Mokasi banyak Da ANB, jadi pelajaran untuak ambo.

Maksud ambo mamasuakan Cino, Turki, dan Indonesia labiah ka kanyataan bahwa
kekuatan ekonomi (daya saing, inovasi) akan menaikkan kekuatan dan
pengaruh  suatu bangsa, suku bangsa, termasuk ideologi dan sistem yang
dimilikinya. Di OZ sajo urang mampalajari konsep Confucianism, banyak
institutnyo di universitas2 siko. Dalam hal mata uang saja, US dulu takut
Euro menjadi dominan, takut Yuan yg perannya powerful. Liat saja Rupiah yg
mudah digoyang oleh spekulan, bantuak indak baharago sajo. Baa tu rupiah
malamah, paniang PhD mamikiannyo.

Cubo kalau urang Minang dengan Ekonomi sharia maju, pasti banyak nan kagum
dan maniru, indak paralu pakai embel2 daerah istimewa. Konsep Grameen Bank
Muhammad Yunus dari Bangladesh diekspor sampai ka US karano ado hasianyo.

Salain itu produktivitas, kewirausahaan, manuruik ambo idealnyo bukan
pangusaha sajo, di segala profesi karano yang penting adalah nilai tambah
dan manfaat yg bisa kita masing2 berikan.

Cuma memamng masih banyak pertanyaan. Baa tu, misalnyo, penelitian di Unand
indak banyak dimanfaatkan industri? Itu otokritik juo bahwa unand alun
produktif. Baa mangko UKM di Sumbar ndak banyak bermitra jo BS? Itu panjang
pulo diskusinyo.

Iyo, da ANB, ambo pikia yg lain banyak punyo konsep masing2 nan paralu ambo
simak pulo.

Semoga ado nan mananggapi dan jadi masukan pulo.

salam
Donard

2014-12-04 10:32 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:

> Dinda Donard n.a.h:
>
> 1. Pangsa pasar bank syariah di Indonesia lebih tepatnya masih di kisaran
> 5-5,5 %, jauh di belakang Brunei (ca. 50-55%), Malaysia (25%), bahkan
> Singapura yang baru mempunyai bank syariah pertama pada 2009, tapi sudah
> punya pangsa pasar di atas 5 %. Tak tanggung-tanggung, Singapura yang
> non-muslim sudah "memproklamasikan" diri untuk menjadi salah satu pusat
> keuangan ekonomi Islam, atau menjadi kota non-muslim ketiga yang menyatakan
> niat itu setelah New York dan Seoul.
>
> Di level negara non-muslim, tahun ini juga Afrika Selatan menjadi negara
> non-muslim ketiga yang menerbitkan sukuk sebagai instrumen mendapatkan dana
> segar (setelah Inggris dan Hong Kong). Tiga bulan lalu, investment bank
> Goldman Sachs (yang jelas non-muslim) menorehkan prestasi mengejutkan
> ketika berhasil mendulang dana dari pasar syariah sebesar US$ 500 juta.
>
>
> http://www.bloomberg.com/news/2014-09-16/goldman-sachs-is-selling-500-million-in-first-sukuk-sale.html
>
> Di Indonesia, negeri dengan populasi muslim terbesar (80%), pangsa pasar
> sukuk baru 7%, atau hanya 1/10 dari Malaysia yang sudah mencapai 70%
> padahal jumlah warga muslim mereka di bawah Indonesia, sebanyak 65% dari
> populasi.
>
> Bayangkan akan seperti apa kondisinya jika kota-kota (dan negara-negara)
> lain, termasuk non-muslim, saling "ber-fastabiqul khairat" dalam
> mengembangkan perbankan syariah sementara Indonesia, wa bil khusus Sumbar, 
> *hanap-hanap
> *saja (tidak mengembangkan perencanaan sistematis) dengan hanya terus
> berbangga diri pada slogan ABS-SBK.
>
> Karena itu jika inti dari Minang Networks adalah penekanan pada
> kewirausahaan (*tijarah*) etnis Minang, maka perhatian pada pengembangan
> bank syariah (minimal unit usaha syariah) sebagai tulang punggung
> perekonomian rakyat badarai menjadi sangat vital. Kecuali jika kita bisa
> melihat dengan ikhlas dalam 5 tahun ke depan, pusat-pusat keuangan Islam
> pun akhirnya dikuasai oleh NYC, Seoul atau Singapura seperti mereka telah
> buktikan dengan menguasai pusat-pusat keuangan konvensional non-syariah.
>
> Menurut ambo (yang non-pengusaha) isu yang lebih penting sekarang bagi
> Sumbar adalah bagaimana dengan ABS-SBK itu Sumbar menjadi lokomotif sistem
> perbankan syariah di tanah air, syukur-syukur di tingkat regional.
> Sumbar/Minangkabau sebagai "lumbung" para pengusaha-para ulama, seharusnya
> bisa menjadi contoh terdepan dengan Padang/Bukittinggi sebagai kota yang
> menjadi acuan para praktisi perbankan syariah dari seluruh dunia.
>
> Jangan sebaliknya, 5-10 tahun lagi, putra-putra terbaik Minangkabau
> belajar ekonomi dan perbankan syariah ke NYC, Seoul atau Singapura. Kalau
> itu yang terjadi, *onde mandeh*, "Apa kata dunia?"
>
> Tetapi skenario pesimistis itu bisa saja terjadi kalau kondisi
> keuangan/perbankan syariah di Sumbar sendiri tidak bangkit dan bergerak
> cepat mengejar ketertinggalan, malah mengendor.
>
>
> http://kinciakincia.com/baca/1159/bank-bank-syariah-di-sumatera-barat-terdepresiasi
>
> 2.  DG: "Baa tu China dan US saling menghormati salah satunya karena
> mereka saling mengunci".
>
> Bukankah "saling mengunci" itu yang dalam teori ekonomi disebut *comparative
> advantage *(CMIIW) karena tak ada satu pun dari mereka yang benar-benar
> memiliki *absolute advantage, *sehingga bisa saling membutuhkan/mengunci
> seperti itu.
>
> DG: "Cubo kalau Cino negara Muslim dan bercita2 menggunakan semacam Dinar,
> tantu lah tabedo US."
>
> Pengandaian seperti ini menjadi mubazir karena Cina tentu akan
> mengaplikasikan nilai-nilai ekonomi berdasarkan kepercayaan (mayoritas)
> warga mereka sendiri. Tugas untuk mengimplementasikan nilai-nilai ekonomi
> berdasarkan keyakinan Islam akan kembali menjadi tanggung jawab muslim dan
> negeri-negeri Islam atau memiliki mayoritas populasi muslim sendiri. Bukan
> tugas masyarakat atau pemerintah negara lain.
>
> Pertanyaannya: cukup yakinkan muslim Indonesia, dalam hal ini etnis
> Minangkabau, dengan kekuatan sistem keuangan syariah yang sejak 2009 sudah
> disebutkan Vatikan sebagai solusi bagi sistem ekonomi dunia konvensional?
>
>
> 3.  "Baa tu Erdogan dari Turki makin bagak dan lai di danga? Karano
> ekonomi Turki menguat."
>
> Kalau pertanyaan dinda Donard dilanjutkan, "Kenapa ekonomi Turki menguat?"
> Mungkin salah satu jawabannya adalah karena Erdogan (dan masyarakat Turki)
> semakin percaya pada sistem keuangan syariah.
>
> Sistem perbankan syariah mereka yang baru efektif berjalan di awal era
> 2000 -- atau tertinggal hampir satu dekade dibanding Indonesia -- pada
> akhir 2013 sudah memperoleh pangsa pasar 6.1 % atau melebihi Indonesia.
>
>
> DG: "Dalam realitanya, sampai saat ini pasar keuangan syariah masih
> didominasi mereka yang memang pecinta sharia. Bagi tipe kalkulator (untung
> rugi) ataupun yang indak punyo ikatan emosional mereka masih caliak2 sajo.
> Misalnyo kalau dihitung2 mambali rumah dengan menggunakan sharia di
> Australia dan menggunakan sharia hampia samo jatuahnyo, mako banyak yang
> indak keberatan kalau harus mengunakan bank konvensional."
>
>
> Jangankan di Australia, di Indonesia yang mayoritas muslim  pun, sampai
> kini masih lebih banyak nasabah yang lebih suka menggunakan bank konven
> dibandingkan bank syariah. Tentu banyak penjelasan bisa diberikan dari
> berbagai sudut: pengetahuan tentang keuangan syariah, sampai kemudahan
> aplikasi di lapangan ("berurusan dengan bank syariah ruwet" atau "malah
> menyulitkan nasabah" dsb, adalah keluhan yang lazim terdengar di
> Indonesia).
>
> Tetapi di luar wilayah keuangan syariah (khususnya bank syariah) yang
> merupakan bagian kecil dari perubahan paradigma ini, salah satu penyebab
> utamanya adalah karena masyarakat kita (sama seperti masyarakat modern pada
> umumnya) sudah terbiasa melihat, dan dibesarkan dengan, kacamata "profit".
> Semua urusan dilihat dari sejauh apa "profit" bisa didapat jika kita
> terlibat di dalamnya. Kalau tidak ada "profit" atau hanya tipis yang tak
> sesuai dengan usaha, ya wassalam saja. Carilah peluang kerjasama dengan
> yang bisa memberikan "profit" terbesar, menurut paradigma
> konvensional-materialisme ini.
>
> Padahal paradigma muamalah Islam (di mana sistem ekonomi dan perbankan
> Islam hanyalah salah satu di dalamnya) ditujukan untuk mencapai *maslahah*
> (profit + berkah Allah Swt). Profit menjadi tak berarti kalau berkah Allah
> tak ada. Atau jika dibalik, profit boleh saja kecil, namun dengan berkah
> Allah di dalamnya, itulah *maslahah* yang harus dikejar.
>
> Di negara-negara di mana bank syariah berkembang pesat (seperti contoh
> Singapore, UK, Hong Kong, Afsel atau kota-kota non-muslim seperti Seoul dan
> NYC pada contoh di atas)  sudah menunjukkan bahwa "tipe kalkulator (untung
> rugi) yang indak punyo ikatan emosional mereka masih caliak-caliak sajo"
> seperti dinda Donard sebutkan, ternyata terpatahkan bukan? Mereka sudah
> tidak lagi "caliak-caliak sajo" tapi menjadi "perambah hutan" meski besar
> kemungkinan alasan ketertarikan mereka mendalami keuangan syariah bukan
> berdasarkan alasan syariah tetapi tetap karena melihat adanya potensi pasar
> yang sangat besar di masa depan setelah sistem keuangan konvensional mulai
> memasuki masa jenuhnya.
>
> Sementara bagi negara-negara Islam seperti Malaysia, UAE, Arab Saudi,
> Sudan, dll yang menggenjot perbankan syariah, mereka melihatnya dari sisi
> maslahah.
>
> 4. Kesimpulan samantaro ambo: dalam konteks (re)defisini Minang Networks
> ini ke depan, jika sistem keuangan syariah sebagai pilar utama muamalah
> tidak mendapat tempat penting sebagai faktor signifikan, maka Minang
> Networks nantinya tak akan lebih dari agregat dari sekumpulan pedagang
> (warga) etnis Minang saja yang tidak cukup punya peran berarti sebagai
> lokomotif dan agen perubahan sosial.
>
> Tetapi bisa saja kesimpulan ambo salah.
>
> Dan karena di palanta ko juo banyak dunsanak dan para senior yang
> berkhidmat di bidang ekonomi, keuangan, baik sebagai praktisi maupun
> akademisi, semoga para dunsanak dan senior mau mewakafkan ilmu untuk
> memperkaya diskusi ini sehingga tidak hanya menjadi diskusi dua arah antara
> ambo dan dinda Donard sajo.
>
> Baa gak ati tu, dinda?
>
> Wassalam,
>
> ANB
>
>
>
> Pada 2 Desember 2014 21.48, Donard Games <donardga...@gmail.com> menulis:
>
> waalaikumsalam wr wb Uda ANB,
>>
>>
>>
>> DG:
>> Jadi, pandapek ambo, BS dan LKS penting, tapi itu akan berdampak luas
>> kalau dimulai dari peningkatan produktifitas suatu masyarakat (Minang).
>>
>> Berarti ambo indak meniadakan satu untuk yang lain bukan?
>>
>> Produktivitas-pemberian nilai tambah-harus diakui masih kelemahan kito.
>> 1. Baa tu pangsa pasar Bank syariah di Indonesia masih di bawah 10%?
>> Salah satunyo karano umat Islam indak manggunokan sumber dayanyo secara
>> optimal. Wak samo tau dima kekayaan itu beredar sekarang.
>>
>> 2. Baa tu China dan US saling menghormati salah satunya karena mereka
>> saling mengunci. Yang satu produktif di barang2 kelas bawah yg satu kelas
>> atas dan US dollar. Mereka memaksimalkan sumber daya yg mereka miliki. US
>> takuik dollarnyo jatuah, Cino takuik pasarnyo habih. Cubo kalau Cino negara
>> Muslim dan bercita2 menggunakan semacam Dinar, tantu lah tabedo US.
>>
>> 3. Baa tu Erdogan dari Turki makin bagak dan lai di danga? Karano ekonomi
>> Turki menguat.
>>
>>
>>
>> Dalam realitanya, sampai saat ini pasar keuangan syariah masih didominasi
>> mereka yang memang pecinta sharia. Bagi tipe kalkulator (untung rugi)
>> ataupun yang indak punyo ikatan emosional mereka masih caliak2 sajo.
>> Misalnyo kalau dihitung2 mambali rumah dengan menggunakan sharia di
>> Australia dan menggunakan sharia hampia samo jatuahnyo, mako banyak yang
>> indak keberatan kalau harus mengunakan bank konvensional.
>>
>> Sekali lai, bukan berarti meniadakan usaha pengembangan BS karano ambo
>> pacayo kito masih menuju... itu cito2 basamo, tapi seiring peningkatan
>> produktivitas (urang awak jadi produsen daripado sekadar konsumen), akan
>> lebih berjaya Bank Syariah tu. Yang dibiayai bukan hanyo konsumen, tapi
>> usaho produktif makin banyak lo.
>>
>> Salam,
>> Donard
>>
>> 2014-12-02 16:43 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>>
>>> Assalamu'alaikum Wr. Wb. dinda Donard,
>>> maaf agak lamo baru bisa melanjutkan lagi topik ini.
>>>
>>> Sebelum mengancik lebih jauh soal riba, ambo tertarik pada satu lontaran
>>> pendapat dinda Donard di bawah ini. Mungkin satu topik ini saja dulu yang
>>> kita cermati biar lebih fokus.
>>>
>>> ___
>>>
>>> DG:
>>> Jadi, pandapek ambo, BS dan LKS penting, tapi itu akan berdampak luas
>>> kalau dimulai dari peningkatan produktifitas suatu masyarakat (Minang).
>>> ___
>>>
>>> ANB: Ini yang selalu menjadi dilema klasik, apakah: peningkatan
>>> produktifitas dulu baru membenahi fondasi sistemik, atau membenahi fondasi
>>> sistemik dulu baru beraktivitas dan produktif?
>>>
>>> Dalam kegiatan bernegara, cara pertama yang dipakai. Yang penting
>>> "merdeka dulu, pembenahan sistem belakangan". Kira-kira begitu ya.
>>>
>>> Dan dalam model-model pertumbuhan ekonomi (termasuk yang diterapkan
>>> Indonesia), masalah pertumbuhan (produktivitas) juga selalu menjadi
>>> prioritas. Baik berdasarkan warisan pendekatan neoklasikal atau stokastik.
>>> Tetapi ternyata hasil dari pendekatan "peningkatan produktifitas" ternyata
>>> lebih sering menciptakan bubble dan krisis, seperti krisis global 2008.
>>>
>>> Menariknya, saat itu Vatikan berpendapat bahwa krisis ekonomi itu bisa
>>> diatasi jika Ekonomi Islam yang berlaku. Ini beberapa tautan yang relevan:
>>>
>>> Vatican Paper Supports Islamic Finance. France Wants Its Share of Sharia
>>> Banking
>>> http://www.brusselsjournal.com/node/3819
>>>
>>> Analisis mencerahkan mengapa Vatikan "mendadak jatuh cinta" dengan
>>> sistem ekonomi syariah dilakukan oleh Profesor Ismail Ozsoy, Guru Besar
>>> Ekonomi di Universitas Fatih, Turki.
>>>
>>> Why did the Vatican suggest Islamic finance?
>>>
>>> http://www.todayszaman.com/op-ed_why-did-the-vatican-suggest-islamic-financeby-ismail-ozsoy-_307052.html
>>>
>>> Dengan kata lain, belumkah tiba saatnya bagi kita umat Islam --
>>> khususnya masyarakat Minangkabau -- untuk berpikir dengan membalikkan
>>> logika yang selama ini dipakai? Bahwa jangan-jangan pendekatan
>>> "produktifitas lebih dulu ditumbuhkan" sebelum kita bicara ekonomi syariah,
>>> sesungguhnya justru sudah tidak relevan. Pendekatannya harus dibalik back
>>> to basic: kuasai dulu prinsip-prinsip ekonomi syariah, baru setelah itu
>>> berniaga.
>>>
>>> Karena seperti diingatkan dengan sangat hati-hati oleh Sayyidina Ali bin
>>> Abi Thalib r.a. bahwa, "Barangsiapa yang melakukan perniagaan sebelum
>>> mempelajari fikih (muamalat), pasti dia akan terjerumus ke dalam riba. Dia
>>> akan terjerumus, dan terjerumus."
>>>
>>> Jika Ali r.a. sampai tiga kali menyebutkan kata "terjerumus", bukankah
>>> itu menyiratkan adanya satu bahaya sangat besar yang menunggu orang-orang
>>> yang berniaga (tanpa memperkuat fondasi pemahaman fikih muamalat lebih
>>> dulu)?
>>>
>>> Satu contoh kecil yang sering ambo dengar dari beberapa da'i yang
>>> mendalami ekonomi syariah sampai pernyataan dari doktor ekonomi Islam
>>> adalah kisah yang terdengar seperti kelakar ini:
>>>
>>> Lebih Islami mana akad makan di warung Padang atau makan di
>>> KFC/McDonald's?
>>>
>>> Jawabannya:
>>> lebih Islami akad di KFC/McDonald's karena orang membayar LEBIH DULU
>>> sebelum makanan masuk ke dalam perutnya. Harga sudah jelas, pembeli bisa
>>> memutuskan untuk jadi atau tidak jadi membeli, dan akad sudah terjadi.
>>> Sehingga apa yang dimakan adalah MILIK pembeli.
>>>
>>> Sementara di warung Padang, apa yang pembeli makan secara hakikat BELUM
>>> menjadi milik pembeli karena akad terjadi kemudian. Dan ini yang
>>> menimbulkan potensi kisruh karena pedagang bisa (tidak semua) menerapkan
>>> tarif makanan semaunya, dan pembeli merasa *dipakuak *padahal makanan
>>> sudah masuk perut.
>>> Kalau pun si pembeli membayar, dia membayar bisa disertai dengan rasa
>>> amarah/tertipu, minimal perasaan tidak ridha karena merasa terpaksa.
>>>
>>> Padahal perasaan ridha antara kedua pihak (penjual dan pembeli) itu
>>> merupakan syarat utama terjadinya sebuah transaksi yang penuh keberkahan.
>>> (QS: 4:29).
>>>
>>> Dengan kata lain: sebelum berikhtiar memperkuat jejaring Minang
>>> (Minangkabau Networks) terutama di bidang usaha dengan segala nilai tambah
>>> yang diinginkan, ternyata sudah menunggu sebuah PR besar bagi seluruh
>>> stakeholders Minangkabau: yakni bagaimana membuat transaksi di warung dan
>>> RM Padang menjadi lebih syariah, minimal sesuai dengan fikih dalam mazhab
>>> Syafii yang merupakan anutan mayoritas masyarakat.
>>>
>>> Menurut ambo, ini satu problem mendasar yang terabaikan (*overlooked*),
>>> karena bahkan sistem jual-beli (*bai'*) di kantin kampus-kampus atau
>>> kantor-kantor sekarang ini sudah banyak yang menerapkan "bayar dulu di
>>> depan, baru makan" yang lebih syar'i *compliance *ketimbang sistem akad
>>> di RM Padang yang kita ketahui bersama.
>>>
>>>
>>> Allahu a'lam.
>>>
>>> ANB
>>> 46, Cibubur.
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> Pada 14 November 2014 11.14, Donard Games <donardga...@gmail.com>
>>> menulis:
>>>
>>> Mokasi Uda ANB, jadi masukan dan pengingat bagi ambo.
>>>>
>>>>
>>>> Ini pemikiran besar dan mendasar dalam hal mengubah masyarakat dan
>>>> peradaban.
>>>> *dibutuhkan satu paradigma yang lebih fundamental dalam melihat atau
>>>> membuat teori tentang Minang Networks ini yang bukan hanya sekadar berbasis
>>>> pada asumsi-asumsi ekonomi atau sosiologis-antropologis semata seperti
>>>> upaya-upaya yang sudah dilakukan selama ini yang terbukti tidak pernah bisa
>>>> membuat kekuatan sejati Minang Networks (ANB, 2014)*
>>>>
>>>> Sangat setuju akan bahaya riba dan pentingnya ekonomi berbasis syariah
>>>> (keadilan).
>>>>
>>>> Terkait Minang network sd dan isu2 di atas, ada 1 poin tambahan ambo:
>>>>
>>>> *Pintu riba dan konsekuensi tertindas akibat riba akan lebih terbuka
>>>> manakala orang Minang tidak mampu tampil produktif*.
>>>> Mengapa berdagang/berproduksi halal? Salah satunya menurut ambo karena
>>>> ada unsur produkttifitas dan pengambilan keuntungan yang tidak berlebihan.
>>>> Dulu networks ampuh menggerakkan ekonomi karena berdagang saja (tanpa nilai
>>>> tambah yang banyak) sudah cukup, sekarang tidak.
>>>>
>>>> Islam sangat mengajarkan Muslim untuk produktif daripada konsumtif.
>>>> Oleh karena itu, misalnya, petani mendapat tempat terhormat:
>>>>
>>>> *Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan
>>>> oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS Yaa Siin
>>>> 35).*
>>>> *Tiada seorang Muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan
>>>> oleh burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala
>>>> di atas hal itu." *(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
>>>> *Andainya kiamat tiba dan pada tangan seseorang daripada kamu ada
>>>> sebatang anak kurma, maka hendaklah dia tanpa berlengah-lengah lagi
>>>> menanamkannya." *(Hadis riwayat Imam Ahmad).
>>>>
>>>>
>>>> Tanpa produktifitas, ekonomi melemah, posisi terjepit, akhirnya tidak
>>>> berdaya. Tidak berdaya, maka kita akan terus tergerus ekonomi riba.
>>>>
>>>> Jadi, pandapek ambo, BS dan LKS penting, tapi itu akan berdampak luas
>>>> kalau dimulai dari peningkatan produktifitas suatu masyarakat (Minang).
>>>>
>>>> Salam
>>>> Donard
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> 2014-11-13 18:49 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>>>>
>>>>> Dinda Donard,
>>>>>
>>>>> Kalau awak baliak ka *maqashid al syari'ah* (the ultimate goals of
>>>>> shariah) yang awalnya diperkenalkan Al Ghazali sebagai konsep muamalat 
>>>>> tapi
>>>>> lama terpendam dan baru belakangan ini menjadi konsep yang paling sering
>>>>> dibicarakan dalam setiap diskursus tentang Ekonomi Syariah, maka salah 
>>>>> satu
>>>>> kaidah fikih yang banyak dikutip dan digunakan adalah ucapan Ali bin Abi
>>>>> Thalib r.a.:
>>>>>
>>>>> "Barangsiapa yang berniaga SEBELUM mempelajari fikih (muamalah), maka
>>>>> dia akan terjerumus riba. Dia pasti akan terjerumus, pasti terjerumus."
>>>>>
>>>>> Kekhawatiran Ali r.a. -- sampai menyebut tiga kali terjerumus --
>>>>> merupakan sinyal betapa ringkihnya posisi pedagang yang sebetulnya berada
>>>>> di tubir jurang besar bernama riba. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak
>>>>> pemahaman masyarakat tentang riba sangat elementer, hanya pada bunga
>>>>> tradisional "pinjam 10 kembali 11" yang merupakan riba jahiliyah, padahal
>>>>> menurut Nabi dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah dan al Hakim, riba
>>>>> itu punya 73 pintu dan pintu yang paling mudah adalah "an yankiha-r rajulu
>>>>> ammahu" -- seperti seseorang yang menzinahi ibunya sendiri.
>>>>>
>>>>> Naudzubillahi min dzalik. Itu baru dosa riba yang "teringan".
>>>>> Bayangkan sisa 72 pintu riba lainnya yang lebih berat.
>>>>>
>>>>> Di hadits lain yang diriwayatkan Imam Ahmad, Nabi bersabda "Seseorang
>>>>> yang melakukan riba meski hanya satu dirham namun dia mengetahui, dosanya
>>>>> lebih buruk dari berzinah 36 kali."
>>>>>
>>>>> Berapa satu dirham itu? Jika dikurs ke dalam rupiah, kira-kira Rp 50
>>>>> ribu rupiah!
>>>>> Bayangkan betapa berat dosa riba, meski "hanya" 50 ribu tetapi setara
>>>>> dengan dosa pezina yang melakukan 36 kali tindakan lancungnya.
>>>>>
>>>>> Dengan kata lain, dibutuhkan satu paradigma yang lebih fundamental
>>>>> dalam melihat atau membuat teori tentang Minang Networks ini yang bukan
>>>>> hanya sekadar berbasis pada asumsi-asumsi ekonomi atau
>>>>> sosiologis-antropologis semata seperti upaya-upaya yang sudah dilakukan
>>>>> selama ini yang terbukti tidak pernah bisa membuat kekuatan sejati Minang
>>>>> Networks.
>>>>>
>>>>> Sementara trend global kini, bahkan di negara-negara non-muslim
>>>>> seperti dinda Donard mungkin juga ikuti, berlomba-lomba orang mulai
>>>>> menerapkan ekonomi syariah melalui instrumen perbankan syariah dan banyak
>>>>> LKS lainnya.
>>>>>
>>>>> Salam,
>>>>>
>>>>> ANB
>>>>>
>>>>>
>>>>> Pada 12 November 2014 18.22, Donard <donardga...@gmail.com> menulis:
>>>>>
>>>>> Kalau di ranah, halal sangat mungkin Lai Pak walau indak ado
>>>>>> sertifikatnyo, tapi yang toyyiba banyak yang alun.
>>>>>>
>>>>>> Dari mambuek roti, karupuak sanjai, sampai taranak ayam ambo liek ado
>>>>>> beberapa yg indak sehat bahan2nyo.
>>>>>>
>>>>>> Salam
>>>>>> Donard
>>>>>> ------------------------------
>>>>>> From: 'ZulTan' via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
>>>>>> Sent: ‎12/‎11/‎2014 3:33 PM
>>>>>> To: rantaunet@googlegroups.com
>>>>>> Subject: Bls: [R@ntau-Net] Minang networks
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> Di VivoCity Mall Singapura, sejak tahun ini food court-nya jadi dua.
>>>>>> Yang kanan semuanya berstiker "halal" dan ditempelkan di etalase kaca
>>>>>> pajangan, termasuk penjaja minuman dan juice.  Yang kiri tanpa stiker 
>>>>>> halal
>>>>>> dan aromanya pun tak islami.  Sebelum berstiker kalau ditanyo apokah
>>>>>> halal?  Jawabannyo, "No pork, no lard" tanpa maiyokan halal
>>>>>> tidaknyo.  Ambo alun basuo food court berstiker halal di kota-kota
>>>>>> Indonesia yang sempat ambo kunjungi.
>>>>>>
>>>>>> Salam
>>>>>> ZulTan
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>   Pada Rabu, 12 November 2014 12:00, Donard Games <
>>>>>> donardga...@gmail.com> menulis:
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> Mokasi Pak Aslim.
>>>>>>
>>>>>> Sangat membanggakan urang awak.
>>>>>>
>>>>>> Jadi  dari sisi marketing Malaysia jaleh positioning-nyo di bidang
>>>>>> halal dan itu bersamaan dg dan didukung oleh riset dan teknologi.
>>>>>>
>>>>>> Nan dek awak, paling potensial (?) mungkin Minangkabau jadi pioneer
>>>>>> sharia tourism di Indonesia dan di dunia
>>>>>>
>>>>>> salam
>>>>>> Donard,34
>>>>>>
>>>>>> 2014-11-12 12:24 GMT+08:00 Aslim Nurhasan ST SATI <
>>>>>> as...@rantaunet.org>:
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> sakadar info +an, tantang HALAL di Malaysia
>>>>>>
>>>>>> *Rang Mudo Agam*, *Prof **Irwandi Jaswir* nan manjadi *Direktur
>>>>>> International Institute for Halal Research and Training (INHART),
>>>>>> International Islamic University Malaysia (IIUM)*
>>>>>>
>>>>>> https://www.facebook.com/irwandi.jaswir
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> 2014-11-12 7:13 GMT+07:00 Donard Games <donardga...@gmail.com>:
>>>>>>
>>>>>> alun tau ambo ttg Zilzar, tarimokasi Da ANB.
>>>>>>
>>>>>> Sakileh tadi liek iko inisiatif Malaysia. Dari konferensi Islamic
>>>>>> Marketing di Malaysia beberapa waktu lalu, ambo maliek Malaysia serius
>>>>>> garap pasar halal (Muslim). Konsisten dg diadakannya pameran produk halal
>>>>>> (MIHAS) dll. Awak lai tau potensi pasar ko, tapi tetap agak tatingga.
>>>>>>
>>>>>> salam
>>>>>> Donard
>>>>>>
>>>>>> 2014-11-12 6:07 GMT+08:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>>>>>>
>>>>>> Dek karano dinda Donard manyabuik Alibaba (Group) nan kini marupokan
>>>>>> e-commerce company terbesar di dunia,
>>>>>> apakah sudah dengar bahwa dari dunia muslim baru saja diluncurkan
>>>>>> Zilzar yang diikhtiar untuk menandingi Alibaba, juga Amazon.com?
>>>>>> selain untuk memastikan kehalalan seluruh produk yang dijual.
>>>>>>
>>>>>> Silakan cek kontennya di www.zilzar.com dan ulasan tentang Zilzar di
>>>>>> harian Inggris prestisius The Guardian:
>>>>>>
>>>>>> http://www.theguardian.com/world/2014/oct/31/zilzar-com-islamic-answer-amazon-halal-products-services
>>>>>>
>>>>>> Semoga bermanfaat untuk tambahan referensi.
>>>>>>
>>>>>> Salam,
>>>>>>
>>>>>> ANB
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> Pada 11 November 2014 08.46, Donard Games <donardga...@gmail.com>
>>>>>> menulis:
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> *Minang netrworks itu definisinya apo dinda Donard?*
>>>>>>
>>>>>> definisi ambo: bakongsi ala urang Minang, da ANB-sapadan jo quanxi di
>>>>>> Chinese entrepreneurship.
>>>>>>
>>>>>> Ini sudah dibahas pulo di palanta ko sabalumnyo, tapi memang rancak
>>>>>> kito bicarakan karano penting.
>>>>>>
>>>>>> Salah satu alias diantaro banyak yang lain penyebab mengapa:
>>>>>> 1. sulit tumbuh usaha (baru) inovatif dari Minang (samo jo pandapek
>>>>>> Pak ZulTan)
>>>>>> 2. usaho yg ado sulit berkembang (naik kelas) menjadi besar
>>>>>>
>>>>>> adolah karano indak ado karajo samo (Ahh lagu lamo... iyo, tapi
>>>>>> rancak taruih dinyanyian;)
>>>>>>
>>>>>> Dulu kito bahas di palanta bahaso urang Minang talampau banyak bamain
>>>>>> di ritel (hilir) dan jarang bamain di hulu-itu karano indak ado karajo 
>>>>>> samo.
>>>>>>
>>>>>> Dulu Chinese entrepreneurs samo pulo jo kito, tapi mereka indak
>>>>>> salamanyo bamain di hilir. Kalaupun iyo alah bamain jo teknologi. Contoh:
>>>>>> Huawei, Tabao (alibaba dll).
>>>>>>
>>>>>> Karano itu pulo manuruik pangalaman ambo yg cuma sempat 2 th
>>>>>> bakomunikasi jo UKM di ranah, makin muda (calon) pengusaha Minang, makin
>>>>>> individualis inyo, karano indak ado pemanfaatan jaringan Minangkabau yg
>>>>>> tabantuak sabalumnyo. Akibaiknyo, usao gadang surang2, mati surang2,
>>>>>> jaringan makin usang. Samo sajo jadinyo jo tampek urang.
>>>>>>
>>>>>> kalau cubo ditanyo ka mahasiswa unand hari ko, ambo yakin mereka lai
>>>>>> namuah jadi wirausahawan, tapi gamang takuik kalau disuruah bana
>>>>>> mancubonyo-ambo lah buktikan dalam penelitian sebelumnya.
>>>>>>
>>>>>> Di siko ado pulo andil pemerintah sebagai pembuat kebijakan-karano
>>>>>> itu ambo langsuang tertarik membahas kewirausahaan dan kebijakan yg adil 
>>>>>> yg
>>>>>> terakhir ko sempat Da ANB sampaikan di palanta.
>>>>>> Salam,
>>>>>> Donard
>>>>>>  --
>>>>>> .
>>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>>> * DILARANG:
>>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>>> ---
>>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di
>>>>>> Google Grup.
>>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup
>>>>>> ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>> .
>>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>>> * DILARANG:
>>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>>> ---
>>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di
>>>>>> Google Grup.
>>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup
>>>>>> ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>> .
>>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>>> * DILARANG:
>>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>>> ---
>>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di
>>>>>> Google Grup.
>>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup
>>>>>> ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>>
>>>>>> *****
>>>>>> *MINANGKABAU*
>>>>>> *| Surau | Dangau | Lapau | Rantau*
>>>>>> *| Moral knowing | Moral feeling | Moral action*
>>>>>> *| Learning to know | Learning to be | Learning to do | Learning to
>>>>>> live together*
>>>>>> *| World's Heritage and Noble Indonesian Culture | World's Paradise*
>>>>>>
>>>>>> *| Ranah Surgawi*
>>>>>>
>>>>>> Salam Ta'zim
>>>>>> ---------------------------------------
>>>>>> *Aslim Nurhasan ST SATI*
>>>>>> *|* http://www.haragreen.co.id/ | as...@haragreen.com
>>>>>> | +62811918886 @aslimnurhasan 29C01B7C | ®
>>>>>>  --
>>>>>> .
>>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>>> lain wajib
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> [The entire original message is not included.]
>>>>>>
>>>>>> --
>>>>>> .
>>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>>> * DILARANG:
>>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>>> ===========================================================
>>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>>> ---
>>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di
>>>>>> Google Grup.
>>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup
>>>>>> ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>>
>>>>>
>>>>>  --
>>>>> .
>>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>>> ===========================================================
>>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>>> * DILARANG:
>>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>>> 3. Email One Liner.
>>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>>> mengganti subjeknya.
>>>>> ===========================================================
>>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>>> ---
>>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>>>> Grup.
>>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>>
>>>>
>>>>  --
>>>> .
>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>> ===========================================================
>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>> * DILARANG:
>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>> 3. Email One Liner.
>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>> mengganti subjeknya.
>>>> ===========================================================
>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>> ---
>>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>>> Grup.
>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>>
>>>
>>>  --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>>> Grup.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>>
>>
>>  --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke