Mamak / Apak / Sanak Ayah Taufal...

Kalimat-kalimat dari sanak sungguh, kalimat-kalimat yang tersusun rapi,
terstruktur, tenang tanpa emosi, mendamaikan dan cerdas  !

Kami nan mungkin masih mudo usia dan pengalaman ko terus-terang butuh sosok
seperti sanak ko dalam belajar berkomunikasi yang cerdas dan tanpa emosi
mode iko..
Menunjukkan sanak adolah urang yang berilmu, dan berkarakter tinggi ..

Ambo serius, bukan bagarah, atau sindiran...

Salam hormat,

*Salam dan Terima Kasih,*
*Dedi Suryadi*


_____________________________________________________________________________
                       *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
Berani Bertindak Dan   *****
      ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
          "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for The
Others" (Hadith by Bukhari)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
".....*****
                  "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."


Pada 27 Mei 2013 16.45, Ayah Taufal <ayahtau...@yahoo.com> menulis:

>
>
>
>  *‘Urang Awak Banyak Nan Lah Meleset’*
> * *
> Kata meleset dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya peleset.
> Sedangkan menurut website *artikata.com, *definisinya tidak mengenai
> sasaran; tidak mengenai yang dituju, membuat sesuatu di luar koridor dan
> sebagainya.
>
> Terkait dengan judul Rubrik Garis Bawah hari ini tentang “Urang Awak
> Banyak nan Meleset”, maksudnya adalah banyak tingkah, *kurenah, *keputusan,
> kebijakan* *dan perbuatan orang Minangkabau sejak beberapa tahun
> belakangan yang keluar dari koridor, melenceng dari aturan, norma agama dan
> nilai-nilai keminangkabauan.
>
> Orang Minang yang telah 10 tahun atau lebih meninggalkan kampung halaman,
> pergi merantau ke kota atau daerah-daerah lain di tanah air, begitu kembali
> ke ranah Bundo Kanduang ini akan kaget dengan perubahan drastis pola pikir
> dan kurenah urang awak. Terutama bagi orang yang merantau ke daerah-daerah
> yang masyarakatnya hiterogen.
>
> Terlalu banyak nilai-nilai yang selama ini diagung-agungkan menjadi
> filosofi kehidupan urang Minangkabau kini telah ditinggalkan. Ironisnya,
> hal tersebut nyaris terjadi pada lintas usia, lintas kelompok, lintas
> strata pendidikan, lintas profesi bahkan juga tak terkecuali terjadi pula
> pada kelompok *tungku tigo sajarangan* atau *tali tigo sapilin* dan
> lainnya.
>
> Pepatah Minang mengatakan; “*Nan kuriak kundi - nan merah sago - nan
> baiak budi- nan indah baso”*. Secara sederhana, pepatah ini mengandung
> nasehat bahwa orang Minang memiliki budi pekerti,  kelakuan atau sifat
> yang baik dan bahasa dalam berkomunikasi senantiasa indah, sehingga  enak
> didengar dan disenangi oleh lawan bicaranya atau forum. Ini juga yang
> menjadi salah satu kunci kesuksesan orang Minang pada masa silam di dalam
> kancah politik atau pun dalam  berdagang dan lainnya.
>
> Pepatah Minang lainnya mengatakan; “*Muluik manih kucindan murah, muko
> janiah indak pandandam”. *Pepatah ini mengadung nasehat bahwa orang
> Minang dalam berbincang dengan orang lain atau bertemu muka dengan orang
> lain senantiasa berbicara dengan mulut yang manis, kata-kata yang
> diutarakan enak didengar, tidak kasar. Suaranya pun sedang-sedang saja,
> tidak terlalu keras dan tidak pula kurang kedengaran. Kucindan murah,
> maksudnya murah tersenyum yang diikuti dengan mimik muka yang menarik
> (kucindan). Tidak memperlihatkan raut muka yang cemberut, seperti orang
> marah atau memendam rasa dendam.
>
> Dua pepatah-petitih di atas masih sering kita dengar di ranah Minangkabau,
> baik  dalam forum acara adat ataupun dalam berbagai kegiatan lainnya.
> Namun yang mengkhawatirkan, praktik atau pengamalannya sangat jauh panggang
> dari pada api. Pada realitas kehidupan di berbagai kota dan daerah di Ranah
> Minangkabau, pelayanan tenaga medis di rumah sakit (terutama milik
> pemerintah) nyaris tidak ada yang menggambarkan dua pepatah di atas yang
> selama ini menjadi filosofi kehidupan rang Minangkabau. Umumnya mereka
> memasang wajah seram dan mulut judes.
> Begitu pula dengan petugas di kantor lurah, kecamatan, dinas dan
> kantor-kantor pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan bagi masyarakat
> lainnya. Sikap mereka justru seperti orang yang harus dilayani, bukan
> seperti pelayan masyarakat. Makanya adagium “kalau bisa dipersulit, mengapa
> dipermudah” sampai sekarang masih menghantui masyarakat yang berurusan
> dengan birokrasi pemerintahan.
>
> Seakan tak  mau kalah, petugas parkir, sekuriti/Satpam, penjaga toilet,
> petugas SPBU, pelayan rumah makan, pedagang di tepi pantai, guru,
> kurenahnya juga begitu. Jangankan berterima kasih dengan bahasa yang halus
> kepada konsumen atau orang yang dilayaninya, menjawab terima kasih yang
> disampaikan konsumen/atau orang yang dilayaninya saja, kadang juga enggan.
>
> Petugas parkir, contohnya. Saat mobil datang  untuk parkir, petugas
> parkirnya tidak ada atau tak kelihatan batang hidungnya, tapi ketika mobil
> mau berangkat mereka datang minta uang parkir. Itu pun tak dilengkapi tiket
> parkir. Hal tersebut tak ubahnya seperti membayar uang takut saja. Yang
> paling parah di Kota Bukittinggi, biaya parkirnya hingga Rp5.000, wajib
> bayar di awal, tanpa tiket parkir dan yang menagih wajahnya rada-rada
> preman. Untuk mereka-mereka ini memang tepat pepatah Minang yang mengatakan
> “*Taimpik nak di ateh-Takuruang nak di lua*”. Mereka itu adalah bagian
> dari orang Minang yang telah meleset.
>
> Selanjutnya ada pula pepatah Minangkabau yang menyatakan; *“Alun takilek
> lah takalam -
> takilek ikan dalam aia, alah jaleh jantan batinonyo". “Tau condong ka
> maimpok - Tau lantiang ka manganai - Tau ereng jo gendeng, Tahu jo baso
> basi - Tau dibayang kato sampai”.* Pepatah-petitih ini lebih mengarah
> kepada unsur *tungku tigo sajarangan* atau unsur  *tali tigo sapilin *yang
> memegang peran strategis di dalam masyarakat Minangkabau. Unsur *tungku
> tigo sajarangan* atau unsur  *tali tigo sapilin * terdiri dari ninik
> mamak (adat), alim ulama (agama Islam) dan cerdik pandai
> (cendikiawan/pemerintahan) yang berfungsi menjaga keutuhan masyarakat
> Minangkabau itu sendiri.
>
> Dalam realitas kekinian, unsur *tungku tigo sajarangan* atau unsur  *tali
> tigo sapilin * nyaris tak peka lagi terhadap fungsi dan peran mereka yang
> semestinya, seperti yang terkandung dalam pepatah *“Alun takilek lah
> takalam - takilek ikan dalam aia, alah jaleh jantan batinonyo". “Tau
> condong ka maimpok - Tau lantiang ka manganai - Tau ereng jo gendeng, Tahu
> jo baso basi - Tau dibayang kato sampai”.*
> * *
> Dalam berbagai hal, banyak yang telah luput dari peran dan fungsi unsur 
> *tungku
> tigo sajarangan* atau unsur  *tali tigo sapilin, *sehingga nilai dan
> norma kehidupan masyarakat Minangkabau yang dulu dikenal sangat tinggi,
> kini telah pudar dan nyaris kehilangan ciri dan karakternya. Akibatnya,
> sangat luar biasa. Di Kota Padang, memang tidak ada lokalisasi, tetapi
> kehidupan Padang Under Covernya sangat merisaukan. Mungkin banyak di antara
> kita yang tak percaya dengan kenyataan itu, tapi silakan tanya dengan orang
> luar yang sering bertamu ke Kota Padang. Tamu itu sebenarnya juga kaget
> bahwa ternyata di kota bengkuang ini banyak stok ayam kampus dan ayam putih
> abu-abu yang setiap saat bisa diorder.
> * *
> Unsur tungku tigo sajarangan/tali tigo sapilin juga *tagurajai* dalam hal
> agenda penanaman modal salah satu group raksasa bisnis di Indonesia yang
> akan membangun proyek prestisius terintegrasi di pusat Kota Padang. Di mana
> proyek tersebut terdiri dari rumah sakit, sekolah, hotel dan mall. Mata
> mereka tertutup dan hati mereka tersandera sehingga mereka menghalalkan
> Kota Padang akan menjadi salah satu pusat misionaris. Mereka mengizinkan
> dan memuluskan skenario besar gerakan masif pemurtadan bagi anak cucu
> mereka yang akan berlangsung secara hebat di Ranah Minang ini ke depan.
> Malah mereka berjamaah turut menekan tombol sirene peletakan batu pertama
> dan mendoakan agar mega proyek ini sukses.
>
> Ironisnya lagi, umarah yang menjadi bagian dari *tungku tigo sajarangan*atau
> *tali tigo sapilin* itu justru terus membela dan mengatakan bahwa isu
> pemurtadan oleh group besar yang akan berinvestasi di Padang itu adalah
> perkabar bohong. Kita yakin umarah kita punya referensi atas track record
> pengusaha nasrani yang akan semakin menenggelamkan moral dan akidah
> masyarakat di negeri yang selama ini dikenal dengan falsafah Adat Basandi
> Sarak, Sarak Basandi Kitabullah tersebut.  Tapi mengapa umarah kita itu
> bergeming? Kita juga yakin umarah kita itu memiliki referensi, bahwa  saking
> dahsyatnya gerakan pemurtadan oleh misionaris, adik satu bapak atau adik
> tiri Buya Hamka saja bisa beralih agama. Tapi lagi-lagi mereka umarah kita
> tak peduli. Atau umarah kita itu juga benar-benar telah meleset. **
>
>   ------------------------------
>  *Dari:* Bot S Piliang <botsosan...@gmail.com>
> *Kepada:* "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
> *Cc:* "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
> *Dikirim:* Senin, 27 Mei 2013 13:37
> *Judul:* Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA MN KPD IRMAN GUSMAN
>
>
> Assalamualaikum wr wb
>
> Mengikuti polemik ttg investasi group LippondinSumbar, jadi gatal pula
> awak ingin berkomentar
> 1. Rasanya mustahil bagi kita/Sumbar saat ini untuk anti dari group2 usaha
> non muslim, spt Lippo, ciputra, dll, karena toh properti dan usaha dikuasai
> oleh mereka. Terkecuali Group Basko, usaha untuk menggaet konglomerat
> muslim ternyata nihil, dari muslim lokal sampai syech2 arab dan melayu.
>  Bahkan BUMN dan kantor2 pemerintah yang yg tadinya berpusat di Padang, tlh
> berhondoh pondoh pindahn keibokota prov sebelah. Dilain sisi, Padang butuh
> investasi besar utk membangkitkan ekonomi dan MORAL masyarakat Padang dan
> Sumbar. Harusnya, BUMN atau Kantor pemerintah yg memindahkan pusat
> aktifitasnya ke ibuKota Prov sebelah itu juga kita tuntut utk ttp ada di
> Padang, bukan malah ikut2an meninggalkan Padang dan Sumbar.
> 2. Sumbar memiliki overcapacity SDM, banyak sarjana tp tidak bisa
> ditampung oleh lapangan kerja di Sumbar. Kondisi SUMBAR ibarat Philiphina,
> dimana seorang Master bisa jadi hanya sbg sopir taksi karena pemerintah
> tidak mampu menciptakan lapangan kerja.
> 3. Saya melihat kehadiran group2 usaha international atau yang punya
> standar pelayanan bagus perlu untuk meningkatkan kualitas
> pelayananndimPadang. Mohon maaf, mungkin bapak2 yg memang pejabat atau
> keluarga dokter bisaterlayanimdgn baik di RS M Djamil, tp tidak bagi
> keluarga PNS rendah macam keluarga saya yg dulu hanya mengandalkan ASKES
> utk berobat ke RS M Djamil. Kami sekeluarga sudah sangat kenyang dgn
> perlakuan kasar perawat ataupun staff RS M Djamil. kalau ternyata Siloam
> bisa menyediakan pelayanan murah dan lbh bagus kenapa ga? Ini jg berlaku
> utk usaha2 pelayanan lainnya, spt taksi, hotel dsb.
> 4. Tentang kemungkinan upaya misionaris dan cerita ttg murtadnya bbrp
> karyawan di RS yos Sudarso, malah memperlihatkan bahwankesalahan itu ada
> dipihak kita.mKenapa di perempuan sampai mau dihamili oleh SATPAM rs tsb?
> Berarti ada sex bebas, berarti ada masalah moral dan kurangnya nilai agama,
> hulunya....Berarti, peran orang tua dan NINIK MAMAK yg harusnya mendidik
> dan menjaga anak kemenakannya yg GAGAL. Harusnya, dgn keberadaan RS ini,
> menjadi 'palacuik' bagi ninik mamak, para aparat pranata adat Minangkabau
> untuk 'bakuhampeh' menjaga anak kemenakannya. Atau...apa karena beliau2 tsb
> sudah 'malas' dan ga mau ambil resiko?
> 5. Kalau dek ambo, upaya dari PKDP lbh masuk akal dan cerdas, ketimbang
> tolak mentah2. Kita harus lihat bagaimana regulasinya, susun term and
> conditionnya, dan sama2 memonitor pelaksanaan Term b Condition tsb. Malah,
> keberadaan RS mewah dan kualitas Internasional di Padang spt, Siloam, dll
> bisa jadi sumber alternatif pariwisata, yaitu pariwisata pengobatan di
> Sumbar, dimana pasien2 dari PKU, Jambi , Bengkulu dan Medan bisa
> berobatbsambil berwisata di Sumbar? iyo an diurang, laluan nan di awak,
> bukan begitu?
> 6. Sebenarnya PR terbesar buat kita orang Minang perantauan adalah
> bagaimana membangkitkan kembali ekonomi di ranah Minang. Kita di rantau
> mungkin akan sibuk bernostalgia dengan rekaman indah ttg Ranah Minang
> semasa dahulu,mtp kondisi sekarang lain, dunsanak kito butuh sesuatu yg
> realistis, tangible, dan jalehhh. Bukan sesuatu yang nisbi, konsep yg
> mengawang2. Saya harap, mamak2 ambo disiko, tampek ambo baraja maambiak
> tuah dan ilmu, bisa lbh arif dan bisa lebih bijak dalam hal ini.
> Kalau nan dek ambo, kalau cuma sekedar penolakan berhondoh pondoh tanpa
> ada solusi, berarti suatu kemunduran lagi bagi intelektualitas Minangkabau.
>
> Banyak maaf
> Wassalamualaikum wr wb
>
> Bot SP
>
> Sent from my iPad
>
> On 27 Mei 2013, at 12:43, Sidi Boby Lukman <belalang...@yahoo.com> wrote:
>
> Assalamualaikum Wr, Wb
>
> Sagalo sambah manyambah alah ambo tumpangkan ka penulis terdahulu.
> Tadinya ambo ndak ka mau berkomentar terhadap email yang alah ditulis dek
> Pak MN ko doh, karano bagi ambo iko hanya kekhawatiran seorang pak MN, tapi
> kutiko manyabuik soal adanyo ancaman terhadap akidah urang awak hanya
> karano LIPPO membangun RS Saki, Sekolah PH dan lain lain, rasonyo LEBAY
> bana awak menyikapi investasi dari Lippo sampai sampai Sanak Muhammad
> Syahreza paralu pulo mamposting soal Group LIppo ko.
>
>
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Reply via email to