Tks pak FMN yang baik. Pertanyaam berikutnya?

1. Mungkinkah sumbar di sejajarkan dengan propvinsi yg berada di selat
melakka sebagai lalu lintas perdagangan dunia? Yang pas mungkin Riau.

2. Siapakah yg berinvestasi di Johor Bahru? Apakah semua pribumi dan muslim?

3. Siapa yg memiliki mall dan kawasan industri tersebut di Johor Bahru?

Sumbar juga pernah punya kawasan industri, tapi mati. Sumbar punya potensi
ikan tuna terbesar di ndonesia, tapi indak ado nan amuah investasi dan
mengembangkan teluk bungus. Indak ado yg amuah investasi pabrik es.

Indak ado pesawat kargo nan amuah melayani padang singapura atau padang
tokyo. Walikota padang pernah menawarkan peluang investasi tu ke dubai,
tapi tak ado pengusahanya yang mau.

Kita tunggu pencerahan dari Pak Bachtiar tentang cara yang dilakukan oleh
pemerintah Johor Bahru. Apakah dengan uang sendiri membangun kawasan
industri dan mall2 tersebut, investor muslim atau bagaimana?

Salam,

Syaf AL/50, Bogor
Pada 25 Nov 2013 14:51, <fashridjalmn...@gmail.com> menulis:

> Sanak Syaff dan para sanak sa palanta yth,
>
> Ambo kutip sebagian pertanyaan sanak Syaff ke pak Bakhtiar Muin PhD:
>
> "Sebelum Mak Ajo Duta menjawab, izinkan ambo batanyo tentang komen Bapak
> seputar masalah Lippo ko.
>
> 1. Langkah apo tu nan paralu dicontoh ka Johor Bahru oleh Pemda Sumbar?
> Kalau lai ndak rahasio, agiahlah kami pencerahan. Apo kiro2 nan dilakukan
> Johor tu. Bukankah Johon Bahru bisa begitu (sarupo nan ado dalam alam
> pikiran bapak) karena adanya kebijakan mahathir yg jelas dan tegas. Bukan
> sarupo kebijakan reformasi di Indonesia yang jadi 'menghalal'kan segala
> cara."
>
> Karena belum ada jawaban dari pak Bakhtiar, untuk memenuhi rasa ingin tahu
> sanak Syaff dan para sanak sa palanta, ambo sampaikan info ttg Johor Baru
> di bawah.
>
> Salam
> Fashridjal M. Noor Sidin
> L65bdg
>
>
> INFO JOHOR BARU
> (Sumber: Wikipedia)
>
> Johor Bahru (juga dieja sebagai Johor Baru dan Johore Bahru, dan biasanya
> disingkat JB) adalah nama ibu kota negara bagian Johor di Malaysia,
> terletak di selatan Semenanjung Malaysia. Nama "Johor Bahru" juga merujuk
> kepada wilayah metropolitan di sekitarnya. Sebagai sebuah kota, Johor Bahru
> adalah kota terbesar kedua di Malaysia setelah Kuala Lumpur dan sebagai
> wilayah metropolitan, Johor Bahru merupakan metro ketiga terbesar setelah
> Lembah Klang dan Penang.
>
> Dengan jumlah penduduk sebanyak 1 463 800 jiwa di kawasan perkotaan dan
> lebih kurang 1,8 juta di wilayah metropolitan, Johor Bahru merupakan salah
> satu pusat perindustrian, perdagangan, dan pariwisata terbesar di Malaysia.
> Pariwisata adalah penyumbang yang besar dalam ekonomi Johor Bahru di mana
> 60% dari para wisatawan yang mengunjungi Malaysia setiap tahun masuk ke
> negara tersebut dari Singapura yang terhubung dengan Johor Bahru lewat
> jalan darat. Perkembangan perindustrian di Johor Bahru yang begitu pesat
> juga telah menjadikannya sebagai salah satu pusat perindustrian yang
> terbesar di negara.
>
> Populasi bagi distrik Johor Bahru di tahun 2010 adalah seramai 1.386.569
> orang. Jumlah penduduk bagi kaum Melayu di daerah Johor Bahru adalah 47,5%,
> jumlah penduduk bagi kaum Cina adalah 34,2%, jumlah penduduk kaum India
> adalah 9,0%, lain-lain minoritas adalah 0.6 dan bukan warganegara adalah
> 8.7.
>
> Sebagai salah satu dari tiga kota utama di Semenanjung Malaysia (selain
> Kuala Lumpur dan Pulau Pinang), Johor Bahru adalah pusat perindustrian,
> logistik dan perdagangan yang penting. Industri-industri utamanya termasuk
> pabrik-pabrik elektronik, galangan kapal, dan juga kilang-kilang petrokimia.
>
> Johor Bahru mempunyai banyak pusat perbelanjaan yang melayani orang-orang
> Singapura yang berkunjung untuk membeli barang-barang dan memperoleh
> hiburan disebabkan nilai mata uang Singapura yang lebih tinggi. Oleh karena
> itu, Johor Bahru mempunyai pasar pusat perbelanjaan yang terkembang pesat
> dibandingkan dengan ukurannya. Kawasan utama untuk berbelanja terletak di
> kawasan kota, dengan beberapa hipermarket yang ditempatkan di luar kota.
>
> Kawasan-kawasan perindustrian berat adalah Pasir Gudang dan Tanjung
> Langsat, yang terletak di wilayah metropolitan timur. Kawasan-kawasan
> tersebut mempunyai kilang-kilang penapis, kilang pemroses kimia, dan
> galangan kapal. Kawasan perindustrian ringan dan sederhana sebagian besar
> terletak di Tebrau, Tampoi, Senai, Skudai dan Kulai, yang berada di utara
> dan barat laut wilayah metropolitan.
>
> Selain itu banyak warga singapura mempunyai kenalan dan keluarga di
> Johor.Begitu pula warga Johor, ada yang mempunyai saudara di Singapura
> dikarenakan masa lalu singapura adalah sebuah jajahan takluk negeri Johor.
> -------------------
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
> ------------------------------
> *From: * Syafruddin AL <syaff...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Mon, 25 Nov 2013 04:48:17 +0700
> *To: *<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Masalah Lippo Group/ Krisis percaya Diri
> Urang Minang.
>
> Pak Bakhtiar n.a.h!
>
> Sebelum Mak Ajo Duta menjawab, izinkan ambo batanyo tentang komen Bapak
> seputar masalah Lippo ko.
>
> 1. Langkah apo tu nan paralu dicontoh ka Johor Bahru oleh Pemda Sumbar?
> Kalau lai ndak rahasio, agiahlah kami pencerahan. Apo kiro2 nan dilakukan
> Johor tu. Bukankah Johon Bahru bisa begitu (sarupo nan ado dalam alam
> pikiran bapak) karena adanya kebijakan mahathir yg jelas dan tegas. Bukan
> sarupo kebijakan reformasi di Indonesia yang jadi 'menghalal'kan segala
> cara.
>
> 2. Baa pulo manuruik bapak membangkitkan rasa percaya diri masyarakat
> Minang tu? Apo langkah kongretnyo?
>
> 3. Kalau tambang emas banyak di sumbar, baa caro manambangnyo supayo bisa
> menyejahterakan rakyat? Apo sarupo nsn di solok selayan tu kini? Seluruh
> urang mengkapling tambang ameh. Nyo baokan urang bagak baladiang. Pemda se
> takuik mauruihnyo.
>
> 4. Apo kiro2 langkah nan paralu diambil mengatasi pengangguran nan taruih
> membengkak di sumbar tu? Apokoh mereka ko ditampuang jadi PNS? Jadi pegawai
> semen padang? Atau jadi pegawai TBO? Oh, apo TBO masih ado yo?
>
> Talabiah takurang, mohon maaf.
>
> Salam,
>
> Syaf AL/50, Bogor.
>
>
> Pada 24 Nov 2013 22:19, "Bakhtiar Muin" <bmsa...@gmail.com> menulis:
>
>> Assalamualaikum:
>>
>>
>>
>> Ayo Duta:
>>
>>
>>
>> Mengambil contoh tu, secara hukum nan berlaku di NKRI pemerintah indak
>> bisa
>> menolak ijin suatu usaha karena alasan etnis dan agamo.
>>
>> Mengacu ka contoh di Piaman tu. Bialah badiri RS, Mall dll dgn merek Lippo
>> dan Siloam tu. Caliakkan ketidak setujuan ka proyek tu dengan tidak
>> babalanjo atau baubek disinan. Dengan sendiri RS dan mall tu pasti tutuik
>> bangkrut. Dengan demikian baru terbukti bahwa memang masyarakat
>> Minangkabau
>> menolak proyek Lippo ko.
>>
>> Seperti contoh di Piaman tu, indak perlu berlaku anarkis untuk menolak Drg
>> Cino. Baitu pulo jo RS Siloam tu. Indak perlu menolak dgn tindakan
>> anarkis.
>> Dengan tidak jadi konsumen akan terlihat kompak dan bijak tanpa melanggar
>> hukum.
>>
>> BM:
>>
>>  Uda Duta seperti membandingkan apple dengan orange.
>>
>> Sebetulnya, apa yg terjadi di Sumbar, krisis kepercayaan kepada diri
>> sendiri. Krisis kepercayaan kepada diri sendiri, sangat memperparah kondisi
>> Sumbar untuk beberapa generasi yg kedepan.
>>
>> Karena krisis kepercayaan kepada diri sendiri, kita mengundang investor
>> ke ranah Minang. Dalam pikiran pejabat2 Sumbar mendatangkan investor, akan
>> mensejahterakan masyarakat Minang, karena membuka lapangan kerja. Mind Set
>> ini yg harus dirubah.
>>
>>
>>
>> Ambo sudah datang ke gubernur Irwan Prayitno memberi sumbangan pikiran,
>> bagaimana Johor Maju. Johor perlu dicontoh oleh Sumbar, bagaimana Johor
>> Bangkit menjadi sesuatu kekuatan Ekonomi. Sedih melihat Sumbar, 10 tahun yg
>> akan datang, masih mencicil kerusakan akibat gempa, akhirnya Sumbar akan
>> menjadi setara dengan propinsi2 daerah tertinggal.
>>
>>
>>
>> Siloam itu sebetulnya tidak ada apa2nya, itu hanya pintu masuk. Dengan
>> dibangunnnya superblok di Khatib Soelaiman, siap2lah orang Minang jadi kuli
>> dinegeri sendiri, seperti yg dikhawatirkan bapak Moechtar Naim.
>>
>> Kalau cara berpikir mantan Walikota Padang, bahwa Lippo akan mendatangkan
>> pekerjaaan, Itu betul, tapi menjadi kuli konglomerat.
>>
>> Cobalah DPRD Sumbar dan DPRD kota Padang, datang ke Johor, agar terbuka
>> pikirannya. Mudah2an timbul semangat dan mencontoh Johor dalam membangun
>> ekonomi.
>>
>>
>>
>> Ideanya sederhana saja, mau membangun Sumbar dengan penuh percaya diri,
>> contohlah Johor. Kalau mau jadi kuli, jadi Minang yg rendah diri, undanglah
>> investor yg siap memperkuli, dan menguras kekayaan Sumbar. Sumbar cukup
>> kaya dengan tambang emas. Serahkanlah tambang itu ke investor asing,
>> seperti free port, pejabat korup jadi kaya raya, rakyat Minang jadi hidup
>> jadi buruh dan hidup dalam kemiskinan.
>>
>> Pilihan, terserah rakyat Minang sendiri, mau menjadi suku yg penuh
>> percaya diri, menatap bangsa depan, pusat kebudayaan Islam, atau menjadi
>> buruh/kuli, konglomerat.
>>
>> Kalau rakyat Minang mau diperkuli konglomerat, datangkanlah konglomerat
>> hitam ke ranah Minang, yg jelas akan berkolusi dengan pejabat korup,
>> menjadikan rakyat minang jadi kuli diranah sendiri, seperti yg
>> dikhawatirkan oleh bapak Muchtar Naim.
>>
>>
>>
>> Yang dibutuhkan masyarakat Minang, adalah membangkitkan rasa percaya
>> diri, menyongsong masa depan yg sejahtera dan berkeadilan, dalam kompitisi
>> secara global.
>>
>> Menuntut dunia untuk membayar sekian trilliun ke Sumbar, sebetulnya
>> tidaklah begitu sulit, karena Sumbar, hutan paling lebat di Indonesia,
>> merupakan jantung pernafasan dunia.
>>
>> Manusia bisa hidup tanpa makan dalam beberapa bulan, cukup minum, tapi
>> manusia akan mati, kalau tidak cukup oksigen dalam hitungan menit. Hutan
>> Sumbar menyumbang produksi oksigen untuk kelangsungan hidup 7 milyar
>> manusia di dunia. Andaikan hutan Sumbar dan Brazil ditebang, milyaran
>> manusia akan mati tidak bisa bernafas.
>>
>> Jadi dari carbon trading saja, Sumbar sudah bisa makmur, karena dunia
>> bayar Sumbar sekian trilliun, puluhan kali lebih besar dari sumbangan pusat
>> terhadap APBD Sumbar.
>>
>> Kehadiran Lippo hanya menyumbang 0,00000……. thd  kemakmuran Sumbar.
>> Kehadiran Lippo dengan superblocknya, siap menghasilkan trilliunan buat
>> Lippo, dan Upah minimum sebagai kuli, bagi rakyat Sumbar.
>>
>>
>>
>> Bangkitlah wahai Alim Ulama, Ninik Mamak , Cendekiawan Sumbar membangun
>> negeri. Tinggalkanlah pikiran mendatangkan investor, yg siap
>> menerkam,memperkuli rakyat tanah minang.
>>
>> Salam
>>
>> BakhtiarM.
>>
>>
>>
>>
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke