Sabana tragis.... Bukankah di kampanye era iko, kito mandanga semboyan yang penuh optimisme yang mangatokan...." Katakan Tidak Pada Korupsi !! " Sahinggo memenangkan partai nan punyo semboyan ko sebagai pemimpin negara... Tapi, kanapo malah panyakik radang koropsitis ko makin manjadi..?
banyak anekdot nan tajadi dek semboyan optimisme ko kini, misalnyo..: " Katakan Tidak Pada Korupsi !! " *( kalo cuma sedikit......^_^)* * * * * Dedi, 35 th, Batam *Salam dan Terima Kasih,* *Dedi Suryadi* _____________________________________________________________________________ ***** Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang Berani Bertindak Dan ***** ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* ***** ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for The Others" (Hadith by Bukhari) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu... ".....***** "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..." Pada 28 April 2013 07.45, Muchwardi Muchtar <muchwa...@rantaunet.org>menulis: > *Jangan (Lagi) Salah Pilih Caleg* > > > > Citra Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di mata publik dari tahun ke tahun > semakin merosot. Sampai-sampai Senayan -- tempat para wakil rakyat > bertugas-- disimpulkan sebagai sarang koruptor. > > Berikut ini hasil sejumlah survei pendukung. Laporan akhir tahun Pusat > Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) 2012 menyebutkan terdapat > 42,71 persen anggota legislatif masa itu melakukan transaksi mencurigakan > dengan indikasi tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana korupsi. > Dari analisis ditemukan indikasi kuat tindak pidana korupsi anggota DPR > terjadi pada periode 2009-2014. > > Hasil survei pun menyebut jabatan anggota DPR periode 2009-2014 > terindikasi paling banyak melakukan tindak pidana korupsi dengan persentase > 69,7 persen. Sedangkan indikasi korupsi yang dilakukan ketua komisi sebesar > 10,4 persen. Kasus korupsi paling akbar melibatkan M. Nazaruddin cs. > > Sebaliknya, anggota DPR periode 2009-2004 dinilai merupakan periode > bersih. Indikasi tindak pidana korupsi pada masa itu hanya 1,04 persen. > Relatif kecil, sehingga patut dipertanyakan mengapa kasus korupsi di DPR > bisa berkembang begitu pesat periode ini? Mungkinkah karena ongkos atau > biaya menjadi caleg begitu besar? Konon minimal dibutuhkan Rp1 miliar > hingga Rp6 miliar untuk sebuah kursi manis di DPR RI. > > Survei terakhir yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicare pada 14-24 Mei > lalu terhadap 2.192 responden menunjukkan 47 persen responden menyatakan > DPR sebagai lembaga terkorup. Mayoritas responden mengatakan anggota DPR > sekarang tidak menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. > > Menurut koordinator survei Muhammad Dahlan, 62,4 persen responder setuju > anggota DPR hanya mencari nafkah di Senayan. Responden juga menganggap > lembaga legislatif itu tidak berhasil mewakili masyarakat. DPR dianggap > sebagai lembaga yang hanya mewakili orang-orang partai. Hanya 29,1 persen > responden merasakan anggota DPR sudah menjalani peran sebagai wakil rakyat. > > Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menganggap wajar DPR disebut dalam > sejumlah survei sebagai lembaga paling korup. Kata wakil rakyat dapil Sumut > itu banyak otak korupsinya di Banggar. DPR memang seperti itu. Jujur saja, > yang namanya Banggar ada otak-otaknya. Di situ tempat korupsi, walaupun > tetap ada anggota Banggar yang bersih. > > *Salah siapa? * > > Kalau ditanya siapa yang salah sampai DPR menjadi sarang korupsi? Tentu > saja jawabnya kompleks. Artinya, banyak pihak harus menyadari kesalahannya > dan berkontribusi. > > Yang pasti, mereka bisa terpilih menjadi anggota DPR RI di pusat, DPRD > provinsi dan DPRD kabupaten-kota atau di DPD atas pilihan rakyat pada > setiap pemilu. Kalau begitu, rakyat punya andil membuat lembaga legislatif > menjadi sarang koruptor. > > Sebelum menyalahkan rakyat, sebaiknya kita kritik dulu sistem rekrutmen > parpol setiap kali pemilu. Hampir semua parpol lemah dalam rekrutmen > sehingga muncul banyak calon legislatif (caleg) tidak berkualitas yang > masuk lembaga terhormat itu. > > Justru itu, parpol menjadi sasaran tembak pertama kalau anggota DPR yang > terpilih tidak berkualitas, kalau banyak anggota DPR(D) yang terlibat > korupsi, terlibat kasus amoral, menjadi politisi busuk dan koruptor > seharusnya parpol yang digugat sebagai pintu masuk. > > Sedangkan sasaran tembak kedua tentunya masyarakat atau rakyat yang salah > pilih caleg. Kondisi seperti itu bisa terjadi karena masyarakat kurang > mendapatkan informasi seputar riwayat hidup atau track record caleg yang > dijual parpol. Rakyat tahunya menjelang pemilu marak kampanye, > pertemuan-pertemuan, pemasangan billboard, baliho, poster, pamflat leaflet, > brosur dll. > > Banyak caleg yang memperkenalkan dirinya. Tentu semua yang baik-baik, yang > hebat-hebat guna membentuk pencitraan diri. Banyak yang terpengaruh, namun > banyak juga yang menganggap semuanya sama saja sarat kepentingan > (pragmatis). Saat kampanye semuanya mengaku dekat dengan rakyat, setelah > terpilih menutup pintu rumahnya dari masyarakat. > > Kondisi kampanye yang terlihat di Indonesia sama sekali tidak mendidik > karena pada umumnya foya-foya. Artinya, para caleg menggunakan segala cara, > termasuk membeli suara rakyat untuk bisa duduk di lembaga legislatif. Itu > sebabnya diperlukan dana besar untuk bisa menjadi caleg, apalagi kalau > ingin terpilih. Semakin banyak uang yang ditebar di tengah masyarakat > semakin besar kans untuk meraih suara terbanyak. > > Justru itu, masyarakatlah yang seharusnya selektif dalam memilih > wakil-wakilnya di pusat, provinsi dan kabupaten-kota agar kualitas anggota > DPR(D) kita di masa mendatang menjadi berkualitas, mampu menjalankan > tugasnya dengan optimal, memperjuangkan aspirasi rakyat sehingga meningkat > pula kesejahteraannya. > > Bukan seperti DPR(D) kita sekarang. Lebih banyak hal-hal yang negatif > ketimbang yang positif. Fungsi legislasi tidak mampu mereka jalankan dengan > baik sehingga banyak produk pembuatan dan pengesahan undang-undang/perda > yang terbengkalai. Tapi, kalau program yang terkait dengan uang, seperti > studi banding ke luar negeri selalu mereka perjuangkan. Walau mendapat > kritik dari masyarakat, mereka tetap terbang menggunakan uang rakyat. > > *Jangan salah pilih* > > Pemilu 9 April 2014 sudah semakin dekat. Mayoritas anggota DPR dan DPRD > kembali mencalonkan diri, sebagian pindah parpol karena sudah tidak > terakomodir di partai lama, sebagian memang sengaja pindah parpol karena > melihat peluang menang di partai lama kecil sehingga memerlukan parpol yang > lagi naik daun untuk menyelamatkan diri. > > Perlu diingatkan munculnya caleg tidak berkualitas bukan kesalahan parpol > semata, tapi masyarakat juga memberi kontribusi karena tidak selektif dalam > memilih saat pemilu. Bisa karena pengaruh iklan kampanye yang ‘’jor-joran’’ > bisa pula karena masuk perangkap sistem money politics atau serangan fajar > yang muncul di hari-H pemilu. > > Bukan berdasarkan kualitas yang dapat dilihat dari track record-nya selama > ini di pemerintahan, masyarakat, organisasi sesuai bidang dan profesinya. > Konsekuensinya, masyarakat ikut menjadi bagian dari produksi caleg yang > tidak berkualitas karena mereka menjadi korban kampanye dan iming-iming > dari parpol dan para calegnya. > > Benar parpol merupakan lembaga demokrasi, namun belum tentu memperjuangkan > aspirasi masyarakat. Sebagai institusi demokrasi parpol selayaknya > berkualitas, menyeleksi dan membina para calegnya sehingga mutu lembaga > terhormat di pusat, provinsi, kabupaten-kota berkualitas. > > Di sinilah diperlukan parpol idealis memegang prinsip dan menjalankan visi > dan misinya. Jika disebutkan baik-buruknya lembaga legislatif sepenuhnya di > tangan parpol, hal itu benar. Sayang, kontrol parpol terhadap anggotanya di > DPR(D) sangat lemah. Bahkan terkesan, anggota dewan dari parpol bukan > bekerja untuk rakyat, bangsa, dan negara, melainkan memperjuangkan dan > perpanjangan kepentingan partainya semata. > > Memang tidak mudah menjadi caleg jika persyaratannya dipenuhi. Para calon > harus memenuhi 16 kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 51 Undang-Undang > Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, > seperti sehat jasmani dan rohani hingga mengundurkan diri sebagai kepala > daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota > Polri, direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada BUMN/BUMD jika > mencalonkan diri. > > Kalau kriteria itu dipenuhi dan dijadikan acuan oleh parpol kita > berkeyakinan kualitas DPR(D), termasuk DPD, akan mumpuni alias di atas > rata-rata. Tapi, persyaratan yang baik selalu dikalahkan dengan kepentingan > pribadi dan golongan sehingga caleg tidak berkualitas yang kadang > dipaksakan parpol. Motivasinya untuk menutupi biaya kampanye. > > Bisa dipahami kalau kualitas lembaga DPR(D) demikian rendah, dan menjadi > sarang korupsi seperti hasil survei, karena terlihat jelas parpol kesulitan > membina dan mendapatkan SDM atau caleg berkualitas, baik dari internal > partai maupun eksternal. Penilaiannya sangat subyektif, cenderung berapa > besar mahar yang mampu diberikan caleg untuk parpol dan pemenangan pemilu. > Oleh karena itu, rakyat atau masyarakat harus cerdas. Jangan (lagi) salah > pilih caleg. Pilih yang track recordnya baik. Bukan caleg abal-abal.*** > (*Sofyan > Harahap* : Penulis adalah Wapemred Waspada) > > > Pada 26 April 2013 10.16, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com> menulis: > > O, iyo tantang kaukus masalah Solok selatan ! >> >> Baa tentang U.U desa, .....apo upaya mereka ttg baliak ba nagari, kambali >> ba surau ! >> nagari yang berbeda dengan desa ! >> >> >> >> Pada 26 April 2013 09.30, Nofend St. Mudo <nof...@rantaunet.org> menulis: >> >> Waalaikumsalam WrWb. >>> >>> Ndak hapal dek ambo do mak, semoga mak AI bisa lansuang malewakan dari >>> data nan ambo rekap tsb. >>> Kalau bicara apa nan mereka berbuat, tentu jawab no relatif, kato awak >>> alun, kato mereka alah/lai >>> Tapi nan terbaru nan kito baco adolah terbentuk kaukus, sainggo Polda >>> batuka nan baru. >>> >>> Salam >>> >>> Pada 26 April 2013 09.14, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com>menulis: >>> >>> Pertanyaan angku Zulkarnain Kahar...."Apa yang TELAH dilakukan mereka >>>> untuk nagari," >>>> ... rancaknyo kita coliak dari track record mereka, >>>> ....khususnya nama-nama yang mencalonkan diri kembali pada pemilu yad. >>>> ---------------- >>>> dan kapado Dinda Nofend, mohon ditulihkan namo-namo anggota DPR yang >>>> kini duduak di DPR mewakili SB dan kini tatulih di daftar tsb. >>>> >>>> Balain dengan anggota dapil Sulsel,... anggota DPR yang dari SB >>>> tampaknya jarang sekali membuek berita setelah duduk di DPR Pusat..! >>>> >>>> >>>> >>>> >>> -- >>> * >>> * >>> *Wassalam >>> >>> * >>> *Nofend St. Mudo >>> 36Th/Cikarang | Asa Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan >>> Tweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola >>> * >>> >>> -- >>> . >>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >>> =========================================================== >>> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: >>> - DILARANG: >>> 1. E-mail besar dari 200KB; >>> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >>> 3. One Liner. >>> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: >>> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ >>> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >>> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >>> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >>> mengganti subjeknya. >>> =========================================================== >>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan >>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ >>> --- >>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari >>> Grup Google. >>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . >>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. >>> >>> >>> >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: >> - DILARANG: >> 1. E-mail besar dari 200KB; >> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. One Liner. >> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: >> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ >> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari >> Grup Google. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . >> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. >> >> >> > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.