Dd Ajo Duta, dd Fashridjal M. Noor Sidin dan sanak dipalanta n.a.h.
Kita memang menyadari adat kita telah mengalami pergeseran, aqidahpun mungkin dirasa ikut tergangu. Pengamalan ABSSBK di Sumbar mengalami gangguan karena sistim yang ada secara tak langsung ikut berkonstribusi secara berangsur mendegredasi/menggerus nilai-nilai pokok yang akan mengisi dan menegakkan ABS SBK itu. Salah satu contoh mungkin bagi orang lain ini adalah hal yang kecil atau spele: Dengan leluasanya berbagai informasi yang murni dan setengah murni berbau pornografi serta penjualan obat perangsang birahi masuk ke Sumbar , lebih dahsat lagi melalui media elektronik dan cetak yang kesemuanya bisa diakses oleh anak semua umur ditambah lagi dengan mudahnya mendapatkan Narkoba dan pemerintah belum optimal membendungnya, hal ini sudah sangat merusak moral anak bangsa di negeri ini termasuk di Sumbar. Penghancuran moral anak Sumbar ini mungkin termasuk dalam opera besar oleh tangan-tangan yang tak jelas dan sekarang sedang berlangsung dinegara ini. Generasi yang sudah hancur moralnya ini akan sulit menerima ABSSBK . Bagi yang suka mabuk, perempuan/ berzina, maling dsb tak ada artinya bagi mereka Shalat, bagaianapun dai akan mengutbahinya. Kalau shalat ini yang sudah dianggap tak ada gunanya maka ABSSBK itu tammat untuk mereka. Dengan DIM mudah-mudahan kembali adat berfungsi minimal untuk kaum. Akhirnya berlaku untuk seluruh Minangkabau meskipun dengan variasi. Hukum adat yang lama, maaf, kalau seseorang bunting tanpa nikah, keduanya dikawinkan dan dibuang , tempatnya tersedia dihutan /peladangan. Disitu selama 7 tahun. Atau lari keluar daerah dengan resiko hilang semuak hak sebagai anggota kaum/warisnya. Kalau sekarang hukum itu diberlakukan, mungkin penghulu dituduh KDRT, akhirnya, malah penghulunya masuk kandang situmbin. Ada kejadian karena sesuatu hal, dimana mamak memotong pohon yang ditanam kemenakan ditanah pusaka yang digarap kemenakan, kemenakan tak terima, langsung lapor polisi, mamaknya langsung diambil . akhirnya masuk kandang situmbin. Padahal jalur adatnya ada untuk penyelesaian, ini yang banyak terpotong di Sumbar dengan sistim pemerintahan sekarang ini. Ini hanya beberapa contoh, banyak lagi yang lain dan masing-masing pihak tak mau disalahkan karena memang sistimnya aturannya memberi peluang untuk semua bermain karet. Langkah yang lebih tepat sekarang ini, bagi kita, baik yang di Ranah maupun yang di Rantau, kito kayuah sajo biduak ilia nan sadiang diusahokan pak Gub jo DPRD dan petingi-petinggi Sumbar tu, toh awak dirantau sakadar basuaro pulo nan bisa nyo. Dan jangan lupo silaturrahmi kito jaan taputuih, mangao-ngao kaputuih kito rakek baliak. Cuma ambo agak tatagun jo saketek maino-inok uraian dd: “Kalau ambo abstein soal DIM, dek memang bagi ambo Indak pontiang bona. Artinyo kalau jadi indak baa, indak jadipun indak baa pulo...” Kalau baitu lo ya baalah. Iko perjuangan akan berlangsung melalui proses, makan waktu dan harus dimulai dari sekarang kalau tidak awak akan digilas waktu terus. Wass, Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.