Masuak ambo saketek bung AL, baa parkambanganan pembangunan WC surau
Cubadak Sicincin tu, jadi AL singgah di Surau Cubadak tu wakatu  ka Padang
tempo hari.

Lai dapek barito surau Cubadak tu bung AL, bagilah saketek.

Ambo masuak disiko, karano malalui Japri susah masuak mungkin Al tarlalu
sibuk.

Tarimo kasih Bung AL

Wass,
Maturidi (L/75) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau.


Pada 5 April 2014 10.15, <syaff...@gmail.com> menulis:

> Adidunsanak di Palanta nah!
>
> Terlampir berita tentang kuliner Minang sedang duteliti untuk menjadi ikon
> wisata (rendang baru populer melalui CNN). Berita ini sudah dimuat di
> Singgalang dan Koran Metro Andalas (tampek ambo kini bergabung).
>
> Dek karano Uda Raseno Arya (urang awak di Kemenparekraf) beralih tugeh
> promosi dari Kasubdit Promosi Wisata Wilayah Sumatra menjadi Kapuslitbang
> Kebijakan Ekonomi Kreatif (eselon II), maka salah seorang arsitek Tour de
> Singkarak ko mencoba mengangkat tiga kuliner Minang menjadi ikon wisata
> kuliner sumbar dan Indonesia. Mudah2an ado masukan dari nan rami dan nanti
> ambo sampaikan ka beliau.
>
> Salam
>
> AL/51, Bandara Soetta
>
> -------------------------
>
> Gulai Cubadak, Rendang dan
> Asam Padeh Jadi Ikon Wisata
>
> JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, akan mengangkat
> masakan Gulai Cubadak (Sayur Nangka), Rendang dan Asam Padeh dari Ranah
> Minang untuk menjadi 3 dari 30 ikon wisata kuliner Indonesia di masa
> mendatang.
>
> Karena itu, mulai Selasa (1/4) hingga Jumat (4/4) ini, Tim dari
> Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dipimpin langsung Kepala
> Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Ekonomi Kreatif, Raseno Arya,
> SE, MM, akan mengadakan penelitian tiga jenis masakan tradisional tersebut
> dan dipusatkan di Tanah Datar.
>
> "Insya Allah, mulai hari ini kami akan melakukan penelitian bagi jenis
> makanan tradisional tersebut untuk kemudian dikembangkan menjadi ikon
> wisata kuliner Indonesia dari Ranah Minang," kata Raseno kepada pers di
> Jakarta, kemarin.
>
> Menurut salah seorang arsitek Tour de Singkarak (TdS)  ini, Kementerian
> Parekraf sebenarnya sudah menetapkan 30 kuliner jenis di seluruh Indonesia
> untuk menjadi ikon pariwisata nasional, termasuk di dalamnya tiga kuliner
> dari Ranah Minang tersebut.
>
> Meski Rendang sudah menjadi masakan terkenal di dunia, namun untuk ikon
> utamanya adalah nasi tumpeng. Sementara rendang dan masakan lain menjadi
> menu penyerta dari nasi tumpeng dan jenis makanan lain seperti nasi, roti
> dll.
>
> Raseno yang sehari-hari juga Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi
> Universitas Andalas itu, menambahkan bahwa penelitian kali ini adalah untuk
> mencari dampak industry kuliner nusantara terhadap eknomi dan identitas
> budaya lokal.
>
> Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan keragaman budaya, kata
> dia, tentunya masing-masing daerahnya mempunyai jenis masakan tradisional
> yang merupakan potensi bahan pangan atau makanan lokal yang bisa
> diberdayakan menjadi usaha ekonomi yang menguntungkan untuk kesejahteraan.
>
> Ranah Minang yang terkenal dengan ragam budayanya yang unik, juga memiliki
> bermacam citarasa dan jenis kuliner yang mampu mengubah selera nasional dan
> bahkan dunia. Itulah sebabnya, wisatawan yang datang ke daerah ini selain
> untuk menikmati keindahan alam juga untuk menikmati keenakan kuliner
> tersebut.
>
> Sayur Nangka dan Asam Padeh
>
> Lebih lanjut dalam penjelasannya, Raseno menuturkan bahwa selain rending,
> Sayur Nangka yang dalam bahasa Minangnya dikenal dengan "gulai cubadak" dan
> "asam padeh", baik asam pedas ikan segar atau asam pedas daging dengan
> kentang, adalah kuliner yang banyak disukai dan bahan bakunya ada di
> mana-mana, termasuk di luar negeri.
>
> "Inilah yang menarik bagi kita untuk segera mengembangkannya sehingga
> ketiga jenis makanan itu bisa lebih mendunia lagi, sehingga otomatis Ranah
> Minang ini makin dikenal orang di mancanegara," ujar Raseno.
>
> Menurut dia, ketika pelaksanaan Tour de Singkarak mulai tahun pertama
> hingga tahun kelima 2013 lalu, para pembalap dan official dari luar negeri
> juga sangat menikmati sajian asam padeh, rending dan gulai cubadak. Hari
> ini, di kampung-kampung, kata Raseno, kombinasi sajian mangakanan rending,
> asam padeh dan gulai cubadak itu sangat digemari karena memiliki citarasa
> yang saling mendukung.
>
> Karena itu, kata Raseno, Kemenparekraf ingin meneliti lebih jauh, apa
> kaitan kuliner ini dengan budaya lokal setempat. Dari sejarahnya, kata
> Raseno, masakan tradisional yang saat ini berkembang di banyak daerah atau
> pulau apakah benar mendapat pengaruh asing melalui perdagangan  seperti
> dari  India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.  Kita harus mengakui bahwa
> pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
> lebih kepada keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal
> oleh kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
>
> "Model-model masakakan dan kaitannya dengan budaya itulah yang ingin kita
> ketahui lebih jauh, sehingga nantinya kuliner ini bisa diperkenalkan kepada
> dunia," pungkas Raseno, sembari menambahkan, tingkat kesehatan suatu jenis
> makanan itu juga akan dipelajari dalam penelitian tersebut. (al)
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Google Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke