Sanak sa-Palanta nan ambo hormati,,,

Tarimokasih info di tulisan IJP nan alah mambuka mato ambo sia lah Joserizal 
ko. 
Indak taunyo anak mudo 35 tahun ko bukan sabatas pejabat Kepala Satpol PP, tapi 
pejabat berpindidikan tinggi, bisa manyalasaikan S2 UI bidang studi 
pemerintahan daerah. kok kecek anak Jakarta, "Cucok" lah paduan duo pasngan ko. 
Nan istimewa, samo2 mudo samo2 berpendidikan hebat,,,

Amir Hamzah, 40, Bks




________________________________
 Dari: Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com>
Kepada: Rantau Net <RantauNet@googlegroups.com> 
Dikirim: Kamis, 11 April 2013 10:34
Judul: [R@ntau-Net] Mengapa Saya Memilih Joserizal?
 


http://indrapiliang.com/2013/04/11/mengapa-saya-memilih-joserizal/

Mengapa Saya Memilih Joserizal? 
11 April 2013 0 komentar 
Share on facebook Share on twitter Share on email More Sharing Services 
Mengapa Saya Memilih Joserizal?

Oleh
Indra J Piliang
Calon Walikota Pariaman 2013-2018

Salah
 satu pertanyaan yang sering diajukan ke saya adalah mengapa memilih 
Joserizal? Banyak juga yang bertanya: siapa Joserizal? Dibandingkan 
dengan nama-nama yang mengapung dalam kontestasi pilkada di Kota 
Pariaman, nama Joserizal sama sekali tidak disebut. Banyak nama lain 
yang lebih dikenal. Baiklah, saya akan jelaskan sedikit.

Saya 
mengenal Joserizal di akun twitter miliknya, @JoseRi_zal. Setiap kali 
ada berita tentang Kota Pariaman, Joserizal berkomentar. Atau ketika 
saya menulis tentang Kota Pariaman. Perkenalan di akun twitter itu sudah 
berbulan-bulan. Saya baru tahu jabatannya sebagai Kepala Satpol PP Kota 
Pariaman setelah membaca beberapa tweetnya. Bahkan, Satpol PP punya 
akun khusus, @Pol_PP_Pariaman. Bagi saya, siapapun yang masuk ranah 
social media, pastilah lebih terbuka pikirannya (open minded), 
dibandingkan dengan yang tidak. 

Setiap kali saya ke Pariaman, 
Joserizal tidak lupa mention. Namun, karena memang merasa tidak punya 
kepentingan dengannya, saya tidak menyempatkan diri untuk sekadar 
bertemu. Apalagi, sebelum bulan Oktober 2012 lalu, dalam pikiran saya 
sama sekali tidak ada keinginan untuk maju sebagai Walikota Pariaman. 
Saya lebih banyak menyiapkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari 
daerah pemilihan Sumatera Barat II. 

Pertemuan pertama kali antara saya dengan Joserizal pada tanggal 25 November 
2012, tepatnya pada hari perayaan Tabuik Piaman. Pertemuan itu tidak sengaja. 
Saya menuju lokasi perayaan Tabuik di lapangan Merdeka, lalu foto-foto. 
Joserizal menegur 
saya, meminta saya untuk ke atas panggung, bersama dengan para pejabat 
pemerintahan dan tokoh masyarakat lainnya. Saya menolak dengan halus. 
Dalam beberapa perayaan tabuik sebelumnya, saya memang duduk di atas 
panggung. Rupa-rupanya, sikap saya itu jadi pembicaraan. 

*** 

Begitulah. Saya memasang foto pertemuan saya dengan Joserizal di blackberry, 
juga 
mengirimnya ke facebook. Setiap kali ada pertanyaan tentang siapa calon 
wakil saya di twitter, saya langsung mention akun @JoseRi_zal. Dan 
Joserizal juga mengiyakan. Padahal, di keseharian, saya tentu lebih 
menyibukkan diri dengan proses pencalonan lewat Partai Golkar dan 
bersiap menunjuk satu nama dari unsur internal. 

Tanpa diketahui 
Joserizal, saya menitipkan namanya untuk disurvei oleh sebuah lembaga 
survei. Hasil survei saya dapatkan kemudian. Ternyata popularitas dan 
likeabilitas Joserizal hampir sama dengan sejumlah nama populer yang 
disebut layak sebagai calon wakil walikota. Bagaimanapun, masukan orang 
ke saya tentulah terbatas, dibanding dengan sebaran survei yang mewakili 
populasi. Hasil survei juga menunjukkan bahwa popularitas saya masih 
rendah, sekitar 60%. Itu sesuai dengan tahapan demi tahapan yang saya 
ingin tempuh, yakni sama sekali tidak menggenjot popularitas.

Ketika DPP Partai Golkar memutuskan tentang calon kepala daerah yang akan 
diusung, berdasarkan masukan dari DPD Partai Golkar Sumatera Barat, nama saya 
tenggelam ke nomor urut lima. Dalam dua hari, saya mencoba meminta agar DPP 
Partai Golkar menggelar survei ulang. Soalnya, berdasarkan 
hasil survei, lebih dari 60% populasi belum menentukan pilihan. Apalagi, 
berdasarkan hasil survei itu, elektabilitas tertinggi hanya mendapatkan angka 
13%. Menurut saya, sangat rentan bagi Partai Golkar mengambil 
keputusan, ketika voters masih bimbang dan belum stabil. Rupanya, pihak 
pimpinan berketetapan dengan keputusannya. 

Informasi yang saya 
dapat, di jajaran elite partai, saya masuk dalam faksi tertentu yang 
bukan pengendali partai sekarang. Rekam jejak saya sebagai Juru Bicara 
Pak Jusuf Kalla dan Pak Wiranto dijadikan sebagai alat ukur. Begitu juga asal 
ayah saya dari Tanah Datar yang notabene adalah kampung Ibu 
Mufidah Kalla. Padahal, saya merasa hanya menjalankan tugas partai, 
bukan tugas seseorang. Saya sama sekali jarang berkomunikasi dengan Pak 
Jusuf Kalla. Bahkan, nomor ponsel Pak JK sudah tidak ada lagi di ponsel 
saya. 

Padahal, saya baru saja menghadap Ketua Umum DPP Partai 
Golkar, Bang Aburizal Bakrie dan memperlihatkan hasil survei “versi” 
Benua Institute. Dalam pembicaraan via blackberry messenger antara saya 
dengan Bang ARB, terlihat ada keterputusan proses pengambilan keputusan. 
Rupanya Bang ARB hanya ikut rapat-rapat penentuan Calon Gubernur dari 
Partai Golkar. Sementara, Calon Bupati atau Xalon Walikota berada di 
bawah kewenangan wakil ketua umum. 

*** 

Saya bergerak 
cepat, pasca pembicaraan dengan Bang ARB di blackberry messenger. Bang 
ARB menyarankan saya untuk fight untuk DPR RI. Saya menyanggupi. Tapi, 
setelah itu, saya melakukan kerja politik untuk terus menyelamatkan 
proses pencalonan saya di Kota Pariaman. Artinya, tindakan politik saya 
adalah buah dari pola tindak pribadi saya, tanpa koordinasi lagi dengan 
jajaran elite partai. Untuk menunjukkan bahwa saya tetap ada dalam jalur 
pilkada Kota Pariaman, para Relawan Alang Babega yang saya bentuk, 
sengaja menyambut Bang ARB di Bandara Internasional Minangkabau, tanggal 28 
Maret 2013.
“ARB! Alang Ranah Babega!”
“Aburizal Bakrie! Presiden!”
“IJP! Walikota!”
Begitulah yel-yel yang diteriakkan Relawan Alang Babega menyambut Bang ARB. 
Kami 
mengawal Bang ARB sampai perbatasan Kabupaten Padang Pariaman dengan 
Kota Padang. Selesai, saya kembali ke Kota Pariaman. Tiga hari kemudian, 
tepatnya tanggal 31 Maret 2013, saya dan Joserizal mendeklarasikan diri di 
Pulau Angso Duo, Kota Pariaman, dengan tubuh basah diterjang ombak. 

Joserizal juga bergerak cepat. Pasca saya hubungi via blackberry messenger, 
Jose 
sibuk mencari kartu tanda penduduk. Rupanya tindak-tanduk Jose 
diperhatikan betul oleh Walikota Pariaman, Muhklis Rahman. Inti cerita, 
dengan kesadaran sendiri, Jose akhirnya mengajukan surat pengunduran 
diri sebagai Kepala Satpol PP Kota Pariaman. Jose baru memberi tahu saya 
setelah surat itu dia ajukan. Saya sebetulnya tidak ingin Jose 
kehilangan jabatannya, apalagi penetapan oleh KPU Kota Pariaman belum 
dilakukan. Jose masih jadi bakal calon Wakil Walikota. Keputusan Jose 
saya apresiasi. Diam-diam, saya makin paham karakter anak muda berusia 
35 tahun yang sebelumnya hanya saya kenal via akun twitter ini. 

Jose adalah alumni Sekolah Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) di Jatinangor. 
Walau lahir di Balikpapan, Jose menamatkan pendidikan di SMA Negeri I 
Pariaman, sekolah tertua di Kota Pariaman. Lengkap sudah, karena saya 
adalah alumni SMA Negeri II Pariaman. Dalam pandangan saya, apabila 
kedua alumni sekolah ini bergabung, akan menjadi sinergi kekuatan yang 
sangat masif. Walau saya paham, alumni sekolah bukanlah lembaga politik. 

Satu kesamaan saya dengan Joserizal adalah sama-sama menamatkan 
studi magister di Universitas Indonesia. Jose disekolahkan oleh Walikota 
Sawahlunto dalam bidang studi pemerintahan daerah.  Usai lulus dari 
STPDN, Jose bertugas di Kota Sawahlunto. Jose termasuk salah satu tim 
PNS yang berada di belakang gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh 
Walikota Sawahlunto, Amran Nur. Dan Amran Nur adalah satu dari 10 kepala daerah 
terbaik versi Majalah Tempo akhir tahun 2012. Amran berhasil 
mengubah Kota Sawahlunto dari Kota Hantu menjadi Kota Wisata Tambang 
yang nyaman. 

Dalam perjalanan yang singkat ini, saya merasa 
“dijodohkan” dengan Jose oleh alam. Pembicaraan antara saya via telepon 
dengan Jose baru sekali, setelah saya memintanya sebagai Calon Wakil 
Walikota. Kamipun baru berdialog beberapa kali. Sama sekali tidak ada 
kontrak politik antara kami berdua. Tidak ada juga akte notaris tentang 
pembagian jumlah dana untuk kampanye. Politik bagi saya adalah kontrak 
hati, bukan kontrak materi, apalagi kontrak pakai materai. 

Dengan Jose, saya merasa sudah melakukan satu langkah besar. Kalah atau 
menang, saya merasa “menemukan” salah seorang pemimpin Kota Pariaman ke 
depan, dalam usianya yang sudah mulai matang: 35 tahun. Walau umur saya 
hampir 41 tahun, saya sama sekali tidak merasa sebagai orang muda. Uban 
sudah merayapi kepala saya. Kebotakan sudah mulai muncul. Dan di usia 
ini, alangkah egoisnya kalau saya hanya berpikir tentang karier pribadi. Masa 
depan jauh lebih mencemaskan, ketimbang piala yang harus saya raih untuk 
dipajang. 
Besok, Joserizal melepaskan posisi sebagai 
Kepala Satpol PP Kota Pariaman. Satu pengorbanan yang sudah terlebih 
dahulu yang dia lakukan. Posisi barunya tentu ada: non job. Selamat 
datang di dunia pergerakan. Mari bergerak! 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke