koreksi pado kaimat pertama tertulis .....investor rahyussalimitu... seharusnya ....investor itu.... mohon maap dek karano manulis dari gejet jadi salah. rahyussalim
Pak Zaid Dunil sarato tuo tuo rantaunet nah, Uraian Pak ZD dan beberapa tulisan lainnya menyangkut membuka diri untuk menerima investasi darimanapun investor rahyussalimitu datang (baik Lippo or non Lippo) menurut ambo cukup detil tentang investasi itu sendiri dan pengaruh nya terhadap iklim ekonomi. Namun sayang tidak pernah membahas secara detil dampak 'baiknya' bagi masyarakat yang secara turun temurun hidup disana. Katakanlah investasi Lippo di Padang...tidak ada sedikitpun pembahasan misalnya berapa persen pengangguran masyarakat yang turun temurun hidup di Padang itu dapat diturunkan, berapa persen akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang baik dapat direalisasikan, berapa persen angka busung lapar dapat diturunkan, demikian pula indikator lainnya yang menjadi tanda kemajuan suatu daerah. Nah...merujuk pado daerah lain yang telah lebih dahulu membuka diri terhadap investasi...seringkali yang terjadi adalah kemajuan pembangunan infrastruktur dan banyaknya gedung baru berdiri tidak mencerminkan kesejahteraan warga yang tadinya hidup di bekas lahan yang dibangun itu? Lihat lah Bali? Lihatlah Jakarta? Lihatlah Karawang? Apakah kita ingin melihat kenyataan bahwa Kota Padang maju seperti Hongkong tapi penduduknya dihuni oleh imigran dari tanah China? Bukankah yang kita inginkan Padang sebagai kampung halaman tetap dihuni oleh anak, cucu dan kemenakan kita? Dan kita juga ingin yang merasakan manisnya pembangunan itu anak cucu kita? Tidakkah kita ingin melihat sumatera Barat maju dengan wajah sumatera barat yang membawa jatidiri Minangkabau? Ambo raso pemerintah kota dan pemerintah daerah harus jeli melihat ini. Ijan sampai tajadi takah sebagian karajo ninik mamak nan sudah sudah dek pandai si tukang dendang disangko galeh lai balabo ruponyo pokok nan tamakan.... saketek dari ambo. rahyussalim L43jkt
Ass ww Pak J Piliang n a h
AEC 2015 sudah didepan mata. Suka tidak suka kita harus membuka negeri, dan bersikap welcome kepada mereka yang ingin berinvestasi di Sumbar. Sebagian dari kita masih alergi terhadap Investasi yang masuk terutama kasus investasi Lippo yang ditengarai akan membawa pengaruh buruk terhadap budaya dan kepercayaan/agama . Selain itu dianggap investasi yang besar dari luar itu akan mematikan usaha usaha anak negeri, mempersulit pengusaha pengusaha kecil dan bisa memiskinkan Sumbar. Padahal sebaliknya , investasi itu dimana mana akan dapat meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kegiatan ekonomi dan menampung tenaga kerja yang menganggur yang dari waktu ke waktu apabila tidak dibuka lapangan kerja baru , akan semakin meningkat jumlahnya. Kita tahu bahwa tenaga kerja yang menganggur itu bisa menjadi problem sendiri dan dapat mendatangkan berbagai kemudaratan di masyarakat, berbagai kejahatan , penipuan dan perbuatan criminal lainnya. AEC 2015 , sesuai kesepakatan yang sudah ditanda tangani antar kepala Negara Asean, memungkinkan Sumbar dimasuki oleh Investor asing, memungkinkan mereka berusaha di Sumbar dengan membawa tenaga terampil, Bidang bidang usaha terutama jasa pelayanan , Rumah Sakit , Hotel dan pariwisata tampaknya akan menjadi pilihan asing untuk masuk sumbar. Sementara ini jangankan asing , pengusaha Nasional saja tidak gampang berinvestasi di Sumbar. Kalau sikap seperti ini berlanjut pada saat AEC diberlakukan, apakah negeri ini tidak rugi ? Sebagian mereka yang anti pasti menjawab , kita tidak perlu investasi kalau investasi itu membawa misi terselubung. Darti kacamata internal daerah kita mungkin bisa memaklumi, namun investor akan membaca sikap kita itu bahwa daerah Sumbar ini sulit dimasuki investor , Kalau image ini berkembang, maka investor juga akan pikir dua kali untuk masuk Sumbar. Selanjutnya tentu investasi akan banyak diarahkan ke propinsi lain yang masyarakatnya ridak rewel. Akibat lanjutnya sudah bisa diperkirakan , bahwa daerah kita yang cantik ini akan tertinggal dari propinsi lain , dari segi ekonomi , dari segi pembangunan dan dari segi kesejahteraan atau pendapatan regional Propinsi. Sikap masyarakat kita yang seolah anti investasi itu , harus mulai diperbaiki imej nya , agar pengusaha asing tidak salah dalam menerjemahkannya. Menurut saya hal ini salah satu problem yang harus diatasi sebelum kerasnya persaingan antar propinsi dalam mendapatkan investor guna membangun daerah masing masing. Preopinsi atau daerah yang lebih siap dalam menyambut AEC 2915 akan diuntungkan dengan dimulainya perdaganagan bebas antar Negara Negara Asean itu. Sayang kalau Sumbar tidak siap , maka akan tertinggal secara ekonomi dari daerah lain karena investor salah membaca sikap kita terhadap investor.
Wassalam Dunil Zaid. 70 10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 2013/12/15 Augi Jusri Djalaluddin <augi....@gmail.com> Asslm.Wr.Wb. . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. |
- [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di Sumbar :: ... pi_liang
- Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di S... Augi Jusri Djalaluddin
- Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan ... Zaid Dunil
- Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keama... rahyussalim
- Fw: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di S... rahyussalim
- Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan ... rahyussalim
- Re: Fw: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan ... fashridjalmnoor
- Re: Fw: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keama... Augi Jusri Djalaluddin