Ass ww
Nakan Rina dan sanak sapalanta RN n  a h
Sepertinya kerusakan terumbu karang itu sebagaian mungkin bisa digantikan
fungsinya oleh rumpon.

Mambuek rumpon ko gampang gampang susah. Ado duo risiko  nan marugikan
kalau punyo rumpon di lauik. Partamo, risiko ikan dirumpon dicilok urang.
Awak nan jariah mambuek rumpon  , urang nan mamanciang di rumpon itu.
Risiko kaduo ,  rumpon bisa hanyuik dibaok arus sehingga tidak bisa
ditemukan kembali. Ini terjadi karema pemberat (sauah) nyo indak  berfungsi
atau tali temali pengikatnya putus dan rumpon yang terdiri dari pelepah
daun pinang atau daun kelapa itu menjadi cerai berai  tidak lagi bersatu
dan gagal menjadi sarang ikan.

Mengatasi kedua masalah itu , maka perlu diperhatikan  hal hal sbb

@ ketika membuang rumpon dilaut harus dilakukan secara diam diam dan
rahasia,   jangan sampai dilihat orang sehingga lokasinya tidak ada orang
yang tahu kecuali yang membuat rumpon (pemilik).

@Untuk risiko kedua yang sifatnya teknis, harus lebih cermat mengikat
pelepah pelepah itu,  cermat mengikat pemberat (batu besar atau besi yang
dijadikan sauh)  dan cermat mencatat koordinat dari rumpon itu. Lupa
koordinat tempat rumpon dilabuh maka berakibat rumpon tidak bisa ditemukan
lokasinya.

Kalau di Padang rumpon ko dibuek dari palapah daun pinang atau daun
karambia. Dikabek dan diaggiah sauah (pambarek) lalu dibaok katangah lauik
dan dibanamkan . Rumpon tu diagiah batali yang diujuagnyo diagiah
palampuang sebagai tando. Tapi tando itu indak buliah lo nampak atau muncul
ke permukaan. Tanda rumpon itu dipasang kiro kiro 8 s/d 10 meter dibawah
permukaan laut, berupa pelampung dari stereoform berwarna putih dan cukup
gampang dilihat dari atas sampan  karena pelampung itu cukup besar. Hanya
pemilik yang bisa mencarinya, karena koordinatnya hanya pemilik rumpon yang
tahu. Tidak ada tanda tanda yang nampak di permukaan laut, sehingga orang
liwat diatasnya juga tidak akan tahu kalau disana ada rumpon. Pemilik
sendiri kalau akan memancing di rumpon itu juga agak sembunyi sembunyi agar
jangan sampai tempat di tandai dan diketahui oleh nelayan lain.

Indak lamo lamo kiro kiro sabulan duo bulan sasudah  rumpon tu dilabuh,
daun  pinang mulai membusuk dan tumbuh plankton disitu dan   mulai
didatangi ikan karena makanan ikan  sdh ada disitu , mulai jo ikan ketek
atau anak anak ikan , lalu ikan ketek mulai gadang , baru tibo lo ikan nan
gadang gadang  nan ka mamangsa ikan  ikan nan mulai gadang tu.  Persis
sarupo nan dicaritokan nakan Rina. Lamo lamo sagalo macam ikan basarang di
rumpon itu. Nelayan nan punyo rumpon mamanciang di rumpon itu secara
berkala dan biasonyo hasilnyo lumayan dan jauah labiah banyak  dibandingkan
mamanciang di karang atau di tampek nan indak ado rumpon. Itu sangenek
pengetahuan dan pengalaman karano ambo acok mamanciang di rumpon dibaok dek
 nan punyo rumpon.

 Wassalam

Dunil Zaid, 71. Kpg Ujuang Pandan Parak Karanbia, Pdg, Tingga di Jkt.


2014-02-20 11:32 GMT+07:00 Rina Permadi <r...@rantaunet.org>:

>  Assalamu'alaikum Warahmatullahi,
>
>
>
> Maaf kalau topic ko agak babeda
>
>
>
> *NELAYAN MENGELUH*
>
> AGAM, HALUAN -- Terumbu karang perairan Tiku, Kabupaten Agam sudah mulai
> rusak. Akibatnya, nelayan terpaksa melakukan penangkapan ikan jauh ke
> tengah laut.
>
> Kerusakan terumbu karang tersebut diduga akibat maraknya pencurian ikan
> yang dilakukan nela-yan dari daerah lain dengan menggunakan bahan pele-dak
> dan alat tangkat pukat harimau. Pemerintah mau-pun pihak berwajib diminta
> untuk cepat menindak-lanjuti hal tersebut.
>
> Salah seorang nelayan Tiku, Syafrizal, Sabtu (19/10) mengatakan, saat ini
> nelayan terpaksa harus melaut lebih jauh. Pasalnya ikan yang bakal
> ditangkap di perairan yang dekat dengan pantai jumlahnya semakin berkurang.
>
> "Terumbu karang seper-tinya sudah mulai rusak, sehingga sangat
> berpe-ngaruh terhadap hasil tangkapan ikan nelayan. Biasanya nelayan bisa
> mendapatkan hasil yang banyak tanpa harus melaut jauh ke tengah laut.
> Seba-gian nelayan menilai rusak-nya terumbu karang akibat ulah kapal
> asing," katanya.
>
> Ia menjelaskan, nelayan Tiku tidak jarang melihat kapal yang tidak dikenal
> melaut perairan Tiku. Namun, ketika hendak didekati kapal tersebut
> menghindar, dan kemudian melarikan diri. Nelayan Tiku tidak bisa memastikan
> dari mana kapal tersebut berasal.
>
> " Apabila hal ini dibiar-kan, dan tidak cepat ditang-gapi oleh pemerintah
> mapun pihak berwajib, bakal sangat membahayakan bagi nelayan Tiku.
> Penderitaan nelayan akan semakin bertambah. Hasil melaut terus menurun.
> Belum lagi cuaca yang sering kali tidak bersahabat," ungkapnya.
>
> Dikatakan Syafrizal, beberapa waktu yang lalu ada kapal dari daerah
> Sibolga berlabuh di Pulau Tangah. Kapal tersebut berhasil diamankan pihak
> kepolisian, tetapi tidak diketahui siapa pemiliknya. Sementara kapal asing
> lain berhasil melarikan diri dari penyergapan tersebut.
>
> Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Peri-kanan Hermanto menga-takan,
> untuk mengatasi pengrusakan yang dila-kukan kapal asing di perairan Tiku,
> pihaknya sudah membentuk Kelom-pok Masyarakat Pengawas Pantai dan Laut.
> Kelompok ini terdiri dari putra daerah pantai serta pemuka masyarakat.
>
> Menurutnya, Kelompok Pengawas Pantai dan Laut sudah dibekali dengan
> peralatan yang menunjang keamanan pinggir pantai. Selain itu, mereka juga
> memiliki radio orari. Kebe-radaan alat tersebut bertu-juan agar kelompok
> penga-was pantai  bisa cepat menginformasikan hal-hal mencurigakan kepada
> pihak berwenang. Ia sangat be-rharap semua masyarakat terlibat aktif dalam
> menjaga perairan Tiku.
>
>
>
> ============================================
>
>
>
> Walaupun berita akhir tahun nan lapeh tapi masih menarik untuak disimak.
>
>
>
> Kiro2 apokah alah ado solusi misalkan pembuatan rumpon misalkan.
>
> Sebab ambo di Batam mancaliak sendiri baa menariknyo hasil rumpon ko
> walaupun sangat sederhana hanyo dibuek dari sampah batang kayu jo palapah
> karambie.
>
>
>
> Rumpon atau rumah ikan ko dibuek untuak menarik binatang jo tumbuhan lauik
> untuak iduik, trus datang ikan ketek2 mancari makan atau balinduang. Kudian
> datang ikan nan sedang manatap. Lamo-lamo datang ikan-ikan pelagis mancari
> santapan.
>
>
>
> Kapa gadang kalau karam, bagi pengusaha mungkin merugi kalau indak ado
> asuransi, tapi kalau asuransi ado memang sangajo dibiakan karam habis. Dan
> iko berkah besar bagi nelayan setempat, sebab bisa jadi rumpon gratis.
>
>
>
> Ambo pernah nengok kapa tengker tabanam dan awak masih bisa manengok
> lambung jo geladak kapa tu dalam jarak pandang di bawah aia. Mengerikan
> tapi ikan sabana sambuah main disitu. Untuak manciang di area tu awak
> paralu lo mambayia sewo ka nelayan nan mamatok lahan tu.
>
>
>
> Kalau kapa2 tangkapan bea cukai nan alah lapuak bolong bolong dilubangi
> tikuih masinnyo jadi dilema, bagusnyo dibanaman sajo di tiok lauik di ranah
> supayo ado manfaatnyo dan bisa manciptakan terumbu karang baru dilauik kito.
>
> Walaupun saketek saketek tapi ado hasilnyo. Sebab rumpon ko indak makan
> waktu lamo untuak menghasilkan doh sekitar 5-6 bulan alah bisa mulai
> menghasilkan.
>
>
>
>
>
> Wassalam
>
> Rina, 36, Batam
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke