sangenek dr ambo,dl anduang ambo prnh mangecek,kl musim ikan balanak,dr
pantai piaman sampai ka tiku,balanak se isi lauik tu...

aver,31thn,bogor
Pada 12 Jun 2013 09.18, "asnil bambani" <asnil_bamb...@yahoo.co.id> menulis:

> Menanggapi tulisan Kanda Monisfas S.Sos
>
> Kalau Bukan Jalan Ditempat, apakah Tiku Lari di Tempat?
>
> Assalamualaikum WW,
>
> Terimakasih atas tulisan Kanda Monisfar yang rupanya terketuk hati
> membahas tentang Tiku, sebuah pantai tuo di pelosok barat Ranah Minang,
> tempat ambo dilahirkan. Menyoal sejarah dan kejayaan pantai Tiku, tak
> usahlah di bahas disiko. Banyak buku sejarah yang membuktikan, bahwa Tiku
> pernah menjadi pusat perdagangan di zaman Kerajaan Minangkabau dahulu kala.
>
> Begitu pula soal keindahan pantai Tiku, tak usahlah kita bahas, karena
> masalah ini sudah diakui dalam berbagai pembahasan baik di dunia maya,
> maupun dari beragam media. Dan keindahan Tiku ini bukan karena tangan
> manusia, apalagi pemerintah, karena Tiku memang lahir dari ciptaan Allah
> SWT, Sang Maha Indah.
>
> Artinya, dari sisi keindahan, pantai beserta gugusan pulau di Nagari di
> ujung barat Kabupaten Agam, ambo sepakat jo Kanda Monisfar, bahwa keindahan
> Tiku tidaklah jalan ditempat. Soal bukti keindahannya, bisalah tengok
> foto-fotonya yang sudah di upload, baiak oleh ambo sendiri, mapun dari
> dunsanak ambo di situs foto West 
> Sumatera<http://www.west-sumatra.com/index.php?option=com_ybggal&Itemid=27&pdisp=latest&picid=6586>.
>
>
> Soal keindahannyo, ambo pernah merintis kerjasama dengan salah satu agen
> perjalanan alternatif Dal 
> Adventure<http://daladventure.com/product/22/29/SUMATRA-SUNSET-PARADISE-and-LAGOON-TIKU/?o=terbaru>untuk
>  membuat program perjalanan khusus ke Tiku. Rupanya, Dal Adventure
> tertarik dan kini dia menyediakan paket perjalanan sunset di Laguna 
> Tiku<http://www.west-sumatra.com/index.php?option=com_ybggal&Itemid=27&pdisp=latest&picid=3197>,
> yang persis ado di balakang rumah rang gaek ambo.
>
> Soal mempopulerkan kampuang sendiri ko, ado banyak anak Tiku yang
> menggalakkannyo. Bisa cek di Fan Page Nagari 
> Tiku<https://www.facebook.com/pages/Nagari-Tiku/77293713951?fref=ts>.
> Perlu diketahui, partisipasi dan apresiasi publik atas Fan Page Nagari
> Tiku <http://id-mg61.mail.yahoo.com/neo/Fan%20Page%20Nagari%20Tiku>lebih
> banyak dari Fan Page Dinas Pariwisata 
> Agam<https://www.facebook.com/pages/Dinas-Kebudayaan-dan-Pariwisata-Kabupaten-Agam/243614125669203>.
> Tak hanya itu, kami menyayangkan ada Dinas Pariwisata yang hanya
> menggandalkan situs gratisan sepertio Blogspot. Cek di :
> http://dinaspariwisataagam.blogspot.com/p/gambaran-umum_29.html. Apakah
> masih kekurangan anggaran?
>
> Balik lagi soal Tiku, hingga kini, Laguna Tiku yang dulu dikenal sebagai
> Muaro Mati sudah dikenal punya pemandangan cantik yang bisa disaksikan saat
> melintasi Tiku dari arah Pariaman menuju Lubuk Basung atau Pasaman.
>
> Menyoal konservasi, warga Tiku sudah lebih dulu sadar untuk menanam pohon
> cemara di Pantai Tiku, tepatnya lagi di pantai Bandar Mutiara. Alasan warga
> saat itu adalah nilai ekonomis, karena pohon cemara itu bernilai saat
> usianya sudah tua. Sementara pemerintah daerah baru kapatang ko buek
> program sarupo, maniru warga nan alah dulu mananam cemara di pantai
> tersebut.
>
> Menyoal konservasi manggrove, kapatang ko ambo baco berita ado tanam
> manggrove di Laguna Tiku, tepatnyo puluhan meter dari rumah rang gaek ambo.
> Namun awal Juni ko ambo ka situ, tanaman manggrove nan ditanam kini tingga
> tunggak sajo. Dari siko ambo ambil kesimpulan, sebaiknya program konservasi
> melibatkan partisipasi warga, bukan bernalar partisipasi PROYEK.
>
> Selanjutnyo menyoal soal potensi ekonomi. Sekitar 20 tahun lalu, saat ambo
> basikolah di Tiku. Ado puluhan pabrik teri skala UKM di Tiku yang
> mempekerjakan warga Tiku, Pariaman, Padang hingga dari Pesisir Selatan.
> Jika satu pabrik itu mempekerjakan 10 sampai 50 orang saja, setidaknya
> tenaga kerja yang terserap di Tiku bisa mencapai ratusan atau ribuan.
>
> Namun kini, sentra pengolahan ikan itu sudah tinggal kenangan, karena
> produksi ikan jauah turunnyo. Pabrik teri itu sudah tidak ada lagi,
> walaupun ada jumlahnya sudah terbatas atau mungkin bisa dihitung dengan
> jari saja. Begitu juga dengan sentra ikan kering alias lauak masiak yang
> kini sudah mulai langka di Tiku. Padahal, keberadaan pabrik teri di Tiku
> inilah yang menggerakkan ekonomi Tiku, karena banyak tenaga kerja terserap
> dan berakhir pada perputaran uang yang tinggi di Tiku.
>
> Selain itu, alat tangkap nelayan berupa bagan yang dulu jumlahnya ratusan
> kini bisa dihitung dengan jari. Awal Juni lalu ambo datang ka TPI Tiku,
> hanyo ada tujuah bagan yang merapat di TPI tersebut. Padahal dulu zaman
> Soeharto, ado dunsanak ambo punyo bagan sampai 15 buah, tapi kini indak ado
> lai. Alasannya satu, perairan Tiku sudah hancur oleh penjarahan ikan dengan
> alat tangkap Pukat Harimau. Berkurangnya pasokan ikan-ikan inilah yang
> membuat sentra pengolahan ikan Teri di Tiku kini mati sagan iduik pun tak
> namuah.
>
> Saat ini, nelayan yang ingin melaut, harus berangkat sampai jauh ke tengah
> samudera, dan itu butuh biaya tinggi, BBM memadai, kapal dengan sarana
> pendingin yang lengkap. Jadi jangan salah jika harga ikan di Tiku terbilang
> mahal, karena ongkos pergi ke tengah laut itu sudah tinggi. Ikan-ikan di
> tanjung yang ada di Tiku sudah berkurang drastis karena kerusakan
> koral-koral tempat ikan bermain dan bersenda gurau.
>
> Nah, jangan bangga jika pemerintah memberikan bantuan kapal ukuran kecil,
> sementara kapal itu tak mampu mencapai samudera, dimana ikan-ikan bisa
> ditangkap dalam skala besar. Soal data, wajar jika ada kenaikan angka
> produksi, karena data yang disajikan merujuk data dari tahun 2010 dan 2011
> dimana nelayan dihantui perasaan gempa dan tsunami.
>
> Jika mau jujur soal angka produksi ikan, cobalah Kanda rujuk data jauh
> sebelum itu, atau coba lakukan survey sederhana kepada nelayan soal angka
> produksi ikan sebenarnya.
>
> Nah, dari zaman Akbar Tanjung jadi menteri di zaman Orde Baru, Tiku sudah
> direncanakan akan dibangun pelabuhan ikan dan juga pelabuhan CPO. Namun,
> tahun berlalu, dekade telah terlewati, presiden silih berganti, proyek
> pembangunan pelabuhan itu masih berada dalam proposal di pemerintahan.
> Bandingkan dengan daerah lain sepertio Pariaman, yang kini sedang
> mengerjakan proyek pelabuhan di Tiram.
>
> Menurut Kanda, ada pelabuhan di Tiku, pelabuhan mana??? coba cek lagi.
> Apakah hanggar yang dibangun itu bisa pantas disebut pelabuhan? Apakah
> hanggar itu kini dipakai nelayan?? Karena ujung hanggar kondisinya sudah
> rusak, hanya beberapa bulan setelah dibangun. Tak taulah saya, apakah spek
> proyek hanggar itu dibangun sudah sesuai prosedur atau tidak.
>
> Lantas, pantas Tiku dibilang maju?  Dari sisi mana majunya?
>
> Untuk potensi perkebunan, penataan pedagang dan lainnya, ambo lanjut dalam
> postingan selanjutnya. Salam jo sambah ambo haturkan untuk kritik iko.
> Dari kato nan taloncek nan salah, itu datang dari ambo, mako jo sapuluah
> jari ambo minta maaf.
> Jiko ado kato nan bana, itu datang dari Nan Kuaso. Tarimokasih.
>
> Wassalamualaikum WW
>
> Asnil Bambani Amri
> @asnil
> Warga Tiku tingga di Ciledug
>
> "Lauak sinangih luak rang Tiku, manangih hati ingin pai ka Tiku"
>
>
>
> Berikut Tulisan Sebelumnya:
>
>
>
> SIAPA BILANG TIKU JALAN DI TEMPAT.*
>
> Oleh: Monisfar, S.Sos
>
> Pantai Tiku yang terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, menyempurnakan
> keelokan dan kekayaan alam Kabupaten Agam. Keindahan alam dan
> budayanya menjadikan potensi
> wisata yang tidak kalah menarik dibanding kecamatan lainnya.
>
> Sebagai kawasan pesisir sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan,
> yang didukung sektorpertanian dan perkebunan. Juga terdapat kawasan
> konservasi penyu dan terumbu karang.
>
> Kebijakan pembangunan daerah yang tertuang di dalam Peraturan Daerah
> tentang Tata Ruang Kabupaten dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
> Kabupaten menempatkan Kecamatan Tanjung Mutiara sebagai salah satu kawasan
> strategis Pesisir Tiku, yang direncanakan sebagai sentra perikanan laut dan
> dan pengolahan ikan, kawasan wisata Bahari dan hinterland kawasan
> minapolitan.
> Untuk itu pembangunan sarana prasarana diprioritaskan untuk
> mendukung pengembangan kawasan wisata dan kawasan minapolitan,
> disamping pemenuhan sarana prasarana pelayanan dasar lainnya.
>
> Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 telah direalisasikan anggaran
> pembangunan fisik sebesar Rp. 39,5 M ( tahun 2010 : Rp. 4,7 M, tahun 2011
> : Rp. 2,95 M, tahun 2012 : Rp. 20,22 M dan tahun 2013 : Rp. 11,7 M) yang
> terbagi ke dalam 12 bidang pembangunan.
>
> Sebagai sentra produksi perikanan tangkap, telah dibangun pelabuhan p
> erikanan, pabrik es, dan pengadaan sarana prasarana penangkapan ikan kapal,
> jaring gilneet, box fish dan lainnya. Total produksi perikanan tangkap pada
> tahun 2010 mencapai 6.325 ton, dan 6.157 ton oada tahun 2011.
>
> Pantai Tiku adalah sebuah objek wisata yang sangat potensial untuk
> dikembangkan. Garis pantai sepanjang 36 km dengan pasir putih, nyiur
> melambai
> , dan cemara laut yang menawan.Saat ini, sudah ada objek wisata pantai
> Bandar Mutiara dan Pasia Tiku.
>
> Sebagai objek wisata, dengan pasia maelonya, dan kreatifitas nelayan serta
> sunset yang sangat indah dengan pemandangan 2 buah pulau, Pulau Tangah dan
> P
> ulau Ujung yang merupakan daerah konservasi penyu dan terumbu karang. Objek
> tersebut sudah diminati wisatawan,namun masih perlu pengembangan sarana dan
> prasarana. Disamping keindahannya juga terkandung sejarah Banda dan Kualo,
> yang
> terkenal di zaman tempo dulu, sekaligus Kuliner Gulai Kapalo Lauak.
>
> Pembangunan sarana prasarana yang sudah dilaksanakan diantaranya p
> eningkatan jalan Objek Wisata Bandar Mutiara, rehabilitasi Objek Wisata
> Bandar Mutiara, dan penanaman cemara laut 1.000 batang.
>
> Untuk pengembangan kepariwisataan di Pantai Tiku agar menjadi objek wisata
> andalan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, baik oleh
> Pemerintah Daerah, Pemerintah Nagari, dan masyarakat. Di antaranya
> adalah penyediaan
> tempat parkir yang nyaman dan aman, serta pengelolaan yang baik, tarif
> parkir yang ditetapkan sesuai peraturan; penyediaan sarana MCK, mushalla
> dengan sumber air bersih; dan pengelolaan kebersihan areal objek wisata.
>
> Kemudian pembangunan/ pemeliharaan sarana lainnya seperti jalan, pentas,
> dan
> sarana bermain; pengadaan penunjuk jalan evakuasi; penataan pedagang,
> termasuk harga makanan dan minuman.
>
> Untuk menyemarakan objek wisata tersebut perlu didukung pergelaran
> even-even budaya atau olah raga secara berkala, diiringi dengan promosi
> yang intensif. Pagelaran iven seperti volley pantai, vestival
> layang-layang,
> dan Kesenian tradisi diyakini mampu menghidupkan suasana, dan menjadi daya
> tarik pengunjung.
>
> Kemudian juga diperlukan membangun sikap sadar wisata kepada
> kelompok-kelompok masyarakat sekitar objek wisata.
>
> Di kawasan Pesisir Tiku juga terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Tangah dan
> Pulau Ujung yang dijadikan sebagai kawasan konservasi penyu dan terumbu
> karang. Saat ini sering digunakan sebagai shelter oleh nelayan ketika cuaca
> buruk. Untuk menjaga kelestarian peranan kelompok masyarakat sebagai yang
> terkait langsung dengan pengawasan harus ditingkatkan dan didukung oleh
> Pemerintah Daerah.
>
> Namun sebagai suatu kawasan di pesisir Pulau Sumatera, dengan tipikal ombak
> yang besar dan berada di daerah yang rawan bencana, seperti thsunami, maka
> perlu dipersiapkan masyarakat yang siaga bencana. Untuk itu telah ada
> Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS),
> pembangunan pemecah ombak dan reklamasi pantai.
>
> Jadi,sangat keliru bila masih ada yang berpendapat Tiku jalan di tempat.
> Sudah banyak kemajuan diraih Rang Tiku, Kecamatan Tanjung Raya,baik
> pembangunan pisik, ekonomi, kemajuan pola pikir, dan cara bertindak yang
> sudah mulai bergeser ke arah positif. *(Penulis adalah Kabag Humas Setda
> Agam)*
>
> Pada 10 Juni 2013 01.34, Men Armedi Edi Koto <armedi67@gmail. 
> com<armedi67%40gmail.com>>
> menulis:
>
> >
> > Oleh: Monisfar, S.Sos
> >
> > Pantai Tiku yang terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, menyempurnakan
> > keelokan dan kekayaan alam Kabupaten Agam. Keindahan alam dan budayanya
> menjadikan potensi
> > wisata yang tidak kalah menarik dibanding kecamatan lainnya.
> >
> > Sebagai kawasan pesisir sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan,
> > yang didukung sektorpertanian dan perkebunan. Juga terdapat kawasan
> > konservasi penyu dan terumbu karang.
> >
> > Kebijakan pembangunan daerah yang tertuang di dalam Peraturan Daerah
> > tentang Tata Ruang Kabupaten dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
> > Kabupaten menempatkan Kecamatan Tanjung Mutiara sebagai salah satu
> kawasan
> > strategis Pesisir Tiku, yang direncanakan sebagai sentra perikanan laut
> dan
> > dan pengolahan ikan, kawasan wisata Bahari dan hinterland kawasan
> minapolitan.
> > Untuk itu pembangunan sarana prasarana diprioritaskan untuk
> > mendukung pengembangan kawasan wisata dan kawasan minapolitan,
> > disamping pemenuhan sarana prasarana pelayanan dasar lainnya.
> >
> > Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 telah direalisasikan anggaran
> > pembangunan fisik sebesar Rp. 39,5 M ( tahun 2010 : Rp. 4,7 M, tahun 2011
> > : Rp. 2,95 M, tahun 2012 : Rp. 20,22 M dan tahun 2013 : Rp. 11,7 M) yang
> > terbagi ke dalam 12 bidang pembangunan.
> >
> > Sebagai sentra produksi perikanan tangkap, telah dibangun pelabuhan p
> > erikanan, pabrik es, dan pengadaan sarana prasarana penangkapan ikan
> > kapal, jaring gilneet, box fish dan lainnya. Total produksi perikanan
> > tangkap pada tahun 2010 mencapai 6.325 ton, dan 6.157 ton oada tahun
> 2011.
> >
> > Pantai Tiku adalah sebuah objek wisata yang sangat potensial untuk
> > dikembangkan. Garis pantai sepanjang 36 km dengan pasir putih, nyiur
> melambai
> > , dan cemara laut yang menawan.Saat ini, sudah ada objek wisata pantai
> > Bandar Mutiara dan Pasia Tiku.
> >
> > Sebagai objek wisata, dengan pasia maelonya, dan kreatifitas nelayan
> > serta sunset yang sangat indah dengan pemandangan 2 buah pulau, Pulau
> Tangah
> > dan Pulau Ujung yang merupakan daerah konservasi penyu dan terumbu
> > karang. Objek tersebut sudah diminati wisatawan,namun masih perlu
> > pengembangan sarana dan prasarana. Disamping keindahannya juga terkandung
> > sejarah Banda dan Kualo, yang terkenal di zaman tempo dulu, sekaligus
> > Kuliner Gulai Kapalo Lauak.
> >
> > Pembangunan sarana prasarana yang sudah dilaksanakan diantaranya p
> > eningkatan jalan Objek Wisata Bandar Mutiara, rehabilitasi Objek Wisata
> > Bandar Mutiara, dan penanaman cemara laut 1.000 batang.
> >
> > Untuk pengembangan kepariwisataan di Pantai Tiku agar menjadi objek
> wisata
> > andalan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, baik oleh
> > Pemerintah Daerah, Pemerintah Nagari, dan masyarakat. Di antaranya adalah
> > penyediaan tempat parkir yang nyaman dan aman, serta pengelolaan yang
> > baik, tarif parkir yang ditetapkan sesuai peraturan; penyediaan sarana
> > MCK, mushalla dengan sumber air bersih; dan pengelolaan kebersihan areal
> objek
> > wisata.
> >
> > Kemudian pembangunan/ pemeliharaan sarana lainnya seperti jalan, pentas,
> > dan sarana bermain; pengadaan penunjuk jalan evakuasi; penataan pedagang,
> > termasuk harga makanan dan minuman.
> >
> > Untuk menyemarakan objek wisata tersebut perlu didukung pergelaran
> > even-even budaya atau olah raga secara berkala, diiringi dengan promosi
> > yang intensif. Pagelaran iven seperti volley pantai, vestival
> > layang-layang, dan Kesenian tradisi diyakini mampu menghidupkan suasana,
> > dan menjadi daya tarik pengunjung.
> >
> > Kemudian juga diperlukan membangun sikap sadar wisata kepada
> > kelompok-kelompok masyarakat sekitar objek wisata.
> >
> >
> >
> > Di kawasan Pesisir Tiku juga terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Tangah
> > dan Pulau Ujung yang dijadikan sebagai kawasan konservasi penyu dan
> terumbu
> > karang. Saat ini sering digunakan sebagai shelter oleh nelayan ketika
> cuaca
> > buruk. Untuk menjaga kelestarian peranan kelompok masyarakat sebagai yang
> > terkait langsung dengan pengawasan harus ditingkatkan dan didukung oleh
> > Pemerintah Daerah.
> >
> >
> >
> > Namun sebagai suatu kawasan di pesisir Pulau Sumatera, dengan tipikal
> > ombak yang besar dan berada di daerah yang rawan bencana, seperti
> thsunami
> > , maka perlu dipersiapkan masyarakat yang siaga bencana. Untuk itu telah
> > ada Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan Kelompok Siaga Bencana Sekolah
> > (KSBS), pembangunan pemecah ombak dan reklamasi pantai.
> >
> >
> >
> > Jadi,sangat keliru bila masih ada yang berpendapat Tiku jalan di tempat.
> > Sudah banyak kemajuan diraih Rang Tiku, Kecamatan Tanjung Raya,baik
> > pembangunan pisik, ekonomi, kemajuan pola pikir, dan cara bertindak yang
> > sudah mulai bergeser ke arah positif. *(Penulis adalah Kabag Humas Setda
> > Agam)*
> >
> > --
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Reply via email to