Menarik apa yang disampaikan Uni Evy

Bener..kayak Kaltim sendiri juga begitu..mereka hanya setor model motif ke Jawa

Lalu jawa yg produksi secara massal

Sarupo di kutai barat tampek ambo, ndak ado sentra tenun/tekstil nan skala 
produksi massal

Tapi untuk mempopulerkan batik dayak pulo mereka ko hanyo "setor motif" sajo 
khas warna warni dan corak ornamen suku dayak ke Jawa untuk di produksi serta 
dipopulerkan melalui pameran2 baik lokal, propinsi maupun nasional



Wass-Jepe, L- 48 Thn, Rantau Balikpapan, Kutai  Barat Kaltim,

Powered by Buah2an ,Sayur2an, Ikan2an, Kacang2an dan Beras   Petani Bangsa 
Sendiri, Tahan Diri jangan konsumsi yang produk Import®

-----Original Message-----
From: Evy Nizhamul <hyvn...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 2 Oct 2013 02:56:44 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Batik Minang

Waalaikum salam Wr..wb

Akmal nan baik dan sanak Palanta nan ambo hormati,

Pertama kali keterkejutan Uni bahwa kita juga punya batik adalah saat Uni 
mengikuti prosesi adat di Ustano si Lindung Bulan. Kemudian kami mengunjungi 
rumah produksinya di wilayah Sawahan, Kota Padang. Uni telah menulis perihal 
batik tanah liek ini di blog Bundokanduang yang Uni kelola yaitu :
http://bundokanduang.wordpress.com/2007/11/10/batik-tanah-liat-liek/

Koleksi batik tanah lieh ini bagus bagus seperti tampak pada : 
http://bundokanduang.wordpress.com/2009/10/06/koleksi-batik-minangkabau-batik-tanah-liek/

Tahun 2008 yang lalu Ibu Wirda Hanim (pengusahan batik tanah liek) sudah mulai 
putus asa, karena sulitnya ia mengembangkan usaha ini. bagaimana ia memulai 
produksi dan suka dukanya dapat dibaca melalui profilnya yaitu :
http://bundokanduang.wordpress.com/2008/04/16/wirda-hanim/#more-76


Kita berpandangan sama tentang hal batik Minang ini. bahwa kenapa kita tidak 
pernah mengembangkan batik Minang sepertihal di daerah lain. Jujur Uni pencinta 
dan senang berburu batik. 
Ketika Uni mencari motif motif batik dari daerah daerah, sesuai dengan motif 
dari daerahnya, terlihat mereka tidak memproduksi batik itu sendiri !. Karena 
produksinya ada di tanah Jawa.
Contoh ada batik Bengkulu. Batik Kaganga. Batik Kalteng, batik Garut dan 
seluruh batik yang berasal dari tiap tiap kabupaten di Jawa Timur dan Jawa 
Tengah semua berasal dari pabrik tertentu saja tampaknya.

Jadi, rasanya kalau pihak Pemda Sumbar mau membantu Ibu Wirda Hanim bekerja 
sama dengan Pabrikan yang ada di tanah Jawa, maka keinginan kita untuk 
menggairahkan perbatikan Nusantara asal Minangkabau akan semakin menggairahkan.

Tahun 2008 itu, Ketika Bu Wirda tidak akan memproduksi lagi batik tanah liek 
(yang selama ini hanya sebatas selendang ), Uni langsung memborongnya. Sekarang 
ini Uni bingung sendiri buat apa ya... batik ini kalau cuman sekedar selendang ?

Pernah ada Mahasiswa dari Undip jurusan Komunika minta Uni sebagai negara 
sumber bagi perbatikan Minang ini. Mungkin karena ia membaca artikel di blog 
itu, tidak banyak yang Uni sampaikan kepada mahasiswa. Uni menyatakan batik di 
MK bukan sebagai pakaian utama bagi etnis Minangkabau. Batik hanya sebagai 
asesoris dari busana adat bagi perempuan di Pagaruyuang, sebagaimana yang Uni 
saksikan saat jadi tamu di Ustano Silinduang Bulan. 

Unipun sempat bertanya pada mahasiswi Undip itu . Apa hubungannya mahasiswa 
jurusan komunikasi meneliti masalah perbatikan ? Apakah batik lebih cocok 
diteliti oleh mahasiswa desain ?. 
Jawabnya ialah batik dapat dijadikan media komunikasi dari eksistensi suatu 
daerah. !!  Benar sekali jawaban mahasiswi itu. 
Lalu bagaimana dengan Minangkabau. Siapa yang akan menggerakkan keinginan dan 
wacana kita ini ?
Mari kita tunggu, barangkali ada pengusaha muda yang muncul untuk menggerakkan 
hal ini. 

Kita tunggu ya...

Wassalam


3vy Nizhamul
(Kawasan Puspiptek, Kota Tangerang Selatan)



koleksi selendang ini yang jadi trademark batik tanah liek bagaimana dalam 
wujud pakaian ?


________________________________
 Dari: Akmal Nasery BASRAL <akmal.n.bas...@gmail.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Rabu, 2 Oktober 2013 15:58
Judul: [R@ntau-Net] Batik Minang
 




Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN,
saketek wacana di Hari Batik ko, ambo ingin tanyo tentang Batik Minang a.k.a. 
Batik Padang a.k.a. Batik Tanah Liek. Sapendek pangatahuan ambo, nan disabuik 
Batik Minang ko alun menjadi "mainstream" batik nasional, meski etnis Minang 
termasuk yang terbanyak di tanah air. 

Pado tahun 2010, ambo untuk partamo kali tahu tentang Batik Gonggong kutiko 
mengikuti Temu Sastrawan Nasional di Tanjungpinang. Gonggong adalah sebutan 
warga Kepri, Batam, dsk, untuk siput laut. Sehingga Batik Gonggong adolah batik 
dengan motif siput laut dalam berbagai corak dan warna. Skala produksi Batik 
Gonggong ko mulai maningkek dari tahun ke tahun.

Ado lo Batik Papua dengan motif tifa (gendang Papua) dan macam-macam totem kayu 
nan biaso dipakai masyarakat Papua. Biasonyo batik Papua dengan warna dasar 
yang cerah seperti oranye, kuning (berbeda dengan mainstream Batik Jawa dengan 
warna-warna lembut). Ambo sampek pulo mambali Batik Papua di Jayapura tahun 
lalu. Dan kutiko ambo ikuik sebuah rapek nan dibuek Staf Khusus Presiden Untuk 
Papua, Velix Wanggai (muslim asal Manokwari) di Bina Graha tahun lalu, ambo 
liek hadirin nan dari Papua dan Papua Barat, umumnyo memakai Batik Papua ko.

Nah, mungkin pangatahuan ambo nan tabateh atau pengalaman ba-Minang ria nan 
saketek, ambo hampia indak tahu soal Batik Minang, meski nan ambo danga alah 
ado motif-motif saroman "Kaluak Paku" atau "Pucuak Rabuang" dalam Batik Minang 
nan juo disabuik sabagai Batik Tanah Liek.
http://ochaneysa-rumahbatikindonesia.blogspot.com/2012/05/kekasih-terhebat-anji.html

Ambo bayangkan, kalau industri Batik Minang bisa berkembang labiah capek, tentu 
hasianyo akan signifikan pulo bagi pemberdayaan ekonomi rakyat Minang badarai. 
Mungkin strategi nan bisa diambiak adolah:

1. Para pedagang pakaian Minang (terutama di sentra-sentra perdagangan utama 
seperti Tanah Abang) memprioritaskan penjualan Batik Minang.

2. Tokoh-tokoh Minang tingkat nasional dan daerah memprioritaskan menggunakan 
Batik Minang dalam acara-acara publik. Kalau Menteri Gamawan Fawzi dan Menteri 
Tifatul Sembiring aktif memakai Batik Minang dalam aktivitas publik mereka, 
efek bagi popularitas Batik Minang akan lebih terasa. 

Apalagi kalau Ajo Duta bisa membisikkan Ambassador Dino Patti Djalal untuk 
mulai lebih sering menggunakan Batik Minang motif "Kaluak Paku" dan "Pucuak 
Rabuang" tu dalam acara-cara protokoler di USA (jan sampai kalah jo Inyiak 
Nelson Mandela nan bangga bana memakai batik Indonesia di banyak acara), insya 
Allah popularitas Batik Minang di level internasional pun akan makin dikenal 
karena dikenakan oleh Pak Dubes muda yang ganteng.

3. Belum lagi tokoh-tokoh Sumbar di Ranah sendiri, dari BA 1 dan jajaran sampai 
ke bawah. Tanpa harus mengeluarkan policy khusus untuk memakai Batik Minang, 
namun sekiranya BA 1 dan jajaran sampai Bupati/Walkot mulai rajin mengganti 
batik "non-Minang" yang mereka pakai selama ini dengan Batik Minang, multiplier 
effect bagi industri garment di ranah pun bisa terbantu.

Baa pandapek dunsanak sapalanta? Jan sampai dalam 5-6 tahun kamuko saat Batik 
Gonggong Kepri atau Batik Papua semakin populer dipakai, Batik Minang baru 
mancari jalan untuak dikenal rakyat badarai. 

Salam,

ANB
45, Cibubur

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke