Tarimo kasih pak Zaid Dunil.

Dari sisi Investor betul ambo setuju bahwa mereka pasti memilih ke mana daerah dan pemerintah mana yang mau menerima investasinya dan mereka menghitung besaran  untung yang akan mereka peroleh.
Faktor SDA sdh pasti diperhitungkan pula katakanlah Sumbar daerah yang biasa biasa saja. Lalu bagaimana dengan faktor SDM (pemerintah dan masyarakatnya) tentu juga mereka mengkaji kultur pemerintah kota Padang dan masyarakatnya. Sehingga menjadi pertanyaan apa hebatnya pemkot dan masyarakat kota Padang sehingga JTR mau berinvestasi disana?
Apakah bukan karena pemkot nya mudah 'dialua'? (persoalan ini adalah persoalan hitung2an ekonomi)
Lalu mengenai fenomena China dengan Dengnya. Kalau kita mau mencontoh china dengan Dengnya apakah Fauzi Bahar dapat disejajarkan dengan dengan Deng China? 
Ambo meragukan FB mampu mengubah Padang menjadi lebih baik walaupun investasi banyak mengalir di Padang dan Sumatera Barat.
Lihat lah lakek tangan pak FB ko salamo ko.

Barangkali Pak ZD bisa menunjukkan ka ambo tim ekonomi pemkot padang nan handal nan bisa memainkan percaturan investasi lalu memenangkan permainan itu untuk dipersembahkan kepada anak kemanakan kito seperti yang diperbuat Deng untuk anak kemenakan Chinanya?

Banyak maaf.

rahyussalim
From: Zaid Dunil
Sent: Thursday, December 19, 2013 22:45
To: Rantaunet
Reply To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Fw: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di Sumbar :: Indra J.
Piliang Official Website

Sanak Rahyussalim  n a h

 

Apo yang ambo suarokan salamoko , sabananyo hanyo maikuti langkah langkah nan sudah menjadi kebijakan pemerintah.  Ahli ahli ekonomi kita di tingkat Nasional, sudah mempelajari kecendrungan masa depan bahwa membuka negeri adalah jalan  terbaik dalam mencapai kesejahteraan bagi masyarakat banyak. Contoh nyata adalah China. Betapa miskinnya China itu sebelum era Deng Shiao Ping. Rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan  begitu banyak, pengangguran begitu tinggi , rakyatnya tidak berpendidikan.

Angka angka tentang capaian ekonomi China sebelum dan sesuadah negeri itu dibuka oleh Deng Shiao Ping sudah pernah amboa paparkan di palanta ko. Deng merobah China yang selama ini tertutup , mengandalkan kemampuan sendiri , menjadi negeri yang terbuka terhadap investasi asing. Ribuan mahasiswa dikirim sekolah ke AS. Investor AS diundang masuk China. Dalam waktu singkat pengangguran berkurang banyak dan akhirnya menjadi hanya sekitar 2  % saja dari angkatan kerja. Kegiatan ekonomi meningkat, dan sekarang menjadi Negara dengan Cadangan Devisa terbesar didunia dan punya piutang yang besar kepada AS dan bahkan  secara tidak langsung diperhitungkan dalam menetapkan  kebijakan ekonomi AS. Pokoknya yang menjadi penyebab keberhasilan China adalah karena kebijakan keterbukaannya kepada asing.

Asean sepakat , agar kawasan ini jangan menjadi sasaran dan target market terus mensrus dari China dan Negara maju lainnya. Karena itu ekonomi kawasan perlu diperkuat secara bersama sama. Dalam jangka panjang setelah terbetuk Asean Economic  Community (yang dipatok tmt akhir Des 2015) , maka kawasan Asean menjadi satu. Antar Negara Asean yang satu dengan Negara Aean lainnya tidak ada pembatasan perdaganagan dan investasi lagi. Kita bisa kenegeri mereka beerusaha dan investasi mereka juga bisa ke negeri kita untuk hal yang sama. Studi mnyimpulkan cara itulah yang terbaik bagi semua, agar terdapat  peningkatan aktivitas ekonomi kawasan. Asean bersatu dan menjadi satu akan lebih kuat dalam menghadapi gempuran ekonomi China dan Barat, dibandingkan menghadapi gempuran itu sendiri sendiri. Yang dikeluhkan sekarang adalah kekhawaturan karena kita tidak atau belum siap. Negara Asean diklasifikasi menjadi beberapa klas dalam rangka AEC itu : Kita dan Filipina berada dibawah Singapura , Thailand dan Malausia dalam kesiapan menyonsong AEC itu. Negara Asean lainya  lebih tidak siap dibandingkan kita. Kita memang perlu bersiap.

Singapura itu sudah banyak investasinya di Indonesia. Malaysia begitu juga. Kekhawatiran mereka akan menyerbu kita kurang beralasan , karena Capital itu kan terbatas dan tetap saja mereka akan selekitif dan pilih  daerah yang paling Favorable. Kita gak usah GR dululah , bahwa Sumbar sangat menarik bagi mereka, karena mereka juga melakukan study sebelum berinvestasi di suatu daerah. Infra struktur, kebijakan dan fasilitas yang tersedia yang menunjang investasi sangat menetukan pilihan mereka.Begitu juga sikap masyarakat terhadap orang luar.  Kalau daerah kita favorit bagi mereka tentu sudah sejak dulu ereka itu masuk ke Sumbar.

 

Kembali ke masalah yang sanak Rahyussalim sampaikan,  Sebenarnya setiap investasi itu bisa dihitung berapa peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh suatu investasi tertentu. Perbandingan itu disebut ICOR (Incremental Capital Output Ratio). Atau bisa dibalik, untuk memperoleh peningkatan pendapatan tertentu berapa investasi harus dilakukan ?  ICOR 10 artinya Investasi Rp.10 T hanya mengasilkan tambahan pendapoatan Daerah  atau Nasional srebesar Rp. 1 T. Hitungan itu secara umum.Tidak secara terperinci.  SEtiap jenis investasi berbeda ICOR nya. ICOR juga menjadi ukuran efisiensi suatu investasi. Ukuran berapa peeersisnya peningkatan pada suatu segmen tertentu hanya bisa dihitung  dalam periode tertentu berdasarkan data statistik  Suatu investasi hanya menghasilkan peningkatan ekonomi secara umum saja. Sedangkan peningkatan /perbaikan kesehatan dan drivatifnya  merupakan akibat secara tidak langsung dari perbaikan ekonomi.Mengukurnya tidak bisa dengan perkiraan, karena faktor penentunya amat banyak dan yang paling menentukan tentu saja investasi langsung yang mengena kepada sasaran yang ingin ditingkatkan.Jelasnya investasi Mall tidak berkaitan denga tingkat perbaikan kesehatan masyarakat. Bahkan Investasi Rumah Sakit di kota  tidak menyentuh perbaikan kesehatan di tingkat pedesaan

Wassalam
Dunil Zaid, 70 + 10/12. Kpg Ujunag Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 


2013/12/18 <rahyussa...@rantaunet.org>
koreksi
pado kaimat pertama tertulis
.....investor rahyussalimitu...

seharusnya
....investor itu....

mohon maap dek karano manulis dari gejet jadi salah.

rahyussalim

Sent: Wednesday, December 18, 2013 06:28
Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di Sumbar :: Indra J.
Piliang Official Website

Pak Zaid Dunil sarato tuo tuo rantaunet nah,

Uraian Pak ZD dan beberapa tulisan lainnya menyangkut membuka diri untuk menerima investasi darimanapun investor rahyussalimitu datang (baik Lippo or non Lippo) menurut ambo cukup detil tentang investasi itu sendiri dan pengaruh nya terhadap iklim ekonomi. Namun sayang tidak pernah membahas secara detil dampak 'baiknya' bagi masyarakat yang secara turun temurun hidup disana. 

Katakanlah investasi Lippo di Padang...tidak ada sedikitpun pembahasan misalnya berapa persen pengangguran masyarakat yang turun temurun hidup di Padang itu dapat diturunkan, berapa persen akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang baik dapat direalisasikan, berapa persen angka busung lapar dapat diturunkan, demikian pula indikator lainnya yang menjadi tanda kemajuan suatu daerah.

Nah...merujuk pado daerah lain yang telah lebih dahulu membuka diri terhadap investasi...seringkali yang terjadi adalah kemajuan pembangunan infrastruktur dan banyaknya gedung baru berdiri tidak mencerminkan kesejahteraan warga yang tadinya hidup di bekas lahan yang dibangun itu? Lihat lah Bali? Lihatlah Jakarta? Lihatlah Karawang?
Apakah kita ingin melihat kenyataan bahwa Kota Padang maju seperti Hongkong tapi penduduknya dihuni oleh imigran dari tanah China?
Bukankah yang kita inginkan Padang sebagai kampung halaman tetap dihuni oleh anak, cucu dan kemenakan kita? Dan kita juga ingin yang merasakan manisnya pembangunan itu anak cucu kita?
Tidakkah kita ingin melihat sumatera Barat maju dengan wajah sumatera barat yang membawa jatidiri Minangkabau? Ambo raso pemerintah kota dan pemerintah daerah harus jeli melihat ini. Ijan sampai tajadi takah sebagian karajo ninik mamak nan sudah sudah dek pandai si tukang dendang disangko galeh lai balabo ruponyo pokok nan tamakan....

saketek dari ambo.

rahyussalim L43jkt
  Original Message  
From: Zaid Dunil
Sent: Monday, December 16, 2013 23:32
To: Rantaunet
Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Politik dan Keamanan di Sumbar :: Indra J.
Piliang Official Website

Ass ww

Pak J Piliang  n a h

 

AEC 2015 sudah didepan mata. Suka tidak suka kita harus membuka negeri, dan bersikap welcome kepada mereka yang ingin berinvestasi di Sumbar.  Sebagian dari kita masih alergi terhadap Investasi yang masuk terutama kasus investasi Lippo yang ditengarai akan membawa pengaruh buruk terhadap budaya dan kepercayaan/agama . Selain itu dianggap investasi yang besar dari luar itu akan mematikan usaha usaha anak negeri, mempersulit pengusaha pengusaha kecil dan bisa memiskinkan Sumbar. Padahal sebaliknya , investasi itu dimana mana akan dapat meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kegiatan ekonomi dan menampung tenaga kerja yang menganggur  yang dari waktu ke waktu  apabila tidak dibuka lapangan kerja baru , akan semakin meningkat jumlahnya. Kita tahu bahwa tenaga kerja yang menganggur itu bisa menjadi problem sendiri dan dapat mendatangkan berbagai kemudaratan di  masyarakat, berbagai kejahatan , penipuan dan perbuatan criminal lainnya.

AEC 2015 , sesuai kesepakatan yang sudah ditanda tangani antar kepala Negara Asean, memungkinkan Sumbar dimasuki oleh Investor asing, memungkinkan mereka berusaha di Sumbar dengan membawa tenaga terampil, Bidang bidang usaha  terutama jasa pelayanan , Rumah Sakit , Hotel dan pariwisata  tampaknya akan menjadi pilihan asing untuk masuk sumbar. Sementara ini jangankan asing , pengusaha Nasional saja tidak gampang berinvestasi di Sumbar. Kalau sikap seperti ini berlanjut pada saat AEC diberlakukan, apakah negeri ini tidak rugi ? Sebagian mereka yang anti pasti menjawab , kita tidak perlu investasi  kalau investasi itu  membawa misi terselubung.

Darti kacamata internal daerah kita mungkin bisa memaklumi, namun investor akan membaca sikap kita itu bahwa daerah Sumbar ini sulit dimasuki investor , Kalau image ini berkembang, maka investor juga akan pikir dua kali untuk masuk Sumbar.  Selanjutnya tentu  investasi akan banyak diarahkan ke propinsi lain yang masyarakatnya ridak rewel. Akibat lanjutnya sudah bisa diperkirakan , bahwa daerah kita yang cantik ini akan tertinggal dari propinsi lain , dari segi ekonomi , dari segi pembangunan dan dari segi kesejahteraan atau  pendapatan regional Propinsi. Sikap masyarakat kita yang seolah anti investasi itu , harus mulai diperbaiki imej nya , agar pengusaha asing tidak salah dalam menerjemahkannya.

Menurut saya hal ini salah satu problem yang harus diatasi sebelum kerasnya persaingan antar propinsi dalam mendapatkan investor guna membangun daerah masing masing. Preopinsi atau daerah yang lebih siap dalam menyambut AEC 2915 akan diuntungkan dengan dimulainya perdaganagan bebas antar Negara Negara Asean itu.  Sayang kalau Sumbar  tidak siap  , maka akan tertinggal secara ekonomi dari daerah lain karena investor salah membaca sikap kita terhadap investor.

 

Wassalam


Dunil Zaid. 70 10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 



2013/12/15 Augi Jusri Djalaluddin <augi....@gmail.com>
Asslm.Wr.Wb.

Bagaimana dengan rencana negara kecil Brunei Darusalam dengan
pelaksanaan Syariat Islam pada bulan April 2014 di tanah Borneo,
Negara berpenghasilan minyak berbentuk kerajaan.
Apakah akan bernasib seperti Taliban, saat menerapkan Syariat Islam ?

Bagaimana dengan penguasaan Blok Siak dan Kampar, oleh Pertamina,
apakah masih berkontribusi besar ke Singapura dan Jakarta,
dibandingkan Sumbar yang mengalami defifit perdagangan berjalan ?

Pihak mana saja yang dirugikan dengan pengembalian blok minyak di
rantau tersebut, yang berpotensi menimbulkan konflik horisontal ?

Demikian pertanyaan saya, atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.

Wass.Wr.Wb.

AUGI JD
augispot.blogspot.com
Cimahi, L38, Jambak


On 12/13/13, pi_li...@yahoo.com <pi_li...@yahoo.com> wrote:
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -----Original Message-----
> From: ya_u...@yahoo.com
> Sender: fora...@yahoogroups.com
> Date: Fri, 13 Dec 2013 12:24:56
> To: <fora...@yahoogroups.com>
> Reply-To: fora...@yahoogroups.com
> Subject: [forahmi] Politik dan Keamanan di Sumbar :: Indra J. Piliang
> Official Website
>
>
> http://m.indrapiliang.com/2013/12/13/politik-dan-keamanan-di-sumbar-/
>
>
> Politik dan Keamanan di Sumbar
> 13 Desember 20130 komentar
> Share on facebook Share on twitter Share on email More Sharing Services
>
> Politik dan Keamanan di Sumbar
> Oleh
> Indra J Piliang
>
> Ketua Bidang Hubungan Dalam Negeri Gebu Minang
>
> Tahun 2014 adalah tahun politik. Hawanya sudah mulai masuk di penghujung
> tahun 2013 ini. Sebagai tahun politik, tentunya terjadi persaingan yang
> hebat di antara pendukung dan peserta pemilihan umum 9 April 2014 dan
> pendukung pasangan dalam pemilihan presiden-wakil presiden pada 9 Juli 2014.
> Aksi kriminalitas yang melibatkan kalangan calon anggota legislatif juga
> sudah terjadi. Belum lagi beragam aksi penangkapan terkait pemakaian
> narkoba, termasuk ganja atribut peserta pemilu juga sudah tampak di
> jalanan.
>
> Jika bicara tentang ASEAN Community 2015, dalam kaitannya dengan aspek
> politik dan keamanan, terutama di Indonesia umumnya dan Sumatera Barat
> khususnya, tentulah harus dilihat dari sisi keluar masuknya barang dan
> manusia yang menuju Sumatera Barat dari negara-negara anggota ASEAN.
> Begitupula sebaliknya, seberapa banyak warga Sumatera Barat bepergian ke
> negara-negara ASEAN, termasuk barang dan jasa yang dijadikan transaksi.
> Pergerakan barang dan jasa tentu menyasar pelabuhan, baik udara, darat
> maupun laut. Perjalanan tanpa visa memudahkan bagi siapapun untuk
> bepergian.
>
> ASEAN adalah salah satu kawasan yang memiliki nilai-nilai tersendiri.
> Kawasan ini mampu mengubah nilai-nilai dari luar menurut sistem budaya yang
> dianut. Kalaupun ada kawasan yang menjadi Barat dalam kebudayaan, Barat itu
> tidak serta merta menjadi duplikasi dari Eropa atau Amerika Serikat.
> Begitupun, kalaupun ada kawasan yang menjadi Timur, tidak serta merta sama
> atau mirip dengan China, misalnya. Beragam kebudayaan yang bertemu di
> kawasan ini adalah buah dari denyut sejarahnya sendiri yang berbeda satu
> sama lain.
>
> Thailand, misalnya, tidak menghadapi kolonialisme secara langsung. Vietnam
> mendapatkan kepercayaan diri akibat “menang” perang melawan Amerika Serikat.
> Kamboja pernah terjebak dalam sejarah panjang rezim otoriter. Myanmar (atau
> Burma) sedang berupaya memulihkan diri sebagai bangsa yang juga menganut
> demokrasi.
>
> ASEAN menjadi kawasan yang diminati, karena pertumbuhan ekonominya yang
> nyaris stabil. Sekalipun sempat mengalami krisis pada tahun 1997-1998,
> kawasan ini sudah mampu bangkit lagi sebagai tujuan investasi dunia. Ketika
> sejumlah negara di Eropa masih sulit bangun dari keterpurukan ekonomi,
> kawasan ASEAN menampilkan diri sebagai kumpulan negara yang stabil secara
> ekonomi. Tentu hal ini tidak terlepas dari kebangkitan ekonomi China,
> sebagai negara besar yang berbatasan dengan negara-negara ASEAN. Daya serap
> China begitu besar, terutama untuk produk-produk dari kawasan ASEAN,
> termasuk dan mungkin terutama sumberdaya alamnya.
>
> ***
> Indonesia akan menjadi perhatian utama di kawasan ASEAN tahun depan,
> terutama menjelang pergantian Presiden dan Wakil Presiden. Sekalipun tahun
> ini terjadi aksi besar-besaran penentang Perdana Menteri Yinchuck di
> Bangkok, pengaruhnya tidak sebesar pergantian pemerintahan di Indonesia.
> Indonesia masih menjadi kekuatan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN. Sokongan
> jumlah penduduk dan sumberdaya alamnya, masih menjadi jangkar utama
> stabilitas ekonomi, politik dan keamanan di ASEAN. Bayangkan kalau di
> Indonesia terjadi krisis ekonomi, apalagi krisis politik, kawasan di
> sekitarnya dengan sendirinya juga mengalami krisis. Krisis di negara ASEAN
> lain, belum tentu krisis bagi Indonesia. Sebaliknya, krisis di Indonesia,
> berarti krisis bagi kawasan ASEAN.
> Masalah Indonesia tentulah terkait dengan pemerataan pembangunan,
> ketimpangan antara Jawa dengan Luar Jawa atau antara Indonesia Barat,
> Indonesia Tengah dengan Indonesia Timur. Jumlah penduduk Indonesia di Pulau
> Jawa sekitar 65%, sementara di luar Pulau Jawa sebanyak 35%. Pulau Jawa yang
> bahkan tak lebih luas dari Kalimantan Barat, menjadi pulau terpadat di
> Indonesia dan paling konsumtif. Pengembangan daerah-daerah di luar Pulau
> Jawa dalam era desentralisasi, dekosentrasi dan tugas perbantuan sejak tahun
> 1999, belum sama sekali mampu menjadikan penduduk Pulau Jawa melakukan
> migrasi atau transmigrasi. Dapat dibayangkan kemajuan yang akan terjadi di
> Indonesia, apabila daerah-daerah di luar Pulau Jawa juga berkembang dengan
> baik.
>
> Otonomi daerah di Indonesia tentu membawa serta dan membangkitkan budaya
> lokal yang selama ini terpinggirkan. Sentimen itulah yang kemudian
> memunculkan sikap untuk mengajukan daerah-daerah baru. Muncul konflik
> seputar pemekaran daerah. Sementara pilkada sendiri tidak banyak berbuah
> konflik. Kalaupun terjadi, hanya melibatkan pihak yang kecewa atas hasil,
> bukan berdasarkan kepentingan lain, misalnya klan atau etnis. Sebagai negara
> yang paling berkembang demokrasinya, Indonesia sebetulnya bukanlah titik
> rawan bagi sektor keamanan. Kotak-kotak suara sama sekali bukan ajang
> konflik.
>
> Dari sinilah kita memotret, apakah akan ada gangguan keamanan di dalam
> menghadapi pileg dan pilpres tahun depan. Dari banyak data sebelumnya, sama
> sekali jarang gangguan keamanan sepanjang pemilu dan pilpres. Masyarakat
> Indonesia pada prinsipnya mendukung demokrasi, sehingga pemilu dan pilpres
> menjadi semacam perayaan bersama. Perayaan pada hakekatnya adalah pesta.
> Pesta demokrasi. Semangat berpesta dalam demokrasi itu sudah tertanam lama.
> Bukan orang takut kepada kepala-kepala daerah untuk tidak hadir di kotak
> suara, melainkan segan kepada tetangga kenapa tak datang. Begitulah, pileg
> dan pilpres sama sekali bukan faktor yang memicu konflik di tengah
> masyarakat Indonesia.
>
> ***
> Kembali ke Sumbar, masalah utamanya lebih banyak ke kriminalitas, baik
> berupa pencurian, perampasan, sampai kekerasan dalam kejahatan di rumah dan
> jalanan. Yang lain adalah tingginya pengguna narkoba, dibandingkan dengan
> tahun-tahun sebelumnya. Narkoba ini menjadi masalah besar, terhubung dengan
> kawasan ASEAN secara umum. Mudahnya orang keluar masuk pelabuhan laut,
> misalnya, bisa serta merta membawa barang-barang haram itu. Belum lagi
> peredaran narkoba ini juga terjadi di kalangan penegak hukum. Sudah banyak
> berita betapa polisi, jaksa, hakim, sampai guru juga menggunakan narkoba.
> Di luar itu, kejahatan seksual. Dampak kehadiran internet begitu menakutkan.
> Kejahatan seksual juga terjadi akibat tingginya tingkat pemakai social
> media, seperti twitter dan facebook. Kasus pembunuhan “berantai” di Sumatera
> Barat dengan medium facebook menghebohkan Sumbar. Belum lagi penipuan via
> facebook dengan motif investasi atau orang luar yang ingin menanamkan
> uangnya di Indonesia, hasil “kejahatan” di negaranya. Para penipu canggih
> itu sebagian sudah ditangkap. Mereka mayoritas terdiri dari orang-orang
> asing, termasuk dari Korea Selatan. Mereka menggunakan teknologi untuk
> menipu korbannya.
>
> Konflik terbuka di Sumatera Barat terkait dengan masalah-masalah lama, yakni
> tanah ulayat. Investasi berupa perkebunan di Sumbar masih menyisakan
> persoalan klaim tanah ulayat, sebagaimana juga terjadi di bidang
> pertambangan dan energi. Sentimen agama juga kuat, terkait dengan rencana
> pendirian RS Siloam di Padang. Hal ini secara umum masih bisa ditanggulangi
> oleh aparat keamanan, mengingat pihak-pihak yang terkait bisa langsung
> dipetakan. Mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat sendiri, bukan kelompok
> massa yang tiba-tiba menjadi beringas, lalu melakukan aksi-aksi kekerasan.
>
> Dengan demikian, dampak kekerasan komunal sama sekali bisa dihindari di
> Sumbar. Yang perlu diantisipasi adalah kekerasan secara individual. Di
> sinilah kita mengenal konsep social security (keamanan sosial), human
> security (keamanan kemanusiaan), bukan state security (keamanan negara)
> dalam skala nasional. Di sinilah perlunya training-training pengamanan
> lingkungan, bukan hanya dengan cara memagari nagari, bahkan lebih jauh lagi
> masuk ke tingkat keluarga. Soalnya, kemajuan teknologi informasi dan
> komunikasi bisa berarti ada pihak yang saling berhubungan, di dalam kamar,
> tanpa diketahui oleh niniak mamak ataupun wali nagari.
>
> Apalagi, perang moderen tidak lagi bisa dimaknai sebagai pendudukan
> bersenjata. Perang moderen berarti penguasaan teknologi – dan
> pengendaliannya --. Kita mengenal konsep cyber war, yakni perang di dunia
> cyber, perang di internet, dengan cara membobol situs-situs antar negara.
> Para hacker Indonesia dikenal lebih menguasai bidang cyber war ini,
> sekalipun – belum tentu – menjadi satuan khusus yang sengaja dibentuk.
> Pornografi menurut saya juga bagian dari perang moderen, bahkan juga
> peredaran narkoba, sebagaimana Perang Candu yang terjadi di China (dengan
> Inggris) pada pertengahan abad ke-19.
>
> Di atas semua itu, perang yang sebenarnya adalah perang di bidang ilmu
> pengetahuan. Dan strategi memenangkan perang itu tentulah dengan
> memperbanyak dan memperluas penguasaan ilmu pengetahuan bagi rakyat Sumbar,
> khususnya, Indonesia, umumnya. Anggaran pendidikan bukanlah solusi utama,
> apabila anggaran itu lebih banyak masuk ke bidang infrastruktur, ketimbang
> distribusi ilmu pengetahuan berupa buku-buku, jurnal, koran, dan
> lain-lainnya. Distribusi itu dengan sendirinya juga diikuti dengan beragam
> kegiatan di bidang ilmu pengetahuan, baik berupa seminar, diskusi, debat,
> training, dan lain-lainnya. Bukankah Sumbar sudah mendeklarasikan dirinya
> sebagai industri otak? Wallahu ‘Alam.
>
> Jakarta, 13 Desember 2013
>
> *) Catatan pengantar Seminar tentang ASEAN Community 2015 dengan tema
> “Peluang dan Tantangan Bagi Masyarakat Minangkabau” yang diselenggarakan
> oleh BK3AM Jakarta dan Gebu Minang bekerjasama dengan Yayasan Yarsi Jakarta.
> Tempat: Universitas Yarsi, Jakarta, tanggal 14 Desember 2013.
> Tinggalkan Komentar
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ------------------------------------
>
> Kunjungi Website Forahmi di www.forahmi.orgYahoo Groups Links
>
> <*> To visit your group on the web, go to:
>     http://groups.yahoo.com/group/forahmi/
>
> <*> Your email settings:
>     Individual Email | Traditional
>
> <*> To change settings online go to:
>     http://groups.yahoo.com/group/forahmi/join
>     (Yahoo! ID required)
>
> <*> To change settings via email:
>     forahmi-dig...@yahoogroups.com
>     forahmi-fullfeatu...@yahoogroups.com
>
> <*> To unsubscribe from this group, send an email to:
>     forahmi-unsubscr...@yahoogroups.com
>
> <*> Your use of Yahoo Groups is subject to:
>     http://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke