Terima kasih sanak Andri Masri jika kolom sederhana  ambo dirasakan ada
manfaatnya. Tentu sah juga kalau ada bagian-bagian dari kolom itu yang
sanak Andri kurang setujui, dan ingin komentari lebih dalam. Justru ini hal
bagus yang akan memperkaya diskusi dan pemahaman kita.

Jadi untuk sementara pula, sambil menunggu sanak Andri mengomentari lagi
dengan pendapat yang menggunakan referensi, ambo ucapkan terima kasih atas
perhatian yang diberikan.

Wass,

ANB
45, Cibubur


* * *





Pada 5 Februari 2014 06.56, <andri.ma...@gmail.com> menulis:

> Waalaikumsalam uda ANB,
>
> Sepertinya uda memang dilahirkan sebagai penulis handal. Berbahagialah uda
> dikarunia kemampuan mengolah kata menjadi sangat indah, terang dan jernih
> bagi yg membacanya.
>
> Setiap postingan uda sepertinya ditulis dengan sungguh2, serius, berdasar
> referensi dan bukan dalam waktu senggang ketika minum kopi sore2.
>
> Pada tulisan kali ini sebenarnya saya kurang setuju kalau hanya sekedar
> mendasarkan setiap kejadian bencana seperti yg uda sampaikan, namun krn uda
> menulis ini secara serius dan penuh referensi, saya tidak mau
> mengomentarinya dg seadanya tanpa referensi.
>
> Untuk sementara waktu saya terima pendapat uda ini.
>
> Terima kasih telah mencerahkan pemikiran saya dg tulisan2 berbobot dari
> uda.
>
> Andri
> L/42/Koto/Padang Pariaman
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
> ------------------------------
> *From: * Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Tue, 4 Feb 2014 21:18:34 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *[R@ntau-Net] (OOT) Mengaji Tanda, Mengkaji Bencana
>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> Adidunsanak Palanta RN n.a.h, terlampir adalah kolom ambo di situs
> IslamIndonesia.co.id. Semoga bermanfaat. Silakan dikomentari (dan
> disempurnakan) jika berkenan.
> Wassalam,
> ANB
> * * *
> Selasa, 04 Februari 2014 11:44 WIB
> MENGAJI TANDA, MENGKAJI BENCANA
> Penulis : Akmal Nasery Basral
>
> Mengaji Tanda, Mengkaji Bencana
>
> Nastco/Photos.com
>
> AYAT pertama yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad S.a.w.
> adalah: "*Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan*." (QS
> 96:1). Dalam bahasa Indonesia modern, kata imperatif "bacalah" itu memecah
> menjadi dua jenis: "mengaji" dan "mengkaji".
>
> Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko menempatkan kedua kata kerja
> itu di bawah kata dasar "kaji". Dari kata dasar itu terbentuklah "mengaji"
> yang berarti "membaca, mendaras" (tentu yang dibaca/didaras adalah Al
> Qur'an) dan "mengkaji" yang bermakna "membahas, mempelajari, menelaah,
> menganalisis, menyigi".
>
> Perbedaan lain dari "mengkaji" dan "mengaji" adalah jika dari kegiatan
> pertama hasilnya berupa "kajian", maka dari kegiatan "mengaji" hasilnya
> tidak menjadi "ajian". Sebab "ajian" umumnya diasosiasikan dengan satu
> bentuk mantra, atau rapalan, yang berkaitan dengan satu kesaktian bela diri
> tertentu seperti ajian *welut* putih yang konon dimiliki Sultan Agung
> Tirtayasa, atau ajian* lembu sekilan *yang dimiliki anak buah Patih Gajah
> Mada. Ringkasnya, kosa kata "ajian" lebih mudah ditemukan di halaman cerita
> silat dibandingkan di halaman Al Qur'an.
>
> Persoalan menjadi agak lebih pelik, ketika kita masih mudah menduga bahwa
> "pengkajian" pastilah berasal dari "kajian".  Namun apakah "pengajian",
> dengan logika yang sama, pasti berasal dari "ajian"? Padahal makna kata
> terakhir itu seperti terlihat di atas tak eksklusif terpaut pada ayat-ayat
> kitab suci? Maka, biarkanlah pertanyaan ini menjadi urusan para ahli bahasa
> sementara kita mengancik pada tema yang lebih menukik pada kaitan antara
> "tanda" dan "bencana".
>
> Al Qur'an menyebut satuan kalimat terkecil yang menyampaikan pengertian
> tertentu sebagai "ayat" dengan bentuk jamaknya "ayah". Dari beberapa arti
> yang dikandungnya seperti "mukjizat (*mu'jizah*)", "pelajaran *('ibrah*)",
> "sesuatu yang menakjubkan (*al amrul 'ajib*), atau "tanda (*'alamah*)"
> yang merupakan makna paling populer. Sehingga, frasa "mendaras ayat"
> memiliki maksud serupa dengan "mengaji tanda".
>
> Teori Semiotika yang dikembangkan C.S. Peirce mengembangkan teori Segitiga
> Makna (*Triangle Meaning*) yang terdiri dari tanda (*sign*), acuan tanda (
> *object*) dan pengguna tanda (*interpretant*) dalam memahami sebuah
> pesan. Jadi, seandainya seorang perempuan yang mengenakan jilbab lewat di
> depan sekelompok orang, maka mereka akan memahami "pesan yang disampaikan"
> sang perempuan bahwa dia adalah seorang muslimah.
>
> Dalam Al Qur'an, salah satu tema "pesan yang ingin disampaikan" Allah agar
> dipahami manusia adalah menyangkut kisah-kisah kaum terdahulu.  Khususnya
> lagi, kisah *kehancuran* mereka.
>
> Kaum Tsamud - kaum Nabi Shaleh a.s. -- musnah setelah mendengar suara yang
> sangat keras dari langit (petir dan guntur yang sambar menyambar),
> sedangkan kaum 'Ad - kaum Nabi Hud a.s. -- binasa setelah dirajam angin
> dingin selama delapan hari tujuh malam tanpa henti, sehingga mereka mati
> bergelimpangan seperti batang kurma lapuk. Allah mengabadikan kehancuran
> kedua kaum itu dalam QS 69:4-7. Kaum Nabi Nuh lenyap dengan sapuan air bah
> yang menenggelamkan mereka satu per satu, tak ada yang tersisa, kecuali
> yang mengikuti anjuran Nabi Nuh a.s. untuk naik ke atas bahtera.
>
> Apa kesamaan dari ketiga kaum yang mengalami "bencana ekologis" ini?
> Apakah karena mereka merupakan orang-orang yang tak bisa menjaga
> kelestarian alam, atau gagal menata lingkungan? Ternyata pandangan
> *environmentalism* tak menemukan landasan yang kuat dalam Al Qur'an.
>
> Sebab mustahil menjelaskan penyebab banjir besar di masa Nuh a.s. - yang
> disebut Ibnu Katsir sebagai "rasul pertama bagi penduduk bumi" -- adalah
> karena adanya mismanajemen pengelolaan sampah, gagalnya pembuatan waduk
> sebagai pengontrol debit air, atau hal-hal teknis lain yang terkait dengan
> tidak lancarnya arus air menuju muara terakhirnya: laut. Apalagi mengingat
> jumlah penduduk bumi yang waktu itu masih sedikit. Karena itu dibutuhkan
> sebuah "tanda" lain untuk membuat kita, sebagai pembaca tanda-tanda, agar
> paham mengapa kehancuran kaum Nuh terjadi.
>
> Al Qur'an menjelaskan bahwa penyebab datangnya air bah yang mendadak itu
> (kira-kira seperti pengertian "banjir bandang" sekarang, namun dalam skala
> yang lebih mengerikan dari yang bisa dibayangkan), terkait dengan keyakinan
> mereka yang mulai mencampuradukkan kepercayaan terhadap Tuhan dengan
> kepercayaan terhadap  lima orang saleh seperti Wadd, Suwa'a, Yaghuts, Ya'uq
> dan Nasr, yang mereka buatkan patungnya dan mereka sembah, setelah
> kelimanya meninggal. Tersebab kesalahan itulah mereka ditenggelamkan (QS
> 71:23-25), bukan karena faktor-faktor kegagalan mengelola alam dan
> lingkungan.
>
> Begitu juga dengan kejadian yang menerpa kaum 'Ad yang hidup di zaman Nabi
> Hud. Mereka adalah generasi  pertama yang menyembah berhala setelah
> kejadian banjir besar. Pengajaran Hud agar mereka menghentikan penyembahan
> terhadap tiga berhala utama: Sadd, Samud, dan Hera, dan kembali menyembah
> Allah pencipta alam semesta, sama sekali tak diindahkan kaum 'Ad. Mereka
> bahkan balik menuduh Hud a.s. sebagai "orang yang kurang waras dan
> pendusta" (QS: 7:66). Sikap kaum 'Ad seperti itulah -- bukan akibat
> kecerobohan mereka menjaga lingkungan -- yang menyebabkan Allah membuat
> "anomali cuaca" dengan datangnya angin dingin yang sangat menyiksa selama
> sepekan tanpa henti.
>
> Sementara kaum Tsamud yang mahir memahat gunung-gunung batu sebagai
> rumah-rumah tempat tinggal mereka yang indah, tangguh, dan mencengangkan,
> mengulangi sikap kaum 'Ad yang hidup sebelum mereka dengan penuh
> kesombongan. Mereka bahkan menantang Nabi Shaleh yang mereka cap "... *salah
> seorang dari orang-orang yang kena sihir*." (QS 26:153) untuk membuktikan
> kerasulannya dengan meminta agar dari sebuah batu besar dikeluarkan seekor
> unta betina bunting dengan ciri-ciri fisik yang mereka persulit. Semua itu
> dilakukan untuk mempermalukan Nabi Shaleh. Namun ketika atas izin Allah,
> Shaleh a.s. bisa membuktikan apa yang mereka minta, kaum itu lantas
> menganiaya unta betina itu.
>
> Jadi, bukan perilaku kaum Tsamud yang gemar memahat gunung-gunung batu
> sebagai tempat tinggal itu yang mendatangkan "kemarahan alam" dalam bentuk
> rantai petir dan guntur sambar menyambar sehingga membuat kaum itu tewas
> dalam wajah pucat akibat ketakutan yang sangat, melainkan karena sikap
> melampaui batas yang mereka tunjukkan dalam menanggapi risalah ilahiah yang
> disampaikan Shaleh a.s. itulah yang mendatangkan murka Allah.
>
> Tiga "tanda" yang disampaikan Al Qur'an lewat kisah-kisah di atas
> mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menafsirkan bencana alam yang
> terjadi susul menyusul, termasuk seperti yang belakangan terjadi di tanah
> air. Karena itu, mengkaji bencana hanya dari perspektif environmentalisme
> -- yang seakan-akan ingin membebaskan diri dari adanya campur tangan Allah
> -- adalah sebuah penjelasan ahistoris bagi mereka yang cermat membaca
> "tanda-tanda".
>
> Dalam konteks ini, "mengkaji bencana" dan "mengaji tanda" menjadi satu
> kesatuan yang mutlak dilakukan. Yang satu memperkuat yang lain. Dari masa
> ke masa. Dari saat dunia hanya dihuni oleh segelintir kepala, sampai kini
> disesaki milyaran jiwa.
>
> Sebab bencana adalah salah satu tanda yang ditunjukkan Allah dengan penuh
> cinta kepada manusia, untuk selalu menakar kadar ketaatan terhadap
> risalah-Nya. Untuk selalu tunduk tulus menjaga diri agar tak melewati batas.
>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke