Sanak Sidi , Sapatuiknyo kito nan mudoko nan cubo memahami urang nan labiah tuo nan lah bapangalaman seperti Pak M N dan Pak Saaf tu, bukan sabaliaknyo sanak.
Kalau soal bukti dan fakta, sanak2 nan lain kan lah ma agiahnyo, apokah sanak Sidi indak maikuik i thread ko dari samulo? Silahkan baco baliak. Sangenek, Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik....!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -----Original Message----- From: Sidi Boby Lukman <belalang...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 30 May 2013 11:51:21 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Re: Surat terbuka Prof Muchtar Naim. Assalamualaikum, Wr, Wb Salam dan hormat ambo sampaikan kepada dunsanak kasadonyo. Inyo bantuak iko mah, he he, persoalan group Lippo iko mananaman pitih di kota Padang adalah satu persoalan. Persoalan lainnya yang di takuik an dek Dr Mochtar Naim adalah persoalan lain. Cubo cermati baliak surek Pak Mochtar itu, paragraf per paragraf. Ambo indak pada posisi sebagai pembela Lippo atau sebagai Pembela Irman bahkan juga tidak pada psosi sebagai pihak yang setuju dengan Dr Mochtar Naim. Ambo mancaliak dari posisi ambo sebagai anak mudo yang tidak punyo kepentingan apa apa. Sia bana lah ambo ko, hanya sekrup ketek dari kerasnya sebuah pergerakan zaman. Namun mencermati apa yang dituliskan Pak Mochtar ambo manilai beiau terlalu tendensius dan provokatif baik terhadap James dan bahkan Irman Gusman. Kenapa ambo sabuik mode itu, ini buktinya "semua orang tahu bahwa RS Siloam dan sekolah tersebut adalah bahagian yang tak bisa dilepaskan dari upaya James T Riady, sebagai bahagian dari upaya kristenisasi, seperti yang dilakukannya di mana-mana." Bagi ambo kalimat itu sangat tidak patut dan mengherankan dituliskan dengan gamblang oleh seorang Doktor Soliologi, Budayawan dan Tokoh sekaliber Doktor Mochtar Naim. Ambo tidak tahu, pikiran apa yang sedang bergelora dikepala Pak MN saat dia menulis surat ini. Sungguh ini bukan sebuah tulisan yang elok. Ambo mengenal Pak MN sejak beliau menjadi Ketua DPW Partai Ummat Islam pada tahun 1998 - hingga 2000 lalu,. Bahkan saat beliau menjadi anggota MPR-RI dan Anggota DPD ambo kenal beliau bahkan dengan anak anak serta mendiang isterinya. Dan alangkah terkejutnya ambo ketika tulisan ini diupload. Pak Mochtar nan ambo hormati, apakah Pak MN punyo bukti kalau James itu tengah melakukan upaya kristenisasi dimana-mana ? kalau ada, sampaikan buktinya di palanta ko, kalau tidak Demi Allah (meminjam kalimat Pak MN sendiri) minta maaflah. Tidak baik seorang seusia Bapak menuduh seperti itu. Pak Mochtar dan dunsanak sapalanta nan ambo hormati. Sepertti yang ambo tuliskan dari awal, haruslah kita memisahkan antara persoalan yang satu dengan yang lainnya. Sebagai akademisi kawakan, Pak Mochtar tentu lebih faham dari kami nan mudo mudo iko. Persoalan investasi group Lippo adalah ranah ekonomi dan pembangunan. Seperti yang dituliskan oleh media di Padang, nilai total investasi yang dicukurkan Lippo Group mencapai Rp. 1,3 Trilyun. Kama pitih ka dicari tu Pak. ??? dan setidaknya akan menyerap 4000 an tenaga kerja seperti Dokter, Perawat, Profesional bidang bidang perhotelan serta banyak lainnya. Tidak hanya itu, bisa Pak MN bayangkan, content local yang akan mereka manfaatkan dalam pembangunan itu juga luar biasa besarnya. Semen akan laku, batu, pasir serta lainnya. Bisa Pak MN dan dunsanak bayangkan kalau tiba tiba James dan Lipponya ngambek, lalu mereka membatalkan investasi itu, mau dibawa kemana harapan anak anak kita yang sudah bermimpi akan bekerja itu. Saya kira kita akan bersalah karena memupus harapan orang. Terpenting adalah, ini akan mampu menjadi stimulus bagi investor lainnya untuk masuk dan menanamkan modal di Padang serta Sumatrera Barat khususnya. Karena pasca Gempa Bumi 2005, 2007 dan 2009 lalu, pertumbuhan ekonomi kota Padang nyaris tidak bergerak significant. Lalu kita kaitkan dengan isu isu SARA, sepertinya tidak pada tempatnya jika kita kemudian menjadikan pembangunan Sekolah Pelita Harapan, RS Siloam, sebagai alat untuk mengkristenkan orang Minang (Sumbar) naif sekali tuduhan ini. Coba Pak MN cek ke RS SIloam, apakah ada pasien muslim yang dirawat di RS itu lalu kemudian mengganti akidahnya seusai dirawat ? bahkan kalau tidak salah, salah satu putra Pak MN Uda Emil Naim pernah pula dirawat di RS Siloam Gleneangles dulu, Puteri bapak Meuthia juga lahir di Mount Elizabeth Hospital Singapura tetap muslim sampai saat ini bahkan berhijab. Tidak ada yang salah dengan RS itu. Tidak ada. Ini investasi bukan pekerjaan sesat. Lalu Pak Mochtar dan dunsanak semua, soal sinyalemen Bapak tentang Uda Irman Gusman menerima bantuan dana terkait rencana beliau untuk menjadi Calon Presiden, saya kira ini adalah sinyalemen yang lebay dan tidak mendasar. Saya kenal Irman, lebih dekat dari Bapak mengenalnya, meski Bapak pernah bersama-sama dengan beliau di DPD, Irman itu anak orang kaya, dia sudah punya uang berlebih, menjadi Calon Presiden yang dilakukannya saat ini adalah untuk berbuat pada negerinya. Saya juga tidak yakin Irman terpilih, jujur saja, seperti yang pernah dia sampaikan kepada saya, meski 100 persen pemilih Sumbar memilih Irman sebagai Presiden tidak jaminan dia akan menang di Pilpres. Saya pribadi melihat langkah Uda Irman adalah langkah untuk menunjukkan dan mengajak anak anak muda lainnya untuk maju ke depan, agar tercipta regenerasi di NKRI ini. Pak Mochtar dan dunsanak semuanya yang saya hormati. Marilah kita cerdas menyikapi masalah, jangan mudah diprovokasi, terpancing emosi yang justru akan merugikan kita sendiri. Soal data Pak Mochtar tentang turunya angka penganut Islam di Sumbar, tidak sepenuhnya bisa dipercaya disebabkan oleh adanya kritenisasi, bisa jadi jumlah kelahiran orang beragama nasrani itu tinggi atau perpindahan penduduk. Pak Mochtar tentu tahu bahwa kesulitan ekonomi di kampung menyebabkan banyak diantara sanak saudara kita bermigrasi ke daerah lain mencari penghidupan. Pak Mochtar saya adalah seorang ilmuan hebat, menjalani kehidupan di banyak negara di belahan dunia ini, Bapak kuliah di Jogja, melanjutkan study S2 Montreal - Kanada, lalu berpindah ke New York, Singapura, lama di Makasar, lalu pernah pula ke Inggris, dan Amerika tentu sudah banyak pengalaman Bapak, karena sebagian besar hidup Bapak dilalui di luar negeri. Banyak ilmu dan pengalaman yang Pak MN dapatkan. Berbagilah dengan kami yang muda muda ini. Berikanlah kearifan, bukan memprovokasi. Kami orang kampung Pak Mochtar hanya dua negeri yang kami jajaki, Ranah Minang dan Betawi ini. beda jauh dengan Bapak yang sudah melanglang buana. Demikianlah email ini saya tuliskan semoga perdebatan kita soal Lippo ini berakhir, berilah kesempatan pada orang untuk berinvestasi, lelah kita rasanya mendengar kalimat "SUSAH INVEST DI PADANG, KARENA BANYAK PERSOALAN" dulu ada kalimat, di Padang kalau bahas tanah susahnya minta ampun, sekarang sudah tidak begitu terdengar lagi, jadi jangan muncul pula nanti kalimat "ORANG NON MUSLIM DILARANG INVEST DI SUMBAR" tidak baik kalimat itu. tidak elok, Kita orang Minang terbuka dan wellcome. Akidah kita pertahankan, mari pagari, lindungi anak kemenakan kita, bimbing mereka tetap di jalan Allah SWT dan Rasurullah Muhammad SAW. Saya Muslim seorang Ayah dan Mamak dari banyak ponakan, Allhamdulilah meski beberapa kali dirawat di RS Kristen tidak berubah akidah saya, tidak berganti kiblat saya. Hendaknya begitu juga dengan kita semua. Hanya itu, sekian dan banyak Maaf Semua kesempurnaan adalah Milik Sang Khalik dan kepadanya saya minta Ampunan Billahitaufik Walhidayah Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakaatuh Boby Lukman 37 Thn - Jakarta Asal Korong Lansano Nagari Sikucue Selatan Kampuang Dalam - Padang Pariaman -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.