SHEIKH JANAN MUHAMMAD TAYEB (1882-1945) Pendiri Madrasah Indonesia pertama di Makkah Mahasiswa Indonesia pertama memperoleh Ijazah dari Universitas Al Azhar Mesir
Banyak dari kalangan ulama yang melaksanakan tugasnya untuk kepentingan dan kemajuan ummat Islam. Mereka bekerja dan bergerak terus secara diam-diam tanpa gembar-gembor. Berikut ini sebuah tinjauan singkat mengungkapkan salah seorang diantara sekian banyak pejuang Islam yang telah mencanangkan batu pertama dari sebuah sejarah di negara Islam. Wawancara dengan H. Anwar Janan Muhammad Tayeb, pembicaraan berkisar tentang almarhum ayahnya salah seorang ulama Makkah, Sheikh Janan Muhammad Tayeb. Sheikh Janan Tayeb dilahirkan di Sarik, Banuhampu/Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia pada tahun 1882 M/1300 H. Pendidikan pertama diperolehnya dari Perguruan Islam di Sarik. Janan Tayeb seorang murid yang cerdas. Karena kecerdasannya itu dia dikirim oleh saudaranya bernama Yahya untuk meneruskan pelajarannya ke Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir. Dia dapat menyelesaikan pelajarannya di universitas Islam tertua itu dengan nilai “pujian”. Tentang hasil ujiannya dengan nilai pujian dimuat sebagai berita resmi dalam surat kabar Mesir di masa Raja Fuad berkuasa dengan kepala berita “Mahasiswa Indonesia pertama yang memperoleh Ijazah Universitas Al Azhar”. Universitas Al Azhar waktu itu di bawah pimpinan Sheikh Mustafa Al Maraghy. Seruan Al Azhar Menurut keterangan yang dikumpulkan dari puteranya mengatakan, bahwa sewaktu ayahnya menjadi pelajar di Cairo telah menerbitkan sebuah majallah dalam bahasa Indonesia "SERUAN AL AZHAR". Sheikh Janan Tayeb bentindak sebagai Pimpinan Redaksi. Setelah menamatkan pelajarannya di Al Azhar dia berangkat ke Negeri Belanda untuk tujuan bertemu dan berkonsultasi dengan para mahasiswa lndonesia di sana, di samping melakukan gerakan melawan penjajahan. Janan Tayeb bergabung dengan Muhammad Hatta dan kawan-kawan membentuk persatuan pelajar di Negeri Belanda dengan tujuan utama berjuang mencapai kemerdekaan Republik Indonesia dari jajahan Belanda yang telah bercokol selama tiga setengah abad. (Lihat buku Diplomasi Revolusi Indonesia di luar negeri, oleh M. Zein Hassan, Bulan Bintang l980). Dalam pertemuannya dengan Muhammad Hatta, Janan Tayeb disarankan untuk segera kembali ke tanah air, tetapi dia menolak dengan alasan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia memerlukan pula tenaga di luar negeri. Dia menetapkan basis perjuangannya di kota suci Makkah Al Mukarramah, karena Makkah dipandangnya sebagai kota ummat Islam dan dapat dijadikan pusat perjuangan melawan Belanda waktu itu. Makkah adalah sebagai kiblat ummat Islam, setiap tahun banyak dikunjungi jamaah haji. Dalam memulai karirnya Janan Tayeb memilih gerakan pendidikan disamping melancarkan politik secara tidak langsung. Prof. Dr. HAMKA menyebut Sheikh Janan Tayeb sebagai salah seorang tokoh politik Islam di luar negeri yang telah berjasa memegang andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Janan Tayeb pada tahun 1346 M/1928 M mendirikan sekolah atau madrasah Indonesia Makkiyah. Sekolah ini hingga saat ini masih tetap berjalan dibawah Depertemen Pendidikan Arab Saudi. Sekolah Indonesia ini sudah berusia 60 tahun dan sudah dinasionalisasi sebagai salah satu perguruan tertua di Makkah. Menurut Anwar (54 tahun) satu-satunya putra diantara 5 orang anak Sheikh Janan Tayeb menjelaskan bahwa Sekolah Indonesia Makkiyah didirikan pertama kali di rumah Sheikh Nur Salim Khalidi Minangkabau di Gararah dekat Masjid Al Haram. (Gedung ini sekarang sudah terkena jalur merah untuk digusur, karena sudah terlalu tua, berusia sekitar 95 tahun, pen.) Tempat ini terkenal dengan Barhah (Kampung) Minangkabau. Selain memimpin madrasah tersebut Sheikh Janan Tayeb memelopori bedirinya Persatuan Keluarga Indonesia Melayu di Makkah. Anggotanya terdiri dari kalangan keluarga Indonesia, Melayu (Malaysia) dan Thailand (Siam), yang waktu itu disebut dengan keluarga “Jawiyah”. Organisasi ini bernama Jamiah Al-Jawiyah (Persatuan Keluarga yang berasal dari Jawa. Orang Arab menyebut serumpun Melayu dengan Jawiyah,pen.) Tujuan organisasi ini adalah kekeluargaan, saling membantu sesama anggota dan meningkatkan usaha-usaha sosial serta tidak melupakan perjuangan bangsa Indonesia di tanah air. Diangkat menjadi Qadhi Madrasah Indonesia Makkiyah terus bergerak di bidang pendidikan Islam dan dakwah Islamiyah khusus untuk anak-anak Indonesia yang berada di Makkah. Madrasah ini mendapatkan pengakuan persamaan ijazah dengan madrasah Tsanawiyah Al Azhar Mesir. Lulusan Madrasah Makkiyah dapat melanjutkan pelajarannya ke Universitas Al Azhar. Disamping memimpin Madrasah Indonesia Makkiyah, Sheikh Janan Tayeb juga menjadi Qadhi (Hakim Pengadilan) di Makkah. Dia diangkat oleh Ketua Mahkamah (Pengadilan) Syari’ah Makkah Sheikh Abdullah bin Hassan al Shaikh (ayah dari Menteri Pendidikan Arab Saudi sekarang, pen.) Jabatan lainnya adalah sebagai Guru di Masjid al Haram dalam bahasa Indonesia, penerjemah resmi, kemudian ditetapkan sebagai salah seorang pentashih (semacam sensor) terhadap buku-buku berbahasa Indonesia yang sampai ke Arab Saudi yang tidak sesuai dengan akidah Islamiyah. Peranan Sheikh Janan Tayeb sangat besar di kalangan keluarga Al-Jawiyah dan merupakan pelopor dalam bidang pendidikan, dakwah dan politik. Sheikh Janan Tayeb memuji kebijaksanaan Raja Abdul Aziz yang memberikan fasilitas dan bantuan kepada masyarakat Indonesia dalam menunaikan ibadah haji bahkan dalam memberikan kesempatan untuk bersama-sama warga Arab Saudi dalam membangun kerajaan yang dipimpinnya. Karya tulisnya juga banyak. Di antaranya yang masih disimpan oleh putranya, Anwar adalah buku “Risalah” yang ditulisnya di Cairo. Buku tersebut dicetak di Mesir dalam bahasa Melayu tulisan Arab. Judul Risalah yang ditulis dalam menghadapi tantangan terhadap paham-paham yang keliru berjudul “Tangkisan terhadap siapa yang menentang Ilmu Kalam” diterbitkan tahun 1341 H/1921 M. Buku tersebut berisi tangkisan tahadap karangan Muhammad bin Karim yang diterbitkan di Indonesia mengenai Tauhid dan Keesaan Tuhan yang salah bahkan menyimpang dari ajaran Islam, serta bisa menyesatkan ummat Islam yang membacanya. Setelah Risalah itu diterbitkan menajdi buku, salah seorang ulama Makkah yang terkenal Sheikh Muhammad Mukhtar Attarad memberi komentar bahwa buku yang ditulis oleh Sheikh Janan Tayeb merupakan jawaban yang tegas dan membetulkan faham yang salah dan sesat mengenai aqidah Islamiyah. Sahabat-sahabat Sheikh Janan Tayeb antara lain adalah Sheikh Alawi Maliki, Sheikh Sayed Kutuby, Sheikh Abdul Hamid Khatib Minangkabau (putra Sheikh Ahmad Khatib Al Minangkabau, Imam dan Khatib Masjidil Haram,pen.), Sheikh Abu Samah Imam dan Khatib Masjid Al Haram, Sayed Umar Assegaf, termasuk ulama-ulama di Madinah. Sheikh Janan Tayeb meninggal dunia di Makkah pada 10 Rabi’ul Awal 1365 H/1945 M dengan meninggalkan 5 orang anak. Sheikh Janan Tayeb sampai akhir hayatnya selalu memberikan pengajian di Masjid Al Haram dengan mendapat sambutan dari pada murid-muridnya, khususnya pada musim Haji. (Tulisan ini diterjemahkan dari harian Al Bilad No. 7410 tgl. 29 Syawal 1403 H/6 Agustus 1983. Wawancara dilakukan oleh Syakir Abdul Aziz, wartawan Al Bilad, alih bahasa Zulharbi Salim) Panji Masyarakat No. 422, Tanggal 11 Februari 1984/9 Jumadil Akhir 1404 H Powered by Telkomsel BlackBerry®Powered by Telkomsel BlackBerry®</div> Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Sheikh Janan Tayeb.docx
Description: Binary data