisasi dan imajinasi dalam diri buya malah bertambah lebar dengan aturan rumah dan sekolah yang tidak mengenal kompromi dengan karakter buya kecil sebagai manusia yang sedang melihat dunia dengan visualisai yang melebihi umur beliau. Tetapi dengan kematangan otak kanan buya yang ternyata melebihi orang-orang dewasa disekitarnya maka kita lihat bagaimana cerdiknya buya menggunakan imajinasinya mengelola konflik dalam kehidupan yang dihadapi dimasa-masa muda buya. Pembangunan karakter anak, kita perlu belajar untuk mengenal tiga lingkaran pendewasaan kehidupan anak. Menurut bapak pandu dunia Lord Baden Powell, lingkaran pertama rumah tangga, lingkaran kedua sekolah, dan lingkaran ketiga masyarakat. Lingkaran 1 & 2 lebih banyak didominasi otak kiri, sedangkan lingkaran 3 lebih banyak akibat dominasi otak kanan. Satu pertanyaan kepada Dinda ANB, apakah buya tidak pernah ikut Pandu Hisbulwathan binaannya Muhamadiyah. Kegiatan Kepanduan jaman dulu adalah pendidikan kader untuk Organisasi masa dan partai2, sehingga kita mendapatkan pemikir2 yang berbicara dengan hati tidak seperti saat ini yang tidak punya sensitifitas bangsa. Mudah2an berguna, kalau ada yang salah akibat kebodohan penulis, kalau ada yang baik datangnya dari ALLAH SWT juga. Darwin Chalidi, Tangsel yang sedang menunggu lanjutan kisah buya Hamka. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.