Mak Ngah, n ah Ass ww
Mungkin gagasan beliau untuk menjadikan Sumbar sebagai DIM, indak memikirkan dampak negatif seperti yang dikemukakan dalam tulisan di koran Haluan itu. Pak MN dalam pen jelasannya menegaskan tidak ada wilayah Sumbar yang dikurangi. Mentawai tetap sebagai bagian dari DIM . Itu kan niat dari pihak penggagas DIM. Tapi kalau pihak lain ikut bermanuver sehingga Mentawai merasa dikucilkan atau kurang mendapat tempat dalam DIM , tentu mereka juga akan mengambil langkah dan bisa saja mengambil langkah untuk bergabung dengan Nias , setidaknya dengan NIAS mereka akan merasa lebih nyaman karena faktor sama sama daerah kepulauan dan mungkin juga lebih dekat dalam kepercayaan. Dan kehilangan Mentawai akan merugikan Sumbar dari segi ekonomi , padahal Mentawai punya masa depan yang menjanjikan. Apa yang disampaikan Dt Azmi dalam suratnya tanggal 22 Januari 2015 kepada pak MN : ” Yakinkah kita, bahwa dengan menyatukan atau merobah menjadi provinsi “*Daerah* *Istimewa Minangkabu*) DIM, akan membawa kepada yang lebih baik dari pada sekarang? “ nampaknya sangat relevan untuk dikaji lebih cermat. Juga target pendeklarasian DIM sebelum 17 Agustus 2015, menurut ambo seperti terburu buru , sehingga kajian terhadap berbagai aspek sosial dan ekonomi sebagai akibat perubahan itu tidak dilakukan ( nampaknya diabaikan) , padahal perubahan itu akan berpengaruh besar pada berbagai aspek sosial dan ekonomi daerah ini nantinya. Wassalam. Dunil Zaid, 71. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg, tingga di Jkt 2015-01-28 21:30 GMT+07:00 Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com>: > Kepulauan Mentawai. Quo Vadis Mentawai baserak dalam tanggapan, mungkin > "dilapehkan ka Bengkulu", "bagabuang jo Nias", atau manjadi DIM ("Daerah > Istimewa Mentawai") sendiri... > > Di bawah ko kito salin tanpa izin dari Harian Haluan dibaco khusus untuak > Rang Lapau demi panambah suaro nan balain jo postiang-postiang nan sadang > mandominasi Lapau kini ko. Kagalinggamanan tahadok Gagasan DIM tasurek lai > ciek lai dari suaro Kampuang Halaman. > > Salam, > -- MakNgah > > DIM, Pintu Keluar Mentawai > <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/37612-dim-pintu-keluar-mentawai> > [image: > PDF] > <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/37612-dim-pintu-keluar-mentawai?format=pdf> > [image: > Cetak] > <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/37612-dim-pintu-keluar-mentawai?tmpl=component&print=1&layout=default&page=> > [image: > Surel] > <http://www.harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=7bbc17b6f58f38956f82e42eb4ad0dfd9243fd66> > Rabu, 28 Januari 2015 02:13 > > *GUBERNUR DAN LKAAM DIMINTA CERMAT* > > BUKITTINGGI, HALUAN — Gubernur, LKAAM dan sekelompok orang > Sumbar/Minangkabau yang mendukung dan tengah menggulirkan gagasan > perubahan nama Provinsi Sumatera Barat menjadi Daerah Istimewa > Minangkabau (DIM), perlu bersikap cermat membaca maksud dan misi dibalik > gagasan itu. > > ”Gagasan DIM merupakan langkah catur yang dimainkan pihak-pihak tertentu > untuk membuka pintu bagi keluarnya Kabupaten Kepulauan Mentawai dari > wilayah teritorial Propinsi Sumatera Barat sekaligus melemahkan adat dan > budaya Minangkabau,” kata Asraferi Sabri, Ketua Bamus Nagari Pasia, Ampek > Angkek, Agam. > > Terbukanya pintu keluar bagi Kebupaten Mentawai dari Provinsi Sumatera > Barat karena secara budaya dan adat berbeda dengan Minangkabau. Secara > ekonomi, keluarnya Mentawai dari wilayah Sumbar akan merugikan Sumbar > karena pasca gempa 2009 di kawasan Mentawai ditemukan sumber atau cadangan > minyak dan gas-bumi yang sangat besar. > > “Saya kira Gubernur Irwan Prayitno mengetahui bahwa adanya potensi > cadangan minyak dan gas yang besar di kawasan Mentawai karena sudah ada > survey yang dilakukan Total Exploration & Production Indonesie. Apakah > Gubernur Sumbar yang menyatakan mendukung gagasan DIM, ikut bermain dalam > strategi pihak-pihak tertentu itu? Tentu Gubernur sendiri yang tahu,” ujar > Asraferi Sabri, mantan Ketua Perhimpunan Walinagari se-Kabupaten Agam. > > *Mentawai masuk ke Nias* > > DIM menurut Asraferi Sabri akan menjadi alasan bagi Kepulauan Mentawai > keluar dari Sumbar dan bergabung dengan Propinsi Nias yang sedang > diperjuangkan masyarakat Nias. Tokoh dan masyarakat Kabupaten Nias telah > bergerak memekarkan diri dengan membentuk daerah otonom baru yakni > Kabupaten Nias Utara, Nias Barat dan Kota Gunungsitoli. Kabupaten > Mentawai yang terletak di selatan Nias akan bergabung dalam Propinsi Nias. > > Menurut Asraferi Sabri, sinyal akan bergabungnya Mentawai dengan Nias > muncul dalam pertemuan anggota DPR RI Yasonna H Laoly (sekarang > Menkumham) bersama beberapa kepala daerah di Kepulauan > Nias dengan Mendagri Gamawan Fauzi di Depdagri Jakarta, Jum’at > (27/6/2014) lalu. > > “Propinsi Sumbar akan kehilangan sumber ekonomi baru yakni minyak dan gas > bumi ketika Mentawai tidak lagi berada dalam wilayah pemerintahan provinsi > Sumbar,” ujar Asraferi Sabri. > > Di sisi lain, mengubah Provinsi Sumatera Barat menjadi Daerah/Provinsi > Istimewa Minangkabau akan menghilangkan secara langsung sistem adat > Minangkabau. Sebab, Minangkabau adalah wilayah atau ranah > adat/kebudayaan, sangat beresiko jika diubah atau dipindahkan menjadi > wilayah/ranah teritorial pemerintahan. > > “Kita semua tahu, wilayah adat Minangkabau tidak sebangun dan tidak sama > dengan wilayah Provinsi Sumatera Barat tapi mencakup ke sebagian daerah > Riau, Jambi, Sumatera Utara. Jika penggagas Daerah Istimewa Minangkabau > hanya berpikiran menjadikan propinsi Sumbar sebagai Propinsi Istimewa > Minangkabau, itu sama artinya dengan mengkerdilkan Minangkabau,” ujar > Asraferi Sabri. *(h/rel) * > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google > Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.