Assalamu'alaikum Wr. Wb. dinda Donard,
maaf agak lamo baru bisa melanjutkan lagi topik ini.

Sebelum mengancik lebih jauh soal riba, ambo tertarik pada satu lontaran
pendapat dinda Donard di bawah ini. Mungkin satu topik ini saja dulu yang
kita cermati biar lebih fokus.

___

DG:
Jadi, pandapek ambo, BS dan LKS penting, tapi itu akan berdampak luas kalau
dimulai dari peningkatan produktifitas suatu masyarakat (Minang).
___

ANB: Ini yang selalu menjadi dilema klasik, apakah: peningkatan
produktifitas dulu baru membenahi fondasi sistemik, atau membenahi fondasi
sistemik dulu baru beraktivitas dan produktif?

Dalam kegiatan bernegara, cara pertama yang dipakai. Yang penting "merdeka
dulu, pembenahan sistem belakangan". Kira-kira begitu ya.

Dan dalam model-model pertumbuhan ekonomi (termasuk yang diterapkan
Indonesia), masalah pertumbuhan (produktivitas) juga selalu menjadi
prioritas. Baik berdasarkan warisan pendekatan neoklasikal atau stokastik.
Tetapi ternyata hasil dari pendekatan "peningkatan produktifitas" ternyata
lebih sering menciptakan bubble dan krisis, seperti krisis global 2008.

Menariknya, saat itu Vatikan berpendapat bahwa krisis ekonomi itu bisa
diatasi jika Ekonomi Islam yang berlaku. Ini beberapa tautan yang relevan:

Vatican Paper Supports Islamic Finance. France Wants Its Share of Sharia
Banking
http://www.brusselsjournal.com/node/3819

Analisis mencerahkan mengapa Vatikan "mendadak jatuh cinta" dengan sistem
ekonomi syariah dilakukan oleh Profesor Ismail Ozsoy, Guru Besar Ekonomi di
Universitas Fatih, Turki.

Why did the Vatican suggest Islamic finance?
http://www.todayszaman.com/op-ed_why-did-the-vatican-suggest-islamic-financeby-ismail-ozsoy-_307052.html

Dengan kata lain, belumkah tiba saatnya bagi kita umat Islam -- khususnya
masyarakat Minangkabau -- untuk berpikir dengan membalikkan logika yang
selama ini dipakai? Bahwa jangan-jangan pendekatan "produktifitas lebih
dulu ditumbuhkan" sebelum kita bicara ekonomi syariah, sesungguhnya justru
sudah tidak relevan. Pendekatannya harus dibalik back to basic: kuasai dulu
prinsip-prinsip ekonomi syariah, baru setelah itu berniaga.

Karena seperti diingatkan dengan sangat hati-hati oleh Sayyidina Ali bin
Abi Thalib r.a. bahwa, "Barangsiapa yang melakukan perniagaan sebelum
mempelajari fikih (muamalat), pasti dia akan terjerumus ke dalam riba. Dia
akan terjerumus, dan terjerumus."

Jika Ali r.a. sampai tiga kali menyebutkan kata "terjerumus", bukankah itu
menyiratkan adanya satu bahaya sangat besar yang menunggu orang-orang yang
berniaga (tanpa memperkuat fondasi pemahaman fikih muamalat lebih dulu)?

Satu contoh kecil yang sering ambo dengar dari beberapa da'i yang mendalami
ekonomi syariah sampai pernyataan dari doktor ekonomi Islam adalah kisah
yang terdengar seperti kelakar ini:

Lebih Islami mana akad makan di warung Padang atau makan di KFC/McDonald's?

Jawabannya:
lebih Islami akad di KFC/McDonald's karena orang membayar LEBIH DULU
sebelum makanan masuk ke dalam perutnya. Harga sudah jelas, pembeli bisa
memutuskan untuk jadi atau tidak jadi membeli, dan akad sudah terjadi.
Sehingga apa yang dimakan adalah MILIK pembeli.

Sementara di warung Padang, apa yang pembeli makan secara hakikat BELUM
menjadi milik pembeli karena akad terjadi kemudian. Dan ini yang
menimbulkan potensi kisruh karena pedagang bisa (tidak semua) menerapkan
tarif makanan semaunya, dan pembeli merasa *dipakuak *padahal makanan sudah
masuk perut.
Kalau pun si pembeli membayar, dia membayar bisa disertai dengan rasa
amarah/tertipu, minimal perasaan tidak ridha karena merasa terpaksa.

Padahal perasaan ridha antara kedua pihak (penjual dan pembeli) itu
merupakan syarat utama terjadinya sebuah transaksi yang penuh keberkahan.
(QS: 4:29).

Dengan kata lain: sebelum berikhtiar memperkuat jejaring Minang
(Minangkabau Networks) terutama di bidang usaha dengan segala nilai tambah
yang diinginkan, ternyata sudah menunggu sebuah PR besar bagi seluruh
stakeholders Minangkabau: yakni bagaimana membuat transaksi di warung dan
RM Padang menjadi lebih syariah, minimal sesuai dengan fikih dalam mazhab
Syafii yang merupakan anutan mayoritas masyarakat.

Menurut ambo, ini satu problem mendasar yang terabaikan (*overlooked*),
karena bahkan sistem jual-beli (*bai'*) di kantin kampus-kampus atau
kantor-kantor sekarang ini sudah banyak yang menerapkan "bayar dulu di
depan, baru makan" yang lebih syar'i *compliance *ketimbang sistem akad di
RM Padang yang kita ketahui bersama.


Allahu a'lam.

ANB
46, Cibubur.





Pada 14 November 2014 11.14, Donard Games <donardga...@gmail.com> menulis:

> Mokasi Uda ANB, jadi masukan dan pengingat bagi ambo.
>
>
> Ini pemikiran besar dan mendasar dalam hal mengubah masyarakat dan
> peradaban.
> *dibutuhkan satu paradigma yang lebih fundamental dalam melihat atau
> membuat teori tentang Minang Networks ini yang bukan hanya sekadar berbasis
> pada asumsi-asumsi ekonomi atau sosiologis-antropologis semata seperti
> upaya-upaya yang sudah dilakukan selama ini yang terbukti tidak pernah bisa
> membuat kekuatan sejati Minang Networks (ANB, 2014)*
>
> Sangat setuju akan bahaya riba dan pentingnya ekonomi berbasis syariah
> (keadilan).
>
> Terkait Minang network sd dan isu2 di atas, ada 1 poin tambahan ambo:
>
> *Pintu riba dan konsekuensi tertindas akibat riba akan lebih terbuka
> manakala orang Minang tidak mampu tampil produktif*.
> Mengapa berdagang/berproduksi halal? Salah satunya menurut ambo karena ada
> unsur produkttifitas dan pengambilan keuntungan yang tidak berlebihan. Dulu
> networks ampuh menggerakkan ekonomi karena berdagang saja (tanpa nilai
> tambah yang banyak) sudah cukup, sekarang tidak.
>
> Islam sangat mengajarkan Muslim untuk produktif daripada konsumtif. Oleh
> karena itu, misalnya, petani mendapat tempat terhormat:
>
> *Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh
> tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS Yaa Siin 35).*
> *Tiada seorang Muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan
> oleh burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala
> di atas hal itu." *(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
> *Andainya kiamat tiba dan pada tangan seseorang daripada kamu ada sebatang
> anak kurma, maka hendaklah dia tanpa berlengah-lengah lagi menanamkannya." *
> (Hadis riwayat Imam Ahmad).
>
>
> Tanpa produktifitas, ekonomi melemah, posisi terjepit, akhirnya tidak
> berdaya. Tidak berdaya, maka kita akan terus tergerus ekonomi riba.
>
> Jadi, pandapek ambo, BS dan LKS penting, tapi itu akan berdampak luas
> kalau dimulai dari peningkatan produktifitas suatu masyarakat (Minang).
>
> Salam
> Donard
>
>
>
>
>
>
>
> 2014-11-13 18:49 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>
>> Dinda Donard,
>>
>> Kalau awak baliak ka *maqashid al syari'ah* (the ultimate goals of
>> shariah) yang awalnya diperkenalkan Al Ghazali sebagai konsep muamalat tapi
>> lama terpendam dan baru belakangan ini menjadi konsep yang paling sering
>> dibicarakan dalam setiap diskursus tentang Ekonomi Syariah, maka salah satu
>> kaidah fikih yang banyak dikutip dan digunakan adalah ucapan Ali bin Abi
>> Thalib r.a.:
>>
>> "Barangsiapa yang berniaga SEBELUM mempelajari fikih (muamalah), maka dia
>> akan terjerumus riba. Dia pasti akan terjerumus, pasti terjerumus."
>>
>> Kekhawatiran Ali r.a. -- sampai menyebut tiga kali terjerumus --
>> merupakan sinyal betapa ringkihnya posisi pedagang yang sebetulnya berada
>> di tubir jurang besar bernama riba. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak
>> pemahaman masyarakat tentang riba sangat elementer, hanya pada bunga
>> tradisional "pinjam 10 kembali 11" yang merupakan riba jahiliyah, padahal
>> menurut Nabi dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah dan al Hakim, riba
>> itu punya 73 pintu dan pintu yang paling mudah adalah "an yankiha-r rajulu
>> ammahu" -- seperti seseorang yang menzinahi ibunya sendiri.
>>
>> Naudzubillahi min dzalik. Itu baru dosa riba yang "teringan". Bayangkan
>> sisa 72 pintu riba lainnya yang lebih berat.
>>
>> Di hadits lain yang diriwayatkan Imam Ahmad, Nabi bersabda "Seseorang
>> yang melakukan riba meski hanya satu dirham namun dia mengetahui, dosanya
>> lebih buruk dari berzinah 36 kali."
>>
>> Berapa satu dirham itu? Jika dikurs ke dalam rupiah, kira-kira Rp 50 ribu
>> rupiah!
>> Bayangkan betapa berat dosa riba, meski "hanya" 50 ribu tetapi setara
>> dengan dosa pezina yang melakukan 36 kali tindakan lancungnya.
>>
>> Dengan kata lain, dibutuhkan satu paradigma yang lebih fundamental dalam
>> melihat atau membuat teori tentang Minang Networks ini yang bukan hanya
>> sekadar berbasis pada asumsi-asumsi ekonomi atau sosiologis-antropologis
>> semata seperti upaya-upaya yang sudah dilakukan selama ini yang terbukti
>> tidak pernah bisa membuat kekuatan sejati Minang Networks.
>>
>> Sementara trend global kini, bahkan di negara-negara non-muslim seperti
>> dinda Donard mungkin juga ikuti, berlomba-lomba orang mulai menerapkan
>> ekonomi syariah melalui instrumen perbankan syariah dan banyak LKS lainnya.
>>
>> Salam,
>>
>> ANB
>>
>>
>> Pada 12 November 2014 18.22, Donard <donardga...@gmail.com> menulis:
>>
>> Kalau di ranah, halal sangat mungkin Lai Pak walau indak ado
>>> sertifikatnyo, tapi yang toyyiba banyak yang alun.
>>>
>>> Dari mambuek roti, karupuak sanjai, sampai taranak ayam ambo liek ado
>>> beberapa yg indak sehat bahan2nyo.
>>>
>>> Salam
>>> Donard
>>> ------------------------------
>>> From: 'ZulTan' via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
>>> Sent: ‎12/‎11/‎2014 3:33 PM
>>> To: rantaunet@googlegroups.com
>>> Subject: Bls: [R@ntau-Net] Minang networks
>>>
>>>
>>> Di VivoCity Mall Singapura, sejak tahun ini food court-nya jadi dua.
>>> Yang kanan semuanya berstiker "halal" dan ditempelkan di etalase kaca
>>> pajangan, termasuk penjaja minuman dan juice.  Yang kiri tanpa stiker halal
>>> dan aromanya pun tak islami.  Sebelum berstiker kalau ditanyo apokah
>>> halal?  Jawabannyo, "No pork, no lard" tanpa maiyokan halal tidaknyo.
>>> Ambo alun basuo food court berstiker halal di kota-kota Indonesia yang
>>> sempat ambo kunjungi.
>>>
>>> Salam
>>> ZulTan
>>>
>>>
>>>   Pada Rabu, 12 November 2014 12:00, Donard Games <donardga...@gmail.com>
>>> menulis:
>>>
>>>
>>> Mokasi Pak Aslim.
>>>
>>> Sangat membanggakan urang awak.
>>>
>>> Jadi  dari sisi marketing Malaysia jaleh positioning-nyo di bidang halal
>>> dan itu bersamaan dg dan didukung oleh riset dan teknologi.
>>>
>>> Nan dek awak, paling potensial (?) mungkin Minangkabau jadi pioneer
>>> sharia tourism di Indonesia dan di dunia
>>>
>>> salam
>>> Donard,34
>>>
>>> 2014-11-12 12:24 GMT+08:00 Aslim Nurhasan ST SATI <as...@rantaunet.org>:
>>>
>>>
>>> sakadar info +an, tantang HALAL di Malaysia
>>>
>>> *Rang Mudo Agam*, *Prof **Irwandi Jaswir* nan manjadi *Direktur
>>> International Institute for Halal Research and Training (INHART),
>>> International Islamic University Malaysia (IIUM)*
>>>
>>> https://www.facebook.com/irwandi.jaswir
>>>
>>>
>>>
>>> 2014-11-12 7:13 GMT+07:00 Donard Games <donardga...@gmail.com>:
>>>
>>> alun tau ambo ttg Zilzar, tarimokasi Da ANB.
>>>
>>> Sakileh tadi liek iko inisiatif Malaysia. Dari konferensi Islamic
>>> Marketing di Malaysia beberapa waktu lalu, ambo maliek Malaysia serius
>>> garap pasar halal (Muslim). Konsisten dg diadakannya pameran produk halal
>>> (MIHAS) dll. Awak lai tau potensi pasar ko, tapi tetap agak tatingga.
>>>
>>> salam
>>> Donard
>>>
>>> 2014-11-12 6:07 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>>>
>>> Dek karano dinda Donard manyabuik Alibaba (Group) nan kini marupokan
>>> e-commerce company terbesar di dunia,
>>> apakah sudah dengar bahwa dari dunia muslim baru saja diluncurkan Zilzar
>>> yang diikhtiar untuk menandingi Alibaba, juga Amazon.com?
>>> selain untuk memastikan kehalalan seluruh produk yang dijual.
>>>
>>> Silakan cek kontennya di www.zilzar.com dan ulasan tentang Zilzar di
>>> harian Inggris prestisius The Guardian:
>>>
>>> http://www.theguardian.com/world/2014/oct/31/zilzar-com-islamic-answer-amazon-halal-products-services
>>>
>>> Semoga bermanfaat untuk tambahan referensi.
>>>
>>> Salam,
>>>
>>> ANB
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> Pada 11 November 2014 08.46, Donard Games <donardga...@gmail.com>
>>> menulis:
>>>
>>>
>>> *Minang netrworks itu definisinya apo dinda Donard?*
>>>
>>> definisi ambo: bakongsi ala urang Minang, da ANB-sapadan jo quanxi di
>>> Chinese entrepreneurship.
>>>
>>> Ini sudah dibahas pulo di palanta ko sabalumnyo, tapi memang rancak kito
>>> bicarakan karano penting.
>>>
>>> Salah satu alias diantaro banyak yang lain penyebab mengapa:
>>> 1. sulit tumbuh usaha (baru) inovatif dari Minang (samo jo pandapek Pak
>>> ZulTan)
>>> 2. usaho yg ado sulit berkembang (naik kelas) menjadi besar
>>>
>>> adolah karano indak ado karajo samo (Ahh lagu lamo... iyo, tapi rancak
>>> taruih dinyanyian;)
>>>
>>> Dulu kito bahas di palanta bahaso urang Minang talampau banyak bamain di
>>> ritel (hilir) dan jarang bamain di hulu-itu karano indak ado karajo samo.
>>>
>>> Dulu Chinese entrepreneurs samo pulo jo kito, tapi mereka indak
>>> salamanyo bamain di hilir. Kalaupun iyo alah bamain jo teknologi. Contoh:
>>> Huawei, Tabao (alibaba dll).
>>>
>>> Karano itu pulo manuruik pangalaman ambo yg cuma sempat 2 th
>>> bakomunikasi jo UKM di ranah, makin muda (calon) pengusaha Minang, makin
>>> individualis inyo, karano indak ado pemanfaatan jaringan Minangkabau yg
>>> tabantuak sabalumnyo. Akibaiknyo, usao gadang surang2, mati surang2,
>>> jaringan makin usang. Samo sajo jadinyo jo tampek urang.
>>>
>>> kalau cubo ditanyo ka mahasiswa unand hari ko, ambo yakin mereka lai
>>> namuah jadi wirausahawan, tapi gamang takuik kalau disuruah bana
>>> mancubonyo-ambo lah buktikan dalam penelitian sebelumnya.
>>>
>>> Di siko ado pulo andil pemerintah sebagai pembuat kebijakan-karano itu
>>> ambo langsuang tertarik membahas kewirausahaan dan kebijakan yg adil yg
>>> terakhir ko sempat Da ANB sampaikan di palanta.
>>> Salam,
>>> Donard
>>>  --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> --
>>>
>>> *****
>>> *MINANGKABAU*
>>> *| Surau | Dangau | Lapau | Rantau*
>>> *| Moral knowing | Moral feeling | Moral action*
>>> *| Learning to know | Learning to be | Learning to do | Learning to live
>>> together*
>>> *| World's Heritage and Noble Indonesian Culture | World's Paradise*
>>>
>>> *| Ranah Surgawi*
>>>
>>> Salam Ta'zim
>>> ---------------------------------------
>>> *Aslim Nurhasan ST SATI*
>>> *|* http://www.haragreen.co.id/ | as...@haragreen.com
>>> | +62811918886 @aslimnurhasan 29C01B7C | ®
>>>  --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib
>>>
>>>
>>> [The entire original message is not included.]
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>>
>>  --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke