Sanak Anwar jo para sanak sapalanta yth.
Rp203 Triliun Dana Pemerintah Parkir di BI itu tentu ada bunganya. Apakah 
bunganya cara pemerintah nyari uang?
Juga dana utk daerah2 banyak yg tersisa pd akhir tahun anggaran
Salam
Fashridjal M. Noor Sidin
L65bdg
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: alhaqirwalfa...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 12 Sep 2013 10:56:42 
To: RantauNet@googlegroups.com<RantauNet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Tol Trans Sumatera Tertunda lagi, ditulak DPR

Kalau iko baa Da,


Rp203 Triliun Dana Pemerintah Parkir di BI
11 Januari 2013 - 09.49 WIB > Dibaca 849 kali
 
JAKARTA (RP) - Di tengah ribut-ribut mengenai minimnya infrastruktur karena 
kurangnya dana. 

Ternyata pemerintah justru memiliki ratusan triliun uang yang tak terpakai dan 
kini diparkir di Bank Indonesia (BI). 

Kepala Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, hingga akhir November 
2012, total dana pemerintah yang tersimpan di BI mencapai kisaran angka Rp203 
triliun. 

‘’Ini inefisiensi yang sangat besar,’’ ujarnya, Kamis (10/1).  Menurut Purbaya, 
banyaknya uang yang diparkir di BI tersebut menunjukkan rendahnya efektifitas 
penyerapan belanja pemerintah. 

Padahal, dana tersebut mestinya digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. 
‘’Akibatnya, Indonesia kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi,’’ katanya. 

Karena itu, lanjut dia, adanya wacana menaikkan harga BBM agar penghematan dana 
subsidinya bisa dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur dinilai tidak 
akan efektif. 

Sebab, dana yang ada saat ini saja masih belum terserap optimal. ‘’Jadi, ini PR 
(pekerjaan rumah, red) besar bagi pemerintah untuk memperbaiki penyerapan 
anggaran,’’ ucapnya.  

Tingginya dana pemerintah yang menganggur itu juga mendapat sorotan tajam dalam 
kajian Komite Ekonomi Nasional (KEN). 

Ketua KEN Chairul Tanjung menyatakan, setiap Rp100 triliun dana pemerintah yang 
di BI membuat Indonesia kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7 
persen. ‘’Sebab, program-program pembangunan tidak berjalan dengan baik,’’ 
ujarnya. 

Berdasar kajian KEN tersebut, maka jika saat ini terdapat Rp203 triliun dana 
pemerintah yang diparkir di BI, maka potensi pertumbuhan ekonomi yang menguap 
mencapai 1,4 persen. 

Artinya, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,3 persen, maka 
potensi sesungguhnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7,7 persen. 

Kajian KEN menyebut, selama ini BI memberikan bunga 60 persen dari BI Rate 
untuk uang pemerintah yang disimpan di BI. Dengan skema tersebut, seolah-olah 
BI dan pemerintah sama-sama untung. 

Sebab, pemerintah mendapat bunga dan BI mendapat dana murah untuk operasi 
pasar. Namun, tetap saja hal itu tidak tepat karena hilangnya potensi 
pertumbuhan ekonomi jauh lebih besar dari keuntungan yang didapat pemerintah 
dan BI.(owi/jpnn/ila)
   .                    -


http://m.riaupos.co/berita.php?act=full&id=22525&kat=5







Wassalam,
anwardjambak 44+, 
mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), 

"Maminteh Sabalun Hanyuik....!!!

Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke