Maaf, email sabalun ko talongsong tapijik tombol "send". Ado tambahan
saketek untuak sanak Zulheri. Ambo kirim ulang versi langkok.

ANB

* * *


> Sanak Zulheri Rambo nan "siap manarimo masukan dg caro islami... la ikraha
> fiddin",
> meski email sanak ko untuak Mak JB, izinkan ambo sato saketek urun rembuk,
> in syaa Allah dengan caro Islami sesuai adab Islam dalam berdiskusi
> (16:125) nan mamulai dengan langkah partamo: bil hikmah.
>
> 1. Hikmah perjalanan spiritualitas sanak Zul nan cukuik panjang dalam
> mencari inti kebenaran, in syaa Allah akan diantarkan Allah pada pintuNya
> yang sejati jika betul-betul berikhtiar dengan mengharap ridhaNya semata.
> Pertolongan Allah akan turun lewat jalan-jalan yang mungkin tak pernah
> disangka sebelumnya, barangkali salah satunya lewat kehadiran sanak di
> palanta ko. Sebab Allah sendiri menjadikan *wal akhiratu khairul laka
> minal ula* (bahwa akhir itu lebih baik dari permulaan). Mungkin awal
> perjalanan spiritual sanak, seperti juga banyak dari kita, bergelombang,
> terjal, jungkir balik, tetapi Allah maha penerima taubat. Itulah mengapa
> Islam mengenal konsep* husnul khatimah*. Akhir yang indak, bagus, rancak,
> bertemu dengan ridhaNya, sebagai jiwa-jiwa yang tenang (*nafsul
> muthmainnah*), karena hanya jiwa-jiwa yang tenanglah yang dipanggil Allah
> untuk menjadi bagian dari hambaNya dan masuk ke dalam jannahNya (89: 27-30).
>
> 2. Dalam kaitan hikmah perjalanan spiritual orang per orang, yang sangat
> khas, itu, bukankah menjadi aneh jika sanak ZR yang sudah sejak 1999
> menetap di Sintang (menyebarkan paham Ahmadiyah Qadiyan), dan berarti sudah
> lebih lama lagi menjadi seorang Ahmadi (mungkin lebih dari 20 tahun?)
> tetapi meminta dengan ibo hati ke mamanda JB agar jangan memberi tahu ke
> orang kampung dengan alasan:
>
> karno urang gaek ambo dan famili dikampuang alun tau jo keyakinan ambo
>
> Jika sanak Zulheri yakin dengan pilihan hati menjadi seorang Ahmadi, apa
> yang menyebabkan sanak TAKUT mengabarkan hal itu kepada urang gaek dan
> famili di kampuang, tapi sanak INDAK TAKUT mengumumkan keahmadiyahan sanak
> di palanta ko?
>
> Ado nan indak konsisten, bukan? Cubolah sanak pikia tanang-tanang di bulan
> suci Ramadhan ko, aa alasan sabananyo KETAKUTAN sanak mangabakan
> keahmadiyahan sanak ka urang gaek kandung?
>
> Apakah sekadar takut mereka kaget dan tidak menganggap sanak lagi sebagai
> anak? Kalau iko nan jadi alasan utama, sanak pelajarilah kisah Sa'ad bin
> Abi Waqqash r.a. ketika ibunya kaget mendengar putra kesayangannya masuk
> Islam dan bahkan kemudian sang ibu mogok makan berhari-hari agar Sa'ad
> kembali menganut agama nenek moyang. Sanak pelajari lagilah bagaimana
> jawaban Sa'ad yang tetap santun kepada ibunya namun tegas menolak
> permintaan orang yang dari rahimnyalah dia dilahirkan, sehingga peristiwa
> itu menjadi asbabun nuzul turunnya ayat 31: 14-15. Itu kalau sanak yakin
> bahwa menjadi Ahmadi adalah pilihan yang benar.
>
> Tetapi, boleh jadi, jauh di dalam hati sanak sendiri, sanak masih tidak
> 100% yakin bahwa keyakinan sanak sekarang itu benar, sehingga itulah yang
> sebenarnya menjadi SUMBER ketakutan sanak memberi tahu urang gaek dan
> famili di kampung. Sebab kalau sanak (dugaan ambo) alah sekitar 20 tahun
> menjadi Ahmadi, seharusnya sanak sudah tak punya ketakutan itu.
>
> 3. Dek karano sanak manulih "balabuah di Ahmadiyah Qadiyani ... tabuka
> sagalo kunci ... Islam nan hidup ...", izinkan ambo mengajak sanak Zulheri
> untuk memikirkan ulang, menimbang, berkontemplasi dengan sangat tenang, dan
> hati-hati, terhadap dua hal di bawah ini. Apakah dua hal nan akan ambo
> tanyokan ini tamasuak "sagalo kunci nan alah tabuka bagi sanak", atau
> justru masih menjadi "kunci nan tatutuik" bagi sanak Zulheri:
>
> 3.1. Sebutan Hazrat Masih Mas'ud a.s. bagi Mirza Ghulam Ahmad.
>
> Mengapa Ahmadi meyakini gelar suci *alaihissalam* (a.s.) yang diyakini
> umat Islam merupakan gelar para Nabi sebelum Rasulullah Muhammad S.a.w.
> menjadi LAYAK DIGUNAKAN oleh Mirza Ghulam Ahmad, yang hidup 1200-an tahun
> setelah periode para Nabi?
>
> Mengapa gelar a.s. tidak dipakai oleh para sahabat Nabi mulia seperti Abu
> Bakar, Umar, dst, yang disebut *radhiyallahu anhum* (r.a.) padahal Abu
> Bakar jelas-jelas orang di muka bumi yang paling dekat dengan Nabi Saw,
> bahkan sampai kisah persembunyian Nabi dengannya diabadikan Allah dalam QS
> 9:40.
>
> Rasulullah bersabda, "Aku dinaikkan ke langit (di saat Mi'raj). Setiap
> kali aku melewati satu langit maka aku menemukan namaku dan nama Abu Bakar
> setelahku."  (Abu Ya'a dari Abu Hurairah dalam *Tarikh Al Khulafa* karya
> Imam As-Suyuthi).
>
> Dengan kemuliaan Abu Bakar yang setinggi itu di sisi Nabi, mengapa Abu
> Bakar tidak pernah disebutkan dan dituliskan namanya dengan gelar a.s.,
> sanak Zul? Mengapa MGA yang hidup jauh kemudian merasa lebih berhak atas
> gelar para Nabi itu, sementara Abu Bakar tidak? Pernahkah sanak Zulheri
> memikirkan hal ini secara serius?
>
> 3.2. Mengapa MGA tak pernah berhaji ke Mekkah.
>
> Dalam bukunya *Malfuzhat,* MGA memberikan alasan mengapa dia tidak pernah
> pergi haji ke Mekkah karena alasan keamanan dirinya yang tak terjaga, sama
> seperti saat Rasulullah tinggal di Madinah (yang sangat dekat dengan
> Mekkah) tapi juga tak berhaji. Dalam kalimat MGA sendiri:
>
> -----
> Namun apa pula urusan orang-orang ini (maksudnya para ulama Islam - ANB)
> mempermasalahkan saya tidak pergi menunaikan ibadah haji? Apakah dengan
> perginya saya menunaikan ibadah haji lalu mereka akan mengakui saya sebagai
> orang Islam? *Dan mereka akan masuk ke dalam jemaat saya? Baiklah segenap
> ulama Islam hendaknya membuat pernyataan bahwa jika saya pergi menunaikan
> ibadah haji, maka mereka semua akan bertaubat di tangan saya lalu masuk ke
> dalam jemaat saya, dan menjadi murid/pengikut saya. Jika mereka mau
> menuliskan demikian, dan mereka mau bersumpah, maka saya pasti akan
> menunaikan ibadah haji itu.* (*Malfuzhat,* terjemahan Mukhlis Ilyas,
> 1984, jilid 9 hal. 325. *Note:* efek bold dari ambo -- ANB)
> ------
>
> Sanak Zulheri Rambo "nan siap manarimo masukan sacaro Islami" sesuai
> keinginan sanak,
> perhatikanlah kutipan kata-kata MGA, yang diterbitkan dalam buku oleh
> penerbit Ahmadi sendiri), mari kita bedah kata-kata MGA itu dalam konteks
> sejarah Islam yang lebih luas.
>
> (lanjutan):

Pernah sanak Zulheri nan alah banyak bagabung jo kelompok Islam (sebelum
menjadi Ahmadi) ada pernah mendengar/membaca ada salah satu dari empat imam
mazhab, atau para ulama lain setelah itu (bahkan sampai ke era Ibnu
Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauzilah) yang pernah MENSYARATKAN bahwa
mereka HANYA MAU BERHAJI jika umat Islam masuk menjadi jemaat/mazhab
mereka?  Adakah?

Adakah Imam  Syafi'i pernah menulis dalam Qaul Qadim atau Qaul Jadidnya
kalimat sejenis yang pernah dituliskan MGA bahwa dia (Imam Syafi'i) hanya
mau berhaji jika umat Islam bersedia mengikuti ajaran-ajarannya?  Adakah?

Kalimat yang paling absurd dari MGA soal justifikasinya untuk tidak
berhaji, dan hanya mau berhaji jika para ulama menuliskan pernyataan bahwa
jika MGA berhaji, "... maka mereka semua akan BERTAUBAT di tangan saya,
lalu MASUK KE DALAM jemaat saya, dan menjadi MURID/PENGIKUT saya."

Dengan kalimat segamblang ini, apakah sanak Zulheri tidak pernah memikirkan
adanya keganjilan yang jauh lebih absurd lagi di belakang kalimat itu?

Moda "haji transaksional" ala MGA yang "hanya mau berhaji ke Mekkah, jika
..." seperti ini tak pernah akan sanak temukan dalam sejarah ulama Islam
mana pun di seluruh dunia, sejak era sahabat, tabi'in dan seterusnya sampai
era ketika geliat Pan Islamisme berkibar di masa hidup MGA. Tidak ada
seorang pun ulama-ulama pada era itu dari Muhammad Abduh, Jalaluddin Al
Afghani, Rasyid Ridha, sampai ulama-ulama besar dari Indonesia/Nusantara
seperti Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, dst,
dst, yang MENGUMUMKAN syarat HAJI TRANSAKSIONAL "seajaib" cara yang
dilakukan MGA.

4.  Semoga di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan ampunan ini, Allah
memberikan kepada kita hidayah yang sebenarnya, hidayah yang akan
menjadikan akhir hidup kita di dunia fana ini termasuk dalam kategori
nafsul muthmainnah. Orang-orang yang husnul khatimah dalam keadaan Islam
yang sebenarnya.

Allahu a'lam.

ANB
46, Cibubur


Pada 3 Juli 2014 12.39, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> menulis:

> Sanak Zulheri Rambo nan "siap manarimo masukan dg caro islami... la ikraha
> fiddin",
> meski email sanak ko untuak Mak JB, izinkan ambo sato saketek urun rembuk,
> in syaa Allah dengan caro Islami sesuai adab Islam dalam berdiskusi
> (16:125) nan mamulai dengan langkah partamo: bil hikmah.
>
> 1. Hikmah perjalanan spiritualitas sanak Zul nan cukuik panjang dalam
> mencari inti kebenaran, in syaa Allah akan diantarkan Allah pada pintuNya
> yang sejati jika betul-betul berikhtiar dengan mengharap ridhaNya semata.
> Pertolongan Allah akan turun lewat jalan-jalan yang mungkin tak pernah
> disangka sebelumnya, barangkali salah satunya lewat kehadiran sanak di
> palanta ko. Sebab Allah sendiri menjadikan *wal akhiratu khairul laka
> minal ula* (bahwa akhir itu lebih baik dari permulaan). Mungkin awal
> perjalanan spiritual sanak, seperti juga banyak dari kita, bergelombang,
> terjal, jungkir balik, tetapi Allah maha penerima taubat. Itulah mengapa
> Islam mengenal konsep* husnul khatimah*. Akhir yang indak, bagus, rancak,
> bertemu dengan ridhaNya, sebagai jiwa-jiwa yang tenang (*nafsul
> muthmainnah*), karena hanya jiwa-jiwa yang tenanglah yang dipanggil Allah
> untuk menjadi bagian dari hambaNya dan masuk ke dalam jannahNya (89: 27-30).
>
> 2. Dalam kaitan hikmah perjalanan spiritual orang per orang, yang sangat
> khas, itu, bukankah menjadi aneh jika sanak ZR yang sudah sejak 1999
> menetap di Sintang (menyebarkan paham Ahmadiyah Qadiyan), dan berarti sudah
> lebih lama lagi menjadi seorang Ahmadi (mungkin lebih dari 20 tahun?)
> tetapi meminta dengan ibo hati ke mamanda JB agar jangan memberi tahu ke
> orang kampung dengan alasan:
>
> karno urang gaek ambo dan famili dikampuang alun tau jo keyakinan ambo
>
> Jika sanak Zulheri yakin dengan pilihan hati menjadi seorang Ahmadi, apa
> yang menyebabkan sanak TAKUT mengabarkan hal itu kepada urang gaek dan
> famili di kampuang, tapi sanak INDAK TAKUT mengumumkan keahmadiyahan sanak
> di palanta ko?
>
> Ado nan indak konsisten, bukan? Cubolah sanak pikia tanang-tanang di bulan
> suci Ramadhan ko, aa alasan sabananyo KETAKUTAN sanak mangabakan
> keahmadiyahan sanak ka urang gaek kandung?
>
> Apakah sekadar takut mereka kaget dan tidak menganggap sanak lagi sebagai
> anak? Kalau iko nan jadi alasan utama, sanak pelajarilah kisah Sa'ad bin
> Abi Waqqash r.a. ketika ibunya kaget mendengar putra kesayangannya masuk
> Islam dan bahkan kemudian sang ibu mogok makan berhari-hari agar Sa'ad
> kembali menganut agama nenek moyang. Sanak pelajari lagilah bagaimana
> jawaban Sa'ad yang tetap santun kepada ibunya namun tegas menolak
> permintaan orang yang dari rahimnyalah dia dilahirkan, sehingga peristiwa
> itu menjadi asbabun nuzul turunnya ayat 31: 14-15. Itu kalau sanak yakin
> bahwa menjadi Ahmadi adalah pilihan yang benar.
>
> Tetapi, boleh jadi, jauh di dalam hati sanak sendiri, sanak masih tidak
> 100% yakin bahwa keyakinan sanak sekarang itu benar, sehingga itulah yang
> sebenarnya menjadi SUMBER ketakutan sanak memberi tahu urang gaek dan
> famili di kampung. Sebab kalau sanak (dugaan ambo) alah sekitar 20 tahun
> menjadi Ahmadi, seharusnya sanak sudah tak punya ketakutan itu.
>
> 3. Dek karano sanak manulih "balabuah di Ahmadiyah Qadiyani ... tabuka
> sagalo kunci ... Islam nan hidup ...", izinkan ambo mengajak sanak Zulheri
> untuk memikirkan ulang, menimbang, berkontemplasi dengan sangat tenang, dan
> hati-hati, terhadap dua hal di bawah ini. Apakah dua hal nan akan ambo
> tanyokan ini tamasuak "sagalo kunci nan alah tabuka bagi sanak", atau
> justru masih menjadi "kunci nan tatutuik" bagi sanak Zulheri:
>
> 3.1. Sebutan Hazrat Masih Mas'ud a.s. bagi Mirza Ghulam Ahmad.
>
> Mengapa Ahmadi meyakini gelar suci *alaihissalam* (a.s.) yang diyakini
> umat Islam merupakan gelar para Nabi sebelum Rasulullah Muhammad S.a.w.
> menjadi LAYAK DIGUNAKAN oleh Mirza Ghulam Ahmad, yang hidup 1200-an tahun
> setelah periode para Nabi?
>
> Mengapa gelar a.s. tidak dipakai oleh para sahabat Nabi mulia seperti Abu
> Bakar, Umar, dst, yang disebut *radhiyallahu anhum* (r.a.) padahal Abu
> Bakar jelas-jelas orang di muka bumi yang paling dekat dengan Nabi Saw,
> bahkan sampai kisah persembunyian Nabi dengannya diabadikan Allah dalam QS
> 9:40.
>
> Rasulullah bersabda, "Aku dinaikkan ke langit (di saat Mi'raj). Setiap
> kali aku melewati satu langit maka aku menemukan namaku dan nama Abu Bakar
> setelahku."  (Abu Ya'a dari Abu Hurairah dalam *Tarikh Al Khulafa* karya
> Imam As-Suyuthi).
>
> Dengan kemuliaan Abu Bakar yang setinggi itu di sisi Nabi, mengapa Abu
> Bakar tidak pernah disebutkan dan dituliskan namanya dengan gelar a.s.,
> sanak Zul? Mengapa MGA yang hidup jauh kemudian merasa lebih berhak atas
> gelar para Nabi itu, sementara Abu Bakar tidak? Pernahkah sanak Zulheri
> memikirkan hal ini secara serius?
>
> 3.2. Mengapa MGA tak pernah berhaji ke Mekkah.
>
> Dalam bukunya *Malfuzhat,* MGA memberikan alasan mengapa dia tidak pernah
> pergi haji ke Mekkah karena alasan keamanan dirinya yang tak terjaga, sama
> seperti saat Rasulullah tinggal di Madinah (yang sangat dekat dengan
> Mekkah) tapi juga tak berhaji. Dalam kalimat MGA sendiri:
>
> -----
> Namun apa pula urusan orang-orang ini (maksudnya para ulama Islam - ANB)
> mempermasalahkan saya tidak pergi menunaikan ibadah haji? Apakah dengan
> perginya saya menunaikan ibadah haji lalu mereka akan mengakui saya sebagai
> orang Islam? *Dan mereka akan masuk ke dalam jemaat saya? Baiklah segenap
> ulama Islam hendaknya membuat pernyataan bahwa jika saya pergi menunaikan
> ibadah haji, maka mereka semua akan bertaubat di tangan saya lalu masuk ke
> dalam jemaat saya, dan menjadi murid/pengikut saya. Jika mereka mau
> menuliskan demikian, dan mereka mau bersumpah, maka saya pasti akan
> menunaikan ibadah haji itu.* (*Malfuzhat,* terjemahan Mukhlis Ilyas,
> 1984, jilid 9 hal. 325. *Note:* efek bold dari ambo -- ANB)
> ------
>
> Sanak Zulheri Rambo "nan siap manarimo masukan sacaro Islami" sesuai
> keinginan sanak,
> perhatikanlah kutipan kata-kata MGA, yang diterbitkan dalam buku oleh
> penerbit Ahmadi sendiri), mari kita bedah kata-kata MGA itu dalam konteks
> sejarah Islam yang lebih luas.
>



>
>
>
>
>
> Pada 3 Juli 2014 08.48, zulheri rambo <rzulh...@gmail.com> menulis:
>
> Aslm mamak jb nan ambo hormati..klu seandainyo pilihan keyakinan ambo..dan
>> ambo nan mambuka jati diri ko..dianggap salah..melalui palanta ko..ambo
>> minta maaf dan kapado saluruah dunsanak ..indak basabuik namo dan indak ba
>> imbau gala..maafkanlah kesalahan ambo..seandainyo ambo harus dikaluakan dr
>> palanta ko..ambo tarimo jo ikhlas dan balapang dado..mengenai urang
>> padusunan nan abs sbk..silahkan mamak cek dikampung..anak2 mudo kito..dan
>> mulai saat iko ambo ndak ka manjawab bhsn ttng ahmadiyah..tapi klu mamak
>> ingin menasehati ambo silahkan hub email rzulh...@gmail.com dan hp
>> 085252290134
>> Tp ambo minta mamak jan terlalu jauh batindak..sampai status kasuku ambo
>> dipermasalahkn..karno urang gaek ambo dan famili dikampuang alun tau jo
>> keyakinan ambo...rubah lah ambo dg cara islami..bahaso qurannyo mujadalah
>> dg caro nan elok..jan lah mancik sikua dilakak urang sakampuang..tapi klu
>> mamak msh ingin melaksanakn juo..lahaula wala quwwata illa billah..cukuplah
>> alloh tampek ambo balinduang...,,,asa mamak tau perjalann ambo di ahmadiyah
>> bukan tanpa telaah..ambo urang nan gilo dalm ba agamo...dari tarikat
>> satariyah ambo mangaji..rifaiyah dan qadiriyah naksabandiyah..ambo
>> dalami..jemaah kuba ambo masuki..dan ikhwanul muslimin diindonesia
>> partainyo pks ambo ikuti..balabuah diahmadiyah qadiyani..tabuka sagalo
>> kunci..islam nan hidup..dan ambo bukan katak dlm tampuruang..pendeta ambo
>> kawani..injil ambo punyoi..hikmah budha ambo baco.
>> jadi kan siap manarimo masukan dg caro islami..la ikraha fiddin
>> Salam
>> Zul
>> 44 thn
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke