Sebagai peminat berita berita Pilkada, saya termasuk yang sedikit tertegun
dan berfikir, kenapa Golkar memandang sebelah mata politisi secerdas IJP.
Ada apa dengan Golkar?, ada apa juga dengan IJP? Sebagai orang DPP
seharusnya IJP memiliki peluang lebih besar, tapi ternyata Golkar punya
pilihan lain.....

Selama ini kita (saya khususnya) hanya kenal IJP lewat tulisan2nya dan saya
membaca banyak pencerahan di situ. Lain dengan Golkar yang sudah 5 th
"salapik sakatiduran" dengan IJP tentu lebih tau IJP luar dalam. Golkar
dengan pengalaman dan kebesarannya tentu tidak sembarang mengkalkulasi
seseorang. Mungkin IJP perlu intropeksi diri, atau mungkin sebenarnya IJP
salah menyalurkan intelektualitasnya pada partai Golkar.

Saya melihat ada sesuatu yang kurang lazim di sini. Bagaimanapun integritas
seseorang dilihat dari loyalitasnya pada organisasi. Golkar jelas tidak
mendukung dan IJP maju melalui jalur independen. Pertanyaan saya, dimana
integritas dan loyalitas IJP kepada organisasi?

Salam
Yesi, 38
Padang




2013/4/11 Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com>

> http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/
> Mengapa Saya Memilih Joserizal?
> 11 April 2013 0 komentar
>  Share on 
> facebook<http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/#> 
> Share
> on 
> twitter<http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/#> 
> Share
> on email<http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/#> 
> More
> Sharing 
> Services<http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/#>
>  [image: Mengapa Saya Memilih 
> Joserizal?]<http://indrapiliang.com/contents/images/JoseRi.jpg>
> *Mengapa Saya Memilih Joserizal?
> *
> *Oleh
> Indra J Piliang
> Calon Walikota Pariaman 2013-2018*
>
> Salah satu pertanyaan yang sering diajukan ke saya adalah mengapa memilih
> Joserizal? Banyak juga yang bertanya: siapa Joserizal? Dibandingkan dengan
> nama-nama yang mengapung dalam kontestasi pilkada di Kota Pariaman, nama
> Joserizal sama sekali tidak disebut. Banyak nama lain yang lebih dikenal.
> Baiklah, saya akan jelaskan sedikit.
>
> Saya mengenal Joserizal di akun twitter miliknya, @JoseRi_zal. Setiap kali
> ada berita tentang Kota Pariaman, Joserizal berkomentar. Atau ketika saya
> menulis tentang Kota Pariaman. Perkenalan di akun twitter itu sudah
> berbulan-bulan. Saya baru tahu jabatannya sebagai Kepala Satpol PP Kota
> Pariaman setelah membaca beberapa tweetnya. Bahkan, Satpol PP punya akun
> khusus, @Pol_PP_Pariaman. Bagi saya, siapapun yang masuk ranah social
> media, pastilah lebih terbuka pikirannya (open minded), dibandingkan dengan
> yang tidak.
>
> Setiap kali saya ke Pariaman, Joserizal tidak lupa mention. Namun, karena
> memang merasa tidak punya kepentingan dengannya, saya tidak menyempatkan
> diri untuk sekadar bertemu. Apalagi, sebelum bulan Oktober 2012 lalu, dalam
> pikiran saya sama sekali tidak ada keinginan untuk maju sebagai Walikota
> Pariaman. Saya lebih banyak menyiapkan diri sebagai calon anggota DPR RI
> dari daerah pemilihan Sumatera Barat II.
>
> Pertemuan pertama kali antara saya dengan Joserizal pada tanggal 25
> November 2012, tepatnya pada hari perayaan Tabuik Piaman. Pertemuan itu
> tidak sengaja. Saya menuju lokasi perayaan Tabuik di lapangan Merdeka, lalu
> foto-foto. Joserizal menegur saya, meminta saya untuk ke atas panggung,
> bersama dengan para pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat lainnya. Saya
> menolak dengan halus. Dalam beberapa perayaan tabuik sebelumnya, saya
> memang duduk di atas panggung. Rupa-rupanya, sikap saya itu jadi
> pembicaraan.
>
> ***
>
> Begitulah. Saya memasang foto pertemuan saya dengan Joserizal di
> blackberry, juga mengirimnya ke facebook. Setiap kali ada pertanyaan
> tentang siapa calon wakil saya di twitter, saya langsung mention akun
> @JoseRi_zal. Dan Joserizal juga mengiyakan. Padahal, di keseharian, saya
> tentu lebih menyibukkan diri dengan proses pencalonan lewat Partai Golkar
> dan bersiap menunjuk satu nama dari unsur internal.
>
> Tanpa diketahui Joserizal, saya menitipkan namanya untuk disurvei oleh
> sebuah lembaga survei. Hasil survei saya dapatkan kemudian. Ternyata
> popularitas dan likeabilitas Joserizal hampir sama dengan sejumlah nama
> populer yang disebut layak sebagai calon wakil walikota. Bagaimanapun,
> masukan orang ke saya tentulah terbatas, dibanding dengan sebaran survei
> yang mewakili populasi. Hasil survei juga menunjukkan bahwa popularitas
> saya masih rendah, sekitar 60%. Itu sesuai dengan tahapan demi tahapan yang
> saya ingin tempuh, yakni sama sekali tidak menggenjot popularitas.
>
> Ketika DPP Partai Golkar memutuskan tentang calon kepala daerah yang akan
> diusung, berdasarkan masukan dari DPD Partai Golkar Sumatera Barat, nama
> saya tenggelam ke nomor urut lima. Dalam dua hari, saya mencoba meminta
> agar DPP Partai Golkar menggelar survei ulang. Soalnya, berdasarkan hasil
> survei, lebih dari 60% populasi belum menentukan pilihan. Apalagi,
> berdasarkan hasil survei itu, elektabilitas tertinggi hanya mendapatkan
> angka 13%. Menurut saya, sangat rentan bagi Partai Golkar mengambil
> keputusan, ketika voters masih bimbang dan belum stabil. Rupanya, pihak
> pimpinan berketetapan dengan keputusannya.
>
> Informasi yang saya dapat, di jajaran elite partai, saya masuk dalam faksi
> tertentu yang bukan pengendali partai sekarang. Rekam jejak saya sebagai
> Juru Bicara Pak Jusuf Kalla dan Pak Wiranto dijadikan sebagai alat ukur.
> Begitu juga asal ayah saya dari Tanah Datar yang notabene adalah kampung
> Ibu Mufidah Kalla. Padahal, saya merasa hanya menjalankan tugas partai,
> bukan tugas seseorang. Saya sama sekali jarang berkomunikasi dengan Pak
> Jusuf Kalla. Bahkan, nomor ponsel Pak JK sudah tidak ada lagi di ponsel
> saya.
>
> Padahal, saya baru saja menghadap Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bang
> Aburizal Bakrie dan memperlihatkan hasil survei “versi” Benua Institute.
> Dalam pembicaraan via blackberry messenger antara saya dengan Bang ARB,
> terlihat ada keterputusan proses pengambilan keputusan. Rupanya Bang ARB
> hanya ikut rapat-rapat penentuan Calon Gubernur dari Partai Golkar.
> Sementara, Calon Bupati atau Xalon Walikota berada di bawah kewenangan
> wakil ketua umum.
>
> ***
>
> Saya bergerak cepat, pasca pembicaraan dengan Bang ARB di blackberry
> messenger. Bang ARB menyarankan saya untuk fight untuk DPR RI. Saya
> menyanggupi. Tapi, setelah itu, saya melakukan kerja politik untuk terus
> menyelamatkan proses pencalonan saya di Kota Pariaman. Artinya, tindakan
> politik saya adalah buah dari pola tindak pribadi saya, tanpa koordinasi
> lagi dengan jajaran elite partai. Untuk menunjukkan bahwa saya tetap ada
> dalam jalur pilkada Kota Pariaman, para Relawan Alang Babega yang saya
> bentuk, sengaja menyambut Bang ARB di Bandara Internasional Minangkabau,
> tanggal 28 Maret 2013.
> *“ARB! Alang Ranah Babega!”
> “Aburizal Bakrie! Presiden!”
> “IJP! Walikota!”*
> Begitulah yel-yel yang diteriakkan Relawan Alang Babega menyambut Bang
> ARB. Kami mengawal Bang ARB sampai perbatasan Kabupaten Padang Pariaman
> dengan Kota Padang. Selesai, saya kembali ke Kota Pariaman. Tiga hari
> kemudian, tepatnya tanggal 31 Maret 2013, saya dan Joserizal
> mendeklarasikan diri di Pulau Angso Duo, Kota Pariaman, dengan tubuh basah
> diterjang ombak.
>
> Joserizal juga bergerak cepat. Pasca saya hubungi via blackberry
> messenger, Jose sibuk mencari kartu tanda penduduk. Rupanya tindak-tanduk
> Jose diperhatikan betul oleh Walikota Pariaman, Muhklis Rahman. Inti
> cerita, dengan kesadaran sendiri, Jose akhirnya mengajukan surat
> pengunduran diri sebagai Kepala Satpol PP Kota Pariaman. Jose baru memberi
> tahu saya setelah surat itu dia ajukan. Saya sebetulnya tidak ingin Jose
> kehilangan jabatannya, apalagi penetapan oleh KPU Kota Pariaman belum
> dilakukan. Jose masih jadi bakal calon Wakil Walikota. Keputusan Jose saya
> apresiasi. Diam-diam, saya makin paham karakter anak muda berusia 35 tahun
> yang sebelumnya hanya saya kenal via akun twitter ini.
>
> Jose adalah alumni Sekolah Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) di
> Jatinangor. Walau lahir di Balikpapan, Jose menamatkan pendidikan di SMA
> Negeri I Pariaman, sekolah tertua di Kota Pariaman. Lengkap sudah, karena
> saya adalah alumni SMA Negeri II Pariaman. Dalam pandangan saya, apabila
> kedua alumni sekolah ini bergabung, akan menjadi sinergi kekuatan yang
> sangat masif. Walau saya paham, alumni sekolah bukanlah lembaga politik.
>
> Satu kesamaan saya dengan Joserizal adalah sama-sama menamatkan studi
> magister di Universitas Indonesia. Jose disekolahkan oleh Walikota
> Sawahlunto dalam bidang studi pemerintahan daerah.  Usai lulus dari STPDN,
> Jose bertugas di Kota Sawahlunto. Jose termasuk salah satu tim PNS yang
> berada di belakang gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Walikota
> Sawahlunto, Amran Nur. Dan Amran Nur adalah satu dari 10 kepala daerah
> terbaik versi Majalah Tempo akhir tahun 2012. Amran berhasil mengubah Kota
> Sawahlunto dari Kota Hantu menjadi Kota Wisata Tambang yang nyaman.
>
> Dalam perjalanan yang singkat ini, saya merasa “dijodohkan” dengan Jose
> oleh alam. Pembicaraan antara saya via telepon dengan Jose baru sekali,
> setelah saya memintanya sebagai Calon Wakil Walikota. Kamipun baru
> berdialog beberapa kali. Sama sekali tidak ada kontrak politik antara kami
> berdua. Tidak ada juga akte notaris tentang pembagian jumlah dana untuk
> kampanye. Politik bagi saya adalah kontrak hati, bukan kontrak materi,
> apalagi kontrak pakai materai.
>
> Dengan Jose, saya merasa sudah melakukan satu langkah besar. Kalah atau
> menang, saya merasa “menemukan” salah seorang pemimpin Kota Pariaman ke
> depan, dalam usianya yang sudah mulai matang: 35 tahun. Walau umur saya
> hampir 41 tahun, saya sama sekali tidak merasa sebagai orang muda. Uban
> sudah merayapi kepala saya. Kebotakan sudah mulai muncul. Dan di usia ini,
> alangkah egoisnya kalau saya hanya berpikir tentang karier pribadi. Masa
> depan jauh lebih mencemaskan, ketimbang piala yang harus saya raih untuk
> dipajang.
>
> Besok, Joserizal melepaskan posisi sebagai Kepala Satpol PP Kota Pariaman.
> Satu pengorbanan yang sudah terlebih dahulu yang dia lakukan. Posisi
> barunya tentu ada: non job. Selamat datang di dunia pergerakan. Mari
> bergerak!
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke