Dinda Akmal,
 
Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg 
penyebabnya ado  perseteruan politik dikalangan Abri.
Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI. 

Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah banyak 
urang awak ma ungkapnyo.  Nan indak talok di awak adolah maungkap dari kalangan 
militer.  
Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan menyeluruh, 
sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini. Bagi uni ya itulah 
Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah jadi pusat kendali 
pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan materi. Ini murni 
perjuangan !
      
Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul 
pemberontakan?  Kenapa militer yg jd tokohnya? 

Perjuangan di Aceh,  jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar 
membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer. 

Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di Univ/PT 
sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan rakyat Sumbar 
bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab yang tinggi dan 
obyetif.
 
Wassalam,
 
Evy Nizhamul
 
 
 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

Uni Evy n.a.h.

Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo
berskala nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif
sejarah.
Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.

Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan
kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen kelahiran
Seulimum, yang dalam struktur DI/TII Aceh menduduki pos sebagai Wakil
Perdana Menteri merangkap Menteri Pendidikan.

Lelaki yang dijuluki "Gandhi dari Aceh" ini karena pembawaannya yang selalu
tenang. Ketika kemudian kubu DI/TII pecah kongsi antara kalangan garis
keras yang dipimpin Abu Beureueh dan kubu moderat yang dimotori Menteri
Urusan Perang Hasan Saleh, Ayah Gani memilih berada di kubu Hasan Saleh dan
didaulat sebagai Ketua Dewan Revolusi. Faksi DR inilah yang berinisiatif
menghentikan pemberontakan DI/TII dengan membuka kontak dengan KSAD A.H.
Nasution, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Wakil PM Mr. Hardi yang
ditunjuk PM Juanda. Hasilnya: Aceh yang saat itu dijadikan bagian provinsi
Sumatra Utara (salah satu alasan terbesar yang membuat rakyat Aceh marah),
akhirnya dikembalikan menjadi satu provinsi lagi dengan status sebagai
Daerah Istimewa Aceh -- karena kubu Dewan Revolusi tak mau jika Aceh hanya
menjadi provinsi biasa tersebab sumbangan besar rakyat Aceh di awal
kemerdekaan RI (dari pesawat terbang sampai membuatkan jas untuk para
diplomat Indonesia yang akan ke PBB. Pusat pembuatan jas itu ada di
Singapura yang dikelola para saudagar Aceh).

Sosok agak lengkap Ayah Gani, Sang Gandhi dari Aceh, sekaligus Menteri
Sosial PRRI ini ada di novel ambo *Napoleon dari Tanah Rencong* (hal.
469-472) karena ambo mewawancarai putra-putra beliau. Salah satunya sarjana
hubungan internasional dari FISIP UI, dan senior ambo.

Hanya dari satu faktor kecil itu saja sudah menunjukkan bahwa PRRI bukan
sekadar gerakan lokal belaka. Belum lagi jika kita melihat adanya
koneksitas dengan gerakan sejenis di bagian lain tanah air, dan
keterlibatan anasir asing dalam PRRI yang sangat gamblang.

Salam,

ANB
45, Cibubur

PS: Soal disertasi Pak Saaf, ambo lebih setuju jika penelitian seserius itu
dibukukan lebih dulu, sehingga bisa memperkaya khasanah riset tentang PRRI
yang sudah ada.




Pada 25 Januari 2014 16.48, <hyvn...@yahoo.com> menulis:

> Salam sanak sadonyo
>
> Kalau ambo kok berpandangan lain ya ..
> Kenapa kita mempersempit sejarah Sumbar dalam konteks NKRI hanya seputar
> PRRI ? Bagi ambo PRRI hanya skala lokal ketimbang PDRI.
>
> Mengapa ?
> PDRI adalah sambung nyawa Republik ini. Bangsa ini harus tau kontribusi
> Sumbar (d/h Sumatra Tengah) untuk sejarah nasional kita.
> Gunanya agar martabat minangkabau yang kalah bersaing dengan etnis lain
> tetap dapat diperhitungkan.
> Kalau Prri ? Entah ya apa yang bisa kita dapatkan ?
>
> Ambo tidak mengecilkan perjuangan tokoh PRRI, akan tetapi dalam konteks
> nasional yang perlu digali adalah keseluruhan peran tokoh masyarakat,
> rakyat Minang saat membangun negara ini.
> Pada email yang lalu Saya maksa.com pada pak Saaf untuk menggelar hasil
> penelitan doktor beliau kehadapan kita. Alhamdulillah pak Saaf bersedia
> untuk mengedit tanpa mengurangi originalitas temuan awal bila diperlukan.
> Mari kita buka hubungan tokoh daerah dengan tokoh nasional pada kurun
> sejarah itu.
>
> Demikian pendapat ambo dan terima kasih
>
>
> Evy Nizhamul
> Puspiptek, TANGSEL
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 25 Jan 2014 14:41:32 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>
>
> Mak Asmun Sjueib manulih:
>
> "... ambo satuju bana dan mausulkan sebagai pimpinan pelaksananyo adolah
> ddn. ANB nan juo brilian."
>
> Mak HAASMA n,a,h,
> kutiko ambo merilis novel sejarah *Presiden Prawiranegara* 3 tahun silam
> (2011), Farid Prawiranegara menyampaikan di muka umum, "... semoga Akmal
> juga melanjutkan penulisan kisah ayah saat di PRRI." Ambo indak manjawek
> wakatu itu dek karano tahu spektrum peristiwa ko jauah labiah lueh dan
> pelik dibandingkan PDRI.
> Usulan Pak Saafroeddin Bahar agar Pusat Pengkajian PRRI, seandainya
> terbentuk, agar dipimpin oleh sejarawan (muda) karena itu sangat relevan.
> Jadi bukan dek ambo manulak "rasaki" barupo kepercayaan Mak HAASMA tu,
> melainkan dek ambo tahu bateh kemampuan sahinggo indak pado tampeknyo jiko
> ambo manjadi pimpinan pelaksana PP PRRI sarupo itu.
>
> Wass,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada 25 Januari 2014 12.32, asmun sjueib <kinno...@yahoo.co.id> menulis:
>
>> Aww. Wuah ide brilian Angku Guru SB, ambo satuju bana dan mausulkan
>> sebagai pimpinan pelaksananyo adolah ddn. ANB nan juo brilian. Jadi ado
>> pemikiran brilian harus pulo dilaksanakan oleh sosok individu nan brilian
>> pulo, itu kato ambo. Silahkan sajo pandapeik anggota Palantalainnyo.
>> Wass.,
>> Haasma (LK/Depok/69)
>>
>>
>>
>>   Pada Sabtu, 25 Januari 2014 12:00, Dr. Saafroedin Bahar <
>> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>>  Para sanak sekalian, mengingat besarnya perhatian thd masalah PRRI ,
>> apa tak sebaiknya diadakan pusat studi  PRRI  ini ? Lokasinya bisa di
>> Jakarta - dekat demikian banyak sumber dokumen - atau di Padang. Sebaiknya
>> dipimpin oleh seorang sejarawan muda profesional.
>> Oleh karena saya pernah mengadakan penelitian ttg PRRI ini th 1996, dan
>> ingin tahu lebih banyak , saya siap bergabung.
>> Wassalam,
>> SB , 77, Sby.
>>  --
>> .
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke