Manyo sanak Mantari SUtan...kok mangana carito lamo yo kadang tabik galak tabik lo sadiah wak dek e yeh...pengalaman sanak mantari ko yo bana langkok...antah kama ka cari lai pengelaman nan bantuak iko kini. Salamaik lah mantari..ado ciek lai pengalaman awak, kalau lai sato mantari baiak KMS jo Transport ka jawa tolong tambahan snek ka dalam carito ko nanti Kalau mantari pernah naiak KMS jo Transport ado duo jenih lagu nan ndak asiang di talingo partamo lagu indang Mendiang Tiar Ramon dan Ely Kasim dan kaduo saluanag jo rabab nan bacarito... Sakian dulu...ari lah laruik ambo ka lalok lai bisuak ka manjojo ka pakan.. Salamualaikum...
Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sedari kecil saya sudah tertarik memperhatikan bus antar kota antar provinsi. Ketertarikan ini mungkin muncul karena saya dibesarkan di Singkarak. Sebuah nagari yang dilalui jalur lintas sumatera. Beberapa nama bus yang melayani rute Lintas Sumatera masih melekat di kepala saya. Sebut nama ANS, NPM, APD, Merah Sari, Manila, Manila Jaya, Taruko, HZN (ini rute Bangko atau Jambi), Labana, Gumarang Jaya, Satu Nusa, ALS, Liberti, dan Makmur. Atau Bengkulu Indah, yang panjang dan berwarna hitam. Semua melewati lintas sumatera di pesisr danau singkarak. Beberapa bis berhenti di rumah makan di tepian danau singkarak. Menyebut nama lagi, ada Nusantara, Bungo Palo atau Angin Berembus di Ombilin sana. Salah satu kenangan yang saya catat dalam memperhatikan liuk lenggok bus di lintas sumatera adalah ketika bus berbelok di sebuah tikungan di Singkarak. Tikungan cukup tajam dan memiliki pohon rindang di sisi luarnya. Letaknya berdekatan dengan ojek wisata danau singkarak. Disana disebut pesanggrahan. Bus yang melewati daerah sini biasanya akan mengerem, mengeluarkan engine break (jembrik-istilah awake) dan akan terdengar seperti terkentut. Saya senang sekali menyaksikan adegan tersebut sembari berharap ada di dalam. Berjalan dan berpetulang ke negeri lain. Lama baru saya berkesempatan bisa mencoba bus gadang ini. Baru setelah kelas 3 SD, saya berkesempatan mencoba naik bus seperti ini. Sebelumnya hanya mendengar cerita kawan-kawan, tentang pengalaman mereka naik bus ke Jakarta, Palembang, bengkulu dan seterusnya. Di masa penantian ini, saya hanya bisa menggambar bis-bis ini. Lengkap dengan barang bawaan di atas atap, yang menggumpal-gumpal tinggi. Bis paforit yang saya gambar adalan NPM dan ANS. Sesekali menggambar Bengkulu Indah. Dinding bis sengaja dibuat warna hitam menggunakan pensil. Di kaca akan di tulis, Full AC. Lalu wiper akan dibuat dari atas. Kaca bus dibikin dua sisi. Ada bingkai di tengah kaca depan. Pengalaman pertama naik bis besar ini, cukup memprihatinkan. Baru sejam berjalan, saya sudah mabok darat. Pakai muntah segala. Kali itu kami sekeluarga ke kota Medan naik bus NPM. Ada dunsanak yang hendak dituruik sekalian berlibur panjang. Lalu pernah sekali ke Jakarta ketika SMP, naik bus Gumarang Jaya ekonomi. Sudah tidak mabok darat lagi. Dan sudah mulai bisa menikmati perjalanan. Lengkap dengan cerita berhenti di Rumah Makan, ban pecah dan sebagainya. The real adventure with the bus bagi saya adalah ketika kuliah di tanah jawa. Sebagai mahasiswa dengan ekonomi pas-pasan, tentulah ketika lebaran dan libur panjang tiba hanyalah ekonomi kelas yang masih bisa dijangkau. Paling banter adalah jumbonya ANS atau NPM. Terutama pas lebaran tiba, disaat demand bus ke ranah minang sangat tinggi. Jangan harap bisa naik di jalan dengan harga murah seperti musim libur panjang kuliah. Hampir semua bis rute Jakarta-Padang sudah saya naiki. Semua kelas bus juga sudah pernah saya coba. Bahkan saya pernah menaiki busnya orang jawa yang bernama Timbul Jaya. Pengalaman naik bus pulang dan dari kampung ini sangat membekas sampai hari ini. Bermacam-macam kejadian sudah saya alami. Kalau hanya sekadar pecah ban di pesawangan, AC ngadat tentu sudah biasa. Nyaris berkelahi ama cingkariak (entah kenapa di bus minang, sebagian besar kondektur dipanggil ucok?) juga sudah saya alami. Ceritanya bus yang saya tumpangi, tak pernah berhenti dirundung masalah. Mulai dari pecah ban beberapa kali, lalu saluran solarnya tersumbat-sumpat pula. Tentu ketika kejadian ini sangat tidak mengenakkan bagi kita semua yang berada di dalam bus. Semua?? Tidak juga sih, ada sepasang muda-mudi yang sepertinya berharap bis selalu dirundung masalah. Biar mereka punya kesempatan berduaan semakin lama. Orang ini selalu lengket berdua. Pernah saya menoleh ke tempat mereka duduk di jam 2 pagi. Ketika sebagian besar penumpang sudah tertidur. Muda-muda ini terlihat sedang berciuman. Di bibir pula. Kalau kegiatan bagian tubuh yang lain, saya tak terlalu tahu. Kembali ke cerita nyaris berkelahi dengan kondektur. Jadi, ketika bus dirundung masalah sopir 2 dan knek adalah orang yang paling sibuk bekerja memperbaiki situasi. Kalau sopir satu, biasanya hanya mengawasi sambil ngomel-ngomel mencikaraui. Pada suatu ketika, bis sudah sering berhenti karena masalah tak rundung berhenti. Si knek dan sopir dua sudah terlihat lelah. Penumpang juga sudah terlihat bosan dengan semua kejadian ini. Di tengah enaknya melaju, bus mulai terangguk-angguk. Sopir satu sudah teriak-teriak memanggil si Ucok dari depan. Bis pun menepi. Si Ucok lambat merespon teriakan si sopir. Penumpang gelisah bercampur kesal karena perjalanan terhambat lagi. Dalam situasi ini, salah seorang penumpang menyeletuk. "Cok, dangakanlah ketua waan tu ha". Lau saya timpali, "antah ka bilo kito sampai ko" Lalu celetukan makin berkembang. Sarkatis mengomentari perjalanan panjang ini. Entah kenapa, Si Ucok tak tahan lagi pada kami. Mengamuklah si Ucok, berdiri di depan ia mengacungkan obeng pada kami dengan mata melotot tentunya. "Mangecek juo lah sakali lai, mandapek kalian beko". Kami akhirnya diam, sambil senyum-senyum kecil antara kami. Lalu si sopir teriak menenengkan si ucok. Lalu mereka turun, memperbaiki saluran solar yang mampet. Setelah kejadian itu, bus seperti berhenti ditimpa masalah. Perjalanan lancar. Si Ucok masih diam-diam saja pada kami penumpang laki-laki. Sepertinya ia masih marah. Ketika berhenti di rumah makan dan menunggu penumpang lain naik. Kami merokok-rokok di depan rumah makan. Ucok menghampiri, lalu ia minta maaf. Katanya ia emosi tadi, maklumlah katanya bis tak pernah berhenti dihadang masalah. Dan ia sudah letih, dan emosinya tersulut mendengar celetukan kami. Kami sebenarnya sudah paham dengan situasi ini, segera memaafkan Ucok. Di dalam bis, situasi mulai normal. Ucok sudah bisa bercerita dan bercanda dengan para penumpangnya. Sekian terima kasih Mantari/29 PS: 1. Masih ada cerita unik pulang kampung dengan bus: Bencong yang sudah operasi dada, buka baju ketika AC mati. Sopir ngerjain penumpang yang kebelet pengen BAB dst.. 2. Salam untuk new setra dan OH Prima... --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---